Anda di halaman 1dari 7

UTS : K3

Nama : Albinus Mokofala


Nim : 2123736469
Kelas : 1 TKJ B

1. Yang saya ketahui tentang K3 adalah bidang yang berkaitan dengan kesehatan,
keselamtan dan, kesejatraan manussia yang bekerja di sebua institusi maupun lokasi proek.
Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesejatraan dan keselamatan lingkungan kerja.

3 hal yang berkaitan dalam K3 yaitu :

 Keamanan kerja
Keamanan kerja adalah ungsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya
suasana kerja yang aman, baik berupa material maupun nonmaterial.
 Kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang bertujuan agar pekerja
memperoleh drajat kesehatan setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani, maupun
sosial, dengan usaha pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja
maupun penyakit umum.
 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja dapat di artikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya
selama melakukan pekerjaan. Dengan kata lain keselamatan kerja merupakan
sala satu faktor yang di lakukan selama bekerja. Tidak ada seorang pun di dunia
ini yang menginginkan terjadinya kecelakaan. Keselamatan kerja sangan
bergantun g. Pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu di
laksanakan.
2.A. Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia berawal dari di temukannya
mesin uap yang membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan yang sulit. Usaha K3 di
Indonesia di mulai tahun 1847 ketika mulai di pakainya mesin uap oleh Belanda di berbagai
industry kususnya industri gula.

B. Teknologi yang terus berkembang pesat akan membawa tantangan bagi K3 di Era
mendatang seperti memengaruhi hampir setiap aspek dalam dunia kerja. Digitalisasi,
robotika dan penggunaan nonteknologi, antara lain, akan merevolusi tempat kerja di saat
yang sama juga akan menimbulkan masalah bagi K3 yang serius. Sebagai contoh
peningkatan digitalisasi telah memberikan peluang untuk membantu pekerj secara real-
time guna mengurangi paparan berbahaya, namun di saat yang sama juga akan terjadi sala
satu tantangan bagi K3.

3. A. Menurut Health and Safety Esecutive (2013) Proses tahapan manajemen K3 terdiri atas
tahapan utama yaitu :

 Perencanaan (plan), Manajemen harus menetapkan arah manejemen k3 yang


efektif dengan menetapkan kebijakan K3 yang menjadi bagian integral dari
budaya organisasi sebagai nilai-nilai dan standar kinerja. Semua tingkatan
manejemen harus memimpin dalam menjamin komunikasi tugas dan manfaat K3
pada seluruh organisasi. Manejemen puncak harus mengembangkan kebijakan
untuk menghindari masalah K3 dan harus merespon dengan cepat apabila
muncul kesulitan atau resiko yang baru dan pekerja lainnya harus memastikan
bahwa K3 di tangani dengan benar dan tepat.
 Pelaksanaan (Do), Pelaksanaan K3 akan bergantung pada sistem manejemen
yang efektif untuk memastikan, sejaumana K3 yang wajar dapat di laksanakan
pada karyawan, palanggan dan anggota masyarakat. Organisasi harus bertujuan
untuk melindungi orang-orang dengan memperkenalkan sistem manejemen dan
tindakan yang menjamin bahwa resiko di tangani dengan bijaksana, bertanggung
jawab dan propersional. Manejemen harus mempertimbangkan keterlibatan K3
pada proses kerja yang baru, praktek kerja baru atau pegawai baru, serta
menyediakan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan tugas dan
mencari masukan bila di perlukan. Keputusan rapat menejemen harus di buat
dalam konteks kebijakan K3 organisasi dengan memasukan rancagan K3 ketika
mengimplementasikan perubahan.
 Pemeriksaan (Check), Pemantauan dan pelaporan merupakan bagian penting
dari budaya K3. Sistem manejemen harus memungkinkan manejemen menerima
laporan kusus (misalnya insiden) dan laporan rutin terhadap kinerja K3.
Informasi K3 sehari-hari banyak yang perlu di laporkan hanya pada saat reviu
formal. Akan tetapi sistem pemantauan yang kuat dapat memastikan bahwa
reviu formal dapat berjalan sesuai rencana dan bahwa peristiwa sesuai dengan
keadaan sementara di sampaikan pada perhatian manajemen. Dalam
pelaksanaannya manajemen harus memastikan bahwa telah di lakukan :
 Pelaporan informasi kemajuan program K3 dan data insiden yang
terjadi;
 Audit berkala terhadat efektivitas struktur manajemen dan control
resiko K3 yang di lakukan;
 Pelaporan perubahan prosedur baru, proses kerja, atau kegagalan K3
utama di lakukan secepatnya ke manajemen;
 Prosedur penerapan perubahan dan persyaratan hukum yang baru
untuk mempertimbangkan perkembangan eksternal lainnya.

 Tindakan (Action), Sebuah tinjauan ruang rapat formal kinerja K3 sangat penting untuk
di lakukan. Hal ini membantu manajemen untuk menentukan apakah prinsip-prinsip
penting K3, kepemimpinan yang kuat dan aktif, keterlibatan pekerja, serta penilean dan
reviu, telah tertanam di dalam organisasi. Hal ini akan memberitahu keefektifan sistem
dalam mengelola resiko dan melindungi orang. Manajemen harus melakukan
peninjauan ulang K3 setidaknya sekali setahun. Tinjauan proses harus :
 Memeriksa apakah kebijakan K3 mencerminkan prioritas saat ini, rencana
dan target organisasi;
 Memeriksa apakah manajemen resiko dan sistem K3 lainnya telah secara
efektif di laporkan ke manajemen;
 Laporan kekurangan K3 dan efek dari keputusan semua pengurus dan
manajemen yang sesuai;
 Memutuskan tindakan untuk mengatasi setiap kelemahan dan sistem
untuk memonitor pelaksanaannya;
 Mempertimbangkan ulasan langsung dengan focus pada kelemahan
utama atau kejadian peristiwa.
B. Tanggap darurat adalah sistem pengendalian keadaan darurat yang meliputi
pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan kecelakaan, serta pemulihan kualitas
lingkungan hidup akibat kejadian kecelakaan pengelolahan limbah B3. Sedangkan
Manajemen resiko adalah usaha guna menghindari resiko dengan cara memonitor
sumber resiko, dan melakukan serangkain upaya agar dampak resiko bisa
diminimalisasi. Jika seorang pengusaha, memahami proses manajemen resiko adalah
sala satu keahlian esensial untuk pengusaha tersebut miliki.

4. Faktor penyebab kecelakaan kerja di bagi menjadi 3 yaitu : Faktor manusia, faktor
lingkungan, dan faktor peralatan. Oleh karna itu, setiap orang yang terlibat dalam pekerjaan,
baik itu perusahaan yang mempekerjakan, pekerja, hingga orang-orang sekitar perlu
memahami prosedur keselamatan kerja (K3)

5. Pendidikan K3 sangat penting dan di perlukan dengan adanya pendidikan tentang


keselamatan dan kesehatan kerja. tbertujuan agar bisa menjega perilaku yang tidak aman
serta memperbaiki kondisi lingkungan yang kurang mendukung. K3 juga bertujuan agar para
tenaga kerja mempunyai pengetahuan serta kemampuan untuk mencega kecelakaan kerja,
selain itu juga agar lebih memahami ancaman serta bahaya di tempat kerja.

6. Aplikasi K3 dalam TKJ lebih kepada mentaati SOP pembongkaran dan perakitan
komponen computer. Hambatannya ialah ada beberapa komponen computer yang
mempunyai kerekteristik berbeda dengan komponen lain yang serupa sehingga terkadang
SOP musti dirubah.

7. Hubungan produktivitas kerja dengan kecelakaan kerja harus di perhatikan sebaik mungkin
karna saling berhubungan Contohnya untuk menghindari kecelakaan kerja maupun penyakit
kerja yang akan terjadi pada pekerja maka yang paling utama yang di perhatikan yaitu
produktivitas kerja . Dan untuk meningkatkan produktivitas pekerja perlu di tingkatkan aspek
keselamatan dan kesehatan pekerja itu sendiri. Dengan adanya K3 membuat pekerja selalu
menampilkan performansi kerja yang baik, program kesadaran K3 dapat menciptakan rasa
aman dan tenang pekerja saat bekerja.

