Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gusman Arif

Nim : 20180130047
Kelas :C

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(P2K3)

Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah suatu badan yang
dibentuk disuatu perusahaan untuk0membantu melaksanakan dan menangani usaha-usaha
keselamatan dan kesehatan kerja yang keanggotaannya terdiri dari unsur pengusaha dan tenaga
kerja.

Referensi undang-undang dan peraturan menteri terkait P2K3


Referensi / acuan undang-undang dan peraturan menteri terkait P2K3 Sebagai dasar hukum
pembentukan, susunan, dan tugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan kerja ialah
Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang0Keselamatan Kerja pasal 10 ayat (1), (2) dengan
peraturan pelaksanaannya yaitu :
a. Keputusan Menteri Tenaga kerja No. KEP-125/MEN/82 tentang Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia
Pembina Keselamatan dan0Kesehatan Kerja, yang disempurnakan dengan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. KEP-155/MEN/84.
b. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEP-04/MEN/87 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

Peran pokok P2K3


Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai badan
pertimbangan di tempat kerja ialah0memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun
tidak kepada pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan mengenai masalah-masalah
keselamatan dan kesehatan kerja.

Fungsi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) antara lain :
1. Menghimpun dan0mengolah data mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
tempat kerja.

2. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja mengenai :


• Berbagai faktor berbahaya0di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3
termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara menanggulanginya.
• Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
• Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
• Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Membantu Pengusaha/Pengurus dalam :

• Menentukan tindakan0koreksi dengan alternatif terbaik.


• Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
• Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja (PAK) serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
• Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan0kerja dan ergonomi.
• Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di
perusahaan.
• Memeriksa0kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
• Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
• Mengembangkan0laboratorium Keselamatan dan Kesehatan Kerja, melakukan
pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi hasil pemeriksaan.
• Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan dan
kesehatan kerja.
• Membantu pimpinan0perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan
pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene
perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja. (berdasarkan pasal 4 (empat)
Permenaker RI Nomor PER.04/MEN/1987).

Contoh Program Kerja bagi P2K3 meliputi bidang SDM, Bahan, Alat dan Lingkungan.

PROGRAM KERJA P2K3


PT. GUSMAN ENERGI INDONESIA. Tbk

I. Program Kerja

A. Peningkatan Kapasitas
1. Sosialisasi0K3L
2. Kampanye K3L
3. Pelatihan dan Pengembangan
B. Penataan dan Pengelolaan
1. Pemantauan0Lingkungan Kerja
2. Pemantauan Gizi Kerja dan Makanan
3. Pemantauan & Evaluasi Peralatan Keselamatan Kerja
C. Pengendalian Pencemaran dan Bahaya
1. Identifikasi0Bahaya dan Resiko
2. Mitigasi Bahaya dan Resiko
3. Pemantauan & Evaluasi Unit dan Alat Kerja
4. Evaluasi Proses,0Cara Kerja dan Lingkungan Kerja
5. Monitoring Kecelakaan Kerja dan Lingkungan
6. Investigasi Kecelakaan Kerja dan Lingkungan
D. Pengawasan
1. Patroli K3L
2. Inspeksi K3L Berkala
3. Inspeksi Gabungan
E. Evaluasi & Pelaporan
1. Rapat0Bulanan P2K3
2. Laporan Triwulan P2K3
3. Evaluasi P2K3L

Permenaker No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
serta Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja.

Permenaker No 4 Tahun01987 tentang Pantia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(P2K3) serta Tata Cara Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja. Permenaker ini ditetapkan di
Jakarta pada tanggal 03 Agustus 1997 oleh Menteri tenaga kerja Republik Indonesia.
Permenaker ini berisi 16 pasal dan peraturan ini mewajibkan pengusaha atau pengurus
tempat kerja yang mempekerjakan 1000orang pekerja atau lebih atau menggunakan bahan, proses
dan instalasi yang mempunyai risiko besar terjadi peledakan, kebakaran, keracunan dan
penyinaran radioaktif untuk membentuk Pantia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3). Keanggotaan dari P2K3 adalah unsur pengusaha dan unsur pekerja. Sekretaris P2K3
sendiri adalah ahli K3 dari perusahaan yang0bersangkutan. Selain mengatur0tugas dan fungsi
p2K3, juga mengatur tentang tatacara penunjukan ahli K3.

Persyaratan Kualifikasi untuk menjadi Sekretaris P2K3.

• Ahli Keselamatan dan0Kesehatan Kerja yang sudah0mendapatkan penujukan dari


Menteri atau Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.

Tugas Pengurus P2K3


Tugas-tugas0Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota-anggota0harus diuraikan secara
jelas dalam pembagian tugas (Job Discription) sebagai berikut :
a. Ketua
• Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk anggota untuk0memimpin rapat pleno.
• Menentukan langkah, policy demi tercapainya pelaksanaan program-program P2K3.
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan K3 di perusahaan kepada Depnaker melalui
perusahaan.
• Mempertanggung0jawabkan program-program P2K3 dan pelaksanaannya kepada
Direksi.
• Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program-program K3 di perusahaan.
b. Wakil Ketua
Sebagai wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam hal ketua
berhalangan.
c. Sekretaris
• Membuat undangan rapat dan membuat notulennya.
• Mengelola administrasi surat-surat P2K3.
• Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3.
• Memberikan bantuan/saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi, demi suksesnya
program-program K3.
• Membuat laporan2ke departemen-departemen yang bersangkutan mengenai adanya
tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman (unsafe condition) di tempat
kerja.
d. Anggota
• Melaksanakan program-program dan bertanggung jawab hasil pelaksanaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan lingkup kerja/bagian/seksi masing-masing.
• Melaporkan kepada0ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
• Memberikan0masukan dan usulan program perlindungan dll

Anda mungkin juga menyukai