DISUSUN OLEH :
DEVI HANDIKA H
FITRA HERNAYANTI
IBNU NUGROHO S
SRI WAHYUNI
TINGKAT 4 DIV
PEMINATAN K3
KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
TAHUN 2016
Pendahuluan
Latar Belakang
PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah Perusahaan dalam bidang pengembangan dan
pengoperasian jalan tol, dengan produk berupa jasa jalan tol yang pelayanan yang
terdiri dari pelayanan konstruksi, pelayanan lalu lintas dan pelayanan transaksi.
Kegiatan pengoperasian jalan tol mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat menimbulkan kerugian
baik bagi perusahaan, karyawan dan mitra kerja.
Sebagaimana dengan fungsi lainnya dalam perusahaan, seperti sumber daya manusia,
keuangan, produksi, kualitas dan lainnya, aspek keselamatan dan kesehatan kerja
dalam aktivitas pengoperasian jalan tol harus dikelola dengan baik melalui suatu
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Jasa Marga. Untuk
mencapai kinerja perusahaan yang memiliki daya saing yang tinggi di tingkat nasional
dan regional, perusahaan mengembangkan sistem manajemen K3 mengacu ke
persyaratan nasional dan internasional yang telah diakui.
SMK3 Jasa Marga meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan
pengoperasian jalan tol.
Dasar
1. Undang Undang No. 1 tahun 1970 mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2. Sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 pasal 86 pekerja /
buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja serta Pasal 87 bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan
manajemen perusahaan.
3. Sesuai Visi bahwa Jasa Marga akan menjadi pemimpin dalam industri dan
memiliki daya saing yang tinggi maka Jasa Marga harus memiliki kompetensi
pengembangan dan pengoperasian jalan tol yang efektif dan efisien dengan tata
kelola yang baik, yaitu diantaranya dengan penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja sehingga perusahaan dapat menjadi panutan
bagi perusahaan jalan tol yang lain.
4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jasa Marga ini
dikembangkan mengacu kepada Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja No. 05/96
dan Standar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS
18001; 2007 yang telah digunakan di berbagai perusahaan di berbagai negara.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 1978
sebagai BUMN Penyelenggara Jalan Tol di Indonesia. Keberadaan perusahaan saat itu
sesuai dengan Undang Undang No. 13 Tahun 1980 tentang Jalan. Jalan bebas
hambatan pertama di Indonesia adalah Jalan Tol Jagorawi yang dioperasikan pada
tanggal 1 Maret 1978, dimulai dengan ruas Jakarta-Cibinong sepanjang 27 Km. Dengan
telah diberlakukannya Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, telah merubah kegiatan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk sehingga lebih fokus pada bisnis sebagai developer dan operator jalan
tol. Sampai dengan awal tahun 2008, jumlah panjang jalan tol yang dikelola adalah 531
km yang dikelola melalui 9 (sembilan) kantor cabang operasional dan 1 (satu) anak
perusahaan PT Jalantol Lingkarluar Jakarta. Jumlah pegawai perusahaan adalah 5.407
orang yang terdiri dari 3.827 orang karyawan operasional dan 1.580 orang karyawan
non-operasional.
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Struktur Sistem
Sistem K3 Perusahaan mengadopsi standar OHSAS 18001;2007, terdiri dari elemen
yang merupakan proses pokok sistem yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Action).
Elemen Sistem K3 adalah bagian sistem yang merupakan standar proses dan menjadi
landasan operasional penerapan sistem K3 di lingkungan Perusahaan. Setiap elemen
memiliki ekspektasi penerapan yang diinginkan sesuai dengan sasaran K3, karakteristik
bisnis dan budaya Perusahaan. SMK3 terdiri atas 16 elemen pokok yang saling terkait
dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam penerapan SMK3 untuk
mencapai sasaran program.
Sistem dokumentasi k3
Berdasarkan karakteristik dan kondisi operasional Jalan Tol, elemen sistem manajemen
Manajemen K3 yang diperlukan untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut:
Elemen 1 : Kepemimpinan
Senior leader harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap K3 dengan
menetapkan kebijakan K3 Perusahaan yang memuat visi dan misi Perusahaan serta
sasaran K3 yang ingin dicapai untuk meningkatkan kinerja K3, memenuhi persyaratan
perundangan yang berlaku serta peningkatan berkelanjutan.
Elemen 2 : Manajemen Resiko
Perusahaan menerapkan manajemen risiko untuk mencegah dan mengendalikan
bahaya yang ada atau timbul dari operasi perusahaan mulai dari perencanaan,
konstruksi, operasi dan pemeliharaan jalan tol sampai batas yang dapat diterima.
Manajemen Risiko mencakup identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
yang ada dalam kegiatan operasi jalan tol.
Elemen 3 : Perundangan dan Persyaratan K3
Perusahaan akan memenuhi dan menerapkan semua perundangan dan persyaratan
K3 yang berlaku dan sesuai dengan kegiatan operasi perusahaan melalui proses
identifikasi dan evaluasi pemenuhannya.
Elemen 4 : Sasaran dan Program Kerja
Manajemen menetapkan sasaran dan program kerja untuk mengendalikan risiko K3
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, tingkat risiko dan prioritas
pengendaliannya.
Sasaran dan program kerja K3 ditetapkan untuk setiap tingkat organisasi termasuk di
seluruh cabang-cabang dan unit usaha.
Elemen 5 : Sumber Daya
Perusahaan menyediakan sumber daya yang cukup untuk mencapai sasaran K3 yang
telah ditetapkan baik untuk tingkat korporat, maupun untuk masing-masing unit
kegiatan. Kebutuhan sumber daya ini mencakup manusia, dana, waktu, dan prasarana
yang diperlukan dan harus dievaluasi secara berkala. Penyediaan sumber daya
dilakukan dengan prinsip manfaat dan efisien.
Elemen 6 : Pengorganisasian dan Tanggung Jawab
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja harus dikelola dengan baik. Untuk itu perlu
akan ditetapkan: tanggung jawab dan tanggung gugat semua unsur yang terkait dengan
kegiatan jalan tol
Elemen 7 : Pelatihan Kompetensi
Kegiatan operasional harus dilakukan oleh personil yang kompeten sesuai dengan
bidang tugasnya masing-masing.
Perusahaan harus melakukan program pembinaan untuk meningkatkan kompetensi
dan kepedulian seluruh pihak yang terlibat dengan operasi jalan tol.
Elemen 8 : Komunikasi dan Konsultasi
Komunikasi merupakan faktor penting dalam proses penyampaian informasi K3 kepada
semua unsur terkait sesuai dengan kepentingannya masing-masing.
Perusahaan harus mengembangkan dan menetapkan prosedur komunikasi dan
informasi internal maupun eksternal Perusahaan.
Elemen 9 : Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu faktor yang mendukung terlaksananya Sistem
Manajemen K3 secara efisien, efektif dan terkendali. Seluruh aktivitas, prosedur,
informasi, kejadian dan komunikasi yang berkaitan dengan K3 didokumentasikan
dengan baik.
Elemen 10 : Pengendalian Bahaya
Kegiatan pengoperasian jalan tol mengandung berbagai bahaya dan risiko baik bagi
pekerja maupun lingkungan sekitarnya. Karena itu seluruh aktivitas operasi harus
dikelola dengan cara yang aman sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Pengendalian bahaya dalam operasi harus dilakukan disetiap tahapan operasi, mulai
perencanaan, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol melalui penetapan
prosedur kerja yang sesuai dan cara kerja aman.
Elemen 11 : Tanggap Darurat
Perusahaan harus mempersiapkan diri untuk menghadapi setiap keadaan darurat yang
meliputi: kecelakaan, kebakaran, gempa, banjir dan bencana lainnya untuk
menghindarkan kerugian, kerusakan dan korban yang lebih besar. Perusahaan
mengembangkan, menetapkan dan menerapkan manajemen krisis dan prosedur
tanggap darurat.
Elemen 12 : Pengukuran dan Pemantauan Kerja
Perusahaan mengukur secara berkala, mengevaluasi dan melakukan tindakan
perbaikan terhadap hasil pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perusahaan mengembangkan, menetapkan dan melaksanakan prosedur pemantauan
dan pengukuran kinerja keselamatan dan Kesehatan Kerja secara berkala dan
mendokumentasikan hasilnya.
Elemen 13 : Penyelidikan Kecelakaan dan Pelaporan
Setiap kecelakaan harus diselidiki untuk mengetahui faktor penyebab sehingga
kecelakaan serupa dapat dicegah.
Perusahaan mengembangkan dan menjalankan prosedur penanganan kecelakaan dan
insiden yang mencakup penyelidikan kejadian, analisa, pelaporan dan tindak lanjut
sebagai bahan pembelajaran dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Elemen 14 : Audit Internal
Audit perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan pelaksanaan kegiatan dan
program sesuai ketentuan yang berlaku.
Elemen 15 : Tinjauan Manajemen
Manajemen harus melakukan tinjauan ulang terhadap penerapan sistem manajemen
secara berkala untuk memastikan kebijakan dan sasaran yang ditetapkan telah berjalan
sesuai harapan.
Elemen 16 : Perbaikan Berkelanjutan
Perbaikan berkelanjutan merupakan tindak lanjut atas hasil tinjauan manajemen
ataupun merupakan inisiatif dari karyawan.
Instrumen Manual K3 pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk