Anda di halaman 1dari 8

SISTEM MANAJEMEN K3

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. Ir. H. Djoko Kustono, M.Pd.

Oleh:
Boby Kurnia Ditama

150511607108

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegagalan (risk off failures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan saat
kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Di dunia
industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di tempat atau lokasi
proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan
(elevasi, temperatur, arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain-lain), sudah
sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan kerja pada
prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam
penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik, maka perusahan/industri/proyek
umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus menangani maslah keselamatan
kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi, serta
membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan
Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat waktu untuk
mendukung proses perencanaan serta menentukan langkah kebijakan selanjutnya.
Penyusunan progrma, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat
laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam
rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas (AFTA) kesehatan
dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan
ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia.
Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah mengikat
bangsa Indonesia untuk memenuhi standar. Standart acuan terhadap berbagai hal terhadap
industri

seperti

kualitas,

manajemen

kualitas,

manajemen

lingkungan,

serta

K3.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Manajemen K3
Manajemen dapat didefinisikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatankegiatan
orang lain. Manajemen merupakan suatu proses pencapaian tujuan secara efisien dan
efektif, melalui pengarahan, penggerakan dan pengendalian kegiatankegiatan yang
dilakukan oleh orangorang yang tergabung dalam suatu bentuk kerja sama.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara normatif
sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari sistem
manajemen keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan menurut OHSAS 18001, SMK3 (OH&S Management System) adalah
bagian dari sistem manajemen organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 dalam organisasi.
Dari dua definisi tentang SMK3 di atas dapat disimpulkan bahwa SMK3 adalah
sistem manajemen yang terintergrasi untuk menjalankan dan mengembangkan kebijakan
K3 yang telah ditetapkan perusahaan serta menanggulangi resiko bahaya yang mungkin
terjadi di perusahaan
B. Dasar Hukum Sistem Manajemen K3
1. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
2. UU No.14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai ketenagakerjaan
a. Pasal 3 Tiap tenaga kerja berhak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi
kemanusiaan
b. Pasal 9 Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,
kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama
c. Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja yang meliputi:
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan kerja
3. Pasal 86 UU No.13/2003 Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. Keselamatan dan kesehatan kerja;

b. Moral dan kesusilaan; dan


c. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
d. Serta nilai-nilai agama
4. Pasal 87 UU No.13/2003 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
C. Tujuan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Menurut PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah
menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif. Usaha keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya
mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum yaitu :
a. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
b. Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
c. Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien.
2. Tujuan Khusus yaitu
a. Mencegah dan/ atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
kerja.
b. Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil
produksi.
c. Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan
penyesuaianantara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan
D. Manfaat Sistem Manajemen K3
Karena SMK3 bukan hanya tanggung jawab pemerintah, masyarakat, pasar, atau dunia
internasional saja tetapi juga tanggung jawab pengusaha untuk menyediakan tempat kerja yang
aman bagi pekerjanya. Selain itu penerapan SMK3 juga mempunyai banyak manfaat bagi
industri kita antara lain :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.

2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.


3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman
dalam bekerja.
4. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
5. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
6. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur alat
semakin lama.
E. Model dalam penerapan sistem manajemen K3
Dalam penerapan sistem manajemen keselamatan ditemukan ada dua model yaitu
rational organisation theory dan socio-technical system theory. Rational organisation theory
menekankan pada pendekatan top-down,penerapan sistem manajemen keselamatan didasarkan
pada kebijakan atau instruksi dari top level manajemen dan diteruskan sampai pada level yang
paling bawah. Sementara socio-technical system theory melakukan pendekatan dengan
intervensi organisasi yang didasarkan pada analisa hubungan antara teknologi,orientasi dari
pekerja dan struktur organisasi (Gallagher,2001).
Gallagher juga mengklasifikasikan sistem manjemen keselamatan ke dalam 4 tipe, yaitu:
1) Safe Person Control Strategy Yaitu strategi pencegahan difokuskan pada kontrol perilaku
pekerjaan.
2) Safe Place Control Strategy Yaitu strategi pencegahan difokuskan pada bahaya dari
sumbernya melalui identifikasi,kajian dan pengendalian.
3) Traditional Management;
a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh supervisor dan EHS specialis.
b. Integrasi sistem manajemen keselamatan ke dalam sistem manajemen yang lebih luas
masih sangat rendah.
c. Keterlibatan karyawan masih rendah.
4) Innovative Management
a. Peran kunci dalam K3 dipegang oleh senior dan line manager.
b. Integrasi sistem manajemen keselamatan kedalam sistem manajemen yang lebih luas
sudah sangat baik.
c. Keterlibatan karyawan tinggi.
F. Proses Sistem Manajemen K3
Pendekatan kesisteman dalam mengelola K3 menggunakan konsep manajemen modern
yaitu mengikuti proses manajemen, salah satu yang populer adalah siklus PDCA (Plan-DoCheck-Action) Sama seperti sistem manajemen lain seperti manajemen mutu, manajemen
lingkungan dan manajemen produksi, maka manajemen K3 juga dikembangkan dengan siklus
manajemen mulai dari perencanaan, penerapan atau implementasi, pengukuran dan
pemantauan dan koreksi untuk peningkatan berkelanjutan.
Keberhasilan organisasi dalam menerapkan SMK3 bergantung pada komitmen dari
seluruh tingkatan dan fungsi organisasi terutama dari manajemen puncak. Sistem ini

