Anda di halaman 1dari 20

INSTRUMEN MANUAL SMK3

(SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA)


PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk

DISUSUN OLEH :
DEVI HANDIKA H
FITRA HERNAYANTI
IBNU NUGROHO S
SRI WAHYUNI

TINGKAT 4 DIV
PEMINATAN K3
KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2016
Pendahuluan

Latar Belakang
PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah Perusahaan dalam bidang pengembangan dan
pengoperasian jalan tol, dengan produk berupa jasa jalan tol yang pelayanan yang
terdiri dari pelayanan konstruksi, pelayanan lalu lintas dan pelayanan transaksi.
Kegiatan pengoperasian jalan tol mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat menimbulkan kerugian
baik bagi perusahaan, karyawan dan mitra kerja.
Sebagaimana dengan fungsi lainnya dalam perusahaan, seperti sumber daya manusia,
keuangan, produksi, kualitas dan lainnya, aspek keselamatan dan kesehatan kerja
dalam aktivitas pengoperasian jalan tol harus dikelola dengan baik melalui suatu
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Jasa Marga. Untuk
mencapai kinerja perusahaan yang memiliki daya saing yang tinggi di tingkat nasional
dan regional, perusahaan mengembangkan sistem manajemen K3 mengacu ke
persyaratan nasional dan internasional yang telah diakui.
SMK3 Jasa Marga meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
pengoperasian jalan tol.

Dasar
1. Undang Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 86 pekerja /
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja serta Pasal 87 bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan
manajemen perusahaan.
3. Sesuai Visi bahwa Jasa Marga akan menjadi pemimpin dalam industri dan
memiliki daya saing yang tinggi maka Jasa Marga harus memiliki kompetensi
pengembangan dan pengoperasian jalan tol yang efektif dan efisien dengan tata
kelola yang baik, yaitu diantaranya dengan penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sehingga perusahaan dapat menjadi panutan
bagi perusahaan jalan tol yang lain.
4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jasa Marga ini
dikembangkan mengacu kepada Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja No. 05/96
dan Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001; 2007 yang telah digunakan di berbagai perusahaan di berbagai negara.

Tujuan & Sasaran


1. Tujuan Manajemen K3 adalah sebagai berikut:
a. Sebagai wujud komitmen terhadap keselamatan dan kesehatan para
karyawan, mitra kerja, keselamatan aset, lingkungan serta operasional jalan
tol guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
b. Memberikan kerangka penerapan manajemen K3 secara sistematis dan
komprehensif sesuai dengan persyaratan internasional.
2. Sasaran manajemen K3 adalah melindungi karyawan, pelanggan, aset serta
mitra kerja dari potensi bahaya akibat kegiatan perusahaan.
Profil Perusahaan

PT Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1978
sebagai BUMN Penyelenggara Jalan Tol di Indonesia. Keberadaan perusahaan saat itu
sesuai dengan Undang Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan. Jalan bebas
hambatan pertama di Indonesia adalah Jalan Tol Jagorawi yang dioperasikan pada
tanggal 1 Maret 1978, dimulai dengan ruas Jakarta-Cibinong sepanjang 27 Km. Dengan
telah diberlakukannya Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, telah merubah kegiatan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk sehingga lebih fokus pada bisnis sebagai developer dan operator jalan
tol. Sampai dengan awal tahun 2008, jumlah panjang jalan tol yang dikelola adalah 531
km yang dikelola melalui 9 (sembilan) kantor cabang operasional dan 1 (satu) anak
perusahaan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta. Jumlah pegawai perusahaan adalah 5.407
orang yang terdiri dari 3.827 orang karyawan operasional dan 1.580 orang karyawan
non-operasional.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

Struktur Sistem
Sistem K3 Perusahaan mengadopsi standar OHSAS 18001;2007, terdiri dari elemen
yang merupakan proses pokok sistem yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Elemen Sistem K3 adalah bagian sistem yang merupakan standar proses dan menjadi
landasan operasional penerapan sistem K3 di lingkungan Perusahaan. Setiap elemen
memiliki ekspektasi penerapan yang diinginkan sesuai dengan sasaran K3, karakteristik
bisnis dan budaya Perusahaan. SMK3 terdiri atas 16 elemen pokok yang saling terkait
dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam penerapan SMK3 untuk
mencapai sasaran program.

Sistem K3 dimulai dengan penetapan Kebijakan K3 tertulis sebagai wujud komitmen


dan kepemimpinan senior leader yang selanjutnya menjadi dasar sekaligus inspirasi
dari elemen manajemen keselamatan dan kesehatan kerja lainnya.
Proses berikutnya adalah mengidentifikasi isu K3 yang ada dalam Perusahaan, yang
harus dikendalikan dan dikelola sehingga kejadian yang tidak diinginkan dapat
dihindarkan. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, disusun perencanaan yang meliputi
sasaran yang akan dicapai terkait dengan tujuan Perusahaan serta program kerja yang
akan dilakukan.
Untuk mencapai sasaran tersebut kemudian dilakukan pengorganisasian semua
sumberdaya yang diperlukan agar dapat secara efektif dan efisien mencapai sasaran
K3. Hasil pelaksanaan tersebut selanjutnya dipantau dan diukur secara berkala guna
memastikan bahwa sasaran yang ingin dicapai masih dalam batas koridor yang
ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan, manajemen dengan perlu segera melakukan
peninjauan ulang untuk kemudian menetapkan langkah perbaikan.

Dokumentasi Sistem manajemen K3


Jasa Marga akan memiliki sistem dokumentasi yang terdiri dari 4 tingkatan yaitu:
a. Kebijakan K3
b. Manual SMK3
c. Prosedur K3
d. Instruksi Kerja K3

Sistem dokumentasi k3

Dokumentasi K3 dilaksanakan secara terpadu dan menyatu dengan sistem


dokumentasi perusahaan lainnya. Sistem Dokumentasi & Rekaman harus selalu
ditinjau ulang secara periodik.
Elemen K3

