Oleh kelompok 2 :
Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan Institusi tanpa mengalami hambatan yang
berarti. Penyusunan tugas ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulisan menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Prehatin Trirahayu Ningrum, S.KM., M.Kes, Ibu Ellyke, S.KM., M.KL.,
Ibu Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM., M.Kes.,. selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Telaah Kritis dan Seminar Kesehatan Lingkungan yang telah
memberikan materi, bimbingan dan juga arahan kepada penulis dalam
penyusunan tugas ini.
2. Orang tua dan rekan-rekan Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2016
yang telah memberikan kritik dan saran demi terselesaikannya tugas ini.
3. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan juga kesalahan. Kami sangat berharap kepada seluruh pihak
agar dapat memberikan kritik dan juga saran untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis.................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1 Industri Rumah Tangga (IRT)...............................................................6
2.2 Prinsip Higiene Sanitasi Makanan........................................................6
2.2.1 Prinsip 1 : Pemilihan Bahan Makanan...............................................7
2.2.2 Prinsip 2 : Penyimpanan Bahan Makanan.........................................7
2.2.3 Prinsip 3 : Pengolahan Makanan........................................................8
2.2.4 Prinsip 4 : Penyimpanan Makanan Jadi.............................................8
2.2.5 Prinsip 5 : Pengangkutan Makanan....................................................8
2.2.6 Prinsip 6 : Penyajian dan Pengemasan Makanan...............................8
2.3 Higiene dan Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan........................9
2.3.1 Higiene dan Sanitasi Makanan...........................................................9
2.3.2 Sanitasi Industri RumahTangga (IRT).............................................10
2.4 Industri RumahTangga Tape Singkong...............................................11
2.4.1 Pengertian Tape Singkong................................................................11
2.4.2 Proses Pembuatan Tape Singkong....................................................11
2.5 Pengolahan Limbah..............................................................................12
2.5.2 Pengolahan limbah...........................................................................12
2.5.3 Proses Pengolahan Limbah Padat....................................................13
iii
2.6 Kerangka Teori......................................................................................18
2.7 Kerangka Konsep..................................................................................19
BAB 3. METODE PENELITIAN.......................................................................20
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................20
3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian............................................20
3.2.1 Tempat Penelitian.............................................................................20
3.2.2 Waktu Penelitian..............................................................................20
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................20
3.3.1 Populasi............................................................................................20
3.3.2 Sampel..............................................................................................21
3.4 Variabel dan Definisi Operasional.......................................................21
3.4.1 Variabel Penelitian...........................................................................21
3.4.2 Definisi Operasinal..........................................................................22
3.5 Data dan Sumber Data..........................................................................29
3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan data..........................................29
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data...............................................................29
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data..........................................................30
3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data....................................................31
3.7.1 Teknik Penyajian Data.....................................................................31
3.7.2 Teknik Analisis Data........................................................................31
3.8 Alur Penelitian.......................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
LAMPIRAN..........................................................................................................35
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
diperlukan untuk mengendalikan kontaminasi makanan, antara lain pemilihan
bahan baku makanan, pengolahan makanan, penyimpanan, pengangkutan, serta
penyajian makanan. Proses pengolahan makanan memungkinkan terjadinya
kontaminasi dengan bahan lain. Proses pengangkutan dan penyajian makanan juga
menjadi faktor penentu terhadap keamanan dan kualitas dari suatu makanan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 tentang
keamanan, mutu dan gizi pangan bahwa keamanan pangan adalah kondisi dan
upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran
biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia.
Gangguan kesehatan yang terjadi akibat makanan dapat diakibatkan karena
kontaminasi dan keracunan makanan. Dari distribusi KLB Penyakit dan
Keracunan Pangan tahun 2017, yang tertinggi akibat keracunan pangan hingga
mencapai 23 %. WHO menyebutkan lebih dari 200 penyakit ditularkan melalui
makanan yang dikonsumsi dari yang akibatnya ringan seperti diare sampai yang
akut. Berdasarkan data dari Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Public Health
Emergency Operation Center (PHEOC) Kemenkes mencatat KLB keracunan
pangan berjumlah 163 kejadian, 7.132 kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,1
persen. Kasus keracunan tape singkong juga pernah ditemukan di Dusun Serenan,
Desa Pangkur, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi Jawa Timur. Sebanyak 11
warga dari 19 warga yang mengonsumsi tape singkong mengalami keracunan. 11
warga tersebut mengeluh pusing, mual, muntah, diare , dan mengalami demam
tinggi (Mawuntyas, 2008) Pada tahun 2017 Sebanyak 27 orang mengalami
keracunan setelah memakan tape singkong di Kabupaten Bangli Nusa Bali.
(nusabali,2017)
Singkong dapat diolah menjadi tape singkong melalui proses fermentasi
atau menggunakan ragi tape. Ragi tape berfungsi sebagai sumber mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi dan sumber protein sel tunggal, sehingga tape
singkong memiliki tekstur yang lunak, rasa yang asam manis , dan memiliki
aroma khas tape (Moelyaningrum, 2012). Tape singkong adalah salah satu
makanan tradisional Indonesia yang digemari banyak masyarakat. Jember terkenal
sebagai kota karnaval hingga meraih predikat karnaval terbaik Indonesia dan
menduduki peringkat keempat karnaval terunik dan terheboh di dunia, setelah
2
Mardi Grass di Amerika Serikat, Rio De Janeiro Brazil, dan The Fastnacht di
Jerman (Proborini, 2017). Prestasi JFC yang memiliki popularitas mendunia,
secara tidak langsung berdampak positif pada industri pariwisata sehingga dapat
memajukan sektor perekonomian, salah satunya pusat jajanan oleh-oleh khas
Jember. Tingginya minat wisatawan terhadap pariwisata Kota Jember, sehingga
harus terdapat pengawasan dari segi kesehatan salah satunya upaya pelaksanaan
hygiene sanitasi makanan dalam pembuatan makanan oleh-oleh khas Jember demi
mewujudkan kota wisata yang baik dan sehat. Tersedianya makanan yang sehat
dapat diwujudkan dengan pelaksanaan hygiene sanitasi yang baik pada makanan.
Tape singkong juga merupakan salah satu oleh-oleh khas Jember. Desa Darsono,
Kecamatan Arjasa terkenal sebagai Kawasan industri rumahan (home industry)
tape yang berbahan dasar singkong kuning. Oleh-oleh khas Jember tape singkong
ini kini mulai dikenal hingga diluar jember yakni di Kawasan Tapal Kuda dan
Bali.
Maka dari itu perlu adanya penerapan hygiene sanitasi makanan yang baik
agar makanan bebas dari kontaminasi dengan bahan lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan mambahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh Dian Susanti pada tahun 2007, didapatkan hasil
sebesar 55,56% Industri Rumah Tangga Tape Singkong di Kabupaten Jember
memiliki kondisi sanitasi tempat pengolahan yang tergolong dalam kriteria
kurang, dan Kondisi hygiene sanitasi karyawan pada seluruh (100%) industri
rumah tangga tape singkong di Kabupaten Jember tergolong kriteria kurang
Menurut Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014, limbah adalah sisa
suatu usaha atau kegiatan. Pengolahan Limbah adalah suatu hal sangat penting
dan harus dilakukan oleh seluruh pelaku industri. Sistem pembuangan limbah
seharusnya didesain dan dikonstruksi sehingga dapat mencegah resiko
pencemaran pangan dan air bersih (BPOM,2012) yang mana hal tersebut dapat
berpengaruh juga pada kualitas hasil olahan industri. Limbah yang berasal dari
home industry tape singkong diantaranya adalah limbah kulit singkong. Semakin
banyak tape singkong yang diproduksi maka limbah kulit singkong yang
dihasilkan juga akan semakin banyak. Maka jika tidak dilakukan pengolahan
maka limbah ini akan terus menumpuk dan dapat mengakibatkan kerusakan pada
lingkungan. Berdasarkan uraian permasalah tersebut, penulis bermaksud untuk
3
mengidentifikasi hygiene sanitasi makanan dan pengolahan limbah pada Home
Industry Tape Singkong Oleh-oleh Khas Jember di Desa Darsono, Kecamatan
Arjasa Kabupaten Jember.
4
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan
ilmu kesehatan masyarakat dibidang kesehatan lingkungan khususnya
pengetahuan tentang higiene sanitasi makanan dan pengolahan limbah pada home
industry tape singkong.
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
6
Pengertian dari prinsip higiene sanitasi makanan dan minuman adalah
pengendalian terhadap empat faktor yaitu tempat, peralatan, orang dan bahan
makanan. Selain itu terdapat enam prinsip sanitasi makanan dan minuman yaitu
(Depkes RI, 2004):
7
menjaga kebersihan peralatan masak yang digunakan, tempat pengolahan atau
disebut dapur serta kebersihan penjamah makanan (Kusmayadi, 2008).
8
2.3 Higiene dan Sanitasi Industri Rumah Tangga Pangan
2.3.1 Higiene dan Sanitasi Makanan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan Dan Restoran, menyatakan bahwa hygiene Sanitasi makanan adalah
upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Higiene pangan adalah kondisi dan perlakukan yang
diperlukan untuk menjamin keamanan pangan di semua tahap rantai pangan
(BPOM, 2003). Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasa
boga, higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko
terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan
makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Menurut
Chandra (2006), sanitasi makanan adalah upaya- upaya yang ditujukan untuk
kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan
dan penyakit pada manusia. Dengan demikian, tujuan dari upaya sanitasi
makanan, antara lain:
a. Menjaga keamanan dan kebersihan makanan
b. Mencegah penularan wabah penyakit
c. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat
d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan
9
b. Faktor Kimia
MenurutWidyati (2002), sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan
oleh faktor kimia karena hal-hal sebagai berikut:
1) Adanya pencemaran gas atau cairan yang merugikan kesehatan atau
adanya partikel-partikel yang beracun, misalnya alat-alat dapur yang
dibuat dari bahan yang mudah bereaksi dengan bahan makanan yang
diolah, seperti alat dapur yang terbuat dari tembaga dengan kuningan
yang digunakan untuk mengolah bahan makanan yang asam.
2) Obat-obat penyemprot hama yang digunakan untuk sayuran dan buah
ketika ditanam.
3) Zat-zat kimia yang digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan
makanan.
4) Zat pewarna tekstil yang digunakan untuk memberi warna padamakanan.
5) Penggunaan wadah bekas obat-obatan pertanian untuk kemasan
makanan yang lain.
c. Faktor Mikrobiologi
10
c. Tutuplah dengan baik dan rapat bahan tape yang sedangdifermentasi.
d. Periksa tingkat kematangan tape pada hari kedua sampai hari ketiga setelah
peragian dan penutupan bahan tape.
Berikut adalah proses pembuatan tape singkong
11
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa
organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah.
Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis
dan karakteristik limbah.
2.5.2 Pengelolaan limbah
Pengelolaan limbah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaur-ulangan atau pembuangan dari material sampah. Penyataan ini biasanya
mengacu pada material limbah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan limbah juga dilakukan untuk memulihkan sumber
daya alam. Pengelolaan limbah bisa melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktek
pengelolaan limbah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang,
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan limbah yang tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial
dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah limbah. Berdasarkan
karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu:
a. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen
pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan
buangan organik dan bahan buangan anorganik
b. Limbah padat adalah hasil buangan industry berupa padatan, lumpur, atau
bubur yang berhasil dari suatu proses pengolahan (Daryanto, 1995)
c. Limbah gas dan partikel
Adapun proses pengelolaan limbah antara lain:
1. Penampungan
Proses awal dalam penanganan sampah terkait langsung dengan sumber
sampah adalah penampungan. Penampungan sampah adalah suatu cara
penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan
dibuang ke TPA. Tujuannya adalah menghindari agar sampah tidak berserakan
sehingga tidak menggangu lingkungan. Faktor yang paling mempengaruhi
12
efektifitas tingkat pelayanan adalah kapasitas peralatan, pola penampungan,
jenis dan sifat bahan dan lokasi penempatan (SNI 19-2454-2002).
2. Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah cara proses pengambilan sampah mulai dari
tempat penampungan sampah sampai ke tempat pembuangan sementara. Pola
pengumpulan sampah pada dasarnya dikempokkan dalam 2 (dua) yaitu pola
individual dan pola komunal (SNI 19-2454-2002) sebagai berikut :
a. Pola Individual
Proses pengumpulan sampah dimulai dari sumber sampah kemudian
diangkut ke tempat pembuangan sementara/TPS sebelum dibuang ke TPA.
b. Pola Komunal
Pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah ke tempat
penampungan sampah komunal yang telah disediakan/ke truk sampah yang
menangani titik pengumpulan kemudian diangkut ke TPA tanpa proses
pemindahan.
3. Pemindahan
Proses pemindahan sampah adalah memindahkan sampah hasil pengumpulan
ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir.
Tempat yang digunakan untuk pemindahan sampah adalah depo pemindahan
sampah yang dilengkapi dengan container pengangkut dan atau ram dan atau
kantor, bengkel. Pemindahan sampah yang telah terpilah dari sumbernya
diusahakan jangan sampai sampah tersebut bercampur kembali.
4. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah yang telah dikumpulkan
di tempat penampungan sementara atau dari tempat sumber sampah ke tempat
pembuangan akhir. Berhasil tidaknya penanganan sampah juga tergantung pada
sistem pengangkutan yang diterapkan. Pengangkutan sampah yang ideal adalah
dengan truck container tertentu yang dilengkapi alat pengepres, sehingga
sampah dapat dipadatkan 2-4 kali. Tujuan pengangkutan sampah adalah
menjauhkan sampah dari perkotaan ke tempat pembuangan akhir yang
biasanya jauh dari kawasan perkotaan dan permukiman.
5. Pembuangan akhir
Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuang
sampah dari semua hasil pengangkutan sampah untuk diolah lebih lanjut.
13
Prinsip pembuang akhir sampah adalah memusnahkan sampah domestik di
suatu lokasi pembuangan akhir. Jadi tempat pembuangan akhir merupakan
tempat pengolahan sampah. Menurut SNI 19-2454-2002 tentang Teknik
Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, secara umum teknologi
pengolahan sampah dibedakan menjadi 3 metode yaitu:
a. Metode Open Dumping
Merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya membuang/menimbun
sampah disuatu tempat tanpa ada perlakukan khusus/pengolahan sehingga
sistem ini sering menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan.
b. Metode Controlled Landfill (Penimbunan terkendali)
Controlled Landfill adalah sistem open dumping yang diperbaiki yang
merupakan sistem pengalihan open dumping dan sanitary landfill yaitu
dengan penutupan sampah dengan lapisan tanah dilakukan setelah TPA
penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai periode tertentu.
c. Metode Sanitary landfill (Lahan Urug Saniter)
Sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah
ditimbun dan dipadatkan, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan
penutup. Pekerjaan pelapisan tanah penutup dilakukan setiap hari pada akhir
jam operasi.
2.5.3 Proses Pengolahan Limbah Padat
Menurut sifatnya, pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara,
yaitu pengolahan limbah pada tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat
dengan pengolahan. Limbah pada tanpa pengolahan adalah limbah padat yang
tidak mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya, sehingga dapat langsung
dibuang ke tempat tertentu seperti tempat pembuangan akhir (TPA). Limbah
padat dengan pengolahan adalah limbah padat yang mengandung unsur kimia
beracun dan berbahaya, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke
tempat-tempat tertentu.
Faktor-faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah
padat adalah sebagai berikut:
d. Jumlah Limbah
14
Jika jumlah limbah sedikit, maka dapat dengan mudah kita tangani sendiri.
Jika jumlahnya banyak, maka membutuhkan penanganan khusus. Terutama
mengenai tempat dan sarana pembuangan.
e. Sifat Fisik dan Kimia Limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan,
dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan
mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
f. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan
Karena lingkungan ada yang pekat dan tidak peka terhadap pencemara, maka
perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan
terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
g. Tujuan akhir dari pengolahan
Tujuan akhir dari pengolahan bersifat ekonomis dan nonekonomis. Tujuan
pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi
pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan yang masih berguna
untuk didaur ulang atau dimanfaatkan dalam hal lain. Sedangkan tujuan
pengolahan yang bersifat non ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran
dan kerusakan lingkungan dalam proses pengolahan limbah padat terdapat 4
Proses yaitu :
1) Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan memiliki
kandungan bahan yang berbeda, maka harus dipisahkan terlebih dahulu,
supaya peralatan pengolahan menjadi awet, sistem pemisalahn ini ada tiga
yaitu :
a) Sistem Bolistik adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan
keseragaman ukuran/berat/volume.
b) Sistem Gravitasi adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat,
misalnya barang yang ringan/ terapung dan barang yang berat/tenggelam.
c) Sistem Magnetis adalah sistem pemisahan berdasarkan magnet yang
bersifat magnet akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan
campuran logam dan nonlogam.
2) Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil
agar pengolahannya menjadi mudah.
3) Pengomposan
15
Pengomposan dilakukan terhadap buangan atau limbah yang mudah
membusuk, seperti sampah kota, buangan atau kotoran hewan, dan juga
lumpur pabrik. Supaya jasil pengomposan baik, limbah padat harus
dipisahkan dan disamakan ukurannya atau volumenya
4) Pembuangan limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah
dibagi menjadi dua yaitu, pembuangan di laut dan pembuangan di darat atau
tanah.
a) Pembuangan di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan di sembarang
tempat. Perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang
ke laut. Hal ini disebabkan :
(1) Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.
(2) Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
(3) Laut menjadi dangkal
(4) Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan
berbahaya dapat membunuh biota laut.
b) Pembuangan di Darat atau tanah
Untuk pembuangan di darat, perlu dilakukan pemilihan lokasi dengan
pertimbangan sebagai berikut :
(1) Pengaruh iklim, temperature dan angina.
(2) Struktur tanah.
(3) Jaraknya jauh dari permukiman.
(4) Pengaruh terhadap sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan,
dan flora.
16
Gambar 2.1 Mekanisme pengolahan Limbah
17
2.6 Kerangka Teori
Higiene Personal Sanitasi Makanan Sarana Produksi Makanan Pengelolaan Limbah 6 Prinsip Higiene
Sanitasi Makanan
1. Kebersihan tangan 1. Faktor Fisik 1. Lokasi dan lingkungan 1. Penampungan
2. Kebersihan rambut Sanitasi dapur produksi 2. Pengumpulan 1. Pemilihan Bahan
3. Kebersihan hidung Sanitasi tempat sampah 2. Bangunan dan fasilitas 3. Pemindahan Makanan
Sanitasi alat dapu 3. Peralatan produksi 2. Penyimpanan Bahan
4. Kebeersihan mulu 4. Pengangkutan
Sanitasi tempat 4. Penyediaan air
dan gigi 5. Fasilitas dan kegiatan higiene
5. Pengolahan dan Makanan
5. Kebersihan telinga penyimpanan bahan Pembuangan akhir 3. Pengolahan Makanan
makanan dan sanitasi
6. Pemeriksaan 4. Penyimpanan Makanan
2. Faktor kimia 6. Kesehatan dan higiene
kesehatan karyawan Jadi
Pencemaran gas atau cairan 5. Pengangkutan
Zat kimia 7. Penyimpanan
8. Pemeliharaan dan program Makanan
Zat pewarna 6. Penyajian dan
higiene sanitasi
Penggunaan wadah bekas Pengemasan Makanan
9. Pengendalian proses
obat
10.Pelabelan pangan
Obat-obat penyemprot 11.Pengawasan oleh
hama penanggungjawab
3. Faktor mikrobilogis 12.Penarikan produk
Bakteri 13.Pencatatan dan dokumentasi
Virus 14.Pelatihan karyawan
Jamur
Parasit
18
2.7 Kerangka Konsep
Pengelolaan Limbah
1. Penampungan
2. Pengumpulan
3. Pemindahan
4. Pengangkutan
5. Pengolahan dan
pembuangan akhir
limbah
Gambar 2.3 Kerangka Konsep
19
observasi, dan pengukuran pada sampel tanpa memberikan perlakuan terhadap
sampel. Penelitian deskriptif dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang
bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam populasi
tertentu. Penelitian deskriptif juga didefinisikan suatu penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di
dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2012:35). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan gambaran umum tentang aspek Hygiene dan Sanitasi
Makanan Home Industry Tape Singkong oleh-oleh Khas Jember.
20
Tabel 3.1 Daftar Industri Tape Singkong di Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember.
No. Nama Industri Tape Singkong Dusun Jumlah Pekerja
1. Kembang Madu Kopang Krajan 8
2. Tetes Madu Kopang Krajan 10
3. Sari Madu Kopang Krajan 15
4. Armadu Kopang Krajan 9
Total 42
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2015). Sampel dari penelitian ini terdiri dari sampel industri
tape singkong dan sampel pekerja.
a. Sampel Industri
Sampel industri pada penelitian ini yaitu seluruh populasi Industri Tape
Singkong di Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember.
b. Sampel Pekerja
Jumlah sampel pekerja dalam penelitian ini yaitu seluruh populasi pekerja di 4
Industri Tape Singkong di Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten
Jemberyaitu sebanyak 42 sampel.
21
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
A. Karakteristik Segala sesuatu yang melekat pada seseorang yang merupakan identitas
Reseponden dari orang tersebut
1) Umur Lamanya tahun yang
dilalui responden
terhitung dari sejak lahir Umur = ……
Wawancara Rasio
sampai dilakukan tahun
penelitian dalam satuan
tahun
2) Jenis Perbedaan bentuk, sifat
a. Laki-laki
Kelamin dan fungsi biologi laki- Wawancara Nominal
b. Perempuan
laki dan perempuan
3) Tingkat a. Tidak Sekolah
Pendidikan b. SD/sederajat
c. SMP/sederajat
Jenjang pendidikan
d. SMA/sederajat
terakhir yang ditempuh
Wawancara e. Ordinal
oleh responden saat
Diploma/sederaja
penelitian dilakukan
t
f. Perguruan
Tinggi
4) Lama Kerja Waktu kerja responden Jam kerja :
dalam melaksanakan a. <8 jam
Wawancara Interval
pekerjaannya dalam satu b. 8 jam
hari c. >8 jam
5) Masa Kerja Waktu kerja responden
yang dihitung dari tahun a. < 1 tahun
sejak pertama bekerja Wawancara b. 1-5 tahun Interval
hingga penelitian c. >5 tahun
dilakukan
B. Higiene Skor penilaian :
Sanitasi a. Ya (memenuhi
Makanan item) : 1
b. Tidak (tidak
memenuhi
Upaya yang dilakukan
item) : 0
untuk mengendalikan
Total skor dari
faktor makanan, orang,
item B.1-B.6 :
tempat dan
a. Total skor
perlengkapannya yang Obsevasi
baik: jika
dapat atau dan Ordinal
memenuhi 24-
memungkinkan Wawancara
35 item
menimbulkan penyakit
b. Total skor
atau gangguan
cukup: jika
kesehatan dinilai dari 35
memenuhi 12-
item
23 item
c. Total skor
kurang: jika
memenuhi 0-
11 item
1) Pemilihan Proses memilah bahan
bahan baku makanan guna
makanan memperoleh produk
yang berkualitas tinggi.
22
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
a) Singk (1) Bahan makanan
ong terlihat cukup tua
atau matang sesuai
kebutuhan
(2) Terlihat bersih Observasi
(3) Tidak rusak secara
fisik
(4) Tidak terlihat
busuk
2) Proses menyimpan
Penyimpanan bahan baku makanan
bahan guna menjamin kualitas
makanan bahan baku tetap baik
a) Kond
isi (1) Terpelihara dan
Observasi
bersi terlihat bersih
h
(1) Penempatannya
terpisah dari
makanan jadi.
Jarak bahan
makanan dengan
lantai 15 cm yang
b) Pene diukur dengan roll
mpat meter, jarak bahan
an makanan dengan Observasi
bahan dinding 5 cm yang
baku diukur dengan roll
meter
(2) Jarak bahan
makanan dengan
langit-langit 60 cm
yang diukur
dengan roll meter
(1) Bahan makanan
disimpan dalam
aturan sejenis,
disusun dalam rak-
rak sedemikian
rupa sehingga
tidak
c) Temp mengakibatkan
at rusaknya bahan
penyi makanan Observasi
mpan (2) Bahan makanan
an yang masuk lebih
dahulu merupakan
yang pertama
dipakai, sedangkan
bahan makanan
yang masuknya
belakangan
terakhir dipakai.
3) Pengolahan Proses mengubah bahan
makanan mentah menjadi
23
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
makanan atau
mengubah makanan
menjadi bentuk lain
untuk dikonsumsi oleh
industri pengolahan
makanan
a) Kuali (1) Air terlihat tidak Observasi
tas berwarna, berasa,
air dan berbau
untuk
peng
olaha
n
maka
nn
(1) Lantai tidak licin,
rata, dan kedap
air
(2) Permukaan
dinding rata,
halus
(3) Atap rapat air,
tidak bocor,
cukup landai, dan
Tempat
tidak menjadi
Pengolahan
sarang tikus dan
makanan
serangga
a) Kond
(4) Permukaan
isi
langit-langit rata,
lantai
berwarna terang.
,
(5) Langit-langit
dindi Observasi
tidak berlubang
ng,
dan tinggi langit-
atap,
langit sekurang-
langit
kurangnya 2,4 m
-
dari lantai diukur
langit
dengan roll meter
, dan
(6) Pintu dapat
pintu
menutup sendiri
dan membuka ke
arah luar
(7) Jarak antara
pintu dan lantai
tidak lebih dari 1
cm diukur
dengan roll
meter.
b) Kond (1) Dapur Observasi
isi mempunyai
dapur cerobong asap
(2) Tersedia tempat
cuci tangan,
tempat cuci
peralatan, dan
tempat cuci
24
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
bahan makanan
(3) Tempat sampah
terbuat dari
bahan yang kuat
dan tidak mudah
berkarat serta
mempunyai tutup
(4) Sistem
pembuangan air
limah baik,
saluran terbuat
dari bahan kedap
air dan tertutup
(5) Tempat
pengolahan
makanan
terhindar dari
serangga dan
tikus
Peralatan (1) Tidak terlihat
pengolahan rusak, kotor, dan
makanan retak
a) Kond (2) Permukaan
isi peralatan yang
peral kontak langsung
atan dengan makanan
rata, halus, dan
mudah
dibersihkan
(3) Terlihat bersih
sebelum
digunakan
(4) Peralatan dicuci Observasi
menggunakan
sabun
(5) Peralatan yang
sudah dicuci,
ditiriskan pada
rak-rak anti karat
sampai kering
sendiri dengan
bantuan sinar
matahari atau
mesin pengering
dan tidak dilap
dengan kain
4) (1) Terlindung dari Observasi
Penyimpanan debu, bahan
makanan kimia berbahaya,
serangga, tikus,
dan hewan
lainnya
(2) Disajikan dengan
wadah yang
terlihat bersih
25
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
dan aman bagi
kesehatan dan
tutup makanan
terlihat bersih
5) (1) Wadah yang
Pengangkutan digunakan
terlihat bersih,
utuh, kuat, dan
ukurannya
memadai dengan Observasi
makanan yang
akan diisi
(2) Setiap wadah
makanan ditutup
dengan baik
6) Penyajian (1) Pembungkus yang
dan digunakan
pengemasan terlihat bersih
(2) Peralatan yang
digunakan Observasi
untuk
menyajikan
makanan
terlihat bersih
C. Penjamah Higiene penjamah Observasi Skor penilaian :
Makanan makanan saat kontak dan a. Ya
langsung dengan Wawancara (memen
makanan dinilai dari 10 uhi item)
item :1
b. Tidak
(tidak
memenu
hi item) :
0
Total skor dari
item 1-7 :
a. Total skor
baik: jika Ordinal
memenuh
i 7-10
item
b. Total skor
cukup:
jika
memenuh
i 4-6 item
c. Total skor
kurang:
jika
memenuh
i 0-3 item
1) Kond (1) Pekerja tidak Wawancara
isi kontak dengan
peker makanan jika
ja sedang sakit, misal
26
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
saat batuk, pilek,
konta influenza, diare dan
k penyakit perut
denga sejenisnya
n
maka
nan
2) Perla (1) Pekerja selalu
kuan menutup luka di
terha kulit Wawancara
dap
luka
3) Kond (1) Kuku terlihat
isi bersih
keber (2) Terlihat memakai
sihan pakaian khusus
tanga pekerja Observasi
n,ram (3) Terlihat memakai
but, celemek dan
pakai penutup kepala
an
(4) Mencuci rambut 2
Wawancara
kali/minggu
4) Kebia (1) Kebiasaan
saan responden untuk
menc mencuci tangan
Wawancara
uci sebelum kontak
tanga dengan makanan
n
5) Kebia (1) Kebiasaan
saan responden
mem memakai
akai perlengkapan atau
alat alas tangan saat Wawancara
penja menjamah
mah makanan
maka
n
6) Kebia (1) Kebiasaan
saan responden tidak
tidak merokok,
mero menggaruk
kok anggota badan saat
dan menjamah Wawancara
meng makanan
garuk
angg
ota
badan
7) Kebia (1) Kebiasaan Wawancara
saan responden untuk
menu selalu menutup
tup hidung atau mulut
hidun ketika batuk dan
g bersin saat
27
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
atau menjamah
mulut makanan.
ketik
a
batuk
dan
bersi
n
D. Pengolahan Suatu proses untuk Observasi a. Pengolahan
Sampah mengurangi volume sampah yang
sampah dan atau baik apabila
mengubah bentuk sampah
sampah menjadi yang organik
bermanfaat antara lain difungsikan
dengan cara kembali
pembakaran, sebagaimana
pengomposan, mestinya
penghancuran, melalui daur
pengeringan dan ulang dan
pendaur ulangan. tidak dibuang
sembarangan
b. Pengolahan
yang tidak Nominal
baik apabila
sampah yang
masih dapat
digunakan
atau
difungsikan
tidak
digunakan
sebagaimana
mestinya atau
dibuang begitu
saja tanpa ada
perlakuan
lebih lanjut.
E Pembuangan Tempat yang disediakan Observasi a. Pembuangan Nominal
akhir untuk membuang akhir yang
limbah yang tidak baik apabila
terpakai dari proses penimbunan
produksi tape singkong terkendali dan
harus ada
penanganan
sampah agar
sampah tidak
menumpuk
dan
mencemari
lingkungan.
b. Pembuangan
yang tidak
baik apabila
tidak
memenuhi
28
Teknik
Kriteria Skala
No Variabel Definisi Operasional Pengumpul
Penilaian Data
an Data
kriteria diatas
atau hanya
memenuhi 1
kriteria saja.
.
29
standar lain (Nazir, 2009). Pengumpulan data dengan cara observasi
adalahsuatu prosedur yang berencana, yang antara lain meliputi melihat dan
mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini observasi
dilakukan oleh peneliti berupa pengamatan langsung terhadap hiigiene sanitasi
industri rumah tangga pengolahan tape singkong pada Industri Tape Singkong
di Desa Darsono Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda
dan sebagainya (Arikunto, 2006). Teknik dokumentasi pada penelitian ini
adalah berupa foto yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilaksanakan
dengan menggunakan kamera digital.
30
Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu
menggambarkan hasil wawancara dan observasi tehadap hygiene dan sanitasi
makanan home industri oleh-oleh khas Jember di Desa Darsono Kecamatan
Arjasa Kabupaten Jember.
Melakukan Studi
Pendahuluan
Data Primer dan Sekunder
Menentukan metode
Jenis Penelitian Kuantitatif dengan
penelitian
pendekatan deskriptif
31
29 September 2019)
32
Puspitasari.2004.Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pangan. Jember.: Fakultas
Teknologi Pangan Universitas Jember
Proborini, C. A., 2017. Jember Fashion Carnaval (JFC) dalam Industri Pariwisata
di Kabupaten Jember. Mudra Jurnal Seni Budaya, 32(2), pp. 262-275.
PP RI No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
PP RI No 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracum
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia.2012.Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah
Tangga :Badan Pengawas Obat dan Makanan
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
Susanti,Dian.2007. Higiene dan Sanitasi Industri Rumah Tangga Tape Singkong
di Kabupaten Jember.Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga
33
LAMPIRAN
LEMBAR WAWANCARA
A. Karakteristik Responden
Nama Pekerja :
Usia :
Jenis Kelamin :
Tingkat Pendidikan :
Lama Kerja :
Masa Kerja :
34
7) Apakah Bapak/Ibu untuk selalu menutup hidung atau mulut ketika batuk
dan bersin saat menjamah makanan?
a. Ya. b. Tidak
35
Lampiran B. Lembar Observasi
36
No. Uraian Ya Tidak
1 Pemilihan bahan baku
1.1 Singkong
1) Bahan makanan terlihat cukup tua atau matang
sesuai kebutuhan
2) Terlihat bersih
3) Tidak rusak secara fisik
4) Tidak terlihat busuk