Anda di halaman 1dari 54

Modul Kesehatan Lingkungan

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH DASAR

NEGERI (SDN) 157 KELURAHAN TANJUNG RHU

KECAMATAN LIMAPULUH KOTA PEKANBARU

Oleh:

Angelia Pratama Putri, S.Ked


Arif Fadhil Aksa, S.Ked
Multiyus Hasnah, S.Ked
Muhammad Naufal Atsiilah, S.Ked
Nadila Zatiah Zahrah, S.Ked

Pembimbing:

Fifia Chandra, SKM, MKM

Dr. Zahtamal, SKM, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK KJF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU
2023
OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH DASAR

NEGERI (SDN) 157 KELURAHAN TANJUNG RHU

KECAMATAN LIMAPULUH KOTA PEKANBARU

Makalah Kelompok Kesehatan Lingkungan

Disusun Oleh:
Angelia Pratama Putri, S.Ked
Arif Fadhil Aksa, S.Ked
Multiyus Hasnah, S.Ked
Muhammad Naufal Atsiilah, S.Ked
Nadila Zatiah Zahrah, S.Ked

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul “OPTIMALISASI PENGELOLAAN

SAMPAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 157 KELURAHAN

TANJUNG RHU KECAMATAN LIMAPULUH KOTA PEKANBARU”.

Makalah ini diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti

kompetensi di Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran

Komunitas (IKM- KK) Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Dalam

menyelesaikan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Kepala

Sekolah SDN 157 dan Staff Pengajar SDN 157 yang telah membantu penulis

untuk mendapatkan informasi dan mengizinkan diadakannya kegiatan ini. Penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada dosen IKM-KK Ibu Fifia Chandra, SKM,

MKM dan Bapak Dr. Zahtamal, SKM, M.Kes yang telah memberikan bimbingan

dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap masukan dan saran yang membangun dari berbagai pihak

terhadap makalah ini sehingga menjadi lebih baik. Penulis berharap semoga

makalah ini bermanfaat bagi kita semua untuk perkembangan ilmu pengetahuan

dan penambahan wawasan dalam ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu

kedokteran.

Pekanbaru, 17 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Tujuan Kegiatan...........................................................................................4
1.3. Tujuan Umum..............................................................................................4
1.4. Tujuan Khusus............................................................................................4
1.5. Manfaat Kegiatan.........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6


2.1. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan................................................................6
2.1.1 Pengertian Hygiene.............................................................................6
2.1.2 Pengertian Sanitasi.............................................................................6
2.1.3 Manfaat Hygiene dan Sanitasi............................................................7
2.1.4 Hygiene dan Sanitasi di Lingkungan Sekolah.....................................7
2.2. Sampah......................................................................................................10
2.2.1 Pengertian Sampah...........................................................................10
2.2.2 Sampah di Lingkungan Sekolah.......................................................13
2.2.3 Alternatif Pengelolaan Sampah........................................................14
2.2.4 Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan..............................15

BAB III. OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH


DASAR NEGERI (SDN) 157 KELURAHAN TANJUNG RHU
KECAMATAN LIMAPULUH...........................................................17
3.1 Plan.............................................................................................................17
3.1.1 Identifikasi Masalah.........................................................................17
3.1.2 Penentuan Prioritas Masalah.............................................................23
3.1.3 Analisis Penyebab Masalah..............................................................24
3.1.4 Alternatif Pemecahan Masalah.........................................................28
3.1.5 Definisi Operasional.........................................................................36

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................38

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah.................................................................................19


Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah....................................................................23
Tabel 3.3 Analisis Penyebab Masalah......................................................................25
Tabel 3.4 Strategi dan Alternatif Pemecahan Masalah............................................ 28

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Fishbone Ishikawa ...............................................................................27

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lingkungan memiliki peran yang sangat besar terhadap status kesehatan

saat ini. Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan

yang optimal sehingga akan berpengaruh secara positif terhadap perwujudan

status kesehatan yang optimal. Ruang lingkup dari kesehatan lingkungan meliputi

perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, pembuangan sampah dan

pembuangan limbah. Lingkungan ini juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan

manusia di sekitarnya karena ada berbagai faktor penyebab penyakit yang

dipengaruhi oleh lingkungan tersebut1. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya

untuk mencegah timbulnya penyakit demi tercapainya kesehatan lingkungan,

salah satunya adalah dengan menjaga hygiene dan sanitasi lingkungan. 2.

Hygiene merupakan cara untuk memelihara dan melindungi kebersihan diri

sendiri seperti salah satu nya mencuci tangan dan membuang sampah pada

tempatnya agar bisa mencegah terjadinya suatu penyakit dan dapat memelihara

kesehatan3. Sedangkan sanitasi adalah suatu upaya kesehatan masyarakat untuk

memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan. Hygiene dan sanitasi perlu dilakukan agar menjaga lingkungan tetap

bersih dan orang-orang yang ada di sekitar lingkungan tersebut dapat terhindar

dari berbagai macam penyakit.

Hygiene dan sanitasi lingkungan merupakan faktor yang sangat penting

sehingga harus diperhatikan untuk tercapainya kesehatan lingkungan hidup

manusia seperti penyediaan air bersih, penyediaan jamban, pengolahan air limbah,

1
2

pengelolaan dan pembuangan sampah. Masalah hygiene dan sanitasi ini juga

merupakan permasalahan kesehatan yang perlu diperhitungkan oleh banyak pihak

karena ini sangat berkaitan dengan berbagai kegiatan manusia. Apabila hygiene

dan sanitasi di sekitar itu buruk maka akan berdampak negatif di berbagai aspek

dalam kehidupan, seperti menurunnya kualitas lingkungan hidup dalam

masyarakat, terjadinya pencemaran air bersih yang menjadi sumber air minum

untuk masyarakat serta bisa memunculkan berbagai penyakit4.

Hygiene dan sanitasi ini juga penting diterapkan di lingkungan sekolah,

dikarenakan hal ini merupakan salah satu elemen penting untuk meningkatkan

kualitas pendidikan dan kenyamanan siswa di sekolah. Salah satu bentuk hygiene

dan sanitasi di lingkungan sekolah adalah menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah seperti cuci tangan pakai sabun, buang air di

jamban, buang sampah pada tempatnya dan mengonsumsi minuman yang layah di

konsumsi. Sarana dan prasarana sanitasi di sekolah bisa terdiri atas adanya air

bersih, fasilitas cuci tangan pakai sabun, pengelolaan limbah cair dan pengelolaan

sampah di sekolah.

