Anda di halaman 1dari 11

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester

Dosen Pengampu : Dr. STD Nawangwulan, M.T., M.M., CI, Psikolog

Disusun Oleh:

Cipta Dwi Lestari

7111191131

PIL C

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2023
1. Jelaskan Pentingnya Manajemen Alat Pelindung Diri dalam K3, kaitkan dengan fungsi

manajemen ( POAC ) yang Saudara pelajari di lingkup Psikologi Industri dan Organisasi

(PIO).

Jawab : POAC dalam perusahaan menjadi salah satu metode yang digunakan untuk

mengelola organisasi atau perusahaan. Agar dapat berjalan dan berkembang dengan

baik, perlu tata kelola yang mencakup proses perencanaan, pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengawasan. Selain itu, dibutuhkan pula pengaturan yang efektif

dan efisien dari lingkup manajer, karyawan, dan pekerjaan itu sendiri.

Kaitannya dengan pentingnya Manajemen ALat Perlindungan DIri dalam

K3 yaitu untuk mencapai suatu tujuan dan keselamatan dalam bekerja karena,

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan salah satu faktor penting yang

dapat mempengaruhi produktivitas karyawan. Resiko kecelakaan serta penyakit

akibat kerja sering terjadi karena program K3 tidak berjalan dengan baik. Pada

umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan

lingkungan

Dalam dunia pekerjaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja memiliki tujuan

khusus antara lain sebagai berikut :

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya selektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi pegawai.
e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi

kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

2. Manajemen Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana tertuang dalam Permenakertrans no

8 Tahun 2010 merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk meminimalisir berbagai

factor-faktor kegagalan dalam penerapan APD di perusahaan. Bagaimana pendapat

Saudara tentang penerapan manajemen APD di berbagai perusahaan yang ada di

Indonesia?

Jawab : Pendapat saya mengenai hal ini yaitu penerapan APD di perusahaan di

Indonesia sudah sangat baik karena dalam suatu perusahaan hal yang diutamakan yaitu

keselamatan para pekerja apapun pekerjaannya tetapi yaitu masih ada beberapa oknum

yang nakal yang tidak mau menggunakan APD dengan lengkap makanya dalam suatu

perusahaan penting adanya Controlling agar meninjau secara langsung dilapangan siapa

saja yang tidak mematuhi peraturan yang ada diperusahaan salah satu peraturannya yaitu

menggunakan APD dengan lengkap ketika bekerja dmi keselamatan kerja karyawan.

Namun, ada beberapa kasus yang sudah ditinjau di dalam kelas K3 masih banyak

beberapa perusahaan atau tempat kerja tertentu yang masih lalai dalam melaksanakan

K3. Bukan hanya dari pihak perusahaan tersebut tetapi kelalaian ini juga terjadi pada

pekerja yang melakukan pekerjaan tersebut. Masih banyak orang yang menganggap

bahwa APD hanya untuk melengkapi pekerjaannya,tetapi merek tidak benar benar

paham maksud dari APD tersebut untuk melindungi dirinya dari bahaya pekerjaan.
Kurangnya pengetahuan dan pelatihan terkait pentingnya menggunakan APD yang harus

dilaksanaan pada beberapa perusahaan.

3. Berdasarkan Permenaker No.5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja,

pengendalian di tempat kerja dilakukan sesuai hierarki pengendalian meliputi upaya

eliminasi, substitusi, rekayasa teknologi, administratif, dan/atau penggunaan APD.

Jelaskan mengenai hierarki pengendalian tersebut.

Jawab : Hirarki pengendalian bahaya pada dasarnya merupakan suatu skala

prioritas dalam pengendalian bahaya K3 di lingkungan tempat kerja. ujuan hirarki

pengendalian risiko adalah untuk menyediakan pendekatan sistematik guna peningkatan

keselamatan dan kesehatan, mengeliminasi bahaya dan mengurangi atau mengendalikan

risiko keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hirarki pengendalian bahaya,

pengendalian yang lebih atas disepakati lebih efektif daripada pengendalian yang lebih

bawah. Dalam ruang lingkup K3 berdasarkan ISO 45001, disebutkan bahwa hirarki

pengendalian bahaya dalam K3 terbagi ke dalam 5 tingkatan, terdiri atas :

a. Eliminiasi

Eliminasi berarti menghilangkan bahaya. Contoh tindakan eliminasi

adalah berhenti menggunakan zat kimia beracun, menerapkan

pendekatan ergonomic ketika merencanakan tempat kerja baru,

mengeliminasi pekerjaan yang monoton yang bisa menghilangkan stress

negatif, dan menghilangkan aktifitas forklift dari sebuah area.

b. Subsitusi

Substitusi berarti mengganti sesuatu yang berbahaya dengan sesuatu

yang memiliki bahaya lebih sedikit. Contoh tindakan substitusi adalah

mengganti aduan konsumen dari telepon ke on line, , menggnti cat dari


berbasis solven ke berbasis air, mengganti lantai yang berbahan licin ke

yang tidak licin, dan menurunkan voltase dari sebuah peralatan.

c. Rekayasa Teknologi

Tahapan rekayasa teknik dan reorganisasi dari pekerjaan merupakan

tahapan untuk memberikan perlindungan pekerja secara kolektif. Contoh

perlindungan dalam rekayasa teknik dan reorganisasi pekerjaan adalah

pemberian pelindung mesin, system ventilasi, mengurangi bising,

perlindungan melawan ketinggian, mengorganisasi pekerjaan untuk

melindungi pekerja dari bahaya bekerja sendiri, jam kerja dan beban

kerja yang tidak sehat

d. Pengendalian Administrasi

Pengendalian administrasi merupakan pengendalian risiko dan

bahaya dengan peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan dan

kesehatan kerja yang dibuat. Contoh pengendalian administrasi adalah

melaksanakan inspeksi keselamatan terhadap peralatan secara periodik,

melaksanakan pelatihan, mengatur keselamatan dan kesehatan kerja

pada aktivitas kontraktor, melaksanakan safety induction, memastikan

operator forklift sudah mendapatkan lisensi yang diwajibkan,

menyediakan instruksi kerja untuk melaporkan kecalakaan, mengganti

shift kerja, menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan dan risiko

pekerjaan (missal terkait dengan pendengaran, gangguan pernafasan,

gangguan kulit), serta memberikan instruksi terkait dengan akses kontrol

pada sebuah area kerja.

e. Alat Perlindungan Diri


Merupakan langkah terakhir dari 4 tahap di atas, ini bisa melindungi

badan, kaki, tangan dll dari tubuh para pekerja. Misalnya jika terjadi

kebisingan yang besar bisa memakai alat untuk melindungi telinga dari

suara tersebut.

4. Sebutkan jenis jenis Kecelakaan Kerja yang dapat terjadi di dunia industri beserta contoh

konkritnya.

Jawab :

a. Tertabrak , Contoh : karyawan tertabrak mobil konstruksi akibat sopir

mengantuk ( Human Error )

b. Kontruksi, Contoh : tertiban barang yang jatuh dari atas, terjatuh dari

ketinggian, terkena benturan keras

c. Terkena benturan keras , Contoh : karyawan terbentur besi ketika bekerja

( Human Error )

d. Elektronik (Manufaktur), Contoh : teriris, terpotong, terlidas, terpotong,

kebocoran gas

e. Produksi metal , Contoh :terjepit, terlindas, jatuh terpeleset

5. Sebutkan jenis jenis bahaya kerja ( Hazard ) yang dapat terjadi di dunia industri dan

bahaya apa yang sering terjadi berkaitan dengan peran Saudara yang nantinya akan

bekerja di dunia industri

Jawab :

a. Bahaya Mekanik (Biomechaical hazards)

Merupakan bahaya yang berasal dari benda-benda bergerak, benda-benda

tajam, benda yang berukuran lebih besar dan berat yang dapat menimbulkan risiko
pada pekerja seperti tersayat, tertusuk, terjepit, terhimpit, terpotong, tertabrak dan

sebagainya.

b. Bahaya Fisik (Physical hazards)

Merupakan hazard yang berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih

besar dari kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini banyak

berasal dari alat-alat kerja yang ada disekitan tempat kita bekerja. Contohnya

bising yang dapat berasal dari penggunaan alat bersuara tinggi (seperti speaker,

mesin las, bahkan suara knalpot yang sudah dimodifikasi juga termasuk dalam

bahaya fisik), sehingga nantinya pekerja tersebut berpotensi terjadi tuli; getaran

yang dapat berasal dari benda bergetaran tinggi seperti mesin pembolong jalan,

truk-truk besar,dsb, dimana dapat berpotensi kemandulan pada pria, rusaknya

jaringan syaraf tepi, bahkan hingga lumpuh; energi listrik, radiasi ion dan non-

ion, suhu ekstrim, dan sebagainya.

c. Bahaya Kimia (Chemical hazards)

Merupakan bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia, baik yang

berbentuk padat, cair, maupun gas. Contohnya merkuri, alkohol dan turunannya,

timbal, dll. Potensi risiko gangguan yang dapat muncul pada kesehatan dan

keselamatan pekerja bervariasi sesuai dengan jenis bahan kimia yang terpajan

pada diri pekerja, seperti merkuri dapat berisiko rusaknya syaraf bahkan hingga

ke otak sehingga lama-kelamaan tubuh menjadi selalu bergetar tanpa henti.

d. Bahaya Biologi (Biological hazards)

Merupakan bahaya yang berasal dari hewan-hewan atau mikroorganisme tak

kasat mata yang berada disekitaran tempat kerja dan dapat masuk kedalam tubuh
tanpa kita ketahui sehingga banyak penanganannya dilakukan setelah pekerja

terinfeksi. Contoh: bisa ular, berbagai macam virus dan bakteri, dll

e. Bahaya Psikososial (Psychosocial hazards)

Atau ada beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam pengorganisasian

pekerjaan, merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan

yang ada di tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas

yang ada dilingkungan kerja dimana krmudian dapat membuat seseorang

mengalami stress hingga efek-efek buruk lainnya dari stress. Contohnya:

aksi bullying, kata-kata kasar dari rekan kerja, tekanan dan himpitan

pekerjaan, deadline pekerjaan yang tidak masuk akal, persaingan kerja tidak

sehat, kerjaan yang monoton, jenjang karir tidak bagus, alat bantu kerja yang

tidak memadai, dll

f. Bahaya Ergonomi (Ergonomic Hazards)

Merupakan bahaya yang berasal dari adanya ketidaksesuaian desain kerja

(job, task, environtment) dengan kapasitas tubuh pekerja sehingga menimbulkan

rasa tidak nyaman di tubuh, pegal-pegal, sakit pada otot, tulang dan sendi, dll.

Contohnya, gerakan repetitif (berulang-ulang) seperti membungkuk-berdiri-

membungkuk, durasi dan frekuensi bekerja melebihi batas, bekerja dengan

postur tubuh yang janggal seperti berputar di area pinggang, menunduk,

pekerjaan yang mebutuhkan menjangkau terlalu tinggi, mengangkat beban berat,

statis duduk dipan komputer dalam waktu lama, dll

6. Metode identifikasi adalah teknik yang di kembangkan untuk mengetahui serta

mengevaluasi beberapa bahaya yang ada dalam proses kerja. Beberapa cara yang bisa
digunakan dalam mengidentifikasi potensi bahaya dalam pekerjaan industri: What if /

Check list, HAZOPS, FMEA, FTA, ETA, JHA. Jelaskan metode mana yang paling

praktis dan sering digunakan beserta alasannya.

Jawab : HAZOPS karena Hazard and Operability Study (HAZOPS) dipakai untuk

mengidentifikasi persoalan dari operasional proses yang bisa memengaruhi efisiensi

produksi serta keselamatan. HAZOPS adalah cara identifikasi resiko yang fokus pada

analisa terstruktur tentang operasi yang berlangsung. Dengan memakai HAZOPS, kita

harus mempelajari tiap-tiap tingkatan proses untuk mengidentifikasi semua

penyimpangan dari keadaan operasi yang normal, menggambarkan bagaimana bisa

berlangsung serta memastikan perbaikan dari penyimpangan yang ada.

7. Jelaskan perbedaan karakteristik PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan PTK (Penyakit

Terkait Kerja) serta berikan contoh konkrit PAK dan PTK.

Jawab : Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani

maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah oleh aktivitas kerja ataupun

kondisi lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa contoh penyakit akibat

kerja (PAK) antara lain : silicosis (karena paparan debu silica), asbestosis (karena

paparan debu asbes), low back pain (karena pengangkutan manual), white finger

syndrom (karena getaran mekanis pada alat kerja), dsb

Penyakit Terkait Kerja (PTK) yaitu penyakit yang berhubungan atau terkait

dengan pekerjaan namun bukan akibat karena pekerjaan, penyakit yang diaktifkan

oleh kondisi hubungan kerja serta penyakit yang timbul karena kemudahan akses.

misalnya seperti asma, TBC, dan Hipertensi. PTK ini terjadi juga pada populasi
penduduk, multi factorial, expose di tempat kerja mungkin merupakan salah satu

faktornya, dan kemungkinan bisa dapat kompensasi dan tercatat.

8. Studi kasus yang terjadi dalam pekerjaan di laboratorium kimia, hal hal apa saja yang

harus dipersiapkan untuk meminimalisir terjadinya KAK ?

Jawab : Yang harus dipersiapkan agar meminimalisir KAK yaitu :

a. Pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan proses-

proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam

melakukan kegiatan

b. Memberikan petunjuk kegiatan laboratorium dan juga pengawasan yang

dilaukan selama melakukan kegiatan laboratorium

c. Bimbingan terhadap pekerjaan di laboratorium yang sedang melakukan

kegiatan laboratorium

d. Menyediakan perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan

kegiatan laboratorium

e. Memberikan petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya harus ditaati

f. Menggunakan perlengkapan perlindung yang seharusnya digunakan atau

menggunakan bahan perlatan atau bahan yang sesuai

g. Bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan

h. Melakukan controlling tiap waktu agar tetap aman dalam bekerja

9. Sebutkan jenis APD lengkap apa saja yang diperlukan untuk pekerjaan di industri

Pengeboran minyak yang harus disiapkan oleh manajemen perusahaan.


Jawab : Pelindung kepala , pelindung mata , pelindung pendengaran , pelindung

kaki , pelindung pernafasan , dan pakaian – pelindung torso

10. Jelaskan manfaat yang saudara dapatkan ketika menganalisis studi kasus KAK dalam

kaitan K3 serta peran yang akan saudara lakukan dalam dunia kerja .

Jawab : Manfaat yang saya rasakan adalah bisa lebih memahami lagi pentingnya

perusahaan untuk mematuhi K3. Dapat mengetahui penyebab – penyebab kecelakaan

kerja dilapangan secara langsung dan saya dapat melakukan planning dan evaluasi dan

saya juga bisa mengantisipasi hal – hal apa yang terjadi ketika saya bekerja nanti agar

kecelakaan kecelakaan kerja itu tidak terulang kembali.

Anda mungkin juga menyukai