Anda di halaman 1dari 50

Pt03-04- K3&H

• TIU: TIU:Memberikan pemahaman dan


kesadaran tentang kesehatan dan keselamatan
kerja pada bidang peraturan, pengawasan dan
perlindungan bagi tenaga kerja serta hala-hal
yang berkaitan dengan hukum perburuhan
secara umum.
• TIK :memahami dan mengetahui sistem
manajemen K3 serta panitia pembinaan
Pt-2 k3h
Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3)
Adapun dasar hukum yang berkn dengan Sim Manajemen K3 antara lain :
a. UU No.1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b. UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
d. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep-51/Men/1999 Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
tempat kerja.
e. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor: Kep-187/Men/1999 Tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
di tempat kerja.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
g. Surat Edaran Dirjen Binawas No.SE.05/BW/1997 tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri.
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
i. Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang timbul Akibat hubungan Kerja.
j. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/IX/VIII/2001 tentang Pedoman teknis analisis dampak
lingkungan.
k. Keputusan Menteri kesehatan Nomor 1217/Menkes/SK/IX/2001 tentang pedoman penanganan dampak radiasi.
l. Keputusan Menteri kesehatan Nomor 315/Menkes/SK/III/2003 tentang komite kesehatan dan keselamatan kerja
sektor kesehatan.
Defenisi SMK3
1. Menurut PER.05/MEN/1996. SMK3 adalah bagian
dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi
struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaiatan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan
produktif.
2. Menurut OHSAS 18001, SMK3 (OH &
Manajemen sistem) :
Bagian dari sistem manajemen organisasi
yang digunakan untuk mengembangkan &
menginplementasikan kebijakan K3 dan
mengelola resiko K3 dalam organisasi
Dapat simpulkan bahwa SMK3:
sistem manajemen yang terintergrasi untuk
menjalankan dan mengembangkan kebijakan
K3 yg telah ditetapkan perusahaan serta
menanggulangi resiko bahaya mungkin terjadi.
Tujuan SMK3 :
• Menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja,
kondisi dan lingkungan kerja yang terintergrasi
dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.
Standar penerapan SMK3 (OSHSAS 18001 Series)
Dalam Perusahaan

Berdasarkan metodologi Plan-Do-Check-Action (PDCA)


dapat diartikan sbb:
Plan : membentuk tujuan dan proses yang mengacu pd
hasil yg berhubungan dengan kebijakan K3 perusahaan.
Do : melaksanakan atau mengimplementasikan proses
Check : memonitor dan mengukur pencapaian proses
terhadap kebijakan dan tujuan K3 perusahaan serta
peraturan pemerintah yg menyangkut tentang K3
Act: mengambil tindakan untuk peningkatan
berkelanjutan terhadap kinerja K3
Pedoman SMK3 (Occuptional Safety And
Health Manajemen System-OHSAS):
1. Tahap persiapan (komitmen dan kebijakan)
2. Tahap perencanaan
3. Tahap pengukuran dan evaluasi
4. Tahap peninjauan ulang dan peningkatan
Prinsip penerapan SMK3
1. Komitmen dan Kebijakan K3
• Perusahaan harus membuat komitmen dan menjamin bahwa
kebijakan K3 sesuai dengan SMK3
• Untuk menlaksanakan komitmem & kebijakan K3 perlu adanya
strategi antaralain:
1. Advokasi sosialisasi program K3
2. Menetapkan tujuan yg jelas
3. Organisasi dan penugasan yg jelas
4. Meningkatkan SDM profesional dibidang K3
5. Sumber daya harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian resiko secara kualitatif dan kuantitatif
7. Membuat program K3 yg mengutamakan upaya penignkatan dan
pencegahan
8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.
3. Perencanaan SMK3
• Membuat perencanaan yang efektif agar
tercapai penerapan Sistim manajemen K3
dengan sasaran yg jelas dan dapat diukur.
4. Penerapan SMK3 meliputi :
1. Penyuluhan K3 ke semua pegawai
2. Pelatiahan K3 yg disesuaikan dengan kebutuhan individu.
3. Melaksanakan program K3 sesuai yg berlaku diantaranya :
a. Pemeriksaan kesehatan pegawai.
b. Penyediaan alat pelindung diri dan keselamatan kerja.
c. Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan
darurat.
d. Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan.
e. Pengobatan pekerja yang menderita sakit.
f. Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada.
g. Melakukan biological monitoring.
h. Melakukan surveilans kesahatan kerja.
5. Pengukuran dan Evaluasi
Adalah salah satu fungsi manajemen K3 yang
berupa suatu langkah yg diambil untuk
mengetahui dan menilai sampai sejauh mana
proses kegiatan K3 yang sedang berjalan, serta
mempertanyakan efektifitas dan efisiensi dari
K3 untuk mencapai tujuan.
6. Peninjauan ulang dan peningkatan oleh manajemen

