Anda di halaman 1dari 11

BAHAN 

AJAR
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
Oleh:
Irwan Ridwan, S.Kom
SMK Negeri Manonjaya Tasikmalaya
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam 
aktivitas dunia
industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan dan kesehatan 
kerja (K3) ini tergantung
pada seberapa besar pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. K3 
menjadi wacana industri
abad   ini   setelah   ditemukannya   teori   –   teori   yang   representative  
yang   mendukung   akan   improvisasi
dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul dalam kegiat
an industri yang lebih
luas.
Meninjau kembali literatur – literatur yang telah dikenal dan diterapkan menge
nai studi kasus
dalam masalah K3 dimana kesempurnaan metoda dan penerapan yang penu
h komitmen dan konsistensi
penuh dari semua pihak masih banyak diharapkan. Kendala – kendala makro 
seperti costibility dan
understanding sering kali banyak ditemui dilapangan akan tetapi tidak berarti 
pula bahwa program K3
tidak berjalan, ini menuntut komitmen dan kesadaran pada masing – masing p
ihak.
Sebagai logika dasar tentang  pentingnya pemahaman K3 dapat
diilustrasikan dengan Historical
perspective yaitu “Apabila seorang pembangun membangun sebuah rumah u
ntuk seseorang dan tidak
membuat konstruksi dan rumah yang ia bangun runtuh akan menyebabkan ru
mah tersebut rusak dan
meninggal pemiliknya, ternyata pembangun bisa menyebabkan kematian”. Ini 
artinya bahwa dalam
setiap   aktivitas   apapun   selain   perencanaan   teknis   fisik   harus  
diperhatikan   pula   aspek   –   aspek
keamanan yang terkait langsung maupun tidak langsung.
Walaupun   hakekat   bahaya   bersifat   labil   dan   tidak   bisa   direncanakan
akan   tetapi   setidaknya
dengan program K3 membantu dalam menjamin peminimalisasian bahaya da
n manajemen resiko. Hal
ini sangat besar pengaruhnya terhadap dinamika industri. 
Tujuan dari penerapan K3 dalam suatu industri adalah :
1.
Menerapkan peraturan pemerintah UUD 1945 pasal 27 ayat 2, UU No. 14 Tah
un 1969 pasal 9 & 10
Tentang pokok – pokok Ketenagakerjaan, dan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang 
keselematan kerja
2.
Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja d
engan melibatkan unsur
manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintregasi, dala
m rangka mencegah
dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya temp
at kerja yang aman,
efisien dan produktif (SMK3, pasal 2 ).
Sebelum   tahun   1911,   tentang   keselamatan   kerja   dalam   industri  
hampir   tidak   diperhatikan.
Pekerja   tidak   dilindungi   dengan   hukum.   Tidak   ada   santunan  
kecelakaan   bagi   pekerja.   Bila   terjadi
kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa kecelakaan itu :
1.
Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri.
2.
Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami kecelakaan.
3.
Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah memba
yar (menggaji) maka
resiko kecelakaan menjadi tanggungan pekerja.
4.
Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan. 
(
Dan Petersen, 1971
)
Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja ya
ng mengalami
kecelakaan.   Setelah   tahun   1911,   pekerja   mendapat   kompensasi  
Penyakit   Akibat   Kerja   (PAK).   Bila
disebabkan terkena panas (atmosphere) seharusnya panas dalam industri dib
eri pelindung (safety) dan
inilah   yang   menghasilkan   dasar   pemikiran   mengenai   perkembangan  
teknologi   safety   dan   sanitasi
industri. 
Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000 (Q
uality) dan ISO
14001   :   1996   (Enviromental)   yang   diterapkan   diseluruh   Negara  
didunia   adalah   dengan   munculnya
berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang disesuaikan 
dan diselaraskan dengan
kebutuhan dan compatibility dari jenis dan lingkungan di industri masing – ma
sing Negara tersebut,
misalnya :
1.
NSC ( USA )
2.
SAFETY MAP ( Australia )
3.
SMK3 ( Indonesia )
4.
British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris)
5.
SGS Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS (Swiss)
6.
National Standard Authority of Ireland (Irlandia)
7.
Det Norske Veritas Standard for Certification of OH&SMS (Holland)
8.
South African Bureau of Standard (Afrika Selatan)
9.
SIRIM QAS Sdn. Bhd. (Malaysia)
10.OHSAS 18001 dsb.
Keselamatan   (safety)   adalah   kemampuan   untuk   mengidentifikasikan  
dan   menghilangkan/
mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya beras
al dari bahaya,. Bahaya
adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerug
ian. 
Potensi bahaya dapat berasal dari mesin – mesin, pesawat, alat kerja, dan ba
han – bahan serta
energi,   dari   lingkungan   kerja,   sifat   pekerjaan   dan   proses   produksi  
yang   beresiko   akan   munculnya
bahaya. Faktor – faktor sumber bahaya adalah :
1.
Faktor fisik
2.
Faktor kimia
3.
Faktor biologi
4.
Faktor fisiologi
5.
Faktor psikologi
Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga k
emungkinan dari
akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber – sumber resiko adalah:
1.
Perubahan
2.
Produk
3.
Kekayaan dan bahan baku
4.
Prosedur dan aktivitas proses
5.
Teknologi dan peralatan
6.
Personel
7.
Tempat kerja dan lingkungan
8.
Lingkungan alam, keadaan iklim
9.
Eksternal/pihak – pihak yang terkait
Keselamatan   ini   mencakup   akan   semua   aspek,   bisa   melalui  
Manusia,   Metode,   Mesin   (alat),   atau
Lingkungan. Untuk keselamatan, manusia dibekali dengan pengetahuan tenta
ng perlengkapan dalam
kegiatan   kerjanya   dengan   melalui   intruksi   kerja   aman   atau   Prosedur
standar.   Metode   yang
representative dan compatible juga mampu mendatangkan keselamatan. 
Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris khusus dalam menunjan
g kerjanya agar mampu
beroperasi   secara   aman   tanpa   mengurangi   fungsi   aslinya   dengan  
sedikit   sentuhan   teknologi   tidak
menutup   kemungkinan   alat   penunjang   tersebut   dalam   keadaan  
tertentu   bisa   sangat   penting   sekali
eksistensinya, ini dapat kita maksudkan dengan Alat Pelindung Diri (Personal 
Protective Equipment)
yang diselaraskan dengan fungsi dan jenis bahaya yang sudah disarankan pe
nggunaannya yang efektif .
Untuk lingkungan tergantumg pada pengaturan tata letak dan fungsi dalam m
anajemen yang efektif dan
efisien.
Kesehatan (Health) adalah Derajat/tingkat keadaan fisik dan spikologi individu
. Kesehatan ini sangat
besar   sekali   andilnya   dalam   hal   keselamatan   dan   kecelakaan   kerja.
Ini   dikaitkan   dengan   kondisi
fisiologis dari manusia, seperti contoh :
1.
Ketidakseimbangan fisik/kemampuan fisik tenaga kerja, antara lain :

