Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN


DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

EVALUASI CALON AHLI K3 UMUM

PETUNJUK UMUM

1. Nomor ujian berdasarkan nomor daftar hadir.


2. Tulislah nama Anda dan nama perusahaan tempat Anda bekerja.
3. Bacalah dengan teliti sebelum Anda memberikan jawaban.
4. Dilarang membuka buku atau catatan.
5. Teliti kembali jawaban Anda sebelum diserahkan kepada Pengawas Ujian.
6. Bekerjalah sendiri dengan tertib.
7. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas.

SOAL ESSAY :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :


a. Kecelakaan kerja?
b. Penyakit Akibat Kerja (PAK)?

2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan? Dan jelaskan juga
istilah Piramida Kecelakaan berdasarkan teori Heinrich.

3. Siapa yang melakukan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 dan sebutkan peraturan menterinya?

4. Mengapa tenaga kerja yang akan dipekerjakan di perusahaan Saudara harus dilakukan
pemeriksaan awal dan berkala baik fisik maupun mental?

5. Jelaskan tugas dan fungsi P2K3? Sebutkan dasar hukum yang melandasi adanya P2K3?

6. Sebutkan dan jelaskan tujuan dan manfaat penerapan SMK3 di perusahaan? Sebutkan
juga dasar hukum yang mewajibkan setiap perusahaan menerapkan SMK3?

7. Jelaskan mengapa seorang operator suatu peralatan/pesawat yang membahayakan


dalam mengoperasikan harus mendapat lisensi dari Kemenakertrans?

8. Sebutkan potensi bahaya sambaran petir dan jelaskan pengendaliannya?

9. Sebutkan ruang lingkup pengawasan K3 mekanik beserta dasar hukumnya?

10. Jelaskan kewajiban Petugas K3 Kimia berdasarkan Kepmenakertrans


No.Kep.187/Men/1999?

oooooo000 Selamat Mengerjakan 000oooooo


Jawaban Essay
1. a. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tidak diduga (insident) yang mengakibatkan kacaunya proses
pekerjaan/produksi yang telah direncanakan sebelumnya.
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya korban manusia cidera atau mati.
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga sebelumnya dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yag telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik
korban manusia dan atau harta benda.

b. Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan
pekerjaan.

2. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan (an updated sequence by Frank Bird’s Jr) :
a. Kelemahan pengawasan oleh manajemen (lack of control management)  penyebab kecelakaan
yang dilatarbelakangi oleh sistem manajemen yang berjalan, misalnya: lemahnya kontrol manajemen,
lemahnya komitmen/kebijakan manajemen.
Pengawasan ini diartikan sebagai fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian
kepemimpinan (pelaksana) dan pengawasan. Partisipasi aktif manajemen sangat menentukan
keberhasilan usaha pencegahan kecelakaan. Seorang pimpinan unit di samping memahami tugas
operasional, juga harus mampu :
- Memahami program pencegahan kecelakaan
- Memahami standar, mencapai standar
- Membina, mengukur dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
Hal inilah yang dimaksud dengan kontrol.

b. Penyebab dasar (basic caused)


Pada hakekatnya ini merupakan sebab yang paling mendasar terhadap kejadian kecelakaan yang
meliputi antara lain :
- Kebijaksanaan dan keputusan manajemen
- Faktor manusia/pribadi misalnya :
 Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman
 Tidak adanya motivasi, dan
 Masalah fisik dan mental
- Faktor lingkungan/pekerjaan, misalnya:
 Kurangnya/tidak adanya standar
 Disain dan pemeliharaan yang kurang memadai
 Pemakaian yang abnormal

c. Sebab yang merupakan gejala (sympton) atau penyebab langsung (immediated caused)
Ini disebabkan masih adanya substandard practices dan conditions yang mengakibatkan terjadinya
kesalahan. Dalam hal ini dikenal dengan tindakan tidak aman (unsafe act) dan kondisi tidak aman
(unsafe condition).
Faktor-faktor ini sebenarnya adalah sympton (gejala) atau pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak
beres apakah pada sistem ataukah pada manajemen.

d. Kecelakaan
Jika ketiga urutan diatas tercipta, maka besar atau kecil akan timbul peristiwa atau kejadian yang tidak
diinginkan dan tidak direncanakan yang dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk cidera dan
kerusakan akibat kontak dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur.

3. Yang melakukan pengawasan K3 berdasarkan Undang-Undang No.1 Tahun 1970 adalah:


- Pengawasan Umum dilakukan oleh Direktur yang membidangi K3 (Kepmen No.79/Men/1977)
- Pengawasan langsung oleh :
 Pegawai Pengawas Keselamatan Kerja, berdasarkan Permenaker No. Per.03/Men/1978;
 Ahli K3 melalui mekanisme penunjukan oleh Menakertrans, berdasarkan Permenaker
No.Per.02/Men/1992.
4. Pemeriksaan kesehatan awal baik fisik maupun mental adalah untuk memastikan bahwa kesehatan
badan, kemampuan fisik dan kondisi mental dari tenaga kerja sesuai dengan sifat pekerjaan. Tujuannya
untuk menilai kemampuan tenaga kerja melaksanakan pekerjaan tertentu, ditinjau dari aspek
kesehatannya.
Pemeriksaan kesehatan berkala adalah untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah
berada dalam pekerjaannya serta menilai kemungkinan adanya pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin
yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan. Tujuannya adalah:
 Mendeteksi gangguan kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja;
 Untuk identifikasi/deteksi dini PAK.

5. Tugas P2K3 adalah memberikan saran dan pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada pengusaha
atau pengurus mengenai masalah K3
Fungsi P2K3 adalah:
a. Menghimpun dan mengolah data tentang K3 di tempat kerja;
b. Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:
1). Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3, termasuk
bahaya kebakaran dan peledakan serta cara penanggulangannya.
2). Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
3). Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
4). Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
c. Membantu pengusaha dan pengurus dalam :
1). Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;
2). Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;
3). Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3;
4). Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, PAK serta mengambil langkah-langkah yang
diperlukan;
5). Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja, higiene perusahaan,
kesehatan kerja dan ergonomi;
6). Melaksanakan pemantaun terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di perusahaan;
7). Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja;
8). Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;
9). Mengembangkan laboratorium K3, melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan
interprestasi hasil pemeriksaan;
10). Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan dan kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijakan manajemen dan pedoman kerja dalam
rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, higiene perusahaan, kesehatan kerja, ergonomi dan
gizi tenaga kerja.
Landasan hukum adanya P2K3 di tempat kerja adalah :
- UU No.1 Tahun 1970 pasal tentang P2K3
- Permenaker No.Per.04/Men/1987 tentang P2K3.

6. Tujuan penerapan SMK3 di perusahaan adalah untuk menciptakan suatu SMK3 di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Manfaat penerapan SMK3 di perusahaan adalah:
- Menempatkan tenaga kerja sesuai harkat dan martabatnya sebagai manusia (pasal 27 ayat 2 UUD 45)
- Meningkatkan komitmen pimpinan perusahaan dalam melindungi tenaga kerja;
- Meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja untuk menghadapi kompetisi perdagangan global;
- Proteksi terhadap industri dalam negeri;
- Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional;
- Mengeliminir boitkot LSM Internasional terhadap produk eskpor nasional;
- Meningkatkan pelaksanaan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem;
- Perlunya upaya pencegahan terhadap problem sosial dan ekonomi yang terkait dengan penerapan K3.
7. Seorang operator suatu peralatan/pesawat yang membahayakan dalam mengoperasikan harus mendapat
lisensi dari Kemenakertrans karena :
a. Untuk memastikan bahwa peralatan/pesawat tersebut yang dioperasikan sudah memenuhi
persyaratan keselamatan yang ditentukan oleh peraturan perundangan oleh Kemenakertrans;
b. Untuk memastikan bahwa operator yang mengoperasikan peralatan berbahaya mempunyai
kompetensi yang sesuai dengan UU keselamatan yang berlaku dimana dengan dikeluarkannya Surat
Ijin Operator (SIO).

8. Potensi bahaya sambaran petir dan cara pengendaliannya adalah:


a. Bahaya sambaran langsung petir pada obyek/bangunan yang tinggi, dapat mengakibatkan kebakaran
karena tegangan/arus-lebih. Pengendaliannya adalah dengan memasang instalasi penyalur petir pada
obyek/bangunan yang tinggi tersebut, berdasarkan ketentuan dalam Permenaker
No.Per.02/Men/1989 tentang Instalasi Penyalur Petir (juga mengacu pada SNI tentang Instalasi
Penangkal Petir (PUIPP). Jenis instalasinya yang diatur dalam Permenaker No.Per.02/Men/1989
adalah sistem Franklin, sistem sangkar Faraday dan sistem elektro statik.

b. Bahaya sambaran tidak langsung terutama pada sistem instalasi listrik dan peralatan elektronik dalam
bangunan/gedung sebagai akibat adanya arus induksi petir yang masuk ke dalam sistem instalasi
listrik melalui sistem pembumian instalasi listrik. Pengendaliannya adala dengan memasang peralatan
pengaman tegangan-lebih pada jaringan instalasi listrik (misalnya: arrester), berdasarkan ketentuan
dalam PUIL 2000 (mengacu pada Kepmenakertrans No.Kep.75/Men/2002 tentang Pemberlakuan
PUIL 2000 di Tempat Kerja).

9. Ruang lingkup pengawasan K3 Mekanik adalah:


a. Pesawat Tenaga dan Produksi, terdiri dari: penggerak mula, mesin perkakas, mesin produksi,
dapur/tanur, dsb. Dasar hukumnya adalah Permenaker No.Per.04/Men/1985 tentang Pesawat
Tenaga dan Produksi.
b. Pesawat Angkat dan Angkut, terdiri dari: peralatan angkat, pita transport, pesawat angkutan diatas
landasan dan permukaan, alat angkutan jalan ril, dsb. Dasar Hukumnya adalah Permenaker
No.Per.05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
c. Operator mekanik dan perusahaan jasa teknik K3 (PJK3). Dasar hukumnya adalah:
- Permenakertrans No.Per.09/Men/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat Angkat dan
Angkut.
- Permenaker No.Per.04/Men/1995 tentang PJK3.

10. Kewajiban Petugas K3 Kimia berdasarkan Kepmenakertrans No.Kep.187/Men/1999 tentang Pengendalian


Bahan Kimia Berbahaya yaitu:
a. Melakukan identifikasi bahaya;
b. Melaksanakan prosedur kerja aman;
c. Melaksanakan prosedur penanggulangan keadaan darurat;
d. Mengembangkan pengetahuan K3 bidang kimia.

Anda mungkin juga menyukai