• Perusahaan harus melakukan peninjauan


ulang pada rencana pelakasanaan untuk
menjamin keberlanjutan sistem dan
kefektifitasnnya.
7. Peningkatan berkelanjutan
• Berisikan kewajiban perusahaan membentuk,
mengimplementasikan, menjaga dan
melakukan perkembangan yg berkelanjutan
dari suatu SMK3 yang sesuai dengan standar
yang ditetapkan OHSAS-18001-seri
• Harus mendefinisikan ruang lingkup sistem
SMK3 yg diterapkan di Perusahaan
Sekian
lanjut PT-3
PT-4

• TIU: TIU:Memberikan pemahaman dan


kesadaran tentang kesehatan dan keselamatan
kerja pada bidang peraturan, pengawasan dan
perlindungan bagi tenaga kerja serta hala-hal
yang berkaitan dengan hukum perburuhan
secara umum.
• TIK :memahami dan mengetahui sistem
konsep dan manajemen Kesehatan,
Keslelamtan, Kecelakaan dalam bekerja
PT-4

Pembahasan :
1. Kesehatan Kerja
2. Kecelakaan Kerja
3. Keselamatan Kerja
1. Kesehatan Kerja (Occupational Health):

• Upaya kesehatan adalah upaya penyerasian


kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat disekelilingnya, agar
diperoleh produktifitas kerja yg optimal (UU
Kesehatan kerja TH 1992 Psl 23)
Landasan hukum Kesehatan kerja
• UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Tenga
Kerja
• UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
• UU No.3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
• UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehtan Kerja
• Beberapa keputusan bersama antara DepKes dengan
Departemen lain yang berkaitan dengan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
• P.P No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Standart SMK3 yg dipakai oleh Perusahaan
1. HASAS 18000/18001 occuptional health and safety
management systems
2. Valuntary prtective program OHSA
3. BSS 8800
4. Five Start Systems
5. International Safety Rating System (ISRS)
6. Safety MAP
7. DR 96311
8. Aposho standar 1000
9. AS/ANZ 4801/4804 dan
10.Per.Men.Tenaga Kerja PER.05/MEN/1996. SMK3
Konsep dasar dari Upaya Kesehatan kerja
adalah :
• Identifikasi permasalahan
• Evaluasi
• Dan dilanjutkan dengan tindakan
penegendalian
Tujuan Kesehatan Kerja :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
pekerja di semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-
tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan sosial.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja
yang diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya
dari kemungkinan bahaya yang disebabkan olek faktor-faktor
yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan
pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis
pekerjanya.
Tiga komponen utama yang mempengaruhi
kesehatan kerja
3. Lingkungan
Kerja

Menghasilkan
kesehatan kerja yg
baik & optimal

1. Kapasitas 2. Beban kerja


kerja
Sebaliknya apabila :
• terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit
ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada
akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.
Lingkungan Kerja dan Penyakit akibat Kerja

• Antisipasi permasalahan adalah :


– Pengenalan/identifikasi bahaya yg timbul
– Evaluasi
– Upaya pengendalian.
a. Pengenalan Lingkungan Kerja
• Dilakukan dgn cara melihat dan mengenal
(walk through insection)
b. Evaluasi Lingkungan Kerja
• Tahap penilaian karakteristik dan besarnya
potensi-potensi bahaya yg timbul, sehingga
dpat menentukan prioritas dalam mengatasi
permasalahan
c. Pengendalian Lingkungan Kerja
(Environmntal Control Measure)
• Desain dan tata letak barang
• Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya
pd sumbernya

PENGENDALIAN PERORANGAN (personal control


measure)
– Penggunaan APD merupakan alternatif lain sebagai
pelindung pekerja
– Pembatasan waktu kerja thd zat tertentu yg berbahaya.
Strategi
• Mengembangkan kebijakan dan pemantapan
manajemen program kesehatan kerja
• Meningkatkan SDM kesehatan kerja
• Survei penatalaksanaan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
• Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan Kerja
(SIM-KK)
• Pengembangan model lingkungan kerja sehat berbasis
wilayah
• Meningkatkan kemitraan dan promosi kesehatan kerja
Kebijakan
• Menggali sumber daya untuk optimalisasi
tugas dan fungsi institusi pelayanan kesehatan
• Meningkatkan profesionalisme para pelaku
• Mengembangkan jaringan kerjasama
pelayanan K3 dan meningkatkan K3 bagi
angkatan kerja
Promosi Kesehatan di Tempat Kerja
Merupakan komponen kegiatan pelayanan
pemeliharaan/perlindungan kesehatan pekerja dari
suatu pelayanan kesehatan.

Promosi kesehatan di tempat kerja diselenggarakan


berdasarkan suatu kerangka konsep (frame work),
yang dibangun memalui :
Pendekatan (approach), strategi (strategies), area
prioritas (priority areas), faktor yg mepengaruhi
(influence factor) dll
Tujuan
• Utuk mempengaruhi sikap masing-masing
pekerja mengenai kesehatan secara individu,
shg hari kehari mrk dapat
memutuskan/menentukan atas pilihannya
secara personal, menuju gaya hidup yang sehat.
Manfaat Promosi
• Bagi manejemen tempat kerja
• Meningkatkan dukungan terhadap program K3 di tempat kerja
• Citra positif (temapt kerja yg maju & peduli kesehtan)
• Meningkatkan moral staf
• Menurunnya angka kemangkiran krn sakit
• Meningkatnya produktifitas
• Menurunya biaya kesehatan bagi pekerja
• Meningkatnya percaya diri, menurunnya stres
• Meningkatknya semangat kerja dan kemampuan mengenali dan
mencegah penyakit
• Meningkatnya kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Pendekatan program
• Kesehatan kerja diawlai dengan kegiatan yang
mudah diterapkan oleh pekerja.

• Secara khusus, program promosi kesehatan


kerja ditempatkan melalui 3 pendekatan :
1. Pendidikan kesehatan (health education)
2. Kedokteran pencegahan (preventive medicine)
3. Kebugaran fisik (physicall fitness)
2. Kecelakaan Kerja

Tugas: Individu
Membuat makalah tentang Kecelakaan Kerja
pada suatu Industri

Catatan:
Pilihan industri tidak boleh sama

Lama tugas : 1minggu dari sekarang


Kecelakaan kerja: menurut Per.Men.Tena.Ker
RI.no.03/MEN/1998 tentang tata cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
bahwa suatu kejadian yang tdk dikehendaki
dan tidak diduga semula yg dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda.
Penyebab Kecelakaan Kerja
• Penyebab langsung (immediate couses) dan
penyebab dasar (basic causes)
Penyebab Dasar
• Faktor manusia
– Kurang kemampuan fisik, mental, dan psikologis
– kurang lemahnya pengetahuan dan ketrampilan
– Stress
– Motivasi
• Faktor kerja/lingkungan antara lain:
– Tdk cukup kepemimpinan atau pengawasan
– Tdk cukup rekayasa (engineering)
– Tdk cukup pembelian/pengadaan barang
– Tdk cukup perawatan
– Tdk cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang/bahan
– Tdk cukup standar-standar kerja
– penyalahgunaan
Penyebab Langsung
Kondisi berbahaya (unsafe condition/kondisi-kondisi yg tdk standar) yaitu tindakan
yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya : (Budiono Sugeng,2003)
• Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yg tidak memadai atau tidak
memenuhi syarat
• Bahan, alat-alat peralatan rusak
• Terlalu sesak/sempit
• Sistem-sistem tanda peringatan yg kurang memadai
• Bahaya kebakaran dan ledakan
• Ketrampilan/tata-letak (house keeping) yg buruk
• Lingkungan berbahaya/beracun :gas debu, asap, uap, dll
• Bising
• Paparan radiasi
• Ventilasi
Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan yg tdk standr) adalah
tingkah laku, tindak-tanduk atau perbuatan yg akan
menyebabkan kecelakaan kerja misalnya (budiono sugeng) :
• Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang
• Gagal untuk memberikan peringatan
• Gagal untuk mengamankan
• Bekerja dgn kecepatan yang salah
• Menyebabkan alat-lata yg tidak berfungsi
• Memindahkan alat-alat keselamatan
• Menggunakan alat yg rusak
• Menggunakan alat dgn cara yang salah
• Kegagalan memakai alat pelindung / keselamatan diri secara
benar.
3. Keselamatan Kerja
• keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan (Sumakmur, 1993).
• Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :
– Sasarannya adalah lingkungan kerja
– Bersifat teknik.
– Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau sebaliknya)
bermacam macam ; ada yang menyebutnya Higiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya disingkat K3,
dan dalam istilah asing dikenaLingkup K3l Occupational Safety and
Health.
Tujuan K3
• Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan
tenaga kerja yang sehat dan produktif.
• Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut
(Rachman, 1990) :
• Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di
tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
selamat.
• Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan
secara lancar tanpa adanya hambatan.
Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut (Rachman, 1990) :
• Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di
dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja
dan usaha yang dikerjakan.
– Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :
– Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian
– Peralatan dan bahan yang dipergunakan
• -faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.
– Proses produksi
– Karakteristik dan sifat pekerjaan
– Teknologi dan metodologi kerja
– Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari
kegiatan industri barang maupun jasa.
– Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung jawab
atas keberhasilan usaha hyperkes.
Kecelakaan kerja
Pengertian
• Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI
Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa
yang dimaksud dengan kecelakaan adalah
suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda.
3. Penyebab kecelakaan kerja
1. Penyebab dasar
 Faktor manusia
 Faktor kerja/lingkungan kerja

2. Penyebab Langsung
• Kondisi berbahaya (unsafe conditions/kondisi-
kondisi yang tidak standard) yaitu tindakan yang
akan menyebabkan kecelakaan, misalnya
(Budiono, Sugeng, 2003) :
lanjutan

• Peralatan pengaman/pelindung/rintangan yang tidak


memadai atau tidak memenuhi syarat.
• Bahan, alat-alat/peralatan rusak
• Terlalu sesak/sempit
• Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang mamadai
– bahaya kebakaran dan ledakan
• Kerapihan/tata-letak (housekeeping) yang buruk
• Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap,
dll
• Bising
• Paparan radiasi
• Ventilasi dan penerangan yang kurang
lanjutan
• Tindakan berbahaya (unsafe act/tindakan-tindakan yang
tidak standard) adalah tingkah laku, tindak-tanduk atau
perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan, misalnya
(Budiono, Sugeng, 2003) :
– Mengoperasikan alat/peralatan tanpa wewenang.
– Gagal untuk memberi peringatan.
– Gagal untuk mengamankan.
– Bekerja dengan kecepatan yang salah.
– Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.
– Memindahkan alat-alat keselamatan.
– Menggunakan alat yang rusak.
– Menggunakan alat dengan cara yang salah.
– Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan diri secara benar.
lanjutan
– Bekerja dengan kecepatan yang salah.
– Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak
berfungsi.
– Memindahkan alat-alat keselamatan.
– Menggunakan alat yang rusak.
– Menggunakan alat dengan cara yang salah.
– Kegagalan memakai alat pelindung/keselamatan
diri secara benar.
Sekian-lanjut Pt-5(audit)

Anda mungkin juga menyukai