Anda di halaman 1dari 50

SMK3 & PERATURAN

PERUNDANGAN K3

Disusun oleh : Imam Prabu , ST


Agenda Awareness SMK3 Berdasarkan PP no. 50 Tahun
2012
• Outline
a. Tujuan SMK3
b. Pengertian K3 dan SMK3
c. Impelentasi SMK3 Untuk Rumah Sakit
d. Kewajiban Secara Regulasi terkait SMK3
e. Prinsip Dasar dan Iterprestasi SMK3
APAKAH SISTEM ITU
MEREPOTKAN ?
Apa itu Sistem ?
• "Sistem" adalah suatu kumpulan
elemen yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan tertentu.
• Dalam konteks yang lebih luas,
istilah "sistem" digunakan untuk
menggambarkan entitas yang terdiri
dari komponen-komponen yang
saling berhubungan dan bekerja
bersama dalam suatu lingkungan
untuk mencapai fungsi tertentu.
Pengertian Keselamatan Dan Kesehetan Kerja ( K3 )

• Segala Kegiatan untuk menjamin dan


melindungi keselamatan dan Kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
( PAK )
• PP 50 Tahun 2012 Pasal 1 point 2
Tujuan Penerapan SMK3
1. Mencegah Cedera dan Kecelakaan Kerja: SMK3 bertujuan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan mengendalikan bahaya dan risiko di tempat kerja guna mencegah cedera dan kecelakaan kerja.
Dengan mengenali faktor-faktor risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat,
keselamatan pekerja dapat ditingkatkan.
2. Melindungi Kesehatan Pekerja: SMK3 juga bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
dapat membahayakan kesehatan pekerja di tempat kerja, seperti paparan bahan kimia berbahaya
atau lingkungan kerja yang tidak sehat. Dengan mengendalikan faktor-faktor tersebut, kesehatan
pekerja dapat dilindungi dan penyakit akibat kerja (PAK) dapat dicegah.
3. Mematuhi Peraturan dan Standar: SMK3 bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan atau
organisasi mematuhi peraturan dan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. Dengan
mematuhi persyaratan hukum, perusahaan dapat menghindari sanksi hukum dan menjaga
kepatuhan terhadap aturan yang ditetapkan.
4. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi: Dengan menerapkan SMK3, perusahaan dapat
menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas
pekerja karena mereka merasa lebih nyaman dan terlindungi di tempat kerja. Selain itu, tindakan
pencegahan yang tepat juga dapat mengurangi absensi akibat cedera atau penyakit kerja, yang pada
gilirannya meningkatkan efisiensi operasional.
5. Meningkatkan Citra Perusahaan: Penerapan SMK3 yang baik dapat meningkatkan citra perusahaan
di mata pekerja, masyarakat, dan mitra bisnis. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap
keselamatan dan kesehatan pekerja serta tanggung jawab sosial yang kuat.
Arti Logo K3
• Memiliki arti bersih dan
suci
Warna putih

• Memiliki arti selamat ,


sehat , dan sejahtera
Warna Hijau

• Adalah Unsur – unsur 11


Sebelas Bab dalam UU
Grigi Roda Keselamatan Kerja ( UU
no.1 tahun 1970 )
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
( SMK3) RS
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di 3. Pengelolaan Bahan Berbahaya: RS menggunakan berbagai bahan kimia
Rumah Sakit (RS) adalah pendekatan yang digunakan untuk berbahaya dalam proses perawatan pasien. SMK3 harus mencakup identifikasi
bahan berbahaya, penyimpanan yang aman, penggunaan yang benar, dan
mengelola dan mempromosikan keselamatan serta kesehatan
pembuangan yang tepat. (Kesling )
kerja di lingkungan rumah sakit. SMK3 di RS memiliki beberapa
karakteristik yang khusus dan berfokus pada aspek-aspek unik
4. Keselamatan Pasien: SMK3 di RS melibatkan langkah-langkah untuk mencegah
dalam konteks layanan kesehatan. Tujuan dari penerapan SMK3 kejadian yang dapat membahayakan keselamatan pasien, seperti jatuh,
di RS adalah untuk melindungi keselamatan dan kesehatan kebingungan obat, atau kesalahan prosedur medis. Sistem peringatan dini,
pasien, pengunjung, serta staf medis dan non-medis, Sesuai pelabelan yang jelas, serta pelatihan staf adalah beberapa aspek yang penting
dengan Pelaksaan akredasi kemarin dalam menerapkan keselamatan pasien.
• Beberapa komponen penting dari SMK3 di RS meliputi:
5. Pelatihan dan Pendidikan: Staf RS perlu dilatih secara teratur tentang praktik
1. Identifikasi Bahaya dan Evaluasi Risiko: Mengidentifikasi potensi kerja yang aman, penggunaan alat dan peralatan medis dengan benar, serta
bahaya di RS yang dapat membahayakan keselamatan dan tindakan respons dalam keadaan darurat. Pendidikan kepada pasien dan
kesehatan, baik bagi pasien maupun staf. Evaluasi risiko dilakukan pengunjung juga dapat diberikan untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan
untuk memahami tingkat risiko dan memprioritaskan tindakan dan kesehatan. (diklat berdasarkan permintaan pelatihan dari user )
pencegahan. (HIRADC unit ada Sebagian )
2. Pengendalian Infeksi: RS harus memiliki kebijakan dan prosedur 6. Audit dan Pemantauan: Pemantauan dan audit teratur dilakukan untuk
mengevaluasi kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur keselamatan, serta
yang ketat untuk mengendalikan penyebaran infeksi. Ini meliputi
untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Feedback dan laporan insiden
protokol kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, juga digunakan untuk memperbaiki sistem. ( laporan inspeksi / form inspek / dll)
pengelolaan limbah medis, serta pemantauan dan pelaporan
infeksi nosokomial. (PPI / Kesling ) 7. Kebijakan dan Komitmen Manajemen: Manajemen RS harus menunjukkan
komitmen yang kuat terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dengan menyusun
kebijakan yang jelas, mendukung implementasi SMK3, dan mengalokasikan sumber
daya yang diperlukan.
SKEMA DASAR HUKUM SMK3
Pasal 27 (2) UUD 1945

UU Ketenagakerjaan UU
no 13 tahun 2003

Pasal 86 Pasal 87

PP 50 tahun 2012

Permenaker No.26 Tahun


Sanksi Pelanggaran
2014
UUD 1945
• Pasal 27 ayat (2)
– Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
UU Ketanakerjaan no 13 tahun 2003

• Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakkuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja
yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
UU Ketanakerjaan no 13 tahun 2003
• Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamaatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksaud dalam ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
PP Nomor 50 Tahun 2012
• Dalam PP Nomor 50 Tahun 2012 tersebut, semua
pemberi kerja wajib melaksanakan SMK3, terutama
perusahaan yang mempekerjakan minimal 100
tenaga kerja atau perusahaan yang memiliki tingkat
potensi kecelakaan yang tinggi akibat karakteristik
proses kerja.
Permenaker No.26 Tahun 2014

• Permenaker No. 26 Tahun 2014 tentang


Penyelenggaraan Penilaian Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• 5 Prinsip Dasar SMK3

1. Penetapan
Kebijakan K3 Plan

Peningkatan
2. Perencanaan K3
Berkelanjutan

do
Action 5. Peninjauan &
3. Pelaksanaan
Peningkatan
rencana K3
kinerja SMK3

4. Monev kinerja
K3 cek
Pasal 6 PP no. 50 Tahun 2012
1. Penetapan Kebijakan K3
Plan
Action
Check
Do

Isi Pokok dari kebijakan K3 :


• Usaha pencegahan kecelakaan kerja
& penyakit akibat kerja ( PAK )
• Kepatuhan Regulasi
• Perbaikan Berkelanjutan
 Kebijakan K3

Komitmen manajemen perusahaan dalam menerapkan K3 di Perusahaan :