memungkinkan suatu organisasi mengembangkan kebijakan K3, menetapkan sasaran dan


proses untuk mencapai komitmen kebijakan, melakukan tindakan yang diperlukan untuk
meningkatkan kinerja dan menunjukkan kesesuaian sistem yang ada terhadap persyaratan
dalam standar ini. Tujuan umum dari standar ini adalah untuk menunjang dan
menumbuhkembangkan pelaksanaan K3 yang baik, sesuai dengan kebutuhan sosial ekonomi.
Keberhasilan penerapan dari standar ini dapat digunakan oleh organisasi untuk memberi
jaminan kepada pihak yang berkepentingan bahwa SMK3 yang sesuai telah diterapkan.
a. Plan (Perencanaan) : Menetapkan tapkan sasaran dan proses yang diperlukan untuk
mencapai hasil sesuai dengan kebijakan K3 organisasi.
b. Do (Pelaksanaan) : Melaksanakan proses.
c. Check (Pemeriksaan) : Memantau dan mengukur kegiatan proses terhadap kebijakan,
sasaran, peraturan perundang-undangan dan persyaratan K3 Iainnya serta
melaporkan hasilnya.
d.Act (Tindakan) : Mengambil tindakan untuk perbaikan kinerja K3 secara
berkelanjutan.
Pada umumnya organisasi mengelola kegiatannya melalui penerapan sistem proses dan
interaksinya, yang dikenal dengan istilah "pendekatan proses" seperti pada ISO 9001. Karena
metode PDCA ini dapat diterapkan pada semua proses, maka dua metode ini dianggap sesuai
(kompatibel).
Standar ini berisi persyaratan yang dapat diaudit secara obyektif. Namun demikian
standar ini tidak menetapkan persyaratan mutlak untuk kinerja K3 di luar komitmen, di dalam
kebijakan

K3,

untuk

memenuhi

persyaratan

peraturan

perundang-undangan

yang

diberlakukan dan persyaratan lain yang diacu organisasi, untuk mencegah cedera dan
gangguan kesehatan, dan untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian dua
organisasi yang melakukan kegiatan yang hampir sama tetapi memiliki kinerja K3 yang
berbeda keduanya dapat dinyatakan memenuhi persyaratan standar ini.
Standar ini tidak mencakup persyaratan tertentu pada sistem manajemen yang lain,
seperti manajemen mutu, manajemen lingkungan, manajemen keamanan, atau manajemen
keuangan. Walaupun demikian, elemen-elemen dalam standar ini dapat digabungkan atau
diintegrasikan dengan sistem-sistem manajemen tersebut. Hal ini memungkinkan organisasi
dapat menyesuaikan sistem manajemen yang ada dengan maksud untuk menetapkan SMK3
yang sesuai dengan persyaratan standar ini. Namun demikian, harus ditegaskan bahwa
penerapan berbagai elemen boleh berbeda bergantung pada tujuan yang diharapkan dan
keterlibatan pihak yang berkepentingan.
Tingkat kerumitan dan kerincian SMK3, luas cakupan dokumentasi dan sumber daya
yang diperuntukkan bergantung pada beberapa faktor, seperti lingkup sistem, ukuran dan sifat
kegiatan, produk dan jasa, dan budaya organisasi.
G. Prinsip Dasar Sistem Manajemen K3

1. Penetapan kebijakan K3
2. Perencanaan penerapan K3
3. Penerapan K3
4. Pengukuran, pemantauan dan evaluasi kinerja K3
5. Peninjauan secara teratur untuk meningkatkan kinerja K3 secara berkesinambungan
H. Elemen Sistem Manajemen K3
1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
2. Pendokumentasian strategi
3. Peninjauan ulang desain dan kontrak
4. Pengendalian dokumen
5. Pembelian
6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
7. Standar pemantauan
8. Pelaporan dan perbaikan
9. Pengelolaan material dan perpindahannya
10. Pengumpulan dan penggunaan data
11. Audit SMK3
12. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan
I. Pedoman penerapan SMK3
1. Komitmen dan kebijakan
a. Kepemimpinan dan komitmen
organisasi K3
menyediakan anggaran, SDM dan sarana
penetapan tanggung jawab, wewenang dan kewajiban
perencanaan K3
melakukan penilaian
b. Tinjauan awal K3
- identifikasi kondisi dan sumber bahaya
pengetahuan dan peraturan perundangan K3
membandingkan penerapan
meninjau sebab akibat
efisiensi dan efektifitas sistem
2. Perencanaan
a. Manajemen Resiko
b. Peraturan perundangan
c. Tujuan dan sasaran :
1) dapat diukur
2) indikator pengukuran
3) sasaran pencapaian
4) jangka waktu pencapaian
d. Indikator Kinerja
e. Perencanaan awal dan perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung
3. Penerapan
a. Jaminan kemampuan
SDM, sarana dan dana
integrasi
tanggung jawab dan tanggung gugat
konsultansi, motivasi dan kesadaran
pelatihan dan kompetensi kerja
b. Kegiatan pendukung
komunikasi
pelaporan

pendokumentasian
- pengendalian dokumen
pencatatan dan manajemen informasi

Daftar Rujukan
http://jawarakesehatan.blogspot.co.id/2014/12/makalah-sistem-menejemenk3.html diakses pada 10 Oktober 2015
http://tutorial-gratis2.blogspot.co.id/2011/12/makalah-sistem-manajemen-k3smk3.html diakses pada 10 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai