Kelapa Sawit
1. Industri kelapa sawit dianggap sebagai industri yang berisiko tinggi (high risk)
2. Angka kecelakaan kerja sektor industri kelapa sawit relatif tinggi
3. Standard dan regulasi pemenuhan persyaratan K3 semakin meningkat baik skala nasional
maupun internasional.
4. Komitment pemilik/top manajemen masih perlu ditingkatkan.
5. Kampanye negative terhadap industri kelapa sawit
6. Turn over tenaga kerja terutama pada ground level di perkebunan kelapa sawit cukup
tinggi.
7. Tingkat kesadaran dan pemahaman pekerja rata-rata masih rendah.
Salah satu cara untuk menjawab tantangan K3 di industri kelapa sawit perlu perencanaan dan
penerapan Sistem Manajemen K3 yang baik dan terintegrasi dengan visi-misi serta operasional
perusahaan.
Definisi SMK3
Bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif .
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah Segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan perusahaan dalam rangka menciptakan tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
3. Tenaga kerja adalah Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
4. Pengusaha adalah Perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
perusahaan milik sendiri atau milik orang lain atau mewakili perusaahan yang
berkedudukan diluar wilayah Indonesia.
5. Risiko (Risk) adalah Kombinasi dari kemungkinan terjadinya peristiwa yang
berhubungan dengan pekerjaan berbahaya dan tingkat keparahan akibat cidera atau sakit
yang disebabkan oleh peristiwa.
6. Bahaya (Hazard) adalah Sumber atau situasi yang berpotensi untuk menyebabkan cidera
atau sakit.
Penerapan SMK3
Siklus Plan-Do-Check-Act
Kebijakan K3
Kebijakan K3 wajib di sosialisasikan kepada semua level pekerja, termasuk pihak-pihak lain
yang berada di areal kerja perusahaan (kontraktor, tamu, supplier, dll)
Manajemen Risiko
Adalah suatu rangkaian proses mengelola risiko untuk menghindari terjadinya kerugian berupa
cidera atau kerusakan asset.
Tahapan manajemen risko
1. Bahaya Mekanik
Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-benda tajam, benda
yang berukuran lebih besar dan berat yang dapat menimbulkan risiko pada pekerja seperti
tersayat, tertusuk, terjepit, terhimpit, terpotong, tertabrak dan sebagainya.
2. Bahaya Fisik
Merupakan hazard yang berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih besar dari
kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini banyak berasal dari alat-alat
kerja yang ada disekitar tempat kita bekerja. Misal: kebisingan, getaran, listrik, radiasi,
suhu ekstrim.
3. Bahaya Kimia
Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang berbentuk padat, cair,
maupun gas. Misal: Terpapar/terhirup bahan kimia, kebocoran/ledakan tabung gas. Jenis
Bahaya (Hazard)
4. Bahaya Biologi
Bahaya yang disebabkan oleh hewan, tumbuhan atau mikroorganisme, misal: bisa ular,
sengatan serangga, bakteri, virus, jamur
5. Bahaya Ergonomi Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain
kerja dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh,
pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll. Misal: gerakan repetitif (berulang-
ulang) seperti membungkuk-berdiri-membungkuk, durasi dan frekuensi bekerja melebihi
batas, menunduk, pekerjaan yang mebutuhkan menjangkau terlalu tinggi, mengangkat
beban berat, statis duduk didepan komputer dalam waktu lama, dll.
6. Bahaya Psikologi
Merupakan bahaya yang berasal dari konflik dalam diri pekerja dengan lingkungan yang
ada di tempat kerja. Misal: aksi bullying, kata-kata kasar dari rekan kerja, tekanan dan
himpitan pekerjaan, deadine dan target pekerjaan, kerjaan yang monoton, jenjang karir
tidak bagus, alat bantu kerja yang tidak memadai, dll
1. Eliminasi
Menghilangkan sumber-sumber bahaya di tempat kerja
2. Substitusi
Mengganti material/proses yang lebih aman.
3. Engineering control
Pemasangan alat pelindung mesin (machine guarding), pemasangan ventilasi,
pemasangan sensor otomatis
4. Administrative control
Pelatihan, penyusunan SOP, sistem ijin kerja, sistem shift, dll
5. Personal Protective Equipment
Pemberian APD: Safety helmet, safety shoes, apron, masker, gloves, safety glasses, dll.
Perencanaan K3
Kebijakan K3
Hasil identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko
Hasil audit K3
Peraturan perundangan dan peraturan lainnya.
Sumberdaya yang dimiliki.
Pelaksanaan Program K3
Hierarki Dokumen
Plantation:
Mill:
Storage Tank
Compressor
Sterilizer
Boiler
Steam Turbine
Back Pressure Vessel
Motor Diesel (Genset)
Weight Bridge
Electricity
Fire Protection Installation
Ijin Operator Boiler
Ijin Operator Tenaga Produksi (Genset) Ijin Operator welding
Ijin Operator alat angkut
Komitmen manajemen
Struktur organisasi dan SDM K3
Komunikasi yang baik antar department
Panduan/prosedur kerja
Peralatan dan fasilitas kerja
Tujuan pengukuran and evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian
program K3 di perusahaan, serta sebagai acuan dalam menyusun program K3 selanjutnya
Boiler Station 1. Feeding Bahan bakar Pipa hidrolik pecah Luka bakar terkena
cipratan oli panas dan
bertekanan
Gangguan lingkungan
sekitar (office &
perumahan)
Land Development
Nursery
Pemanenan