Plan
1.Pemenuhan Persyaratan Hukum: Manajemen perusahaan harus secara aktif memastikan bahwa perusahaan
Action
Check
Do memenuhi semua persyaratan hukum terkait K3. Mereka harus memahami dan menerapkan undang-undang,
peraturan pemerintah, dan peraturan perusahaan yang berlaku terkait dengan K3.
2.Penetapan Kebijakan K3: Manajemen perusahaan harus menetapkan kebijakan K3 yang jelas dan tegas.
Kebijakan ini harus mencakup komitmen perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, dan perlu
disosialisasikan kepada seluruh karyawan perusahaan.
3.Alokasi Sumber Daya: Manajemen perusahaan harus mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk
mendukung implementasi program K3. Ini mencakup anggaran yang cukup untuk pelatihan, peralatan pelindung
diri, pengujian dan pemeliharaan peralatan, serta sumber daya manusia yang terlatih.
4.Keterlibatan Manajemen : Manajemen perusahaan harus secara aktif terlibat dalam upaya K3 dan memberikan
teladan yang baik kepada seluruh karyawan. Mereka harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam pengambilan keputusan dan memastikan bahwa praktik K3 diterapkan di semua tingkatan organisasi.
5.Pelatihan dan Kesadaran: Manajemen perusahaan harus memastikan bahwa karyawan mendapatkan pelatihan
yang cukup mengenai K3. Mereka juga harus mempromosikan kesadaran akan pentingnya K3 melalui program
komunikasi, kampanye, dan penghargaan.
6.Pengawasan dan Pemantauan: Manajemen perusahaan harus melakukan pengawasan dan pemantauan secara
rutin terhadap pelaksanaan K3 di tempat kerja. Hal ini termasuk inspeksi rutin, analisis insiden, pelaporan dan
tindak lanjut, serta peninjauan ulang berkala terhadap program K3.
7.Kolaborasi dan Konsultasi berupa penerapan P2K3: Manajemen perusahaan harus mendorong kolaborasi dan
konsultasi antara manajemen, karyawan, dan pihak terkait lainnya dalam upaya menerapkan K3. Mereka harus
mendengarkan masukan dan saran dari para pekerja serta melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan
terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Komitmen manajemen perusahaan dalam menerapkan K3 adalah kunci untuk menciptakan budaya keselamatan
yang kuat dan melindungi karyawan serta lingkungan kerja dari risiko dan bahaya yang dapat membahayakan
kesehatan dan keselamatan.
Plan
Action
Check
Do

Contoh
Kebijakan K3
Contoh tugas dan wewenang dalam K3
• Peran, Kewajiban, serta Wewenang – Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3) ialah tenaga
teknis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Ahli K3 Umum ditunjuk pada tempat kerja dengan kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
memberikan jasa di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Jika suatu perusahaan tidak masuk
kriteria tertentu di mana diberlakukan ketentuan K3, maka perusahaan tersebut tidak wajib
mempunyai Ahli K3. Artinya, tidak semua perusahaan wajib memiliki Ahli K3. Ahli K3 Umum di
sebuah perusahaan memiliki peran, kewajiban serta wewenang yang harus dilaksanakan Plan
Action
Check
Do
• Prosedur penunjukan Ahli K3 umum juga sudah diatur pemerintah dalam Permenaker Nomor 2
Tahun 1992 tentang tata cara penunjukan, kewajiban dan wewenang ahli K3.
• Perusahaan dengan jumlah pegawai lebih dari 100 orang atau memiliki risiko pekerjaan yang tinggi
wajib mempunyai minimal seorang Ahli K3 Umum serta P2K3 untuk memastikan keamanan dan
keselamatan kerja.
• Selain itu, Ahli K3 juga harus memiliki sertifikasi resmi yang diakui oleh Kementerian Tenaga Kerja
atau Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP). Sehingga tugas dan tanggung jawab Ahli K3 Umum
terbilang cukup berat  dan penting.
PERAN AHLI K3 :

1. PERAN AHLI K3 :


• –     Sebagai sekretaris pada P2K3 di
lini fungsional. Plan
Action
Check
Do

• –     Memfollow up rekomendasi atau


saran dan perkembangan yang telah
disepakati kedua belah pihak di lini
struktural.
KEWAJIBAN AHLI K3 :
2. KEWAJIBAN AHLI K3 :
• 1)      Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan K3 sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
• 2)      Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat Plan
Action
Check
Do

yang ditunjuk sesuai keputusan penunjukannya yaitu tiap 3


bulan atau ditentukan lain bagi Ahli K3 Umum serta setiap
selesai memberikan jasa bagi Ahli K3 yang berada pada
perusahaan jasa.
• 3)      Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan/instansi yang di dapat berhubungan dengan
jabatannya.
WEWENANG AHLI K3 :
• Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa,
mengevaluasi dan memberikan persyaratan serta
pembinaan K3 yang meliputi :
1. Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
2. Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta Plan
Action
Check
Do

peralatan lainnya
3. Penanganan bahan-bahan
4. Proses produksi
5. Sifat pekerjaan
6. Cara kerja
7. Lingkungan kerja
Contoh Struktur Organisasi P2K3 :
Ketua
Direktur

Plan
Action
Check
Do
Sekretaris Ahli
K3 umum / RS
K3 RS

Anggota Anggota
Anggota SDM
umum Kesehatan
IPSRS Perawat Hrd
2. Perencanaan K3
• Informasi terdokumentasi berupa manual
SMK3, Prosedur Kerja , intruksi Kerja &
formulir
• HIRARC / HIRADC (Hazard Identification , Plan
Action
Check
Do

Risk Assement , Risk Control / Determinan


Control ) note : MFK sudah ada Sebagian
untuk HIRADC
• Tujuan , Sasaran , & Program – program k3
( TUSAPRO / OTP )
Menyusun Rencana Pelaksaan K3 Perusahaan :
1. Prosedur dan indetifikasi bahaya dan penilaian resiko ( HIRADC ) / risk register di MFK
2. Membuat program K3 untuk mencegah bahaya dan kecelakaan
3. Manual K3 berisi tentang tatacara menerapkan k3 di berbagai proses perusahaan
4. Mendata acuan hukum perundangan dan persyaratan lainnya . contoh di rs:
– UU no 36 thn 2009 tentang Kesehatan
– UU no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
– Keputusan mentri Kesehatan nomor 432 thn 2007 tentang pedoman manajemen k3 Plan
Action
Check
Do
rs
– Keputusan mentri Kesehatan no 1087 thn 2010 tentang standar k3 di rumah sakit.
5. Penyimpanan formulir , prosedur , intruksi kerja , investigasi & pelaporan kecelakaan
dll
6. Tujuan dan sasaran dari rencana yang disusun ( OTP / objek , target , dan program )
A. Dokumen HIRARC
Plan
Action
Check
Do
Sumber Energy & Faktor Bahaya
Faktor Bahaya
1. Elektrikal
2. Gravitasi ( jatuh )
3. Radiasi
4. Kimia
5. Tekanan
6. Kinetis (gesekan )
7. Biologi
8. Penanganan Matrial
9. Faktor manusia / organisasi
10. Kebisingan / bunyi
11. Faktor Lingkungan kerja spesifik
12. Mekanikal
MENILAI RESIKO
• RISIKO = KONSEKUENSI X
KEMUNGKINAN
• Seorang K3 harus bisa
menilai resiko dan
mereduksi konsekuensi
dan kemungkinan agar
tidak terjadi accident /
incident karna dapat
menimbulkan LOSS bagi
perusahan dan karyawan
Plan
Action
Check
Do
Pengendalian Resiko
B. Pemenuhan Peraturan Perundangan
No UU yang berkalu Subject Penyelesaian Keterangan
1 Uu no 1 thn 1970 Keselamatan kerja di 100 % 1. Penunjukan k3 di perusahaan / rs
tempat kerja 2. MCU awal dan MCU tahunan
3. Pelatihan k3
4. Pembentukan dan pengesahan P2K3
ke depnaker
5. Membuat SPK semua karyawan
6. PP

2 UU no 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan 100% 1. Pelatihan karyawan in house / external


2. Perjanjian kontrak Kerja
3. Pemberian ijin cuti

3 UU no 4 tahun 2004 Sistem jaminan solsial 100% Perusahaan mendaftarkan karyawan ke


nasional BPJS
4 UU no 36 tahun 2009 Kesehatan Kerja 100% 1. Penyediaan lingkungan kerja yang
sehat
2. Jaminan kecelakaan kerja kepada
karyawan
3. MCU sebelum memperkerjakan
karyawan baru
4. Tanggungan untuk seluruh penyakit
akibat kerja (PAK)

5 Uu pemerintah no 50 Penerapan system 100% Impelemntasi dan sertifikasi SMK3 di


tahun 2002 manajemen keselamatan tempat kerja
dan Kesehatan kerja
6 Kepres no 22 tahun Penyakit akibat kerja 100% MCU untuk seluruh karyawan
1999 PMK no 56 (PAK)
tahun 2016
C. Dokumentasi K3
Dokumen Wajib SMK3 PP 50 tahun 2012
1. Pedoman SMK3 / Manual SMK3 / SMK3 RS
2. Prosedur Identifikasi Peraturan K3
3. Prosedur identifikasi potensi bahaya , penilaian dan pengendalian
resiko
4. Prosedur komnikasi dan konsultasi
5. Prosedur perancangan atau perancangan ulang
6. Prosedur pengedalian dokumen dan rekaman ( catatan )
7. Prosedur audit internal
8. Prosedur tinjauan manajemen
9. Prosedur pelaporan insiden & investigasi ( kecelakaan kerja ,
penyakit akibat kerja dan nearmiss )
10. Prosedur pembelian , seleksi dan evaluasi vendor / subkontraktor
• 11. Prosedur Seleksi dan penempatan
• 12. prosedur Pelatihan
• 13. Prosedur Tindakan koreksi dan Pencegahan
• 14. Prosedur Pemeliharaan ( mencakup LOTO )
• 15. Prosedur ijin kerja
• 16. Prosedur mampu telusur produk
• 17. Prosedur Tanggap Darurat ( mancakup inspeksi ,
pemantauan Kesehatan , lingkunagan kerja , sarana dan
program , frekuensi rate ( FR) dan severity rate ( SR) , kalibrasi
alat ukur )
• 18. Prosedur Evaluasi kepatuhan perundangan K3
• 19. Prosedur Evaluasi kepatuhan perundangan K3
• 20. Prosedur pengelolahan material termasuk B3 dan limbah
( mencangkup penyimpanan , pemindahan , pencegahan , thd
kerusakan , tumpahan dan kebocoran serta pembuangan
limbah secara aman ).
C. Pelaksaan Rencana K3
• 1. Menyediakan SDM berkualitas
( kompeten )
• 2. Menyediakan Sarana dan prasarana
yang memadai
Plan
Action
Check
Do
PELAKSANAAN K3
• Dalam Pelaksanaa K3 perlu diperhatikan hal sbb :
• 1. SDM yang berkopeten dibidangnya, ditunjukan dengan telah mengikuti pelatihan
dan tersertifikasi.
• 2. Anggaran yang sehat memadai
• 3. Prosedur operasi , instruksi kerja , informasi k3 dan laporan terdokumentasi
• 4. Setiap kewenagan yang dimiliki harus dibuktikan dengan surat izin ( SIO/ surat Plan
Action
Check
penunjukan lainnya) Do

• 5. Pemenuhan pesyaratan impelentasi k3 seabgai berikut :


– Tindakan pengendalian resiko bahaya
– Perencanaan design /rekayasa
– Pelasakaan prosedur & IK
– Pembelian dan pengadaan barang dan jasa atau produk akhir
– Respon terhadap keadaan darurat
– Pemulihan pasca keadaan darurat
• 6. Sarana dan prasaran yang memadai sesuai standar.
C. Pelaksanaan Rencana K3
• A. Menyediakan SDM yang berkualitas( kompeten ) :
– P2K3 – panitia keselamatan dan Kesehatan kerja ( permenaker no 4 tahun
1987)
– Ahli K3 ( permenaker no .2 Tahun 1992)
– Calon ahli umum, (permenaer no 239 tahun 2003)
– Ahli k3 konstruksi ( muda , madya , utama ) ( kepdirjend no 20 tahun Plan
Action
Check
Do

2004)
– Ahli k3 listrik dan teknisi k3 listrik ( permenaker no.12 tahun2015)
– Ahli k3 kimia dan petugas k3 kimia (kepmenaker no 187 tahun 1999)
– Ahli k3 lingker ( muda, madya , utama) ( permenaker no .5 tahun 2018)
– Petugas P3K ( permenaker no .15 tahun 2018)
– Unit penaggulangan kebakaran ( D, C,B,A ) (kepmenaker no 186 tahun
1999)
– SIO ( surat izin operasional ) untuk operator/petugas , dll.
C. Pelaksanaan Rencana K3
• SMK3 HR MANAGEMENT :
– Bpjs ketenagakerjaan
– Medical Check up ( jadwal & matriks MCU )
– Dokter Perusahaan Plan
Action
Check
Do

– Rekap MCU laporan ke disnaker setempat


• Rekrutmen Karyawan
– Persyaratan Kesehatan dlm rekruitmen
– Job desk terhadap k3
– Job kualifikasi terhadap posisi tertentu
• Pelatihan Karyawan :
– Training need analysis ( TNA)
– Rencana pelatihan k3
– Pelatihan dasar k3 thd karyawan baru
– Jenis pelatihan berdasarkan job desk ( pelatihan
khusus / manajemen) Plan
Action
Check
Do

– Siapa yang melaksanakan pelatihan


– Catatan pelatihan ( absen , sertifikasi )
– Evaluasi keefektifan pelatihan
– Penyegaran pelatihan ( fire drill)
Tanggap Darurat.

Plan
Action
Check
Do
C. Pelaksanaan Rencana K3
• B. Menyediakan sarana & prasarana
yang memadai :
– APAR ( alat pemadam api ringan
Plan

( permenaker no.4 tahun 1980 )


Action
Check
Do

– Kotak P3K Beserta isi standarnya


( permenaker no.15 tahun 2008 )
– APD ( alat pelindung diri )
( permenaker no .8 tahun 2010)
2. Penyediaan Prasarana dan Sarana yang memadai
• Memberikan alat pelindung diri pada semua pekerja
yang di sesuaikan dengan paparan yang di terima

– Kepala
– Kulit
– Mata
– Telinga
– Hidung
– Kaki
– Tangan
– Jatuh
D. Pemantauan & Evaluasi Kinerja K3
• A. Pemeriksaan , Pengujian , Pengukuran .
– Inspeksi ( Safety Patrol )
– Pemeriksaan Kesehatan ( MCU )
– Pengujian alat berat & alat produksi ( SILO)
– Fire Safety Risk Assesment (FSRA) Plan
Do
Action
Check

– Pengukuran Lingkungan Kerja (NAB)


Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB adalah
standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted
average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
1. Inspeksi ( sefty patrol )
Plan
Do
Action
Check

Inspeksi k3
• Inspeksi harian
• Inspeksi mingguan
• Inspeksi bulanan
• Inspeksi 3 atau 6 bulanan
2. Pemeriksaan Kesehatan (MCU)
• Permenaker 01/men/1976 : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA,
TRANSKOP TENTANG KEWAJIBAN LATIHAN HIPERKES BAGI
DOKTER-DOKTER PERUSAHAAN. Yang dimaksud dengan dokter
perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan
yang bertugas dan atau bertanggung jawab atas Hygiene Perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
• Permenaker 03/Men/1982 : TENTANG PELAYANAN KESEHATAN
KERJA
• Permenaker 02/MEN/1980 : Pengurus perusahaan/pengusaha wajib membuat
pedoman pemeriksaan kesehatan tenaga kerja baik pemeriksaan kesehatan
awal, berkala dan khusus sebagaimana tercantum pada Permenakertrans No.
PER. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.

Plan
Do
Action
Check
D. Pemantauan & evaluasi Kinerja K3
• B. Audit Internal K3
Mengevaluasi konsistensi impelentasi
system manajemen k3 di perusahaan Plan
Do
Action
Check

berdasarkan PP no 50 tahun 2012 &


permenaker no 26 tahun 2014
E. Tinjauan Manajemen
• Untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang
berkesinambungan , pengusaha / pengurus harus :
– 1. melakukan tinjauan ulang thd penerapan SMK 3
secara berkala dan Action
Check
Plan
Do

– 2. Tinjauan ulang harus dapat mengatasi implikasi


K3 :
• Evaluasi thd kebijakan K3
• Tujuan , sasaran dan kinerja K3
• Hasil temuan audit SMK3, dan
• Evaluasi efektifitas SMK3 dan kebutuhan untuk
penerapan pengembangan SMK3
Prinsip Dasar dan elemen SMK 3 Yang
harus dipenuhi Perusahan
No Prinsip Elemen
1 Penetapan Kebijakan K3 1. Pembangunan dan terjaminnya pelaksaan
komitmen
2 Perencanaan 2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana
K3
3.Pengendalian Perancangan dan peninjauan
Kontrak
3 Pelaksanaan Rencana 4. Pengedalian dokumen
5. Pebelian dan pengendalian produk
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
7. Pengelolahan material dan perpindahannya
No Prinsip Elemen
4 Pengukuran dan Evaluasi 8. Standar Pemantauan
9.Pengumpulan dan penggunaan data
10. Pemeriksaan SMK3
5 Tinjauan Ulang 11. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
12. Pengembangan Keterampilan dan
Kemampuan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai