Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KESEHATAN KERJA

Esay:

1. Program pencegahan PAK

 Menetapkan prosedur kerja yang aman


 Mengembangkan upaya surveilans kesehatan kerja, melalui upaya melaksanakan serta
menetapkan parameter pemeriksaan kesehatan prakerja, berkala dan khusus yang sesuai,
serta melaksanakan program biological monitoring untuk bahan kimia berbahaya.
 Menetapkan kelayakan bekerja (fit to work)
 Mengenbangkan program promosi kesehatan di tempat kerja
 Memahami pentingnya program pencatatan dan pelaporan
 Emmahami peraturan perundangan yang melandasi praktek penanganan penyakit akibat
kerja, mulai dari pencegahan, pengobatan kasus samoai kepada program kompensasi.

2. Akibat pajanan baha kimia tdh kespro wanita

 Gas anestsia, Pb : Infertil


 Pelarut organik : Gangguan siklus haid
 Gas anestesia, merkuri, Co2 : Abortus spontan
 Arsen, CO : BBLR
 Prematur : DDT

3. Faktor Saftey Culture

a) Komitmen top management


 Saftey culture dapat dimulai dengan adanya komitmen dari top management
 Komitmen ini diwujudkan dengan mengatur dan menyediakan kebijakan tentang
keselamatan dan instruksi yang harus dipatuhi dalam bekerja
b) Komunikasi
 Komunikasi merupakan salah datu kunci penting dalam sistem manajemen informasi
 Jika peraturan didukung dengan sistem manajemen informasi yang baik maka akan
berjalan dengan baik pula.
c) Peraturan dan prosedur keselamatan kerja
 Merupakan inti dari sistem manajemen keselamatan kerja
 Berfungsi untuk meminimalisasi kecelakaan yang terjadi akibat unsafe action karena
memberukan batasan yang jelas terhadap penerapan program keselamatan kerja pada
tempat kerja ( pipitsupaphol, 2003)
 Peraturan dan prosedur keselamatan kerja hendaknya tidak terlalu rumit, mudah
diterapkan, memiliki sanksi yang tegas, dan diperbaiki secara berkala
d) Kompetensi pekerja
 Dapat dinilai berdasarkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman pekerja
 Dapat dibentuk melalui program pelatihan keselamatan kerja atau oengarahan
mengenai bahaya yang mungkin timbul di tempat kerja.
e) Keterlibatan pekerja
 Keterlibatan pekerja pada program keselamatan kerja sangat penting sebagai bentuk
kesadaran pekerja terhadap keselamatan kerja.

TEORI-TEORI

 Saftey Culture menurut unal, 1983


Budaya keselamatan kerja merupakan gabungan dari nilai dan kepercayaan yang
berinteraksi dengan struktur organisasi dan sistem pengendalian yang membentuk norma-
norma perilaku.
 Teori penyebab Kecelakaan Kerja menurut Heinrich, 1931:
 88 % tindakan berbahaya (unsafe action)
 10% kondisi berbahaya (unsafe condition)
 2% sisanya tidak dapat dihindari atau sebab yang belum dapat ditentukan/nasib/takdir
Tuhan (Act Of God)

Lemahnya control : program tidak memadai, standar tidak sesuai

Penyebab dasar : faktor perorangan, pekerjaan

Penyebab langsung : undafe action, unsafe condition


Insiden : kontak dengan energi dan bahan berbahaya

Kerugian : manusia, peralatan, material, lingkungan.

 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja dengan cara pencegahan keselakaan dan PAK, pengendalian bahaya di tempat
kerja, promosi kesehtan, pengobatan dan rehabilitasi.
MANAJEMEN RISIKO

1. Tugas dan Fungsi Ahli K3

2. Tugas dan Fungsi P2K3


 Tugas : memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
perusahaan mengenai masalah K3.
 Fungsi
 Menghimpun dan mengolah data tetang K3di tempat kerja
 Membantu menunjukkan dan menjelaskan berbagai factor bahaya yang menimbulkan
gangguan kesehatan kerja kepada tenaga kerja
 Membantu pengsaha atau pengurus seperti dalam mengevaluasi cara kerja,
mengembangkan system pengendalian bahaya, melaksanakan pemantauan terhadap
gizi kerja, dsb.
 Membantu pimpinan menyusun kebijakan manajemen dan pedoman kerja dalam
rangka upaya meningkatkan K3, hygiene, ergonomic, dan gizi naker.
3. Perbedaan Audit dan inspeksi beserta tujuannya

No Audit Inspeksi
1. Pengujian kritis secara Upaya menemukan kondisi dan
sistematis terhadap perilaku yng nonstandar
keseluruhan kegiatan
perusahaan dengan tujuan
untuk meminimalisasi kerugian
2. Upaya menemukan Upaya menemukan
ketidaksesuaian dalam sistem ketidaksesuaian yang bersifat
teknis
3. Mengukur efektifitas Berfokus pada kegiatan unit kerja
pelaksanaan system dan
berfokus pada sistem

 Tujuan Audit : Efektifitas penerapan SMK3, kesesuaian terhadap elemen SMK3,


informasi terhadap peningkatan SMK3, pembuktian terhadap
penerapan SMK3 perusahaan secara obyektif, pemenuhan standar
nasional.
 Tujuan Inspeksi : mengidentifikasi risiko dan bahaya, mengindetifikasi defisiensi
peralatan, mengidentifikasi kekeliruan dalam tindakan/
pelaksanaan kerja, mengidentifikasi efek
perubahan,mengidentifikasi performance
4. Komitmen Perusahaan terhadap K3
Menyediakan sumber daya yang memadai yang diwujudkan dalam bentuk :
 Menetapkan personil dengan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban secara jelas
dalam menangani K3
 Penyediaan anggaran biaya, tenaga keja dan sarana pendukung dalam K3
 Perencanaan K3 yang terorganisasi
 Penilaian kinerja dan tindak lanjut K3
5. Teori Kecelakaan kerja

Menurut Gordon, 1949 (Teori Epidemiologi)

Ditinjau dari epidemiologi, kecelakaan kerja terjadi karena ketidakserasian antara tenaga
kerja (host), pekerjaan (agent) dan lingkungan kerja (environment).

6. Manfaat penerapan SMK3


 Bagi perusahaan : meningkatkan image perusahaan yang kemudian menjadi daya
saing, menekan angka kecelakaan kerja, mengekan angka
kerugian perusahaan
 Bagi pemerintah : sebagai salah satu alat untuk melindungi hak tenaga kerja dalam
keselamatan dan kesehatan dalam bekerja, mengurangi angka
kecelakaan kerja yang sekaligus akan meningkatkan produktivitas
nasional, menjadi bahan masukan dalam penerapan SMK3
7. Sanksi administrative bagi perusahaan yang tidak menerapkan K3
 Peringatan tertulis
 Pembatasan kegiatan
 Pembekuan kegiatan
 Pembatalan persetujuan
 Penghentian kegiatan usaha
 Cabut izin kerja
8. Tugas dan kewajiban pengurus dalam upaya K3

9. Kewajiban lembaga audit SMK3


 Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja
 Melaksanakan audit SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturann perundang-undangan
 Menjaga kerahasiaan perusahaan yang diaudit
 Melaporkan hasil audit SMK3 kepada Menteri, perusahaan yang diaudit, dan dinas
provinsi
10. Pengertian hazard, danger, risk
 Hazard adalah sumber terjadinya kecelakaan atau insiden baik menyaangkut manusia,
property dan lingkungan. Contoh : Fisik (kebisingan, getaran, pencahayaan), kimia
(bahan kimia beracun misalnya ammonia), biologi (bakteri, virus, jamur, fisiologi (tempat
duduk yang tidak ergonomis), psikologi (stress, hubungan yang tidak baik dengan atasan)
 Danger adalah suatu keadaan yang bisa menyebabkan peluang bahaya yang telah mulai
terlihat, hingga menimbulkan suatu kejadian. Contoh : gas bocor, tangki rusak, listrik
konslet
 Risiko adalah kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa yang berhubungan
dengan cedera atau penyakit. Contoh :
11. Kenapa kecelakaan kerja bisa terjadi dan harus dilaporkan

Kecelakaan bisa terjadi karena adanya tindakan yang tidak aman dan kondisi yang tidak
aman.

Kecelakaan harus dilaporkan karena data dari pelaporan ini sangat penting sebagai dasar dari
kemampuan yang dapat digunakan untuk memproyeksikan kemungkinan-kemungkinan
kondisi atau perilaku yang menyebabkan kecelakaan serta sebagai data untuk proses
investigasi kecelakaan.

12. Ruang ligkup UU No 1 Tahun 1970


Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja diatur tentang :
Keselamatan Kerja yang di dalamnya antara lain memuat tentang istilah-istilah, ruang
lingkup, syarat-syarat keselamatan kerja, pengawasan, pembinaan, Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja; kecelakaan; kewajiban dan hak tenaga kerja; kewajiban
bila memasuki tempat kerja; dan kewajiban pengurus.
K3 KONSTRUKSI

1. Prinsip SMK3K
 Penetapan kebijakan K3
 Perencanaan K3
 Pelaksanaan rencana K3
 Pemeriksaan dan evaluasi kinerka K3
 Tinjauan ulang kinerja K3
2. Tahapan penerapan SMK3K
 Tahap pra konstruksi : rancangan konseptual (studi kelayakan, survey dan
investigasi), penyusunan detailed engginering design (DED), penyususnan
dokumen pemilihan penyedia barang/jasa
 Tahap pemilihan penyedia barang/jasa : memuat persyaratan K3 konstruksi yang
merupakan bagian dari ketentuan persyaratan teknis
 Tahap pelaksanaan konstruksi : RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda
tangani
 Tahap penyerahan hasil akhir pekerjaan : untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan,
Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan bahwa prosedur K3
telah dilaksanakan
3. Program K3 Konstruksi
 Kebiakan keselamatan dan kesehatan kerja : isi kebijakan merupakan komitmen
dan dukungan manajemen puncak teradap K3
 Administrative dan prosedur : menetapkan personil dan petugas yang menangani
K3 dalam proyek
 Identifikasi bahaya : melakukan identifikasi bahaya untuk mengetahui potensi
bahaya
 Pembinaan dan pelatihan : untuk semua karyawan dari level terendah sampai level
tertinggi
 Safety promotion : menyelenggarakan program promosi K3
 Safe working practices : misal pemasangan scaaffolding
 System izin kerja : semua pekerjaan berbahaya hanya boleh dimulai jika telah
memiliki izin kerja (pengawas proyek atau ahli K3)
 Safety inspection : untuk meyakinkan bahwa tidak ada unsafe act ataupun unsafe
cocndition di lingkungan kerja
4. Strategi perencanaan penerapan K3 Konstruksi
 Identifikasi : melakukan identifikasi potensi bahaya dalam kegiatan konstruksi
yang akan dilaksanakan
 Evaluasi : adakan evaluasi tentang potensi bahaya untuk menentukan skala
prioritas berdasarkan hazards rating
 Pengembangan rencana : susun rencana pengendalian dan pencegahan kecelakaan,
program implementasi
 Penerapan : rencana yang telah disusun implementasikan dengan baik
 Pemantauan : melakukan untuk monitor pelaksanaan K3 dalam prusahaan, susun
system audit dan inspeksi sesuai kondisi perusahaan.
5. Pengertian / teori
 K3 Konstruksi

Segala kegiatan umtuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan


tenaga kerja melalui upaya pencegahan keselakaan kerja dan PAK pada pekerjaan
konstruksi.

 SMK3K

Adalah bagian dari system manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan


konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi

 Ahli K3 Konstruksi

Adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3


Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi SMK3
konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan kompetensi yang
diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwnang dengan UU.
 Pengawasan lingkungan kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan dari
semua tindakan yang dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan atas
pemenuhan pelaksanaan peraturan perundang-undangan atas obyek pengawasan
lingkungan kerja.
 Heat stress adalah beban yang diterima oleh manusia, sedangkan heat strain
adalah efek dari beban tersebut pada manusia.
 Konduksi : pertukaran panas tubuh dengan benda atau lingkungan sekitarnya
melalui kontak langsung.
 Konveksi : pertukaran panas tubuh dengan lingkungan sekitar melalui media
udara yang sangat dipengaruhi oleh suhu udara dan kecepatan gerakan udara.
 Radiasi : pertukaran panas tubuh dengan panas radiasi dari benda sekitar .
 Evaporasi :pertukaran panas melalui penguapan keringat
 Getaran mekanik adalah suatu gerakan osilasi atau mondar mandir sebuah benda /
bidang terhadap posisi pembanding.

Anda mungkin juga menyukai