8. Ada 2 faktor utama yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada bidang kerja teknik
komputer dan jaringan yaitu :

 Faktor internal
Faktor internal adalah faktor kecelakaan yang timbul dari dalam diri pekerja . Sikap dan
prilaku yang tidak baik dalam meleksanakan pekerjaan di bidang kerja computer dan
jaringan misalnya merokok di tempat yang membahayakan, bekerja sambil bercanda,
tidak mematuhi peraturan kerja, dan tidak menggunakan alat pengaman saat bekerja
semua ini dapat menimbulkan faktor kecelakaan bagi pekerja itu sendiri.
 Faktor External
 Jenis pekerjaan yang di tangani mempunyai resiko kecelakaan cukup tinggi
(rentan)
 Prasarana dan sarana kerja yang tidak memadai atau kekurangan.
 Upah dan kesejatraan pekerja yang rendah.
 Lingkungan dan pekerjaan kerja yang tidak memenuhi standar keselamatan
kerja, serta kondisi peralatan kerja yang rusak. Semuanya bisa menimbulkan
faktor kecelakaan bagi pekerja.

9. Faktor Fisika

 Suara atau kebisingan yang dapat merusak pendengaran


 Radiasi sinar radiaaktif yang merusak sel-sel tubuhdan kelainan kulit
 Suhu yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan heat steress seperti heatstroke, head
cramp, dst.
 Tekanan yang terlalu tinggi yang dapat menyebabkan “caisson Disease”
 Penerangan yang kurang baik yang dapat merusak mata.

10. Faktor kimia seperti :

 Debu yang dapat menyebabkan pneumoconioses, di antaranya > Silicosis, asbestosis


dan lain-lain.
 Fume dari metal yang dapat menyebabkan metal fume fever.
 Uap beracun yang dapat menyebabkan keracunan.
 Gas, misalnya keracunan H2S, CO dan lain-lain.
 Larutan bahan kimia, misalnya menyebabkan dermatitis.

11. Faktor biologi/infeksi , seperti virus atau bakteri. Misalnya Avian, flu, HIV, penyakit kulit
nyeri sendi dan gangguan pendengaran.

12. Tujuan Ergonomi secara umum tujuan dan penerapan ergonomic adalah. Meningkatkan
kesejatraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dam mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
13. Tips untuk mengurangi sindrom visual komputer

 Selalu peratian durasi anda menghadapi computer dan jenis lainnya


 Gunakan cahaya ruang yang sesuai
 Gunakan display yang nyaman
 Lebih sering berkedip
 Gunakan kacamata khusus computer
 Perhatikan posisi computer
 Konsumsi vitamin dan lakukan relaksasi
 Bersihkan layar computer
 Sesuaikan meja kerja yang di gunakan
 Rutin periksa mata

14. Faktor – faktor lingkungan kerja fisik

 Pewarnaan
Masalah warna dapat berpengaru pada karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan
akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan masalah warna, dengan
demikian pengaturan hendaklah memberi manfaat dalam arti dapat meningkatkan
semanga kerja karyawan.
 Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan dapat menunjukkan
hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat kerja yang cukup sangat
membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.
 Udara
Di dalam ruang kerja karyawan di butuhkan udara yang cukup, di mana dengan adanya
pertukaran udara yang cukup akan menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan
tersebut
 Suara bising
Bunyi bising sangat di perhatikan karena dapat membantu kesenangan kerja, merusak
pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasi yang salah.
 Ruang gerak
Dalam suatu perusahaan hendaklah karyawan yang bekerja mendapat tempat yang
cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas.
 Keamanan
Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaru terhadap semangat dan gaira kerja
karyawan, jika di tempat kerja tidak aman karyawan tersebut akan menjadi gelisa, tidak
berkonsentrasi dengan pekerjaannya serta semangat kerja karyawan menurun.
 Kebersihan
Dalam suatu perusahaan hendaknya menjaga kebersihan lingkungan, sebab kebersihan
lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang.

15. Dari gambar di samping saya dapat simpulkan bahwa kelakuan mereka (pekerja) dapat
menimbulkan faktor kecelakaan yang bisah terjadi di lapangan kerja atau perusahaan, oleh
karna itu K3 sangatlah penting di dalam sebuah perusahaan atau lapangan perja agar para
karyawan bisa lebih berhati-hati dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai