UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Higiene Industri
Studi Kasus Percetakan Soerabaja’45”. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Higiene Industri serta sebagai langkah penyesuian
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Higiene Industri Kelas B, yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan ini.
Akhirnya, tiada suatu usaha yang besar akan berhasil tanpa dimulai dari
usaha yang kecil. Semoga laporan ini dapat bermanfaat, terutama bagi seluruh
sivitas akademika di lingkungan Universitas Jember. Sebagai penanggung
jawab dan penulis laporan ini, saya sangat mengharap kritik, saran, dan
masukan untuk perbaikan serta penyempurnaan lebih lanjut pada masa yang
akan datang. Semoga laporan ini dapat menjadi media untuk menambah
wawasan dan pengutahuan dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 28
3.2.1 Tempat Penelitian................................................................................. 28
3.2.2 Waktu Penelitian .................................................................................. 28
3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 28
3.4 Prosedur Pengambilan Data ............................................................................ 29
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 30
4.1 Keadaan Umum ............................................................................................... 30
4.1.1 Deskripsi Kegiatan ............................................................................... 30
4.1.2 Kondisi Peralatan ................................................................................. 31
4.2 Kondisi Tempat Kerja ..................................................................................... 31
4.2.1 Housekeeping ....................................................................................... 31
4.2.2 Penilaian 5R/5S .................................................................................... 32
4.2.3 Ventilasi ............................................................................................... 34
4.3 Karakteristik Responden ................................................................................. 34
4.3.1 Usia ...................................................................................................... 35
4.3.2 Jenis Kelamin ....................................................................................... 35
4.3.3 Pendidikan Terakhir ............................................................................. 36
4.4 Key Hazard di Tempat Kerja ......................................................................... 36
4.4.1 Bahaya Fisik ........................................................................................ 36
4.4.2 Bahaya Kimia ....................................................................................... 37
4.4.3 Bahaya Biologi ..................................................................................... 39
4.4.4 Bahaya Psikologi .................................................................................. 40
4.4.5 Bahaya Ergonomi ................................................................................. 46
4.5 Kepatuhan Prosedur ....................................................................................... 46
4.6 Pengendalian Administratif ........................................................................... 47
4.7 Sanitasi ........................................................................................................... 48
4.8 Limbah ........................................................................................................... 49
4.9 Aspek Psikologi ............................................................................................. 49
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................ 52
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 52
5.2 Saran ................................................................................................................ 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 53
iii
LAMPIRAN .......................................................................................................... 55
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1
positifnya yakni proses produksi akan berjalan lebih cepat dengan kualitas yang
sama atau bahkan lebih baik. Akan tetapi jika penggunaan teknologi tersebut tidak
memperhatikan aspek keselamatan dan kesehatan kerja maka akan berdampak
buruk yang dapat menimbulkan bahaya baik secara fisik, kimia, biologi serta
kerugian bagi tenaga kerja, perusahaan dan bahkan masyarakat luas. Oleh karena
itu diperlukan rencana-rencana pengendalian potensi bahaya yang berada di
tempat kerja.
a. Apa saja hazard fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang ada di
percetakan Soerabaja 45 ?
b. Bagaimana akibat kerja yang ditimbulkan dari adanya faktor bahaya di
lingkungan kerja percetakan Soerabaja 45 ?
c. Bagaimana bentuk pengendalian bahaya yang dilakukan di percetakan
Soerabaja 45 ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melakukan identifikasi hazard di percetakan Soerabaja
45 untuk mengetahui bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja dan cara
untuk pengendalian bahaya tersebut.
2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Antisipasi
Kemampuan untuk memperkirakan, memprediksi dan mengestimasi bahaya
(hazard) yang mungkin terdapat pada tempat kerja yang merupakan
konseksuensi dari aktivitas kerja.
2. Rekognisi
Mengenal bahaya (hazard) lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan
dan pemahaman dari efek atau akibatnya terhadap para pekerja maupun
3
masyarakat disekitarnya. Bahaya-bahaya (hazard) yang terkait isu higiene
industri diantaranya :
Bahaya fisik
Bahaya timbul dari excess-nya tingkat kebisingan, radiasi non-
pengion/pengion, suhu ekstrim dan pressure (tekanan)
Bahaya Kimia
Bahaya kimia timbul dari timbul dari excess-nya konsentrasi mists, uap,
gas atau padatan dalam bentuk fume atau debu di udara. Selain itu, bahaya
kimia terkait higiene industri termasuk juga bahan yang bersifat iritan atau
beracun ketika terabsorpsi kulit
Bahaya biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh organisme hidup atau sifat organisme
tersebut yang dapat memberikan efek/dampak kesehatan yang terhadap
manusia (agen yang menginfeksi)
Bahaya Ergonomi
Bahaya yang termasuk bahaya ergonomi termasuk adalah design peralatan
kerja, area kerja, prosedur kerja yang tidak memadai/sesuai. Selain itu,
bahaya ergonomi yang berpotensi menyebabkan kecelakaan atau pekerja
sakit diantaranya pengangkatan dan proses ketika menjangkau/meraih
yang tidak memadai, kondisi visual yang buruk, gerakan monoton dalam
postur janggal.
3. Evaluasi
Proses pengambilan keputusan yang hasilnya adalah tingkat bahaya (hazard)
dalam operasi indutri. Proses eveluasi digunakan sebagai pendekatan dasar
dalam menentukan tindakan pengendalian yang akan diambil.pada tahap
evaluasi ini dilakukan justifikasi terhadap tingkat bahaya yang ada dengan
membandingkannya dengan standar ex : PEL, TLV dan atau NAB
4. Pengendalian Paparan Bahaya
Tindakan pengendalian terhadap bahaya merupakan proses untuk
menurunkan tingkat risiko yang mungkin diterima oleh pekerja. Pengendalian
untuk bahaya (hazard) yang dapat mempengaruhi kesehatan dibagi menjadi 3
kategori :
4
Engineering control
Meliputi cara pengendalian bahaya baik berdasarkan spesifikasi saat
menentukan desain awal maupun dengan menerapkan metode substitusi,
isolasi, memagari atau sistem ventilasi. Engineering control berdasarkan
hierarkinya merupakan pengendalian yang pertama.
Administrative control
Pengendalian melalui penjadwalan, yaitu mengurangi waktu bekerja para
pekerja di area kerja yang mengandung bahaya. Selain itu termasuk juga di
dalam administrative control adalah training yang memberikan pekerja
kemampuan untuk mengenali bahaya dan bekerja dengan aman melalui
prosedur.
APD (Alat Pelindung Diri)
Pengendalian ini merupakan pegendalian terakhir pada hirarki
pengendalian bahaya. APD digunakan oleh pekerja untuk melindungi
pekerja dari bahaya (hazard) yang terdapat di lingkungan kerjanya.
1. Design
Proses design merupakan tahapan awal yang harus dilalui dalam proses
cetak. Pada fase ini kita dapat memprediksi hasil cetakan yang akan kita
harapkan nantinya, terutama untuk jenis cetakan yang full colour. Dari hasil
print out kita dapat melihat bagaimana hasil cetakan kita nantinya, meskipun
pada kenyataanya hasil print out belum tentu hasilnya akan sama percis
5
dengan hasil cetakan kita nantinya (hal ini antara lain disebabkan antara lain
jenis tinta yang digunakan berbeda) dan kemungkinan miripnya ialah 95 –
100%. Program yang biasanya dipakai ialah : Adobe Photohop, Adobe In
Design, Adobe Page Maker, Macromedia Free Hand, dan Corel Draw.
2. Main Master
Pada tahap ini sebelum naik cetak kita perlu membuat master dalam
mencetak. Dalam tahap ini kita perlu tahu dulu jenis cetakan kita apakah yang
itu jenis cetakan yang simple atau yang lux. Untuk masalah ini hanyalah
pengalaman gurunya, apakah cetakan kita hanya memerlukan Wet Master
Paper atau memerlukan proses Filming & Plating untuk proses mencetak
nanti.
3. Printing process
Pada tahap ini diperlukan pengetahuan tentang jenis kertas yang ingin dicetak
serta ukurannya.
a. Jenis Bahan Cetak ; ada berbagai jenis bahan cetakan mulai dari HVS, Art
Paper/Cartoon. dll.
b. Ukuran hasil cetak. Kita perlu mengetahui ukuran dari hasil cetak yang
kita harapkan karena dari sini kita bisa mengetahui berapa jumlah kertas
yang harus kita beli dan jenis mesin cetak apa yang kita gunakan dalam
mencetak nanti. pengetahuan akan kedua hal ini amatlah diperlukan karena
berujung pada biaya yang kita keluarkan nantinya.
4. Sablon
Proses sablon merupakan salah satu alternatif lain dalam mencetak.
Biasanya proses ini dilakukan untuk cetakan dengan jumlah yang sedikit &
bahan cetak tertentu saja.
5. Finishing
Ada beberapa jenis proses akhir dalam mencetak :
a. Jilid ; kegiatan menyusun lembaran-lembaran kertas yang ada menjadi
buku. Namun pada saat ini ada telah ada mesin yang mampu melakukan
kegiatan tersebut diatas.
b. Nomerator ; pemberian nomor yang berurut, biasanya untuk kwitansi
dan faktur.
6
c. Porporasi ; memudahkan kita dalam merobek kertas, contohnya ialah
pada karcis atau tiket.
d. Poly ; merupakan lapisan foil yang mengkilap pada hasil cetak,
contohnya dapat kita lihat biasanya pada hasil cetak kartu undangan.
e. Emboss ; pemberian efek timbul pada satu sisi kertas, yang disebabkan
“press”an dari sisi yang lain.
f. V/Varnish ; pemberian lapisan mengkilap pada kertas.
g. Glossy ; pemberian lapisan plastik mengkilap pada kertas. Beda antara
UV dan Glossy ialah kertas yang telah diberikan lapisan UV bisa
dirobek, sedangkan lapisan Glossy tidak.
h. Doff ; pemberian lapisan plastik doff pada kertas.
i. Spot UV ; pemberian UV pada kertas yang telah dilapisi doff, biasanya
untuk bidang tertentu saja.
j. Steples/ jahit kawat ; biasanya digunakan untuk buku dan majalah yang
memiliki ketebalan yang tipis.
k. Gluing/ lem panas ; pemberian lem pada dinding buku yang biasanya
cukup tebal, dan masih banyak lainnya.
7
berbagai factor risiko yang menyertai leptospirosis, gigitan serangga, dan
binatang berbisa.
b. Bahaya kimia
Bahaya kimia adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh sifat dan
karakteristik kimia yang dimiliki bahan tersebut. Faktor bahaya kimia pada
industri percetakan yaitu adanya paparan bahan kimia, seperti bahan kimia
dari pewarna, bau bahan kimia, dll.
c. Bahaya fisik
Bahaya fisik adalah potensi bahaya yang disebabkan oleh faktor fisik dari
seseorang yang sedang melakukan pekerjaan. Faktor bahaya lingkungan
kerja fisik pada industri perceakan antara lain adalah kebisingan dan suhu
panas.
d. Bahaya mekanik
Bahaya mekanik adalah bahaya yang disebabkan karena alat yang digunakan
saat bekerja, misalnya adalah mesin printer
e. Bahaya ergonomi
Bahaya ergonomi adalah potensi bahaya yang disebabkan terjadi karena
tidak efisiennya hubungan alat kerja dengan manusianya,biasanya
berhubungan dengan prilaku kerja manusia dengan alatnya.
f. Bahaya psikologi
Bahaya psikologi adalah potensi bahaya yang disbabkan terjadinya suatu
konflik dalam lingkungan kerja tersebut. Konflik yang terjadipun sudah
terbagi menjadi langsung dan tidak langsung. Psikologi ini juga merupakan
hal penting karena dapat mempengaruhi juga bagaimana orang tersebut
bekerja, semakin banyak konflik maka pekerjaan yang di kerjakan semakin
tidak efisien dan malah banyak menimbulkan masalah yang terjadi.
2.4 Hazard Control
1. Konsep Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja
Pengendalian bahaya di tempat kerja adalah proses yang dilakukan oleh
instansi atau perusahaan dalam mencapai tujuan agar para pekerja di instansi
atau perusahaan dapat menghindari resiko aktivitas yang dapat berpotensi
8
menimbulkan cedera dan penyakit akibat kerja sebagai tujuan awal dari suatu
perusahaan. (Minal,2014)
Lima prinsip pengendalian bahaya yaitu:
1) Penggantian/substitution, juga dikenal sebagai engineering control,
9
1. Eliminasi
2. Substitusi
4. Kontrol Administratif
10
4. Kontrol administratif, tanda-tanda keselamatan, daerah berbahaya tanda, tanda-
tanda foto-luminescent, tanda untuk trotoar pejalan kaki, peringatan sirine /
lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan, kontrol akses, sistem
yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll.
Umumnya tiga tingkat pertama adalah paling diinginkan, namun tiga tingkat
tersebut tidak selalu mungkin untuk diterapkan. Dalam menerapkan hirarki, Anda
harus mempertimbangkan biaya relatif, manfaat pengurangan risiko, dan
keandalan dari pilihan yang tersedia. Dalam membangun dan memilih kontrol,
masih banyak hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
Perilaku manusia dan apakah ukuran kontrol tertentu akan diterima dan dapat
dilaksanakan secara efektif
11
Potensi kurangnya pengenalan terhadap tempat kerja, contoh: visitor atau
personil kontraktor
Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai bahaya dan resiko kerjntang kerja untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. Peraturan APD dibuat oleh
pemerintah sebagai pelaksanaa ketentuan perundang-undangan tentang
keselamatan kerja. Perusahaan atau pelaku usaha yang mempekerjakan pekerja
atau buruh memiliki kewajiban meneyediakan APD di tempat kerja sesuai Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku. Selain itu, perusahaan harus
mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban
penggunaan APD serta melaksanakan manajemen APD di tempat kerja.
3. Tempat kerja, yaitu tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak
atautetap, di mana tenaga kerja bekerja atau yangsering dimasuki tenaga kerja
12
untuk keperluan suatu usaha dan di manaterdapat sumber-sumber bahaya,
termasuk ruangan, lapangan, halaman, dan sekelilingnya yang merupakan
bagianatau berhubungan dengan tempat kerja.
Alat Pelindung Diri (APD) akan memberikan perlindungan yang cukup bila
alat pelindung tersebut dipilih secara tepat dan selalu dipakai oleh para pekerja
yang bersangkutan.
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
Kewajiban memakai APD bila mamasuki tempat kerja yang berbahaya tidak
hanya berlaku bagi pekerja saja, melainkan bagi pimpinan perusahaan, pengawas,
kepala bagian dan siapa saja yang akan memasuki tempat tersebut. Oleh karena,
itu pimpinan perusahaan dan pengawas harus memberi contoh yang baik kepada
pekerja yaitu mereka hendaknya selalu memakai alat pelindung diri yang
diwajibkan bila akan memasuki suatu tempat kerja yang berbahaya sehingga
13
pekerja akan merasa bahwa pimpinan mereka dan pengawas betul-betul menaruh
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap masalah kesehatan dan keselamatan
kerja.
Instruksi baik secara lisan maupun tulis perlu diberikan kepada semua
pekerja tentang perlengkapan dalam keadaan apa alat pelindung diri harus dipakai
oleh pekerjaan (dipakai secara terus-menerus selama waktu kerja atau hanya pada
saat melakukan pekerjaan tertentu). Demikian pula tentang keselamatan dan
kesehatan kerja perlu dipasang ditempat kerja yang dapat dilihat dan mudah
dibaca oleh pekerja.
1. Pakaian Pelindung
a. Apron, yaitu pakaian pelindung tubuh yang menutupi sebagian tubuh mulai
dari dada sampai lutut. Apron dapat dibuat dari kain dril, kulit, plastik/PVC/
polyethylene, karet, asbes, atau kain yang dilapisi aluminium.
2. Pelindung Kepala
Masing-masing Alat Pelindung Diri (APD) memiliki fungisnya masing-
masing. Dalam hal ini kita akan membahas jenis alat pelindung diri untuk
bagian kepala. Tujuan dari pelindung kepala untuk melindungi kepala dari
benturan, kejatuhan benda dari atas kepala ataupun benda keras yang melayang
dan meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, percikkan api dan bahaya-
bahaya lainnya yang mungkin dapat membahayakan area kepala. Untuk
beberapa jenis pelindung kepala juga ditujukkan untuk melindungi rambut-
rambut pekerja agar tidak terjerah oleh mesin-mesin yang beputar.
3. Pelindung mata
Alat pelindung mata digunakan untuk melindungi mata dari kemungkinan
kontak dengan bahaya karena percikan atau kemasukan debu-debu, gas-gas,
14
uap, cairan korosif, partikel-partikel melayang atau terkena radiasi gelombang
elektromagnetik.
4. Pelindung Telinga
Alat pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan
telinga dalam. Alat ini diperlukan apabila tingkat kebisingan di tempat kerja
sudah mencapai 85 dB diatas 8 jam sehari.
5. Pelindung Pernapasan
Alat pelindung pernapasan diperlukan di tempat kerja dimana udara
didalamnya tercemar.
6. Pelindung Tangan
Alat pelindung tangan ini paling banyak digunakan, karena kecelakaan
yang paling banyak terjadi pada tangan dari keseluruhan kecelakaan yang ada.
Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi :
7. Pelindung Kaki
Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari kejatuhan
benda berat, percikan asam dan basa yang korosif, cairan panas dan terinjak
benda-benda tajam. Contoh alat pelindung kaki seperti sepatu kulit, sepatu
karet, sepatu bot karet, sepatu anti slip, sepatu dilapisi baja, sepatu plastik,
sepatu dengan sol kayu/gabus, pelindung betis, tungkai dan mata kaki.
15
menggabungkan prinsip-prinsip desain, pengembangan, pelaksanaan,
perawatan, perbaikan dan atau peningkatan kondisi-kondisi dan tindakan
hygienes. Pengaplikasian sanitasi mengacu pada tindakan-tindakan hygiene
yang dirancang untuk memperhatikan lingkungan yang bersih dan sehat untuk
penyiapan, pengolahan dan penyimpanan pangan.
16
4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and
rodent control)
a. Cara pengendalian vektor
5. Kesehatan dan keselamatan kerja
a. Tempat/ruang kerja
b. Pekerjaan
c. Cara kerja
d. Tenaga kerja/pekerja
Manfaat apabila kita menjaga sanitasi di lingkungan kita:
17
Air minum sangat penting bagi seluruh pekerja khususnya mereka
yang bekerja di iklim yang panas dan lembab. Panas menyebabkan
timbulnya dehidrasi yang mengarah pada kelelahan, hilangnya konsentrasi,
dan menurunnya produktivitas. Praktik-praktik yang baik untuk penyediaan
air bersih untuk minum :
a. Para pekerja harus disediakan dengan air minum yang cukup dan higienis.
Air ini harus disimpan dalam wadah yang tertutup dengan keran di bagian
bawah dan tidak terpapar langsung pada sinar matahari
b. Wadah air minum harus ditempatkan tidak jauh dari tempat kerja, tetapi
tidak dekat fasilitas sanitasi, mesin-mesin berbahaya, atau area di mana
bahan kimia sering digunakan. Tujuannya agar air minum tidak
terkontaminasi.
c. Apabila wadah ini tidak mempunyai sistem pendingin air, cobalah untuk
menempatkan air ini di tempat yang relatif sejuk di dalam pabrik.
d. Apabila ada keraguan terhadap kontaminasi air, sebaiknya air harus direbus
atau disaring sebelum dikonsumsi. Pengujian laboratorium secara berkala
diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan Indonesia
berkenaan dengan kesehatan, khususnya tentang kualitas air bersih untuk
minum ditempat kerja.
e. Air yang dialirkan dari pipa hanya boleh digunakan apabila terjamin
kebersihannya. Gunakan tanda-tanda petunjuk untuk air yang aman untuk
diminum dan mana yang tidak boleh diminum.
f. Pekerja harus disediakan tempat yang layak untuk menyimpan gelas/botol
minum mereka. Ini untuk memastikan air minum tidak tumpah di pos
tempat kerja.
g. Gunakan gelas atau bahan sekali pakai untuk meminimalisir penyebaran
infeksi.
h. Antisipasi peningkatan konsumsi air minum sesuai dengan jumlah jam
kerja, jumlah karyawan, dan suhu di luar ruang.
Pengelolaan penyediaan air minum harus:
18
1) Menjamin air minum yg diproduksinya memenuhi syarat kesehatan,
dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap kualitas air yg
diproduksi mulai dari:
a. Pemeriksaan instalasi pengolahan air
b. Pemeriksaan pada jaringan perpipaan
c. Pemeriksaan pada pipa sambungan ke konsumen
d. Pemeriksaan pada proses isi ulang dan kemasan
2) Melakukan pengamanan terhadap sumber air baku yg dikelolanya dari
segala bentuk pencemaran.
5. Pengendalian vektor dan rodent
Beberapa usaha pengendalian yang bisa dilakukan untuk mengatasi
vektor dan rodent ini adalah pengendalian secara fisika, kimia dan mekanik.
Pengendalian secara fisika ini meliputi memperhatikan konstruksi bangunan
agar vektor atau rodent tidak bisa masuk dan berkembang biak dalam ruang
kerja, menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak ada penumpukkan
sampah ataupun sisa makanan, pengaturan peralatan dan arsip secara teratur
dan rapi serta meniadakan tempat perindukan serangga dan tikus. Yang
kedua yaitu pengendalian secara mekanik yang bisa dilakukan melalui
penyemprotan, pengasapan, membubuhkan abate pada tempat penampungan
air bersih. Yang ketiga yaitu pengendalian secara mekanik melalui usaha
memasang perangakap.
19
1. Limbah cair industri
Limbah cair industri merupakan sisa atau hasil buangan produksi yang
berupa zat cair. Sebagian besar dari limbah cair industri mengandung
senyawa berbahaya seperti nitrat, fosfor dan asam. Sehingga perlu
pengolahan khusus agar tidak membahayakan lingkungan. Contoh limbah
cair dari industri ini antara lain adalah sisa pewarna pakaian cair, sisa
pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, kandungan besi pada air,
kebocoran minyak di laut, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya. Pengolahan
limbah cair dilakukan untuk mengurangi zat pencemar, seperti zat organik,
senyawa mengandung netrogen, padatan tersuspensi/ terendapkan,
senyawa garam dan lain-lain. Kebayakan zat pencemar tersebut terutama
zat organik, merupakan zat penyerap oksigen, sehingga mengurangi kadar
oksigen terlarut di dalam air dan menggangu kehidupan biota air. Limbah
padat industri
2. Limbah padat industri merupakan buangan dari hasil- hasil industri yang
tidak terpakai lagi yang berbentuk padatan, lumpur maupun bubur yang
berasal dari suatu proses pengolahan, ataupun sampah yang dihasilkan dari
kegiatan- kegiatan industri, bisa bersumber dari industri kertas, pulp,
pabrik gula, rayon, plywood, limbah nuklir, pengaawetan buah, ikan,
daging, dll. Contoh, plastik , kantong, Sisa pakaian atau kain, sisa atau
sampah elektronik, kertas, kabel, besi, dll.
2.6 Ventilasi
2.6.1 Definisi Ventilasi
Definisi ventilasi dan aliran udara ke dalam dan keluar suatu ruangan adalah:
20
setelah digantikan udara yang masuk dari luar. Rata-rata, masuknya udara
dari luar itu bergantung kepada bentuk bangunan dan kekuatan angin dan
temperatur yang disediakan oleh alam. Ventilasi dan bukaan lainnya pada
sebuah bangunan yang menjadi salah satu desain utama dapat juga
menjadi rute dari udara yang mengalir ketika tekanan udara yang melalui
bukaan didominasi oleh kondisi cuaca, kemudian disusul oleh pengaruh
secara mekanis melalui alat-alat elektronik. Penyusupan udara ke dalam
ruangan tidak hanya menambaj kuantitas udara yang masuk ke dalam
bangunan tapi juga menggerakkan udara dalam ruangan sehingga sirkulasi
udara di dalam urangan hidup secara nyaman dan berkualitas. Faktor-
faktor seperti kelembaban udara dan suhu udara, biasanya dilupakan dan
tidak dianalisis oleh arsitek, padahal hal tersebut merupakan salah satu hal
penting dalam mendesain sistem ventilasi dalam suatu bangunan. Sebagai
konsekuensinya, sistem ventilasi fungsinya sangat tidak maksimal, dapat
dikatakan rendah, termasuk boros pemakaian energi, kurangnya sirkulasi
udara dalam ruangan sehingga ruangan sangat panas/dingin dan secara
drastis mendukung panas yang dihasilkan oleh alat-alat elektronik.
3) Udara udara yang hilang lainnya, seperti pipa yang bocor: bocoran udara
dari pipa-pipa udara ataupun sambungan ventilasi, dari penkondisian udara
dingin maupun panas, dapat menjadi salah satu faktor yang signifikan.
Ketika, umumnya, udara di dalam pipa melewati ruang-ruang yang
udaranya tidak dikondisikan, hilangnya energi dalam jumlah banyak tidak
dapat dihindari. Menurut Modera (1993), sebagai contoh, memperkirankan
hampir 20% dari panas di perumahan Amerika utara, pipa-pipa pemanas
ruangannya dapat bocor, sehingga udara panas yang dihasilkan oleh
pemanas ruangan yang hendak dialirkan ke dalam ruangan berkurang
secara signifikan. Udara-udara kotor dari luar juga dapat masuk melalui
bocoran ini jika pemanas ruangannya tidak hidup.
4) Resirkulasi udara: resirkulasi udara sering dipakai di bangunan-bangunan
komersil untuk menyediakan hawa panas dalam udara. Resirkulasi udara
biasanya disaring dengan penyaring debu, tapi oksigen tidak disirkulasi
dan pertukaran udara kotor dan udara bersih tidak seimbang, sehingga
21
resirkulasi udara bukanlah merupakan salah satu pilihan ventilasi yang
baik.
2.6.2 Jenis Ventilasi
Secara umum ventilasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu ventilasi umum dan
ventilasi lokal.
1) Ventilasi umum
Ventilasi umum dapat juga diartikan dengan pengenceraan, yaitu
penurunan konsentrasi kontaminan udara dalam ruang kerja sampai pada
tingkat yang tidak membahayakan kesehatan (NAB) dan keselamatan tenaga
kerja. Ventilasi umum dapat berlangsung dengan baik bila kadar kontaminan
udara dalam ruang tidak terlalu tinggi agar volume udara pengencer tidak
terlalu besar, pekerja berada cukup jauh dari sumber pengencer agar tidak
terpengaruh pencemaran, kadar kontaminan udara masih dibawah nilai ambang
batas, toksisitas kontaminan masih rendah dan pencemaran terjadi merata.
Ventilasi umum dapat dikategorikan menjadi ventilasi alamiah dan buatan.
a) Ventilasi alamiah adalah pemasukan dan pengeluaran udara dalam ruang
terjadi disebabkan adanya perbedaan tekanan udara luar dan dalam. Udara
akan mengalir dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah.
Perbedaam telamam dapat terjadi karena adanya perbedaan suhu udara dan
mengakibatkan terjadinya perbedaan kerapatan udara atau berat jenis udara.
Udara panas dengan berat jenis rendah mengalir ke aras, sedang udara
dingin dengan berat jenis tinggi akan mengalir ke bawah. Pada ventilasi
alamiah udara mengalir secara alamiah. Ada beberapa macam ventilasi
alamiah yaitu ventilasi vertikal dan ventilasi horizontal.
Ventilasi vertikal yaitu aliran udara terjadi karena perbedaan berat jenis
lapisan-lapisan udara luar dan dalam bangunan. Berat jenis kecil udara
mengalir ke atas, berat jenis besar udara mengalir ke bawah (efek
cerobong).
Ventilasi horizontal. Arus angin datang dari luar ruang secara horizontal
dapat terjadi apabila terdapat perbedaan suhu udara luar dan dalam ruang
atau antar ruang dalam bangunan. Agar ventilasi silang berfungsi dengan
baik, maka pada dinding harus ada bukaan atau lubang seperti pintu,
22
jendela, atau lubang angin. Aliran udara masuk kedalam ruangan tidak
terlalu kuat dan tidak terhambat, dan harus diarahkan ke bagian-bagian
ruang yang ditempati atau dipakai. Kemungkinan penempatan lubang
ventilasi adalah penting untuk pengarahan aliran udara dari lubang masuk
(inlet) ke lubang keluar (outlet).
b) Ventilasi buatan
Penggantian udara terjadi dengan bantuan alat mekanik seperti kipas
angin (fan), penyedot udara (blower), exhauster. Cara ini digunakan bila
cara alamiah tidak mencukupi, misalnya ukuran ruang luas. Ada dua jenis
kipas angin yaitu sistem baling-baling dan sistem sedot pompa sentrifugal.
Kipas angin yang digunakan garis tengah besar dengan putar per menit
sekecil mungkin untuk memberikan kenyamanan. Aliran udara dibuat
merata dalam seluruh ruang, diletakkan dekat sumber kontaminan. Bila
sumber kontaminan dekat dinding kipas angin berfungsi sebagai pengisap
kontaminan keluar (exhauster). Bila berat jenis kontaminan lebih besar dari
berat jenis udara, maka kipas dipasang dekat lantai. Bila dipasang pada
langit-langit, tinggi ruang harus lebih dari 3 meter. Kapasitass kipas
ditentukan oleh volume ruang, jumlah pergantian udara dalam ruang yang
diperlukan.
2) Ventilasi lokal
Pembuangan udara dilakukan langsung dari sumber kontaminan melalui
corong (hood) pengisap yang dipasang dan ditempatkan dekat sumber
kontaminan. Dari corong pengisap kontaminan disalurkan dalam pipa (duct)
menggunakan penyedot udara (blower) kemudian kontaminan dipisahkan dalam
sistem pembersih udara. Udara bersih selanjutnya dibuang ke atmosfer.
Tipe corong penghisap dan sistem pemasangannya harus disesuaikan dengan
jenis kontaminan dan cara kerja operator sehingga terhindar dari pengaruh
kontaminasi dari hasil proses produksi. Kapasitas penghisap harus kecil, sehingga
pemakaian energi kecil dan ekonomi. Kontaminan harus dapat diisap seluruhnya,
jangan sempat menyebar dalam ruang atau zona pernafasan operator. Kontaminan
23
harus terkonsentrasi dalam sistem ventilasi untuk dapat dipisahkan menjadi udara
bersih dan sisa buangan yang dapat dimanfaatkan selanjutnya. (Sujoso, 2012)
2.7 Housekeeping
Housekeeping terdiri dari dua kata yaitu “house” yang berarti rumah dan
“keeping (to keep)” yang berarti memelihara, merawat, menjaga. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa housekeeping adalah suatu manajemen tata letak yang
bertanggung jawab dalam mengatur atau menata segala peralatan, menjaga
keindahan, kebersihan, kerapian serta merawat segala fasilitas serta dokumen-
dokumen pada tempat kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan
mengurangi bahaya kerja. Peran housekeeping dalam suatu perusahaan sangat
penting karena selain dapat menimbulkan kenyamanan dan mengurangi resiko
kecelakaan, dapat berfungsi untuk memperlancar kegiatan pekerjaan sehingga
dapat meningkatkan produktivitas. Selain itu, dengan adanya perawatan pada
setiap peralatan dapat menunjang awetnya mesin-mesin tersebut.
a. Seiri (Ringkas)
b. Seiton (Rapi)
24
Seiton berarti kegiatan menata tata letak barang, peralatan, serta dokumen
pada suatu ruangan sesuai dengan tempatnya. Tujuannya dapat
mempersingkat waktu dalam proses pencarian atau pengambilan barang
dengan mudah.
c. Seiso (Resik)
d. Seiketsu (Rawat)
e. Shitsuke (Rajin)
Shitsuke berarti melakukan sesuatu yang benar dan positif secara terus-
menerus dan berkesinambungan. Tujuannya untuk menciptakan buadaya
produktif, efektif, dan efisien di lingkungan kerja serta dapat meningkatkan
etos kerja dan disiplin bahkan motivasi kerja.
25
5. Pindahkan barang-barang yang berlabel merah ke tempat yang telah
ditentukan.
b. Seiton (Rapi)
c. Seiso (Resik)
4. Pelestarian resik.
d. Seiketsu (Rawat)
e. Shitsuke (Rajin)
1. Target bersama
2. Teladan atasan
27
BAB 3 METODE PENELITIAN
28
3.4 Prosedur Pengambilan Data
Dalam penelitian ini proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh
setelah sebelumnya mendapatkan izin dari pihak percetakan Soerabadja 45 untuk
mengadakan penelitian. Sebagai langkah awal penelitian, peneliti akan
menyeleksi responden dengan berpedoman pada kriteria inklusi yang sudah
ditentukan. Setelah mendapatkan responden yang dikehendaki maka langkah
selanjutnya adalah meminta persetujuan dari responden penelitian (pekerja atau
staff).
29
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Design
Proses design merupakan tahapan awal yang harus dilalui dalam proses
cetak. Pada fase ini pekerja duduk berhadapan dengan komputer untuk
membuat sebuah design yang akan dicetak. Program yang biasanya
dipakaiuntuk membuat design ialah : Adobe Photohop, Adobe In Design,
Adobe Page Maker, Macromedia Free Hand, dan Corel Draw.
2. Main Master
Pada tahap ini sebelum naik cetak kita perlu membuat master dalam
mencetak. Dalam tahap ini kita perlu tahu dulu jenis cetakan kita apakah
yang itu jenis cetakan yang simple atau yang lux.
3. Printing process
Pada tahap ini diperlukan pengetahuan tentang jenis kertas yang ingin
dicetak serta ukurannya.
a. Jenis bahan cetak ; ada berbagai jenis bahan cetakan mulai dari HVS,
Art Paper/Cartoon. dll.
b. Ukuran hasil cetak, kita perlu mengetahui ukuran dari hasil cetak yang
kita harapkan karena dari sini kita bisa mengetahui berapa jumlah kertas
yang harus kita beli dan jenis mesin cetak apa yang kita gunakan dalam
mencetak nanti. pengetahuan akan kedua hal ini amatlah diperlukan
karena berujung pada biaya yang kita keluarkan nantinya.
30
4. Finishing
Finishing merupakan tahap terakhir dalam proses produksi. Salah satu
tahap terakhir dalam finishing adalah proses penjilidan.
31
kondisi licin dan bersih dari material. Semua sisa produksi dari tempat kerja
ditempatkan pada tempatnya. Gudangnya juga selalu bersih dan tersedia tempat
sampah. Tempat kerja dibersihkan secara berkala karena ada jadwal rutin
pembersihan sampah.
32
penataan
Petugas secara terus
menerus melaksanakan
pembersihan
Memeriksa peralatan
secara berkala
Memeriksa label
penyimpanan
Memeriksa tata letak setiap
barang dan peralatan
5. Rajin Petugas melaksanakan
(Shitsuke) pemilahan,panataan dan
pembersihan selama 3
menit sebelum bekerja
Karyawan datang dan
pulang sesuai dengan
jadwal yang ada
Kerjasama karyawan
Hubungan antar karyawan
Keramahan petugas
Kepatuhan karyawan
terhadap prosedur kerja
Tabel 4.2 2 Penilaian 5R/5S
Berdasarkan table 4.2.2 dapat diketahui bahwa dalam penilaian ringkas (seiri)
dikatakan baik dalam melalukan pemilahan, menangani barang yang cacat dan
rusak serta membersihkan kotoran. Dalam penilaian rapi (seiton) dikatakan baik
dalam hal menata tempat kerja, mengembalikan barag di tempat penyimpanan,
penataan kabel di tempat kerja, menentukan tempat penyimpanan barang sesuai
dengan kegunaannya, menyimpan barang sesuai dengan kegunaannya. Adapun
penilaian resik (seiso) dikatakan baik dalam membersihkan peralatan,
membersihkan meja kerja, membersihkan sudut ruangan, dan memeriksa
kebersihan ruangan. Kemudian penilaian rawat (seiketsu) dikatakan baik dalam
melaksanakan peralatan secara berkala, dan penilaian rajin (shitsuke) baik dalam
melaksanakan pemilahan, penataan dan pembersihan selama 3 menit sebelum
bekerja, karyawan datang dan pulang sesuai denngan jadwal yang ada. Hubungan
antarkaryawan dan kerjasamanya juga baik. Petugasnya ramah dan patuh terhadap
prosedur kerja.
33
4.2.3 Ventilasi
No. Pernyataan Hasil
1. Terdapat ventilasi di industry tersebut Ya
2. Jenis ventilasi yang Ventilasi umum (alami = bukaan
digunakan permanen, jendela, pintu atau sarana
lain yang dapat dibuka; mekanik =
blower/fan, AC)
Berdasarkan tabel 4.2.3 ventilasi yang digunakan adalah ventilasi umum seperti
jendela, kipas angina dan AC. Luas lubang ventilasi 5% dari luas ruangan, dapat
dibuka dan ditutup serta tinggi lubangnya lebih dari 80 cm dari langit-langit.
Udara yang masuk merupakan udara bersih dan tidak terhalang oleh barang-
barang seperti almari, dinding atau sekat-sekat.
34
Kabupaten Jember. Jumlah responden yang kami ambil sebanyak 10 responden
yang bekerja di Percetakan Soerabaja 45. Dari hasil pengumpulan data yang di
ambil telah di dapat kesimpulan yaitu
4.3.1 Usia
Usia responden yang paling tinggi adalah 27 tahun. Rata-rata umur
responden yang kami dapat saat bekerja adalah 22 tahun. Umur responden
yang paling muda adalah 20 tahun.
2. Perempuan 4 50
Total 10 100
Tabel 4.3. 2 Jenis Kelamin
35
bahwasanya mayoritas responden adalah laki-laki dengan presentase yaitu
60%.
36
4 Apakah tempat kerja jauh dari 2 8
kebisingan?
5 Apakah anda dapat bekerja 9 1
dengan baik dengan kebisingan
yang ada?
6 Apakah pencahayaan di tempat 6 4
kerja tidak menyilaukan?
7 Apakah pencahayaan membantu 7 3
menyelesaikan pekerjaan?
8 Apakah di tempat kerja tidak 2 8
terdapat bau-bau yang tidak
sedap?
Tabel 4.4. 1 Bahaya Fisika
37
B. Desain gambar 0 0
C. Mencetak gambar 6 100
D. Pendistribusian 0 0
Total 6 100
3. Apakah jenis bahan kimia yang
digunakan?
Tinta SK4
4. Apakah anda mengetahui
kandungan pada bahan kima
tersebut?
A. Tahu 0 0
B. Tidak tahu 6 100
Total 6 100
5. Apakah bahan kimia yang
digunakan saat produksi sesuai
dengan standar yang telah
ditetapkan?
A. Iya 0 0
B. Tidak 0 0
C. Perkiraan 6 100
Total 6 100
6. Apa bahaya kimia yang sering
muncul pada industri ini?
A. Korosi 0 0
B. Iritasi 0 0
C. Alergi 6 100
D. Kanker 0 0
E. Afiksiasi 0 0
Total 6 100
Tabel 4.4. 2 Bahaya Kimia
38
menyatakan bahwasanya 6 responden mengetahui adanya bahaya kimia dari
jenis pekerjaan ini yang berasal pada saat mencetak gambar dari Tinta SK4
yang dapat menyebabkan alergi pada pekerja.
39
Berdasarkan tabel 4.4.3 hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan bahaya
biologi di area kerja pada 10 populasi pekerja Percetakan Soerabaja 45
menyatakan bahwasanya tidak ada vektor maupun rodent di tempat kerja.
40
A. Sudah 10 100
B. Belum 0 0
Total 10 100
6. Apakah semua pekerja dapat
menyalurkan ide pendapat di tempat
kerja?
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
7. Apakah Anda bisa menghargai
perbedaan latar belakang
sosial/budaya/agama antar pekerja?
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
8. Apakah Anda juga ikut memikirkan
permasalahan yang dihadapi pekerja
lain?
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
9. Apakah Anda memiliki rasa curiga
dengan rekan kerja Anda?
A. Ya 0 0
B. Tidak 10 100
Total 10 100
10. Apakah Anda sudah menunjukkan
sikap bersahabat saat mendapatkan
masukan dari rekan kerja yang lain?
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
Tabel 4.4. 4 Bahaya Psikologi
41
Berdasarkan tabel a hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan bahaya
psikologi di area kerja terkait hubungan interpersonal pada 10 populasi
pekerja Percetakan Soerabaja 45 menyatakan bahwasanya hubungan
interpersonal semua pekerja dalam kondisi baik.
42
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
6. Apakah pekerjaan yang diberikan kepada
Anda monoton?
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
7. Jika ya, apa yang Anda rasakan?
A. Kebosanan 0 0
B. Mengantuk 0 0
C. Hilang kewaspadaan 0 0
D. Lainnya... 10 100
Total 10 100
8. Apakah Anda di beri beban kerja dengan
waktu singkat?
A. Ya 7 70
B. Tidak 3 30
Total 10 100
Berdasarkan tabel b hasil wawancara yang dilakukan berdasarkan bahaya
psikologi di area kerja terkait interaksi karyawan dengan atasan pada 10
populasi pekerja Percetakan Soerabaja 45 menyatakan bahwasanya interaksi
karyawan dengan atasan dalam kondisi baik.
43
2. Berapa hari Anda bekerja dalam
seminggu?
A. < 4 hari 0 0
B. 4-6 hari 10 100
C. 7 hari 0 0
Total 10 100
44
B. Ketika pekerjaan yang harus 8 100
dilakukan terlalu sulit dan
kompleks (qualitative overload)
C. Keduanya 0 0
Total 8 100
45
4.4.5 Bahaya Ergonomi
Jawaban Presentase
No. Pertanyaan
(%)
Apakah posisi kerja saudara terasa
1.
nyaman saat melakukan design?
A. Ya 10 100
B. Tidak 0 0
Total 10 100
Apakah stasiun kerja yang saudara
2. gunakan terasa nyaman saat
melakukan design?
A. Ya 0 0
B. Tidak 10 100
Total 10 100
46
Berdasarkan data yang telah diperoleh, kepatuhan dalam menggunakan APD
lengkap pada saat bekerja seluruh responden yang tidak mematuhi prosedur
sebesar 100%. Pada pekerja Percetakan Soerabaja 45 proses dalam kepatuhan
untuk pemakaian APD sangatlah minim, dikarenakan responden menyatakan
pemakain APD tidak perlu dilakukan dalam pekerjaannya. APD adalah suatu alat
yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya ditempat kerja
(Permenakertrans RI Nomor. Per 08/MEN/VII/2010). Dalam manfaatnya APD
merupakan hal yang sangat penting yang wajib digunakan pada saat bekerja
sehingga harus diperhatikan oleh seluruh pekerja.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah biru daun mengatur jam kerja?
2 Jika Ya, bagaimana penerapan jam kerja di biru 8 jam/ hari dan 1 jam
daun? istirahat
3 Bagiamana cara membersihkan lantai berdebu?
- Membasahi Lantai yang berdebu sebelum
disapu
- Menggunakan vacum cleaner
4. - Langsung
Apakah disapu
perusahaan memberi bonus atau
penghargaan kepada pekerja yang paling aktif
dalam melaporkan kejadian kecelakaan kerja?
Tabel 4.6 1 Pengendalian Administratif
47
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik Percetakan Soerabaja 45 dapat
diketahui bahwa di tempat tersebut mengatur jam kerja dengan rincian 8 jam/ hari
dan 1 jam waktu istirahat. Selain itu, cara untuk membersihkan lantai yang
berdebu dengan langsung di sapu.
4.7 Sanitasi
Berikut merupakan tabel hasil wawancara mengenai sanitasi makanan dan
minuman Percetakan Soerabaja 45 pada pekerja dan pemilik:
No Kategori Hasil
1 Penyediaan Makanan Untuk Pekerja Tidak ada
2 Air bersih yang digunakan untuk mengolah
makanan
3 Penyajian makanan pada Pekerja
4 Jenis wadah penyajian makanan pada
pekerja
5 Jenis sumber air yang digunakan untuk Air kemasan
minum
6 Penyediaan air minum pekerja Menggunakan cangkir/gelas
sekali pakai
7 Tempat Minum di perusahaan Menggunakan air kemasan
8 Pemisah air yang dapat diminum dan tidak Tidak ada
diminum
Tabel 4.7 1 Sanitasi
48
4.8 Limbah
Berikut merupakan tabel hasil wawancara pada pemilik Percetakan Soerabaja
45:
No Pertanyaan Hasil
1 Industri menghasilkan limbah Iya
2 Jenis limbah yang ada pada industri Padat
3 Upaya pengolahan limbah yang dihasilkan oleh Tidak ada
industri
4 Bentuk pengolahanan limbah yang dilakukan -
5 Upaya pemanfaatan limbah yang dihasilkan -
Tabel 4.8 1 Limbah
Percetakan Soerabaja 45 menghasilkan limbah sisa hasil proses kerja. Ada satu
jenis limbah yang dihasilkan oleh percetakan ini yaitu limbah padat. Namun
percetakan ini tidak berupaya untuk melakukan pengolahan terhadap limbah sisa
hasil prosuksi.
49
2 Apakah perusahaan menegur pekerja
yang tidak menggunakan alat pelindung
yang lengkap, bergurau dan makan di
3 tempat kerja? perusahaan
Apakah memberi
penghargaan atau ucapan terima kasih
kepada pekerja yang menunjukan
4 kepatuhan
Apakah terhadap peraturan?
perusahaan memberi bonus atau
penghargaan kepada pekerja yang paling
aktif dalam melaporkan kejadian
kecelakaan kerja? Tabel 4.9 1 Aspek Psikologi
Reward dan punishment salah satu jenis penghargaan dan hukuman yang
dikaitkan dengan prestasi kerja dan digunakan untuk mendorong karyawan dalam
memperbaiki kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.
Apabila reward dan punishment yang diberikan tidak tepat, maka pekerja akan
merasakan adanya ketidaknyamanan. Dengan adanya ketidaknyamanan tersebut,
maka akan mengakibatkan ketidakpuasan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi perilaku kerja yang mengakibatkan tidak tercapainya target yang
ditentukan. Karena fungsi utama reward dan punishment adalah guna
memberikan tanggung jawab dan dorongan kerja atau motivasi kepada
karyawan. Reward dan punishment menjamin bahwa karyawan akan
mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi.
Sistem reward dan punishment yang efektif dapat mengukur usaha kerja karyawan
dan penghargaan yang distribusikan secara adil.
50
JSA ( Job Savevty Analysis)
Tahapan Aktifitas Hazard Potensi PAK Pengendali
KAK an
Desain Membuat Radiasi Mata minus Mengistirah
desain grafis cahaya Mata lelah atkan mata
dengan pada Mata terasa beberapa
aplikasi komputer panas menit,
editor di kemudian
komputer bekerja lagi.
Proses Menyiapkan
Cetak bahan untuk
media
cetaknya
Meletakkan Kontak Terjepit Menggunak
bahan cetak langsung mesin an APD
pada mesin dengan cetak sarung
cetak mesin tangan
51
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Job Safety Analysis pada Percetakan Soerabaja 45 masih kurang dalam hal
manajemen penggunaan APD oleh pekerja, seperti masker, sarung tangan,
kursi yang ergonomis, dll.
b. Sanitasi industri dari Percetakan Soerabaja 45 masih kurang dari segi
pengolahan limbah. Sudah dijumpai tempat sampah dalam ruangan, akan
tetapi pembuangan akhir dari limbah insudtri itu sendiri belum dikelola
dengan baik sehingga masih dijumpai tumpukan sampah dari limbah
percetakan di luar gedung. Sedangkan dari segi mesin dan sanitasi air
sudah cukup baik.
c. Ventilasi di Percetakan Soerabaja 45 ini dapat dikatakan sangat tertutup
mengingat pihak percetakan menggunakan AC sebagai alat pendingin
ruangan. Pada ruangan lantai dasar tidak dijumpai permasalahan
berkenaan dengan ventilasi, namun pada ruangan lantai atas ventilasi yang
ada belum cukup membantu sirkulasi dalam ruangan berkaitan dengan bau
tinta yang cukup menyengat terlepas dari partikel-partikel yang ada di
udara. Sirkulasi seperti ini mengakibatkan perlu waktu yang cukup lama
untuk menghilangkan bau tersebut. Sedangkan dari segi pencahayaan,
sudah bisa dikatakan baik.
d. Housekeeping pada Percetakan Soerabaja 45 Indovista ini sudah cukup
memenuhi standar 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin).
e. Berkenaan dengan rotasi waktu pekerja, tidak terdapat pergantian shift
mengingat Percetakan Soerabaja 45 ini tidak menerapkan waktu operasi
24 jam, tetapi 8 jam kerja per hari. Namun pihak percetakan telah
memberikan waktu yang cukup bagi pekerja untuk beristirahat, sholat
berjamaah, dan makan pada siang hari
5.2 Saran
Sebaiknya pihak percetakan Soerabaja 45 ini menerapkan pendekatan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja yang komprehensif dalam
menjalankan usaha demi kebaikan para pekerja yang mana mempenaruhi tingkat
produktivitas para pekerja itu sendiri dan percetakan Soerabaja 45.
52
DAFTAR PUSTAKA
Dewi PS, Anita. 2013. Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jember: UPT
Penerbitan UNEJ.
Buntarto,dkk. 2015. Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Industri.
Yogyakarta: PT PUSTAKA BARU
ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja. Jakarta: Intenational
Labour Office.
Priono, Noviaji Joko. 2016. Jenis-jenis Pelindung Kepala di Tempat Kerja. Diakses dari
https://sadkes.net/2016/11/26/pelindung-kepala-di-tempat-kerja/ (24 November
2017)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62846/Chapter%20II.pdf;jsessio
nid=5588805026F5E43CABC2040E4651F629?sequence=4[25 November 2017]
Silaban Gerry. 2009. Hubungan Angka Kecelakaan Kerja dengan Tingkat Pemenuhan
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Vol 25, No
3 September 2009. Diambil dari : http://download.portalgaruda.org/article.php
?article=146824&val=5017 [24 November 2017].
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi1848888472147.pdf [24 No
vember 2017].
Oginawati, K. 2008. Sanitasi Makanan dan Minuman. Penerbit Institut Teknologi Bandung
Press. Bandung.
Wijayanti, Tri. 2008. Vektor dan Reservoir. Staf Loka Litbang P2B2 Banjarnegara:
BALABA, Ed.007, no. 02, Des 2008.
Hadi, Upik K. 2012. Serangga Pengganggu Kesehatan (Nyamuk, Lalat, Kecoa, Semut,
Labah-labah). Bagian Parasitologi & Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu
Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner : Fakultas Kedokteran
Hewan IPB .
Nurisa, Ima dan Ristiyanto. 2005. Penyakit bersumber Rodensia(Tikus dan Mencit) di
Indonesia. Puslitbang Ekologi Kesehatan. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 4 No 3,
Desember 2005: 308-319.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42521/Chapter%20II.pdf?seque
nce=3&isAllowed=y [25 November 2017]
54
LAMPIRAN
55
56
57
58
59
60
61
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Kalimantan I/93 – Kampus Bumi Tegal Boto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telepon 0331-337878, 331743 Faksimile 0331-322995
Laman : www.fkm.unej.ac.id
KUESIONER INDIVIDU
DATA DIRI RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
BAHAYA FISIK
No Pernyataan Ya Tidak
3 Apakah kelembapan di
lingkungan kerja tidak
mempengaruhi suhu tubuh?
62
dengan baik dengan kebisingan
yang ada?
BAHAYA KIMIA
No. Pertanyaan Jawaban
63
BAHAYA BIOLOGI
No Pertanyaan Jawaban
BAHAYA PSIKOLOGI
1. HUBUNGAN INTERPERSONAL
No Pertanyaan Jawaban
64
antar rekan kerja saat bekerja? b. Tidak, alasan....
No Pertanyaan Jawaban
65
b. Beban kerja cukup
c. Beban kerja kurang
3. Adakah struktur organisasi/sikap atasan a. Ya
yang menimbulkan stress? b. Tidak
4. Jika ya, sebutkan (bias lebih dari 1) a. Tertalu kaku
b. Atasan kurang peduli pada
inisiatif karyawan
c. Tidak melibatkan
karyawan dalam proses
pengambilan keputusan
d. Tidak ada dukungan pada
kreatifitas karyawan
e. Lainnya,…..
No Pertanyaan Jawaban
66
3. Apakah terdapat shift kerja pada tempat a. Ada
industri saudara? b. Tidak ada
8. Jika Ya, apa jenis work overload yang a. Ketika kerja fisik melebihi
menyebabkan saudara mengalami kemampuan (quantitative
kelelahan kerja? overload)
b. Ketika pekerjaan yang
harus dilakukan terlalu
sulit dan kompleks
(qualitative overload)
c. Keduanya
67
12. Bagaimana pengukuran proses a. Berulang
pekerjaan Anda selama bekerja? b. Tidak berulang
BAHAYA ERGONOMI
No Pertanyaan Jawaban
68
kerja anda? sebutkan...........
b. Tidak ada
jenis APD yang tepat dalam baik (tidak rusak) dan harus
No Pertanyaan Jawaban
70
C. KEPATUHAN PROSEDUR
No Pertanyaan Ya Tidak
D. SOSIALISASI K3
No Pertanyaan Ya Tidak
71
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Kalimantan I/93 – Kampus Bumi Tegal Boto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telepon 0331-337878, 331743 Faksimile 0331-322995
Laman : www.fkm.unej.ac.id
KUISIONER PEMILIK
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Alamat :
5. Pendidikan Terakhir :
A. PENGENDALIAN ADMINISTRASI
c. Langsung disapu
72
4. Apakah perusahaan memberi bonus atau penghargaan kepada pekerja yang
paling aktif dalam melaporkan kejadian kecelakaan kerja?
Tidak
Kadang-
No Pertanyaan Selalu
kadang
pernah
1. Apakah perusahaan memberi hukuman
kepada pekerja yang melanggar prosedur
kerja?
2 Apakah perusahaan menegur pekerja
yang tidak?
73
A. SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN
No Pertanyaan Jawaban
74
Jenis sumber air yang digunakan untuk a. Air sumur
air
b. Air PDAM
minum
c. Air kemasan
e. Air sungai
mencukupi kebutuhan seluruh
pekerja dalam sehari?
9. Bagaimana penyediaan air minum di a. Menggunakan cangkir/gelas
sekali pakai
perusahaan?
e. Lainnya,…
75
D. LIMBAH
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kegiatan industri saudara a. Iya
b. Tidak
menghasilkan limbah?
76
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Jalan Kalimantan I/93 – Kampus Bumi Tegal Boto Kotak Pos 159 Jember 68121
Telepon 0331-337878, 331743 Faksimile 0331-322995
Laman : www.fkm.unej.ac.id
LEMBAR OBSERVASI
A. HOUSEKEEPING
77
PENILAIAN
Penilaian
No. Housekeeping Aktivitas Kurang Sedang Baik
1 2 3
1. Ringkas (Seiri) Menentukan kriteria
barang
Melakukan pemilahan
Membuang barang yang
tidak diperlukan
Memeriksa peralatan
Menangani barang yang
cacat dan rusak
Membersihkan kotoran
2. Rapi (Seiton) Menata tempat kerja
Mengembalikan barang di
tempat penyimpanan
Pencarian barang kurang
dari 30 detik
Penataan pada kabel di
tempat kerja
Menentukan tempat
penyimpanan barang sesuai
dengan kegunaannya
Menyimpan barang sesuai
dengan kegunaannya
3. Resik (Seiso) Membersihkan peralatan
Membersihkan meja kerja
Membersihkan sudut
ruangan
Membuang sampah di
tempat sampah
78
Mencuci tangan setelah
menangani mesin
Memeriksa kebersihan
ruangan
4. Rawat Petugas secara terus
(Seiketsu) menerus melakukan
pemilahan
Petugas secara terus
menerus melaksanakan
penataan
Petugas secara terus
menerus melaksanakan
pembersihan
Memeriksa peralatan
secara berkala
Memeriksa label
penyimpanan
Memeriksa tata letak setiap
barang dan peralatan
5. Rajin Petugas melaksanakan
(Shitsuke) pemilahan,panataan dan
pembersihan selama 3
menit sebelum bekerja
Karyawan datang dan
pulang sesuai dengan
jadwal yang ada
Kerjasama karyawan
Hubungan antar karyawan
Keramahan petugas
Kepatuhan karyawan
terhadap prosedur kerja
79
B. VENTILASI
80
lain-lain.
6. Aliran udara ini diusahakan Ya
tidak terhalang oleh barang- Tidak
barang seperti almari, dinding,
sekat-sekat, dan lain-lain.
81