Berdasarkan karakteristik dan kondisi operasional Jalan Tol, elemen sistem manajemen
Manajemen K3 yang diperlukan untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut:
Elemen 1 : Kepemimpinan
Senior leader harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap K3 dengan
menetapkan kebijakan K3 Perusahaan yang memuat visi dan misi Perusahaan serta
sasaran K3 yang ingin dicapai untuk meningkatkan kinerja K3, memenuhi persyaratan
perundangan yang berlaku serta peningkatan berkelanjutan.
Elemen 2 : Manajemen Resiko
Perusahaan menerapkan manajemen risiko untuk mencegah dan mengendalikan
bahaya yang ada atau timbul dari operasi perusahaan mulai dari perencanaan,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan jalan tol sampai batas yang dapat diterima.
Manajemen Risiko mencakup identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
yang ada dalam kegiatan operasi jalan tol.
Elemen 3 : Perundangan dan Persyaratan K3
Perusahaan akan memenuhi dan menerapkan semua perundangan dan persyaratan
K3 yang berlaku dan sesuai dengan kegiatan operasi perusahaan melalui proses
identifikasi dan evaluasi pemenuhannya.
Elemen 4 : Sasaran dan Program Kerja
Manajemen menetapkan sasaran dan program kerja untuk mengendalikan risiko K3
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, tingkat risiko dan prioritas
pengendaliannya.
Sasaran dan program kerja K3 ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi termasuk di
seluruh cabang-cabang dan unit usaha.
Elemen 5 : Sumber Daya
Perusahaan menyediakan sumber daya yang cukup untuk mencapai sasaran K3 yang
telah ditetapkan baik untuk tingkat korporat, maupun untuk masing-masing unit
kegiatan. Kebutuhan sumber daya ini mencakup manusia, dana, waktu, dan prasarana
yang diperlukan dan harus dievaluasi secara berkala. Penyediaan sumber daya
dilakukan dengan prinsip manfaat dan efisien.
Elemen 6 : Pengorganisasian dan Tanggung Jawab
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus dikelola dengan baik. Untuk itu perlu
akan ditetapkan: tanggung jawab dan tanggung gugat semua unsur yang terkait dengan
kegiatan jalan tol
Elemen 7 : Pelatihan Kompetensi
Kegiatan operasional harus dilakukan oleh personil yang kompeten sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing.
Perusahaan harus melakukan program pembinaan untuk meningkatkan kompetensi
dan kepedulian seluruh pihak yang terlibat dengan operasi jalan tol.
Elemen 8 : Komunikasi dan Konsultasi
Komunikasi merupakan faktor penting dalam proses penyampaian informasi K3 kepada
semua unsur terkait sesuai dengan kepentingannya masing-masing.
Perusahaan harus mengembangkan dan menetapkan prosedur komunikasi dan
informasi internal maupun eksternal Perusahaan.
Elemen 9 : Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu faktor yang mendukung terlaksananya Sistem
Manajemen K3 secara efisien, efektif dan terkendali. Seluruh aktivitas, prosedur,
informasi, kejadian dan komunikasi yang berkaitan dengan K3 didokumentasikan
dengan baik.
Elemen 10 : Pengendalian Bahaya
Kegiatan pengoperasian jalan tol mengandung berbagai bahaya dan risiko baik bagi
pekerja maupun lingkungan sekitarnya. Karena itu seluruh aktivitas operasi harus
dikelola dengan cara yang aman sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Pengendalian bahaya dalam operasi harus dilakukan disetiap tahapan operasi, mulai
perencanaan, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol melalui penetapan
prosedur kerja yang sesuai dan cara kerja aman.
Elemen 11 : Tanggap Darurat
Perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap keadaan darurat yang
meliputi: kecelakaan, kebakaran, gempa, banjir dan bencana lainnya untuk
menghindarkan kerugian, kerusakan dan korban yang lebih besar. Perusahaan
mengembangkan, menetapkan dan menerapkan manajemen krisis dan prosedur
tanggap darurat.
Elemen 12 : Pengukuran dan Pemantauan Kerja
Perusahaan mengukur secara berkala, mengevaluasi dan melakukan tindakan
perbaikan terhadap hasil pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perusahaan mengembangkan, menetapkan dan melaksanakan prosedur pemantauan
dan pengukuran kinerja keselamatan dan Kesehatan Kerja secara berkala dan
mendokumentasikan hasilnya.
Elemen 13 : Penyelidikan Kecelakaan dan Pelaporan
Setiap kecelakaan harus diselidiki untuk mengetahui faktor penyebab sehingga
kecelakaan serupa dapat dicegah.
Perusahaan mengembangkan dan menjalankan prosedur penanganan kecelakaan dan
insiden yang mencakup penyelidikan kejadian, analisa, pelaporan dan tindak lanjut
sebagai bahan pembelajaran dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Elemen 14 : Audit Internal
Audit perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan pelaksanaan kegiatan dan
program sesuai ketentuan yang berlaku.
Elemen 15 : Tinjauan Manajemen
Manajemen harus melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan sistem manajemen
secara berkala untuk memastikan kebijakan dan sasaran yang ditetapkan telah berjalan
sesuai harapan.
Elemen 16 : Perbaikan Berkelanjutan
Perbaikan berkelanjutan merupakan tindak lanjut atas hasil tinjauan manajemen
ataupun merupakan inisiatif dari karyawan.
Instrumen Manual K3 pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk

No Kriteria Ya Tidak Keterangan


Elemen 1 : Kepemimpinan
1 Terdapat kebijakan K3 yang tertulis, dan secara
jelas menyatakan tujuan serta sasaran K3 serta
komitmen perusahaan terhadap peningkatan K3
2 Perusahaan telah membentuk P2K3 sesuai
dengan peraturan
3 Kebijakan disusun oleh pengusaha dan
pengurus setelah melalui proses konsultasi
dengan wakil tenaga kerja
4 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3
kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan dan pemasok dengan tata cara yang
tepat
5 Kebijakan K3 ditinjau ulang secara berkala untuk
menjamin bahwa kebijakan tersebut
mencerminkan perubahan yang terjadi dalam
perusahaan
Elemen 2 : Manajemen Resiko
6 Terdapat prosedur terdokumentasi untuk
identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko K3
7 Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko K3 sebagai rencana
strategi K3 dilakukan oleh petugas yang
berkompeten
8 Rencana strategi K3 sekurang- kurangnya
berdasarkan tinjauan awal, identifikasi bahaya,
penilaian, pengendalian resiko, dan oeraturan
serta informasi K3 lain baik dari dalam maupun
luar perusahaan
9 Rencana k3 diselaraskan dengan rencana
system manajemen perusahaan
10 Upaya pengendalian resiko dievaluasi secara
berkala apabila terjadi ketidaksesuaian atau
perubahan pada proses kerja
Elemen 3 : Perundangan dan Persyaratan K3
11 Terdapat prosedur yang terdokumentasi untuk
mengidentifikasi, memperoleh, memelihara, dan
memahami peraturan, standar, pedoman teknis,
dan persyaratan lain yang relevan dibidang K3
untuk seluruh tenaga kerja di perusahaan
12 Perusahaan memiliki penanggung jawab untuk
memelihara dan mendistribusikan informasi
terbaru mengenai peraturan, standar, pedoman
teknis dan persyaratan lain yang telah
ditetapkan
13 Persyaratan pada peraturan, standar, pedoman
teknis dan persyaratan lainnya yang relevan di
bidang K3 dimasukkan pada prosedur- prosedur
dan petunjuk kerja
14 Perubahan pada peraturan, standar, pedoman
teknis, dan persyaratan lain yang relevan di
bidang K3 digunakan untuk peninjauan
prosedur- prosedur dan petunjuk kerja
Elemen 4 : Sasaran dan Program Kerja
15 Terdapat sasaran dan program kerja K3 yang
selaras dengan system manajemen perusahaan,
peraturan, standar, pedoman teknis, dan
persyaratan lainnya yang relevan dibidang K3
16 Perusahaan mengkomunikasikan sasaran dan
program kerja K3 kepada seluruh tenaga kerja di
setiap tingkat organisasi dan seluruh cabang
dan unit usaha
17 Sasaran dan program kerja K3 ditinjau ulang
secara berkala untuk menjamin keberhasilan
sasaran dan program kerja tersebut
Elemen 5 :Sumber Daya
18 Perusahaan mengalokasikan sumber daya yang
cukup untuk mencapai sasaran K3 yang telah
ditetapkan
19 Penetapan sumber daya dilakukan sesuai
dengan prinsip manfaat dan efisiensi
20 Sumber daya ditinjau ulang secara berkala
untuk menjamin keberhasilan sasaran dan
program K3
Elemen 6 : Pengorganisasian dan Tanggung
Jawab
21 Pengusaha atau pengurus bertanggung jawab
secara penuh untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja seluruh pekerja
22 Pimpinan unit dalam suatu perusahaan
bertanggung jawab atas kinerja pada unit
kerjanya
23 Penunjukan penanggung jawab K3 harus sesuai
dengan peraturan
24 Tanggung jawab dan wewenang untuk
mengambil tindakan dan melaporkan kepada
semua personil yang terkait dengan perusahaan
yang telah ditetapkan telah disebarluaskan dan
didokumentasikan
25 Petugas yang bertanggung jawab menangani
keadaan darurat telah ditetapkan dan
mendapatkan pelatihan
26 Terdapat kelompok- kelompok kerja dan dipilih
wakil- wakil tenaga kerja yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab atas K3 di tempat kerjanya
dan kepadanya diberikan pelatihan yang sesuai
dengan peraturan
Elemen 7 : Pelatihan Kompetensi
27 Analisa kebutuhan pelatihan K3 sesuai
persyaratan peraturan perundangan – undangan
telah di lakukan.
28 Rencana pelatihan K3 bagi semua tingkatan
telah disusun.
29 Jenis pelatihan K3 harus dilakukan harus
disesuaikan dengan kebutuhan untuk
mengendalikan potensi bahaya.
30 Pelatihan di lakukan oleh orang atau badan
yang berkompeten dan berwenang sesuai
peraturan perundang undangan.
31 Terdapat fasilitas dan sumberdaya memadai
untuk pelaksanaan pelatihan yang efektif.
32 Pengusaha atau pengurus mendokumentasikan
penyimpan catatan seluruh pelatihan
33 Program pelatihan di tinjau secara teratur untuk
menjamin agar tetap relevan dan efektif
34 Anggota manajemen eksekutif dan pengurus
berperan serta dalam pelatihan yang mencakup
penjelasan tentang kewajiban hukm dan prinsip
prinsip serta pelaksanaan K3
35 Manajer dan penyelia menerima pelatihan yang
sesuai dengan peran dan tanggung jawab
mereka.
36 Pelatihan di berikan kepada semua tenaga kerja
baru dan yang di pindahkan agar mereka dapat
melaksanakan tugasnya secara aman.
37 Pelatihan di berikan kepada tenaga kerja apabila
di tempat kerjanya terjadi perubahan sarana
produksi atau proses.
38 Terdapat prosedur yang menetapkan
persyaratan untuk memberikan taklimat
(briefing) kepada pengunjung dan mitra kerja
guna menjamin K3
39 Perusahaan mempunyai sistem untuk menjamin
kepatuhan terhadap persyaratan lisensi atau
kualifikasi sesuai dengan peraturan perundang
undangan untuk melaksanakan pekerjaan atau
mengoperasikan peralatan.
Elemen 8 : Komunikasi dan Konsultasi
40 Perusahaan mengkomunikasikan kebijakan K3
kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan dan pemasok dengan tata cara yang
tepat.
41 Informasi yang di butuhkan mengenai kegiatan
K3 di sebarluaskan secara sistematis kepada
seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasik
42 Keterlibatan dan penjadwalan konsultasi tenaga
kerja dengan wakil perusahaan di
dokumentasikan dan disebarluaskan
keseluruhan tenaga kerja
43 Informasi yang di butuhkan mengenai kegiatan
K3 di sebarluaskan secara sistematis kepada
seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok dengan tata cara yang
tepat
44 Terdapat prosedur yang memudahkan
konsultasi mengenai perubahan perubahan
yang mempunyai implikasi terhadap K3
Elemen 9 : Dokumentasi
45 Terdapat prosedur untuk mendokumentasikan
aktivitas, prosedur, informasi, kejadian dan
komunikasi yang berkaitan dengan K3
46 Dokumen K3 memiliki identifikasi status,
wewenang, tanggal pengeluaran dan modifikasi
47 Penerima distribusi dokumen K3 tercantum
dalam dokumen tersebut
48 Dokumen K3 edisi terbaru disimpan secara
sistematis pada tempat yang ditentukan
49 Dokumen using segera disingkirkan dari
penggunaannya sedangkan dokumen usang
untuk keperluan tertentu diberi tanda khusus
50 Terdapat system untuk membuat, menyetujui,
perubahan terhadap dokumen K3
51 Dalam hal terjadi perubahan diberikan alas an
terjadinya perubahan dan tertera dalam
dokumen atau lampirannya dan
menginformasikan kepada pihak terkait
52 Terdapat prosedur pengendalian dokumen atau
daftar seluruh yang mencantumkan status dari
setiap dokumen tersebut, dalam upaya
penggunaan dokumen yang usang
Elemen 10 : Pengendalian Bahaya
53 Terdapat prosedur untuk identifikasi potensi
bahaya dan menilai resiko yang berhubungan
dengan kegiatan operasi sesuai dengan
peraturan perundang- undangan
54 Terdapat prosedur untuk menangani masalah
K3 yang timbul dan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yg berlaku
55 Terdapat rambu peringatan bahaya dan
terpampang sesuai dengan persyaratan
peraturan perundang- undangan dan atau
standar yang relevan
Elemen 11 : Tanggap Darurat
56 Keadaan darurat yang potensial di dalam
dan/atau diluar tempat kerja telah diidentifikasi
dan prosedur keadaan darurat telah
didokumentasikan dan diinformasikan agar
diketahui oleh seluruh orang yang ada ditempat
kerja
57 Penyediaan alat/sarana dan prosedur keadaan
darurat berdasarkan hasil identifikasi dan diuji
serta ditinjau secara rutin oleh petugas yang
kompeten dan berwenang
58 Tenaga kerja mendapatkan instruksi dan
pelatihan prosedur keadaan darurat yang sesuai
dengan tingkat resiko
59 Petugas penanganan keadaan darurat
ditetapkan dan diberikan pelatihan khusus serta
diinformasikan kepada seluruh orang yang ada
ditempat kerja
60 Instruksi/prosedur keadaan darurat dan
hubungan keadaan darurat diperlihatkan secara
jelas dan mencolok serta diketahui oleh seluruh
tenaga kerja diperusahaan
61 Peralatan, dan sistem tanda bahaya keadaan
darurat disediakan, diperiksa, diuji dan
dipelihara berkala sesuai dengan peraturan
perundang – undangan, standard an pedoman
teknis yang relevan.
62 Jumlah, jenis penempatan dan kemudahan
untuk mendapatkan alat keadaan darurat telah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
atau standar dan dinilai oleh petugas yang
kompeten dan berwenang
63 Prosedur untuk pemulihan kondisi tenaga kerja
maupun sarana dan peralatan produksi yang
mengalami kerusakan telah ditetapkan dan
dapat ditetapkan sesegera mungkin setelah
terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Elemen 12 : Pengukuran dan Pemantauan
Kinerja
64 Pemeriksaan / inspeksi terhadap tempat kerja
dan cara kerja dilaksanakan secara teratur
65 Pemeriksaan/ inspeksi dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten dan berwenang yang
telah memperoleh pelatihan mengenai
identifikasi bahaya
66 Pemeriksaan/ inspeksi mencari masukan dari
tenaga kerja yang melakukan tugas ditempat
kerja yang diperiksa
67 Daftar periksa (check list ) tempat kerja telah
disusun untuk digunakan pada saat inspeksi
68 Laporan pemeriksaan/ inspeksi berisi
rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan
diajukan kepada pengurus P2K3 sesuai dengan
kebutuhan
69 Pengusaha atau pengurus telah menetapkan
penanggung jawab untuk pelaksanaan tindak
perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi
70 Tindakan perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/ inspeksi dipantau untuk
menentukan efektifitasnya
Elemen 13 : Penyelidikan Kecelakaan dan
Pelaporan
71 Terdapat prosedur pelaporan bahaya yang
berhubungan dengan K3 dan prosedur ini
diketahui olah tenaga kerja
72 Tempat prosedur terdokumentasi yang
menjamin bahwa semua kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja, kebakaran atau peledakan
serta kejadian berbahaya lainnya di tempat kerja
dicatat dan dilaporkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
73 Tempat kerja/perusahaan mempunyai prosedur
pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja
74 Pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan kerja
dilakukan oleh petugas atau ahli K3 yang telah
ditunjuk sesuai peraturan perundang-undangan
atau pihak lain yang berkompeten dan
berwenang
75 Laporan pemeriksaan dan pengkajian berisi
tentang sebab dan akibat serta
rekomendasi/saran dan jadwal waktu
pelaksanaan usaha perbaikan
76 Penanggung jawab untuk melaksanakan
tindakan perbaikan atas laporan pemeriksaan
dan pengkajian telah ditetapkan
77 Tindakan perbaikan diinformasikan kepada
tenaga kerja yang bekerja di tempat terjadinya
kecelakaan
78 Pelaksanaan tindakan perbaikan dipantau ,
didokumentasikan dan atau diinformasikan ke
seluruh tenaga kerja
Elemen 14 : Audit Internal
79 Audit internal SMK3 yang terjadwal
dilaksanakan untuk memeriksa kesesuaian
kegiatan perencanaan dan untuk menentukan
efektifitas kegiatan tsb
80 Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas
yang independen, kompeten dan berwenang
81 Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha
atau pengurus dan petugas lain yang
berkepentingan dan dipantau untuk menjamin
dilakukan tindakan perbaikan
Elemen 15 : Tinjauan Manajemen
82 Tinjauan terhadap penerapan SMK3 meliputi
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan dan evaluasi telah dilakukan,
dicatat dan didokumentasikan
83 Hasil tinjauan dimasukkan dalam perencanaan
tindakan manajemen
84 Pengurus harus meninjau ulang pelaksanaan
SMK3 secara berkala untuk menilai kesesuain
dan efektivitas SMK3
Elemen 16 : Perbaikan Berkelanjutan
85 Terdapat dokumen laporan hasil perbaikan dan
rencana perbaikan lebih lanjut
86 Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan
perundang-undangan

Anda mungkin juga menyukai