Salah satu bentuk dari hygiene dan sanitasi yang buruk adalah terdapatnya

banyak sampah yang berserakan. Sampah di Indonesia merupakan salah satu

masalah yang sulit diatasi, hal itu bisa dikarenakan oleh banyak hal seperti

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai akibat yang bisa ditimbulkan oleh

sampah, kurangnya biaya pemerintah untuk mengusahakan pembuangan dan

pengelolaan sampah yang baik dan memenuhi syarat. Sampah merupakan suatu

hal yang berpengaruh dan bisa berdampak negatif bagi kesehatan serta

kelangsungan hidup masyarakat. Apabila sampah ini terus menerus ditumpuk dan
3

dibiarkan tanpa ada pengelolaan yang baik, maka ditakutkan akan menimbulkan

berbagai dampak kesehatan yang cukup serius karena dapat menjadi tempat

berkembangnya bakteri atau sumber penyakit baik secara langsung maupun tidak

langsung. Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh sampah diantaranya diare,

disentri, cacingan, malaria, filariasis, dan Demam Berdarah Dengue (DBD).5

Berdasarkan wawancara dengan ketua program Kesehatan Lingkungan di

SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh bahwa kasus terakhir

penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ada di sekolah terjadi pada tahun

2021. Sejak saat itu sudah tidak ada lagi kasus DBD yang ditemukan di SDN 157

Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 157 Kelurahan

Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh, saat ini pengolahan sampah yang

dihasillkan oleh SDN 157 akan dikumpulkan dan diangkut oleh Lembaga

Pengelola Sampah (LPS) setiap 2 kali dalam seminggu. Pihak SDN 157

sebelumnya sudah membangun bank sampah pada tahun 2018 yang melibatkan

siswa dalam penyelenggaraannya dan bekerja sama dengan Bank Sampah Lestari

(BSL). Namun program bank sampah ini terhenti sejak tahun 2020 karena

terkendala pandemi COVID-19.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Dokter Muda IKM-KK

kelompok Kesehatan Lingkungan periode 06 Maret – 08 April 2023 di SDN 157,

masih terdapat sampah yang berserakan di lingkungan SDN 157. Di SDN 157

terdapat 13 tempat sampah yang terdiri atas 3 tempat sampah yang sudah

dibedakan berdasarkan jenisnya menjadi tempat sampah organik, anorganik dan

B3 serta 10 tempat sampah lainnya masih tempat sampah biasa. Namun, 13


4

tempat sampah tersebut masih tidak memiliki penutup, tidak menggunakan plastik

sebagai alasnya dan tidak berwarna sesuai jenis sampah. Selanjutnya, beberapa

sampah yang telah dikumpulkan oleh pihak sekolah juga masih tidak dikelola

dengan benar yaitu dengan cara dibakar. Sedangkan kondisi bank sampah yang

sudah dibangun di SDN 157 terisi oleh sampah kering yang menumpuk dan

dibiarkan begitu saja oleh pihak sekolah.

Maka dari itu, kami tertarik untuk mengangkat masalah pengelolaan

sampah yang belum optimal di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan

Limapuluh.

1.2. Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari kegiatan ini terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan

khusus, yaitu:

1.3. Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah agar tercapainya optimalisasi

pengelolaan sampah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 157 Kelurahan Tanjung Rhu

Kecamatan Limapuluh.

1.4. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari kegiatan ini, yaitu:

a. Mengidentifikasi penyebab masalah belum optimalnya hygiene dan sanitasi

di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

b. Menentukan prioritas masalah penyebab masalah belum optimalnya

pengelolaan sampah di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan

Limapuluh.
5

c. Menentukan penyebab masalah belum optimalnya pengelolaan sampah di

SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

d. Menyusun Plan of Action untuk mengoptimalkan program pengelolaan

sampah di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

e. Mengimplementasikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka

mengoptimalkan program pengelolaan sampah di SDN 157 Kelurahan

Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

f. Mengevaluasi kegiatan optimalisasi pelaksanaan program pengelolaan

sampah di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

g. Melakukan action berupa kegiatan edukasi kepada murid-murid di SDN 157

Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

1.5. Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah: Terlaksananya pengelolaan sampah secara optimal di SDN

157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

b. Bagi Puskesmas: Terbantunya pelaksanaan program PHBS di lingkungan

sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Limapuluh

c. Bagi Dokter Muda IKM KK FK Universitas Riau: Meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan dokter muda dalam berkomunikasi dan

memberikan edukasi kepada murid-murid SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu

Kecamatan Limapuluh

d.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.

2.1. Hygiene dan Sanitasi Lingkungan

2.1.1 Pengertian Hygiene

Hygiene berasal dari Bahasa Yunani yaitu "hygieine" yang berarti

healthfull dan dalam bahasa indonesia dapat diartikan sehat, diambil dari

nama seorang dewi kesehatan Yunani (Hygieia). Hygiene adalah upaya

kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu,

misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, membuang sampah

pada tempatnya, dan lainnya sebagai pencegahan penyakit dan

pemeliharaan kesehatan. Menurut Brownell, hygiene adalah cara manusia

dalam memelihara dan melindungi kesehatan. Menurut Prescott, higiene

menyangkut dua aspek yaitu menyangkut individu “Personal Hygiene”

dan menyangkut lingkungan “Environment”.3

2.1.2 Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian

faktor risiko lingkungan, baik fisik, kimia, biologi dan sosial yang

menjadi mata rantai sumber penularan, pajanan dan kontaminasi

terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan. Faktor risiko lingkungan

yang dimaksud adalah hal, keadaan, peristiwa yang berkaitan dengan

kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi

terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan. Pengendalian

faktor risiko lingkungan terhadap vektor dan binatang pembawa penyakit

6
7

merupakan upaya untuk mengurangi atau melenyapkan faktor risiko

lingkungan terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan

yang disebabkan oleh vektor dan binatang pembawa penyakit. 6

2.1.3 Manfaat Hygiene dan Sanitasi

Hygiene dan sanitasi merupakan suatu tindakan atau upaya untuk

meningkatkan kebersihan dan kesehatan melalui pemeliharaan dini setiap

individu dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya, agar individu

terhindar dari ancaman kuman penyebab penyakit. Upaya higiene

sanitasi memberikan beberapa manfaat, yaitu:

 Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman.

 Melindungi setiap individu dari faktor lingkungan yang dapat

merusak kesehatan fisik dan mental.

 Tindakan pencegahan terhadap penyakit menular.

 Tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja

2.1.4 Hygiene dan Sanitasi di Lingkungan Sekolah

Sanitasi sekolah merupakan salah satu elemen penting dalam

upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kenyamanan perserta didik

di sekolah yang secara tidak langsung berkontribusi dalam peningkatan

angka partisipasi sekolah. Sanitasi sekolah merupakan salah satu

prioritasi pembangunan yang termasuk ke dalam tujuan dari Sustainable

Development Goals (SDGs) yaitu “Membangun dan meningkatkan

fasilitas pendidikan yang ramah anak, penyandang disabilitas, gender,

serta memberikan lingkungan belajar yang aman, tanpa kekerasan,

inklusif, dan efektif bagi semua”.7


8

Konsep sanitasi sekolah terdiri atas ketersediaan sarana dan

prasaranan, manajemen sanitasi, dan perilaku hidup bersih dan sehat oleh

warga sekolah. Manajemen sanitasi berbasis sekolah berasal dari biaya

operasional sanitasi sekolah dan kegiatan promosi hidup bersih dan sehat

serta mendorong partisipasi masyarakat. Komponen lainnya yaitu PHBS

seperti cuci tangan pakai sabun secara rutin, buang air di jamban, buang

sampah pada tempatnya, minum air yang layak konsumsi.8 Sarana dan

prasarana sanitasi sekolah terdiri atas ketersediaan air bersih, jamban

sekolah, fasilitas cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengelolaan limbah

cair dan pengelolaan sampah.7

1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang dapat digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang memenuhi syarat kesehatan dan mudah dijangkau

oleh semua warga sekolah. Secara kualitas dan fisik, air bersih

adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa

serta tidak mengandung racun dan logam berat. Keperluan air

bersih untuk higienitas dan sanitasi dapat digunakan untuk

kebersihan perorangan sehingga dapat membantu meningkatkan

kebersihan dan kesehatan dari warga sekolah.

2. Jamban Sekolah

Jamban yang layak adalah jamban yang memenuhi standar

Kesehatan yakni berjenis kloset duduk/jongkok dengan saluran

leher angsa. Fasilitas jamban merupakan hal yang wajib untuk


9

mendukung perilaku hidup bersih dan sehat bagi warga sekolah.

Jamban yang layak adalah jamban yang memiliki ketersediaan air

bersih, sabun, tempat sampah tertutup, tempat cuci tangan, wadah

penampung air dan gayung di setiap unit jamban. Jamban juga

harus terpisah antara laki-laki dan perempuan.

3. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Keberadaan sarana CTPS dapat melatih kebersihan diri dan

mencegah kejadian diare, infeksi pernapasan, penyakit mata, dan

infeksi kulit. Sarana CTPS yang disediakan oleh sekolah adalah air

bersih yang mengalir, sabun, dan penampung atau saluran limbah

yang aman. Khususnya pada area kantin dan jamban perlu

disediakan sarana CTPS.

4. Pengolahan Limbah Air

Limbah cair yang dihasilkan dari aktivitas sanitasi warga

sekolah yang harus diolah karena dapat menbahayakan Kesehatan

manusia serta mengaggu lingkungan hidup. Untuk mengurangi

risiko Kesehatan pada peserta didik maka sekolah dapat

membangun pengolahan limbah cair untuk mengurangi kadungan

bahan pencemar di dalam cairan limbah. Sarana pengolahan air

limbah harus memenuhi standar agar tidak menimbulkan bau,

mengganggu estetika, dan menjadi sarang vector penyakit seperti

nyamuk dan tikus. Tempat pengeloaan limbah cair juga harus

dibersihkan secara rutin atau melakukan drainase.

5. Pengolahan Sampah
10

Sampah merupakan sisa kegiatan manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat. Penanganan sampah yang tidak baik dan

tidak memenuhi syarat Kesehatan dapat menjadi tempat

perkembangbiakan vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak juga

dapat menyebabkan pencemaran tanah dan menimbulkan

gangguan kenyamanan dan estetika. Sampah yang dihasilkan

warga sekolah dapat dibagi menjadi sampah padat organic dan

sampah padat anorganik. Standat tempat sampah yang baik adalah

tersedia tempat sampah terpilah dan tertutup di setiap ruangan dan

tempat umum lainnya di sekolah, tersedia tempat pembuangan

sampah sementara (TPS), sekolah perlu berkerjasama dengan

dinas atau mitra terkait untuk pengangkutan dan pengelolaan

sampah. Cara pengolahan sampah yang dapat dilakukan sekolah

adalah membuat lubang untuk menimbun sampah organic,

komposter, lubang biopori, atau dengan Takakura

2.2 Sampah

2.2.1 Pengertian Sampah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008,

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat9. Sampah yang dikelola menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 dibagi sebagai berikut9 :

a. Sampah Rumah Tangga


11

Sampah rumah tangga sebagaimana berasal dari kegiatan sehari-hari

dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah plastik

b. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana berasal dari

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,

fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

c. Sampah Spesifik

Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau

volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah spesifik meliputi :

1. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun

2. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun

3. Sampah yang timbul akibat bencana

4. Puing bongkaran bangunan

5. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah dan/atau sampah

yang timbul secara periodik.

Sampah sendiri dibagi menjadi tiga jenis yaitu10 :

a. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai

secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah

jenis ini juga biasa disebut sampah basah.

b. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit

terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan

penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan

styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.


12

c. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan

berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan

lain-lain.

Menurut Undang-Undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah

dibagi menjadi dua kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu9:

a. Pengurangan sampah (waste minimization), yang terdiri dari pembatasan

terjadinya sampah, guna-ulang, dan daur-ulang.

b. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari :

 Pemilahan : pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan

jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah.

 Pengumpulan : pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber

sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah.

 Pengangkutan : membawa sampah dari sumber dan/atau dari

tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahan sampah menuju ke tempat pemrosesan akhir.

 Pengolahan : mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah

sampah

 Pemrosesan akhir sampah : pengembalian sampah dan/atau residu

hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Secara prinsip, segala bentuk tindakan sederhana dalam menyikapi permasalahan

sampah berujung pada 5 langkah besar yang disebut dengan 5R yaitu11 :

a. Reduce (mengurangi): mulai untuk mengurangi produksi sampah yang

dihasilkan oleh diri sendiri, dalam prakteknya seperti membawa tas


13

belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik atau membawa

botol minuman daripada membeli minuman dalam kemasan.

b. Reuse (memakai): menggunakan kembali barang yang sudah tidak

terpakai, contohnya seperti menggunakan plastik bekas belanja untuk

pembungkus di kemudian hari, memakai kaleng bekas sebagai pot

tanaman, atau memakai pakaian bekas sebagai lap, kerajinan tangan, dan

lainnya.

c. Recycle (daur ulang): penanganan khusus dalam memanfaatkan inovasi

teknologi dalam mengolah atau mendaur ulang sampah tertentu menjadi

benda yang dapat digunakan kembali, contohnya kertas dari majalah dan

surat kabar bekas, logam dari kaleng dan sendok bekas, kaca dari botol

dan gelas bekas, serta lainnya.

d. Replace (mengganti): yaitu mengusahakan untuk menggunakan barang

ramah lingkungan yang bisa digunakan lebih dari sekali pemakaian,

misalnya mengganti kantong plastik kresek dengan tas belanja lainnya

sehingga dapat digunakan berulang kali, menghindari kemasan styrofoam

dengan alternatif lain.

e. Repair (memperbaiki): memperbaiki barang yang rusak, dengan demikian

barang tersebut dapat digunakan kembali. Misalnya barang elektronik

yang rusak diperbaiki dengan komponen yang sesuai untuk

permabaikannya, namun ini memerlukan keahlian khusus.

2.2.2 Sampah di Lingkungan Sekolah

Dalam konteks pengelolaan sampah, partisipasi warga sekolah

khususnya siswa, dapat diobservasi antara lain berdasarkan partisipasi saat


14

pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik dalam proses

pewadahan/penampungan, partisipasi dalam proses pengolahan, serta

keinginan mengurangi penggunaan barang yang tidak mudah terurai.

Partisipasi masyarakat luas dalam pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari

ikut sertanya masyarakat dalam proses pelaksanaan mengelola sampah, tetapi

juga ikut serta menjadi anggota organisasi yang berkaitan dengan masalah

sampah yang berperan dalam merencanakan sistem pengelolaan sampah yang

baik. Partisipasi siswa terhadap pengelolaan sampah di sekolah dapat

dikategorikan dalam partisipasi langsung yaitu keikutsertaan dalam

pengurangan pemakaian bahan yang sulit terurai, pemilahan sampah,

pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara,

pemanfaatan kembali sampah, serta kegiatan kebersihan seperti gotong royong

untuk kerja bakti di lingkungan sekolah. Keterlibatan masyarakat dalam

pengelolaan sampah melalui pembayaran atau retribusi sampah atas layanan

kebersihan, termasuk dalam partisipasi tidak langsung. Analogi dengan hal itu,

maka partisipasi siswa dalam pengelolaan sampah di sekolah juga dapat

diukur melalui aspek-aspek tersebut12.

2.2.3 Alternatif Pengelolaan Sampah

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu

dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Tempat pembuangan akhir (TPA)

atau landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak

berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Semestinya alternatif

tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah

dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi


15

masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap

sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam

pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru.

Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah

sampah yang terus meningkat, minimalisasi sampah harus dijadikan prioritas

utama. 13

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat

dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem

pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. 5 Dan industri-

industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan

proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan

alur sampah. 13

Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai

dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan

organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin

masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari

keduanya.14 Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang

berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang

untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem

daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan. 14

2.2.4 Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan

Kita perlu sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian

maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi


16

diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan.15 Namun seringkali

peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit 15.

Ada beberapa dampak yang disebabkan oleh sampah seperti berikut :

1. Dampak Bagi Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi

beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan

anjing yang dapat menimbulkan penyakit. 15

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus

yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat

bercampur air minum.15

b. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga

meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya

kurang memadai.15

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau

sungai akan mencemari air.8 Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati

sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya

ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam

air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti

metana.16 Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi

dapat meledak. 16
17

2.1

2.2

BAB III

OPTIMALISASI PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH DASAR

NEGERI (SDN) 157 KELURAHAN TANJUNG RHU

KECAMATAN LIMAPULUH KOTA PEKANBARU

Metode yang digunakan dalam proyek Optimalisasi Pengelolaan Sampah

di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan

Limapuluh adalah Plan, Do, Check, dan Action (PDCA) cycle. PDCA cycle

didasari atas masalah yang akan dihadapi ke arah penyelesaian masalah.

1.

2.

3.

3.1. Plan

Kegiatan plan dilaksanakan pada tanggal 15 - 18 Maret 2023 dengan

kegiatan sebagai berikut:


18

3.1.1. Identifikasi masalah

Proses identifikasi masalah diperoleh melalui:

a) Observasi lingkungan SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan

Limapuluh oleh dokter muda IKM-KK pada tanggal 15-18 Maret 2023.

b) Wawancara dengan pemegang program Kesehatan Lingkungan di SDN

157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh yang dilakukan oleh

Dokter Muda IKM-KK pada tanggal 15-18 Maret 2023

c) Wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu

Kecamatan Limapuluh yang dilakukan oleh Dokter Muda IKM-KK pada

tanggal 15-18 Maret 2023

d) Wawancara dengan 10 siswa kelas 4,5 dan 6 di SDN 157 Kelurahan

Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh yang dilakukan oleh dokter muda

IKM-KK pada tanggal 18 Maret 2023

Penentuan masalah berdasarkan observasi, wawancara dan data sekunder

yang telah dilakukan ditampilkan pada tabel 3.1 berikut :


19

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah

Aspek yang dinilai Masalah Evidence based

Pelaksanaan Hygiene dan Belum Optimalnya Pengelolaan Sampah Berdasarkan hasil observasi di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu
Sanitasi di Lingkungan SDN di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh didapatkan bahwa :
157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.  Warga sekolah masih ada yang membuang sampah
Kecamatan Limapuluh sembarangan dan tidak sesuai kategorinya
 Terdapat 13 tempat sampah yang ada di lingkungan SDN 157
 Dari 13 tempat sampah yang ada, 3 diantaranya sudah
dibedakan berdasarkan jenisnya menjadi tempat sampah
organik, anorganik dan B3 serta 10 tempat sampah lainnya
masih tempat sampah biasa
 13 tempat sampah yang ada di lingkungan sekolah masih
belum memiliki penutup, belum dialas dengan plastik dan
tidak berwarna sesuai jenis sampah
 Masih ada sampah yang berserakan di lingkungan SDN 157
Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh
 Beberapa sampah yang telah dikumpulkan oleh pihak sekolah
masih tidak dikelola dengan benar yaitu dengan cara dibakar

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program


Kesehatan Lingkungan (Kesling) di SDN 157 Kelurahan Tanjung
Rhu Kecamatan Limapuluh didapakan bahwa :
 Telah dibangun bank sampah di SDN 157 pada tahun 2018 yang
terletak di belakang kelas yang melibatkan siswa dalam
penyelenggaraannya dan bekerja sama dengan Bank Sampah
Lestari (BSL). Bank sampah tersebut sempat berjalan selama 2
20

Aspek yang dinilai Masalah Evidence based

tahun yang buka setiap hari di jam sekolah. Namun program


bank sampah ini terhenti sejak tahun 2020 karena terkendala
pandemi COVID-19.
 Belum adanya tim yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah di SDN 157.
 Tidak adanya sanksi atau penghargaan terhadap warga
sekolah yang menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 157


Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh didapatkan bahwa :
 Telah dibangun bank sampah di SDN 157 pada tahun 2018 yang
terletak di belakang kelas yang melibatkan siswa dalam
penyelenggaraannya dan bekerja sama dengan Bank Sampah Lestari
(BSL). Bank sampah tersebut sempat berjalan selama 2 tahun yang
buka setiap hari di jam sekolah. Namun program bank sampah ini
terhenti sejak tahun 2020 karena terkendala pandemi COVID-19.
 Semanjak bank sampah tidak beroperasi lagi, sampah yang
dihasilkan oleh pihak sekolah akan diangkut oleh petugas Lembaga
Pengelola Sampah (LPS) setiap 2 kali seminggu.
Belum optimalnya upaya pengendalian
jentik nyamuk di SDN 157 Kelurahan
Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 siswa kelas 4,5, dan 6
SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh
didapatkan bahwa :
 Dari 10 siswa, 6 siswa yang tidak memiliki pengetahuan
tentang pemilahan dan pengelolaan sampah.
 Dari 10 siswa, 8 siswa yang membuang sampah tidak sesuai
kategorinya.

Berdasarkan hasil observasi di lingkungan SDN 157 Kelurahan


21

Aspek yang dinilai Masalah Evidence based

Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh didapatkan bahwa :


 Terdapat sampah yang berserakan di lingkungan SDN 157.
 Terdapat genangan air di beberapa tempat seperti di pot bunga
dan di tempat-tempat sampah yang berserakan.
 Terdapat jentik nyamuk di bak air di kamar mandi dan pot bunga
di lingkungan sekolah.
 Terdapat banyak nyamuk di sekitar bank sampah yang ada di
SDN 157.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program


Kesehatan Lingkungan (Kesling) di SDN 157 Kelurahan Tanjung
Rhu Kecamatan Limapuluh didapatkan bahwa :
 Banyak genangan air di lingkungan sekolah yang jarang
dikuras.
 Belum adanya tim pemantau jentik nyamuk di SDN 157
Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SDN 157


Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh didapatkan bahwa :
 Banyak genangan air di lingkungan sekolah yang jarang
dikuras.
 Belum ada kesadaran dari pihak sekolah mengenai
pencegahan dan pengendalian jentik nyamuk.
 Belum adanya kegiatan penyuluhan tentang upaya
pengendalian jentik nyamuk di SDN 157 Kelurahan
Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.
 Belum adanya tim pemantau jentik nyamuk di SDN 157
22

Aspek yang dinilai Masalah Evidence based

Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 siswa kelas 4,5, dan 6


SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh
didapatkan bahwa :
 Dari 10 siswa, 4 siswa mengatakan masih banyak nyamuk
di lingkungan sekolah
 Dari 10 siswa, 3 siswa masih kurang akan pengetahuan
terhadap upaya pengendalian jentik nyamuk dan bahaya
yang ditimbulkannya.
23

3.1.2. Penentuan Prioritas Masalah

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan sistem seleksi menggunakan dua unsur,

yaitu kriteria (urgensi/kepentingan, solusi, kemampuan mengubah dan biaya) dan skor

(1,2 dan 3) yaitu :

1. Urgensi/Kepentingan

a. Nilai 1 tidak penting

b. Nilai 2 penting

c. Nilai 3 sangat penting

2. Solusi

a. Nilai 1 tidak mudah

b. Nilai 2 mudah

c. Nilai 3 sangat mudah

3. Kemampuan Mengubah

a. Nilai 1 tidak mudah

b. Nilai 2 mudah

c. Nilai 3 sangat mudah

4. Biaya

a. Nilai 1 tinggi

b. Nilai 2 sedang

c. Nilai 3 rendah

Kriteria dan skor ditetapkan berdasarkan kesepakatan penulis. Total skor dari masing-

masing kriteria merupakan penentu prioritas masalah, yaitu masalah dengan total paling
24

tinggi sebagai ranking pertama dan menjadi prioritas masalah untuk dicari penyelesaian

masalahnya. Penentuan prioritas masalah dibuat didalam tabel 3.2 penentuan prioritas

masalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Penentuan prioritas masalah Belum Optimalnya Pengelolaan Sampah di


Sekolah Dasar Negeri (SDN) 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh

Kriteria Masalah Urgensi Solusi Kemampuan Biaya Total Rank


Mengubah
Belum optimalnya 3 2 2 2 24 I
pengelolaan sampah
di SDN 157
Kelurahan Tanjung
Rhu Kecamatan
Limapuluh

Belum optimalnya 2 2 1 3 12 II
upaya pengendalian
jentik nyamuk di
SDN 157 Kelurahan
Tanjung Rhu
Kecamatan
Limapuluh

Berdasarkan perhitungan total skor masing-masing kriteria untuk setiap masalah

didapatkan prioritas masalah yang menduduki ranking I yaitu Belum Optimalnya

Pengelolaan Sampah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 157 Kelurahan Tanjung Rhu

Kecamatan Limapuluh.

3.1.3. Analisis Penyebab Masalah

Setelah ditetapkan prioritas masalah berdasarkan sistem seleksi diatas, dilakukan

analisis penyebab masalah dari berbagai aspek yaitu aspek man, market, method, dan

material yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terhadap guru, murid dan

staff pengajar di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh. Analisis

penyebab masalah dijelaskan pada tabel 3.3


25

Tabel 3.3. Analisis Penyebab Masalah

Masalah Penyebab Masalah Evidence Based

Belum Optimalnya 1. Man


Pengelolaan Sampah di Belum adanya tim yang bertanggung Berdasarkan wawancara dengan ketua program Kesling SDN 157
Sekolah Dasar Negeri (SDN) jawab dalam pengelolaan sampah dalam didapatkan bahwa belum ada dibentuknya tim yang bertanggung
157 Kelurahan Tanjung Rhu menjalankan program Kesehatan jawab dalam pengelolaan sampah sehingga program pengelolaan
Kecamatan Limapuluh Lingkungan (Kesling) di SDN 157 sampah masih tidak terlaksana secara maksimal.
Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan
Limapuluh

2. Method
Belum adanya sistem piket yang
dibentuk oleh pihak sekolah untuk Berdasarkan hasil wawancara pemegang program kesehatan
bertanggung jawab dalam lingkungan (Kesling) di SDN 157 belum adanya sistem piket yang
pengelolaan sampah dibentuk oleh pihak sekolah untuk bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah.
Tidak adanya sanksi terhadap warga
sekolah yang membuang sampah Berdasarkan hasil wawancara pemegang program kesehatan lingkungan
sembarangan dan tidak sesuai (Kesling) di SDN 157 bahwa tidak ada sanksi terhadap warga sekolah
yang tidak menjaga kebersihan sekolah.
dengan jenis sampah.

Tidak adanya penghargaan terhadap Berdasarkan hasil wawancara pemegang program kesehatan lingkungan
warga sekolah yang berkontribusi (Kesling) di SDN 157 bahwa
dalam menjaga kebersihan tidak ada penghargaan terhadap warga sekolah yang berkontribusi baik
lingkungan sekolah dalam menjaga kebersihan sekolah

3. Market
26

Masalah Penyebab Masalah Evidence Based

Kurangnya pengetahuan siswa mengenai Berdasarkan hasil wawancara siswa SDN 157 bahwa 6 dari 10 siswa tidak
pemilahan dan pengelolaan sampah memiliki pengetahuan tentang pemilahan dan pengelolaan sampah yang
benar dan 8 dari 10 siswa masih membuang sampah tidak sesuai
kategorinya

4. Material
Belum adanya media informasi berupa
flip book mengenai Pengelolaan Sampah Berdasarkan observasi di lingkungan SDN 157 diketahui bahwa
di SDN 157 Kelurahan Tanjung Rhu belum ada media informasi berupa flipbook mengenai Pengelolaan
Kecamatan Limapuluh
Sampah.
Belum adanya media informasi
berupa poster mengenai Pengelolaan
Sampah di SDN 157 Kelurahan
Berdasarkan observasi di lingkungan SDN 157 diketahui bahwa
Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh
belum ada media informasi berupa poster mengenai Pengelolaan
Sampah.
Belum adanya tempat sampah yang
sesuai dengan standar di SDN 157
Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan
Berdasarkan observasi di lingkungan SDN 157 diketahui bahwa
Limapuluh tempat sampah masih belum memiliki penutup, belum dialas
dengan plastik dan tidak berwarna sesuai jenis sampah
27

Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara keempat faktor tersebut dengan menggunakan fish bone Ishikawa pada gambar 3.1.

Market Men

Kurangnya pengetahuan siswa mengenai pemilahan dan Belum adanya tim yang bertanggung jawab dalam
pengelolaan sampah. pengelolaan sampah dalam menjalankan program
Kesehatan Lingkungan (Kesling) di SDN 157
Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh.
Belum optimalnya
Pengelolaan
Sampah di Sekolah
Dasar Negeri (SDN)
157 Kelurahan
Tanjung Rhu
Material Method
Kecamatan
Limapluh
Belum adanya media informasi berupa flip book 1. Belum adanya sistem piket yang dibentuk oleh pihak
mengenai Pengelolaan Sampah di SDN 157 Kelurahan
sekolah untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan
Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh
Belum adanya media informasi berupa poster mengenai sampah
Pengelolaan Sampah di SDN 157 Kelurahan Tanjung 2. Tidak adanya sanksi terhadap warga sekolah yang
Rhu Kecamatan Limapuluh membuang sampah sembarangan dan tidak sesuai dengan
Belum adanya tempat sampah yang sesuai dengan jenis sampah.
standar. 3. Tidak adanya penghargaan terhadap warga sekolah yang
berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan
sekolah
28

Gambar 3.1 Fishbone Ishikawa


3.1.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisis penyebab masalah, direncanakan beberapa strategi dan alternatif pemecahan masalah seperti terlihat

pada tabel 3.3 strategi dan alternatif pemecahan masalah dan plan of action berikut:

Tabel 3.4 Strategi dan alternatif pemecahan masalah dan plan of action
Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
1. Belum Men
Optimalnya Belum adanya Merekomendasikan Memaksimalkan Kepala SDN 157 Dokter muda 01 April Jangka Pendek :
Pengelolaan tim yang siswa SDN 157 program Kesling Sekolah Kelurahan IKM-KK FK 2023 Diterimanya
Sampah di bertanggung Kelurahan Tanjung di SDN 157 dan Ketua Tanjung UNRI rekomendasi oleh
Sekolah jawab dalam Rhu Kecamatan Kelurahan Program Rhu Kepala Sekolah SDN
Limapuluh untuk Tanjung Rhu Kesling Kecamatan 157 dan Ketua
Dasar Negeri pengelolaan
Program Kesling
(SDN) 157 sampah dalam berpartisipasi Kecamatan SDN 157 Limapuluh
Kelurahan Tanjung
Kelurahan menjalankan dalam program Limapuluh Kelurahan Rhu Kecamatan
Tanjung Rhu program Kesehatan Tanjung Limapuluh
Kecamatan Kesehatan Lingkungan di Rhu
Limapuluh Lingkungan sekolah dengan Kecamatan Jangka Panjang :
(Kesling) di membentuk tim Limapuluh Adanya anggota tim
SDN 157 penanggung jawab siswa yang
Kelurahan pengelolaan bertanggung jawab
Tanjung Rhu sampah di sekolah dalam pengelolaan
Kecamatan sampah sehingga
Limapuluh. membantu program
Kesling di lingkungan
sekolah secara
maksimal
29

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
01 April
Method Memaksimalkan SDN 157 Dokter muda 2023 Jangka Pendek :
Belum adanya Merekomendasikan program Kesling Kepala Kelurahan IKM-KK FK Diterimanya
sistem piket sekolah untuk di SDN 157 Sekolah Tanjung UNRI rekomendasi oleh
yang dibentuk membentuk sistem Kelurahan dan Ketua Rhu Kepala Sekolah SDN
oleh pihak piket yang terdiri Tanjung Rhu Program Kecamatan 157 dan Ketua
dari siswa untuk Kesling Program Kesling
sekolah untuk Kecamatan Limapuluh
Kelurahan Tanjung
bertanggung bertanggung jawab Limapuluh SDN 157
Rhu Kecamatan
jawab dalam dalam pengelolaan Kelurahan Limapuluh
pengelolaan sampah Tanjung
sampah Rhu Jangka Panjang :
Kecamatan Adanya sistem piket
Limapuluh yang terdiri dari siswa
untuk bertanggung
jawab dalam
pengelolaan sampah
sehingga membantu
program Kesling di
lingkungan sekolah
secara maksimal

01 April Jangka Pendek :


Dokter muda 2023 Diterimanya
Memaksimalkan SDN 157
IKM-KK FK rekomendasi oleh
Tidak adanya Merekomendasikan program Kesling
Kepala Kelurahan Kepala Sekolah SDN
30

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
sanksi sekolah untuk di SDN 157 Sekolah Tanjung UNRI 157 dan Ketua
terhadap memberikan teguran Kelurahan dan Rhu Program Kesling
warga sekolah berupa sanksi bagi Tanjung Rhu pemegang Kecamatan Kelurahan Tanjung
yang warga sekolah yang Kecamatan program Limapuluh Rhu Kecamatan
membuang sampah Limapuluh dan Limapuluh
membuang Kesling
sembarangan dan memberikan
sampah tidak sesuai dengan kesadaran bagi
SDN 157 Jangka Panjang :
sembarangan jenis sampah. siswa yang tidak Kelurahan Lingkungan sekolah
dan tidak menjaga Tanjung menjadi lebih bersih
sesuai dengan kebersihan Rhu sehingga memberikan
jenis sampah. lingkungan Kecamatan kenyamanan bagi
sekolah Limapuluh warga sekolah

Jangka Pendek :
01 April Diterimanya
2023 rekomendasi oleh
Memaksimalkan Dokter muda Kepala Sekolah SDN
SDN 157
Merekomendasikan program Kesling IKM-KK FK 157 dan Ketua
Kelurahan
Tidak adanya sekolah untuk di SDN 157 Kepala UNRI Program Kesling
Kelurahan Tanjung
penghargaan memberikan Sekolah Kelurahan Tanjung
Tanjung Rhu Rhu Rhu Kecamatan
terhadap penghargaan bagi dan
31

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
warga sekolah warga sekolah yang Kecamatan pemegang Kecamatan Limapuluh
yang berkontribso dalam Limapuluh dan program Limapuluh
berkontribusi menjaga kebersihan memberikan Kesling Jangka Panjang :
dalam lingkungan semangat bagi SDN 157 Lingkungan sekolah
siswa untuk tetap menjadi lebih bersih
menjaga sekolah. Kelurahan
menjaga sehingga memberikan
kebersihan kebersihan
Tanjung kenyamanan bagi
lingkungan lingkungan Rhu warga sekolah
sekolah sekolah Kecamatan
Limapuluh

Jangka Pendek :
Terlaksananya
01 April sosialisasi mengenai
2023 pengelolaan sampah
Melaksanakan
Meningkatkan Dokter muda serta bertambahnya
edukasi berupa
pengetahuan SDN 157 IKM-KK FK pengetahuan siswa
sosialisasi
siswa mengenai Kelurahan UNRI mengenai dampak
Market mengenai Siswa SDN
pemilahan dan Tanjung yang ditimbulkan
Kurangnya pemilahan dan 157
pengelolaan Rhu dari sampah
pengetahuan pengelolaan Kelurahan
sampah Kecamatan
siswa sampah kepada Tanjung
Limapuluh Jangka Panjang :
mengenai siswa SDN 157 Rhu
32

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
pemilahan dan Kelurahan Tanjung Kecamatan Terjadi perubahan
pengelolaan Rhu Kecamatan Limapuluh perilaku pada siswa
sampah. Limapuluh untuk pengelolaan dan
pemanfaatan sampah.

2 Material Merancang dan Menjadikan Warga SDN 157 Dokter muda 01 April Jangka pendek:
Belum adanya mencetak flipbook flipbook sebagai SDN 157 Kelurahan IKM-KK FK 2023 Mencetak dan
media informasi kemudian meletakkan media edukasi Kelurahan Tanjung UNRI memajang 1 buah
berupa flipbook di lingkungan SDN sebagai sarana Tanjung Rhu flipbook mengenai
mengenai 157 mengenai informasi tentang Pengelolaan Sampah.
Rhu Kecamatan
Pengelolaan Pengelolaan Sampah Pengelolaan
Sampah di SDN Sampah.
Kecamatan Limapuluh
157 Kelurahan Limapuluh
33

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
Tanjung Rhu
Kecamatan
Limapuluh

Merancang dan
Belum adanya mencetak poster Menjadikan Jangka pendek:
media kemudian poster sebagai 01 April Mencetak dan
informasi meletakkan di media edukasi Warga SDN 157 Dokter muda 2023 memajang 1 buah
berupa poster sebagai sarana SDN 157 Kelurahan IKM-KK FK poster mengenai
lingkungan SDN
informasi tentang Kelurahan Tanjung UNRI Pengelolaan Sampah.
mengenai 157 mengenai Pengelolaan Tanjung Rhu
Pengelolaan Pengelolaan Sampah.
Sampah di Sampah Rhu Kecamatan
SDN 157 Kecamatan Limapuluh
Kelurahan Limapuluh
Tanjung Rhu
Kecamatan
34

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
Limapuluh

Menyediakan Jangka pendek:


Mengubah tempat tempat sampah Tersedianya tempat
sampah yang ada di yang sesuai 01 April sampah yang sesuai
Belum adanya lingkungan SDN 157 standar di Dokter muda 2023 standar di
tempat Kelurahan Tanjung
lingkungan SDN Warga SDN 157 IKM-KK FK lingkungan sekolah
sampah yang Rhu Kecamatan SDN 157 Kelurahan UNRI
Limapuluh
157 Kelurahan
sesuai dengan Tanjung Rhu Kelurahan Tanjung Jangka panjang :
menjadi sesuai Tanjung Rhu
standar Kecamatan Warga sekolah dapat
standar Rhu Kecamatan
Limapuluh memanfaatkan
Kecamatan Limapuluh tempat sampah
Limapuluh dengan maksimal
sehingga tercipta
lingkungan sekolah
yang bersih
35

Alternatif
Penyebab Kriteria
No Masalah pemecahan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu
Masalah Keberhasilan
masalah
36

3.1.5 Definisi operasional

Berikut ini definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam

musyawarah masyarakat desa mengenai optimalisasi stop Buang Air Besar

Sembarangan (SBS) di RT 003 RW 007 Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh

yaitu :

1. Memberikan rekomendasi kepada Kepala Sekolah dan Ketua Program Kesling

adalah Dokter Muda menyarankan kepada pihak sekolah untuk membentuk tim

khusus yang beranggotakan siswa dari SD tersebut yang bertugas untuk mengelola

sampah, membentuk sistem piket, memberikan teguran berupa sanksi bagi warga

sekolah yang tidak menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan penghargaan bagi

warga sekolah yang menjaga kebersihan lingkungan di SDN 157 Kelurahan Tanjung

Rhu Kecamatan Limapuluh.

2. Sosialisasi adalah suatu proses interaksi dan pembelajaran yang dilakukan oleh

sekelompok orang agar dapat memberikan informasi lebih lanjut kepada pendengar.

Sosialisasi yang dilakukan yaitu mengenai pengelolaan sampah dan dampak yang

ditimbulkan oleh sampah. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di SDN 157

Kelurahan Tanjung Rhu Kecamatan Limapuluh pada tanggal 01 April 2023.

3. Membuat, mencetak dan menyebarkan media edukasi adalah Dokter Muda IKM-KK

membuat, mencetak dan menyebarkan media edukasi berupa buku modul. Buku

modul merupakan salah satu media cetak yang berisikan lembaran-lembaran kertas

yang mirip seperti album, kalender atau buku cetak yang dijilid dan diurutkan sesuai

dengan urutan keilmuan sehingga bisa dijadikan sarana untuk pembelajaran. Topik
37

yang diambil pada buku modul yaitu mengenai Pengelolaan Sampah yang dibuat

sejak 26 Maret 2023 dan diberikan pada 01 April 2023

4. Membuat, mencetak dan menyebarkan media edukasi adalah Dokter Muda IKM-KK

membuat, mencetak dan menyebarkan media edukasi berupa poster. Poster

merupakan media publikasi yang terdiri dari tulisan, gambar ataupun kombinasi dari

keduanya yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada khalayak ramai.

Topik yang diambil pada poster yaitu mengenai Pembagian Jenis-jenis Sampah dan

Pengelolaan Sampah dengan ukuran A4 yang dibuat sejak 26 Maret 2023

5. Mengubah tempat sampah yang ada di lingkungan SDN 157 Kelurahan Tanjung

Rhu Kecamatan Limapuluh adalah Dokter Muda IKM-KK mengubah tempat

sampah yang ada di lingkungan SDN 157 menjadi tempat sampah yang sesuai

standar sehingga warga sekolah bisa membuang sampah ke masing-masing tempat

sampah berdasarkan jenisnya dan memudahkan pemanfaatn sampah serta membuat

lingkungan sekolah menjadi lebih bersih.


DAFTAR PUSTAKA

1. Kasnodihardjo K, Elsi E. Deskripsi Sanitasi Lingkungan, Perilaku Ibu, dan

Kesehatan Anak. Kesmas Natl Public Heal J. 2013;7(9):415.

2. Sidhi AN, Raharjo M, Astorina N, Dewanti Y, Lingkungan BK, Masyarakat FK,

et al. Bakteriologis Air Bersih Terhadap Kejadian. Kementeri Kesehat Republik

Indones [Internet]. 2016;4(3):665–76. Available from:

https://media.neliti.com/media/publications/137879-ID-hubungan-kualitas-

sanitasi-lingkungan-da.pdf

3. Widyastuti, Nurmasari & Almira VG. Higiene dan Sanitasi dalam

Penyelenggaraan Makanan. K-Media. 2019. 1 p.

4. Anggie M. Pemberdayaan LAZ Harfia melalui program pemicuan STBM Bidang

Kesehatan. 2019;1:105–12.

5. Jumarianta J. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Penelitian Di Desa

Karang Intan Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar). AS-SIYASAH J Ilmu

Sos Dan Ilmu Polit. 2018;2(2):118.

6. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

Hk.01.07/Menkes/4788/2021 Tentang Standar Profesi Tenaga Sanitasi

Lingkungan. Kmk. 2021;1–60.

7. Waluyo BH. Buku pedoman pengembangan sanitasi sekolah dasar. 1st ed.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2018.

8. Hakim A, Asimiyati, Katman, Wibowo S, Waadarrahman. Profil sanitasi sekolah

tahun 2020. 2020;

9. Republik Indoneisa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008

38
Tentang Pengelolaan Sampah. 2008.

10. Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living. Bandung: Hikmah.

11. Sugiarti, Rara, and Istijabatul Aliyah. 2015. Budaya Pengelolaan Sampah

Berbasis Masyarakat Melalui Metode 5R Untuk Mewujudkan Lingkungan

Bersih Dan Sehat Di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal UNS Cakra Wisata 16(2):

9±22.

12. Widiyaningrum P, Lisdiana L, Purwantoyo E. Evaluasi Partisipasi Siswa Dalam

Pengelolaan Sampah  Untuk Mendukung Program  Sekolah Adiwiyata. Indones

J Conserv [Internet]. 2016;4(1):2015. Available from:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/view/5161

13. Moerdjoko S, Widyatmoko. 2002. Menghindari, Mengolah Sampah. Cet.1. PT.

Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta.

14. Damanhuri, E dan Tri Padmi. 2011. Diklat Perkuliahan Pengelolaan Sampah.

Program Studi Teknik Lingkungan ITB, Bandung.

15. Riadi Muchlisin, 2015. Pengertian, Jenis, Dan Dampak Sampah.

https://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-

16. ArdiyantoDwi, 2015. Dampak Sampah Terhadap Lingkungan dan Masyarakat.

Jurnal.http://www.perawatilmiah.com/2015/11/dampak-sampah-terhadap-

lingkungan-dan.html. Diakses tanggal 3 April 2018.

39
Lampiran 1

40
Lampiran 2 Poster

41
Lampiran 3 Buku modul

42
43
44
45
46
47
48

Anda mungkin juga menyukai