Tidak sesuai berat badan, kekuatan dan jangkauan.

Posisi tubuh yang dapat menyebabkan mudah lemah

Kepekaan tubuh

Kepekaan panca indera terhadap bunyi

Cacat fisik

Cacat sementara
2.
Ketidakseimbangan kemampuan psikologis tenaga kerja, antara lain :

Rasa takut / phobia

Gangguan emosional

Sakit jiwa

Tingkat kecakapan

Tidak mampu memahami

Sedikit ide (pendapat)

Gerakannya lamban

Ketrampilan kurang. 
3.
Stres mental, antara lain :

Emosi berlebihan

Beban mental berlebihan

Pendiam dan tertutup

Problem sesuatu yang tidak dipahami

Frustasi

Sakit mental
4.
Stres Fisik, antara lain :

Badan sakit ( tidak sehat badan )

Beban tugas berlebihan

Kurang istirahat

Kelelahan sensori

Terpapar bahan 

Terpapar panas yang tinggi 

Kekurangan oksigen 

Gerakan terganggu

Gula darah menurun
Gangguan – gangguan kesehatan akibat reaksi fisikokimia (terbakar, luka, ter
kena bahan kimia, dsb.)
dalam industri sangat sering kali terjadi dan penyumbang paling banyak dala
m catatan kecelakaan kerja
ini menuntut suatu transformasi teknologi klompementer yang aman dan rama
h lingkungan. 
Kecelakaan (Accident) adalah
kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan, luka
pada manusia, kerusakan harta benda, kerugian pada proses atau terjadinya 
kontak dengan suatu benda
atau sumber tenaga yang lebih dari daya tahan tubuh atau struktur. Kecelaka
an ini dibedakan menjadi 
1.
Lost Time Injure (LTI) yaitu Cidera yang mengakibatkan hilangnya waktu kerja
.
2.
Restricted Duties Injure (RDI) yaitu Cidera yang mengakibatkan Kerja menjadi 
terbatas.
3.
Medical Treatment Injuer (MTI) yaitu Cidera yang memerlukan bantuan petug
as kesehatan )
4.
First Aid Injure (FAI) yaitu Cidera yang memerlukan P3K
Ini   dapat   dituangkan   dalam   suatu   piramida   mengenai   stratifikasi  
cidera   yang   sering   muncul
dalam kegiatan industri sesuai dengan teori K3 dibawah ini : 
1
10
30
600
Cacat / cidera serius
Cidera tanpa cacat
Kerusakan harta benda
Insiden tanpa cidera atau kerugian yang tampak
Teori Frank E. Bird Peterson
Kecelakaan ini semuanya menimbulkan kerugian yang tidak diinginkan , antar
a lain:
1.
Kerugian Ekonomis 

Kerusakan bahan dan mesin
– 
Tangible 
– 
Intangible

Hari kerja yang hilang
– 
Hilang pendapatan
– 
Gangguan usaha
– 
Gangguan suplay
– 
Kenaikan premi
– 
Kontrak buruh/mesin
– 
Kehilangan keuntungan atas barang jadi
– 
Biaya pemulihan kepercayaan

Biaya pengobatan 
– 
Status asuransi
– 
Asuransi kecelakaan pribadi
– 
Biaya pemulihan
– 
Biaya tak diasuransikan
2.
Kerugian Non Ekonomis

Penderitaan fisik
– 
Sakit
– 
Cidera
– 
Cacat Permanen
– 
Efek kesehatan jangka panjang
– 
Kematian

Klaim atas kepercayaan
– 
Kepercayaan atas produk
– 
Kepercayaan professional
– 
Kepercayaan pekerja
– 
Klaim yang timbul akibat hubungan industrial

Konsekwensi kehilangan
– 
Hilang waktu
– 
Hilang kepercayaan
– 
Hilang kemerdekaan
– 
Hilang percaya diri
– 
Gangguan kehidupan
– 
Perubahan kebahagiaan

Rasa tidak aman
Ini telah dijabarkan dan direfleksikan dalam suatu teori Iceberg seperti dibawa
h ini:
$ 1
$ 5 to $ 50
$ 1 to $ 3
Teori Gunung Es ( Iceberg)

Biaya
 – 
biaya yang diasuransikan :
– 
Perawatan medis
– 
Ganti rugi

Biaya yang tidak diasuransikan 
– 
Kerusakan gedung
– 
Kerusakan peralatan produksi
– 
Pembelian peralatan P3K

Biaya lain – lain
– 
Gaji yang dikeluarkan pada “ waktu hilang “
– 
Biaya lembur
– 
Waktu penyelidikan kecelakaan
– 
Citra buruk perusahaan
Kejadian   (Incident)   adalah   peristiwa   yang   menimbulkan   terjadinya  
suatu   kecelakaan   atau
berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan. Insiden dibedakan menjadi :
1.
Near Miss, yaitu kejadian yang dapat menyebabkan cidera.
2.
Kerusakan property, yaitu kejadian ysng dapat menyebabkan kerusakan alat.
3.
Kerusakan Lingkungan, yaitu kejadian yang menyebabkan kerusakan pada lin
gkungan kerja
Insiden terjadi saat
 energi 
yang tidak bisa dikendalikan, menciptakan stress pada suatu struktur
( barang atau orang ) yang lebih besar daripada yang bisa ditanggungnya. (
 William
Haddon
 ).
Dari 75.000 insiden industri dapat diintregasikan dalam suatu persentase seb
agai berikut

98% dari insiden itu bisa dicegah

88% darinya diakibatkan tindakan tidak aman yang dilakukan orang.

10% darinya akibat kondisi fisik atau mekanis yang berbahaya.

2% tidak bisa ditentukan ( 
Herbert Heinrich
 ):
Metode yang paling bernilai dalam pencegahan kecelakaan adalah analog de
ngan metoda yang
dibutuhkan   untuk   pengendalian   mutu,   biaya,   dan   kualitas   produksi  
tidak   menitik   beratkan   berapa
santunan yang layak diberikan kepada pekerja agar kecelakaan dapat dikuran
gi. (
 H.W. Heinrich, 1931 
)
ini dikenal dengan teori domino.
Pengendalian resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai meto
da, yaitu:
1.
Teknis

Eliminasi : penghilangan sumber bahaya

Subtitusi : mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya

Isolasi : proses kerja yang berbahaya disendirikan

Enclosing : mengurung / memagari sumber bahaya

Ventilasi

Maintenance
2.
Administratif

Monitoring lingkungan kerja

Pendidikan dan pelatihan

Labelling

Pemeriksaan kesehatan

Rotasi kerja

Housekeeping: 5S

Sanitasi yang bersih, mandi, fasilitas kesehatan.
3.
Alat pelindung diri

Topi pengaman

Pelindung telinga

Face shield

Masker

Respirator

Sarung tangan 

sepatu
Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya berhasil apabila dimulai dari mem
perbaiki manajemen
tentang keselamatan dan kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi dib
awah standar merupakan
gejala penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyeba
b utama akibat kesalahan
manajemen. (
Frank E. Bird Peterson
) ini dikenal dengan teori manajemen. 

Anda mungkin juga menyukai