Anda di halaman 1dari 40

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PETUGAS

KESEHATAN TERHADAP PENANGANAN SAMPAH MEDIS DI RS


GRANDMED LUBUK PAKAM TAHUN 2023

PROPOSAL

OLEH :

DAHLIANA SINAGA
NPM: 1921013

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
TAHUN 2023
LEMBAR PENYATAAN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PETUGAS


KESEHATAN TERHADAP PENANGANAN SAMPAH MEDIS DI RS
GRANDMED LUBUK PAKAM TAHUN 2023

PROPOSAL

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proposal ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana disuatu penguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali diacu dalam naskah ini dan disebut

daftar Pustaka

Lubuk pakam, Febuari 2023

Peneliti,

Dahliana Sinaga
NPM :1921013

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang maha esa, atas segala rahmat dan karunia
nya sehingga peneliti dapat menusun dan menyelesaikan Proposal penelitian
ilmiah dengan judul “Faktor Faktor yang mempengaruhi perilaku petugas
Kesehatan terhadap penangan sampah medis di Rumah Sakit Grandmed
Lubuk Pakam Tahun 2023 "
Proses penulisan proposal ini tidak terlepas dari dukungan semangat dan
motivasi dari semua pihak.Pada kesempatan ini peneliti juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pembimbing yakni: Sri Melda Br.Bangun SKM.,M.Kes yang
senantiasa meluangkan waktu dan penuh kesabaran membimbing peneliti mulai
dari penyusunan proposal penelitian ini sampai dengan diajukan dan diuji
kehadapan dosen penguji.
Penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Drs. Johannes Sembiring, M.Pd, M.Kes. selaku Ketua Yayasan Medistra
Lubuk Pakam
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep, M.Kep. selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
3. Dr. dr Felix Kasim., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Medistra Lubuk pakam
4. Irmayani, SKM, ,M.P.H, selaku ketua program studi Kesehatan masyarakat
fakultas Kesehatan masyarakat institut Kesehatan medistra lubuk pakam
5. Anggi Isnani Parinduri, SKM, M.K.M, Selaku Sekretaris Program Studi
6. Delita hayanti Panjaitan S.K.M, M.K.M selaku wali tingkat yang senantiasa
memberikan dukungan dan arahan selama proposal ini berjalan dengan baik
7. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan Pegawai di Institut Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam
8. Teristimewa buat Ayahanda (Jariaman Sinaga) dan Ibunda (Rospita
Damanik), Kakak saya (Demonika Sinaga) dan adik saya (Jantri Wijaya
Sinaga dan Donita Adelia Sinaga) tidak lupa juga buat terkasih (SH) serta
Keluarga besar tercinta yang telah membesarkan, membimbing, mendididk,

ii
dan memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah habisnya, serta
dukungan emosional, materi, semangat dan doa yang tulus selama ini
sehinggga peneliti dapat menyelesaikan pendidikannya di Institut Kesehatan
MEDISTRA Lubuk Pakam. Dan terima kasih kepada keluraga dan teman –
teman Program Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Peneliti juga menyadari kurang memadainya ilmu pengetahuan, sehingga

masih terdapat banyak kekurangan dalam Proposal penelitian ilmiah ini. Dan

sebagai manusia yang tidak luput dari kekurangan maka penelitian memohon

maaf yang sebesar-besarnya. Pada kesempatan ini juga peneliti mengharapkan

kritik, saran dan masukan dari pembaca demi kesempurnaan penelitian ini

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih yang terdalam atas

terselesaikannya proposal ini, peneliti berharap ini berguna bagi pembaca,

semoga Allah SWT senantiasa di hati kita.

Lubuk pakam, February 2023

Peneliti

Dahliana sinaga
NPM : 19.21.113

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................ 6
1.4.1 Bagi Peneliti...................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Rumah Sakit............................................................................. 6
1.4.3 Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat..................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 8
2.1 Pengertian Rumah Sakit................................................................................ 8
2.2 Limbah Rumah Sakit..................................................................................... 8
2.2.1 Limbah Padat Rumah Sakit................................................................. 9
2.2.2 Pengelolahan Limbah Medis Pada Rumah Sakit................................ 10
2.2.3 Pemilihan dan Pewadahan Limbah Medis Padat................................ 11
2.2.4 Pengumpulan,Pengangkutan dan Pemusnahan Limbah Medis padat. 12
2.2.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi petugas penanganan sampah medis
....................................................................................................................13
2.3 Kerangka Teori.............................................................................................. 15
2.4 Kerangka Konsep.......................................................................................... 18
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 19
3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................. 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................ 19
3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................. 19

iv
3.2.2 Waktu Penelitian................................................................................. 19
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................................... 20
3.3.1 Populasi............................................................................................... 20
3.3.2 Sampel................................................................................................. 20
3.3.3 Tehnik Sampling................................................................................. 20
3.4 Metode Pengumpulan Data........................................................................... 22
3.4.1 Data Primer......................................................................................... 22
3.4.2 Data Sekunder..................................................................................... 22
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional............................................................... 22
3.5.1 Variabel Penelitian.............................................................................. 22
3.6 Metode Pengukuran Data.............................................................................. 23
3.6.1 Pengetahuan ....................................................................................... 23
3.6.2 Sikap.................................................................................................... 23
3.6.3 Kepatuhan Terhadap Pembungan Sampah medis............................... 24
3.7 Metode Pengolahan Data.............................................................................. 24
3.7.1 Teknik Pengolahan Data..................................................................... 24
3.8 Metode Analisa Data..................................................................................... 25
3.8.1 Analisis Univariat............................................................................... 25
3.8.1 AnalisisBivariat................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 26

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Tenaga kesehatan sebagai provider sebagai pemberi pelayanan kesehatan

kepada pasien, di rumah sakit juga sebagai penghasil limbah medis memiliki

risiko yang besar terhadap kecelakaan dan penyebaran penyakit sehingga sebagai

orang pertama yang berkontak langsung dengan limbah medis dan penghasil

limbah medis. Secara global lebih dari 35 juta petugas kesehatan menghadapi

risiko luka perkutan akibat terkena benda tajam yang terkontaminasi. Insiden

terpapar mikroorganisme yang diobservasi diantara semua tenaga kesehatan yang

paling tinggi terpajan adalah perawat disebabkan perawat adalah tenaga kesehatan

yang paling sering kontak dengan pasien.

Penggunaan injeksi sangat tinggi di Pakistan, bahwa 13,6 suntikan per orang

diberikan setiap tahun. Lebih dari 50% dari suntikan tersebut dengan

menggunakan jarum suntik bekas pakai. Penggunaan kembali jarum suntik dan

recapping jarum mengakibatkan prevalensi Virus Hepatitis B (HBV) dan Virus

Hepatitis C (HCV) lebih dari 10% dan sebagian besar infeksi ini terjadi karena

penggunaan jarum suntik.

Data penelitian pada 114 tenaga kesehatan di 10 puskesmas DKI Jakarta

menunjukkan bahwa sekitar 84% diantaranya pernah tertusuk jarum suntik bekas.

Ditemukan prevalensi Hepatitis B surface Antigen (HbsAg) positif sebesar 12,5%

pada kelompok dokter gigi dan 13,3% pada petugas laboratorium. Padahal pada

tenaga kesehatan lainnya dengan insiden sekitar 4% (Basuki & Hadi, 2007).

Penelitian lain yang dilakukan Hermana (2009) di RSUD Kabupaten Cianjur

1
2

menyebutkan bahwa jumlah perawat yang mengalami luka jarum suntik dan

benda tajam lainnya adalah cukup tinggi yaitu 61,34%. Data jumlah tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan lainnya seperti klinik dan puskesmas mengalami

infeksi penyakit menular karena jarum suntik dan benda tajamnya lainnya belum

diketahui dengan jelas.

Perawat bekerja di rung rawat inap rumah sakit ikut bertanggung jawab atas

pemilahan limbah medis karena perawatlah yang bertugas pada ruangan yang

menghasilkan limbah medis. Hal ini dikarenakan perawat lebih banyak berperan

dalam hal melakukan tindakan pelayanan keperawatan kepada pasien (seperti:

menyuntik, memasang selang infus, mengganti cairan infus, memasang selang

urine, dan perawatan luka kepada pasien, perawatan dalam pemberian obat, dll)

kemungkinan besar perawatlah yang pertama kali berperan apakah limbah medis

akan berada pada tempat yang aman atau tidak (tempat pengumpulan sementara

alat– alat medis yang sudah tidak dipakai lagi), sebelum di kumpulkan dan

diangkut ke tempat pembuangan akhir yakni incinerator oleh petugas pengangkut

limbah rumah sakit.

Permasalahan penurunan kualitas lingkungan di Indonesia belakangan ini

semakin meningkat. Penurunan kualitas lingkungan ini bisa disebabkan akibat

proses kegiatan yang ada di rumah sakit yang menghasilkan limbah yang dibuang

tanpa pengolahan. Pelayanan publik merupakan kegiatan pemenuhan dasar sesuai

hak-hak sipil setiap warga Negara atas barang, jasa dan pelayanan administrasi

yang disediakan oleh penyelenggaraan pelayanan public.


3

Pengelolaan limbah rumah sakit di Indonesia masih dalam kategori belum

baik, berdasarkan kriteria WHO, pengelolaan limbah rumah sakit yang baik bila

persentase limbah medis 15% namun kenyataan nya di Indonesia mencapai 23,3%

melakukan pewadahan 20.5% dan pengangkutan 72,2%. Rumah sakit yang sudah

melakukan pengelolaan limbah cair sebesar 53,4% dan 51,1% melakukan

pengelolaan dengan instalasi IPAL atau septic tank.

Diperkirakan secara nasional produksi limbah padat rumah sakit sebesar

376.089 ton/hari dan produksi limbah cair 48.985,70 ton/hari. Dengan besarnya

angka limbah padat maupun cair yang dihasilkan oleh rumah sakit, dapat di

bayangkan betapa besarnya kemungkinan potensi limbah rumah sakit mencemari

lingkungan serta dalam menyebabkan kecelakaan kerja serta penularan penyakit

jika tidak dikelolah dengan baik.

Pada penelitian Aprilia Yuliade tahun 2021 terjadi fruktasi timbulan limah

medis padat di puskesmas larangan utara peningkatan timbulan limbah medis

padat terjadi pada bulan April sebanyak 162 kg, karena pandemic covid-19

dimulai sejak maret lalu terjadi penurunan dari mulai bulan mei,juni dan juli,

sampai memnunjukkan angka sebsesar 104 kg ,peningkatan Kembali pada bulan

agustus sebesar 196kg dan [ada bulan November yang menjadi peningkatan

tertinggi timbulan limbah medis padat sebesar 227,3 kg.

Rumah Sakit Grandmed merupakan Rumah Sakit Swasta yang terletak di

wilayah Deli Serdang. Rumah Sakit Grandmed beroperasi dibawah naungan

Yayasan Medistra sejak tanggal 9 Desember 2009. Rumah Sakit Grandmed

memiliki Visi menjadi Rumah Sakit dengan pelayanan paripurna dan terpercaya,
4

dengan Misi memberi pelayanan yang aman, berkualitas dan terjangkau,

meningkatkan pelatihan dan pendidikan, memberi fasilitas yang canggih untuk

pasien.

Rumah Sakit Grandmed memiliki izin lingkungan berupa Upaya

Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL),

setiap rumah sakit memproduksi limbah medis setiap tahun nya, rata rata jumlah

limbah medis per hari tahun 2022 di Rs Grandmed 250/300 kg , proses

pengolahan limbah infeksius padat dimulai dari pengumpulan limbah setiap hari

pada waktu pagi,siang,dan sore hari kemudian dlanjutkan dengan pemilahan jenis

limbah dan selanjutnya dipilah untuk dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan

sementara (TPS)

Penanganan limbah medis merupakan tanggung jawab direktur rumah sakit,

6 orang Satuan Pemeriksaan internal, dikelola oleh 2 orang Sub Bidang

Penunjang Medik/Non Medik membawahi 3 orang Sanitasi dan Petugas kesehatan

yang menangani masalah pengelolaan limbah medis di RS Grandmed lubuk

pakam sebanyak 342 orang yaitu seluruh petugas Kesehatan (perawat) yang

berada di RS Grandmed lubuk pakam. Setelah melakukan observasi ditiap ruang

perawatan dan wawancara dengan kepala bagian pengelolaan limbah medis, para

petugas kesehatan dan pengelola limbah medis di ruang perawatan banyak yang

tidak menggunakan APD.

Adapun Pengelolaan sampah diruangan RS Grandmed berdasarkan

pengamatan peneliti yaitu ada 4 jenis tempat sampah yakni warna kuning tempat
5

sampah yg infeksius dan warna hitam tempat sampah yang non infeksius, dan ada

2 box satu tempat benda benda tajam dan satu lagi untuk tempat plakon.

Rumah sakit melakukan sosialisasi dan pendidikan keselamatan dan

Kesehatan kerja (K3) tentang pemilahan limbah belum merata dan berkala.

Rumah Sakit mempunyai standart operasional prosedur tentang limbah medis cair

dan padat yang telah ditetapkan direktur rumah sakit. Rumah sakit belum

mengevaluasi kinerja petugas tentang pemilahan limbah dan belum

mengidentifikasi aspek-aspek dampak pencemaran limbah medis karena selama

ini kasus gangguan kesehatan terhadap pasien tidak pernah ada. Perawat hanya

jarang menggunakan masker dan sarung tangan saat memilah limbah dan tidak

mencuci tangan.

Ada perawat mencuci tangan tidak menggunakan sabun anti septik. Perawat

lain tidak menegur petugas yang tidak lengkap menggunakan alat pelindung diri

dan tidak menerapkan sanksi kepada petugas tenaga kesehatan yang tidak

membuang limbah medis sesuai warna tempat sampah. Sebagian tenaga kesehatan

tidak memiliki buku saku tentang pemilahan limbah medis.

Berdasarkan uraian di atas , maka peneliti tertarik mengkaji judul faktor

faktor yang mempengaruhi perilaku petugas krsehatan terhadap penanganan

sampah medis di rumah sakit grandmed lubuk pakam tahun 2023.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun Permasalahan dalam penelitian ini adalah Faktor Faktor apa saja yang

mempengaruhi perilaku petugas Kesehatan terhadap penanganan sampah medis di

Rs. Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023 ?.


6

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis Faktor Faktor yang

mempengaruhi perilaku petugas kesehatan terhadap penanganan sampah medis di

Rs. Grandmed Lubuk pakam Tahun 2023.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Menganalisa Tindakan petugas Kesehatan terhadap penanganan sampah di

Rs. Grandmed Lubuk pakam

2. Menganalisa faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap) petugas

kesehatan di Rs. Grandmed Lubuk pakam

3. Mengidentifikasi faktor pendukung (ketersediaan fasilitas) dalam

mengelola limbah medis di Rs. Grandmed Lubuk pakam

4. Mengidentifikasi faktor pendorong (standart operasional prosedur) dalam

mengelolah limbah medis di Rs. Grandmed lubuk pakam

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence based dan

pertimbangan bagi penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya khusus nya

yang berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi perilaku Petugas

terhadap penanganan sampah medis.

1.4.2. Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan rumah sakit dalam upaya

meningkatkan perilaku terkait sikap, pengetahuan, dan keersediaan fasilitas dan


7

juga meningkatkan standart operasional prosedur petugas Kesehatan terhadap

penanganan sampah medis yang diharapkan akan berdampak terhadap

peningkatan kualitas pengelolaan limbah medis di rumah sakit

1.4.3. Bagi program studi Kesehatan masyarakat

Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Program studi Kesehatan

masyarakat (SKM) untuk data penelitian selanjutnya terutama tentang

penanganan sampah medis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Rumah Sakit

Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah suatu fasilitas umum (public

facility) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan meliputi pencegahan

dan penyembuhan penyakit, serta pemeliharaan, peningkatan dan pemulihan

kesehatan secara paripurna. Adapun pengertian Rumah Sakit lainnya, antara lain

A. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,

rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

B. (Depkes RI, 2009, http://depkes.go.id, diakses tanggal 20 Juli 2010). b.

W.H.O (World Health Organization) memaparkan bahwa menurut WHO

Rumah Sakit adalah organisasi terpadu dari bidang sosial dan medic yang

berfungsi sebagai pusat pemberi pelayanan kesehatan, baik pencegahan

penyembuhan dan pusat latihan dan penelitian biologi-sosial

2.2 Limbah Rumah Sakit

Menurut keputusan Menteri Kesehatan 1204/Menkes/SK/X/2004, limbah

rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam

bentuk padat, cair dan gas. Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah

dan limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang

lainnya.

Limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit tersebut akan berdampak buruk

terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar bila tidak ditangani dengan baik dan

8
9

benar. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme,

tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum

dibuang dan jenis sarana yang ada (Asmadi, 2013)

2.2.1 Limbah Padat Rumah Sakit

Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit, klinik

maupun puskesmas, akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah

padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai

akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan limbah padat

non-medis (Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004). Limbah padat yang

ada dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, limbah medis padat dan limbah

padat non-medis.

A. Limbah medis padat

Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,

limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah

sitotoksis,limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan,

dan limbah dengan kandunga logam berat yang tinggi (Kepmenkes RI

Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004)

B. Limbah padat non medis

Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari

kegiatan di rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran,

taman,dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali, apabila ada teknologinya

(Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004).


10

C. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme patogen

yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam

jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia

yang rentan.

D. Limbah sangat infeksius adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan

stock (sediaan) bahan sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan

2.2.2 Pengelolaan Limbah Medis Padat Rumah Sakit

Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat

limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun.

Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan

sebagian lagi termasuk kategori infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa

limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah

bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.

Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber

penyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun

masyarakat di sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius biasanya berupa

jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau

perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya yang

diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak

tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang

mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular

(hepatitis,diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi (kanker, kelainan organ

genetik) dan resiko bahaya kimia.


11

2.2.3 Pemilahan dan Pewadahan Limbah Medis Padat

a) Pemilahan limbah medis harus dimulai dari sumber yang menghasilkan


limbah.
b) Disediakan dua tempat sampah denga pedal (sampah medis dan non
medis)
c) Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfaatkan Kembali
d) Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidak. Wadah tersebut harus anti
tusuk, anti bocor, ringan, tahan karat, permukaan rata dan tidak mudah
untuk dibuka (dibeberapa RS mempergunakan jerigen dan diisi label)
e) Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari bila sampah
mencapai kapasitas 2/3 dari tempat sampah
f) Sangat dihindari limbah ini didaur ulan
g) jenis wadah dan labelnya

Sumber : Departemen Kesehatan RI, 2004

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan limbah klinis adalah

sebagai berikut:
12

1. Penghasil limbah klinis dan yang sejenis harus menjamin keamanan dalam
memilah-milah jenis sampah, pengemasan, pemberian label, penyimpanan,
pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan.
2. Penghasil limbah klinis hendaknya mengembangkan dan secara periodik
meninjau kembali strategi pengolahan limbah secara menyeluruh.
3. Menekan produksi sampah hendaknya menjadi bagian integral dari strategi
pengelolaan
4. Pemisahan sampah sesuai sifat dan jenisnya adalah langkah awal prosedur
pembuangan yang benar
5. Perlu diperhatikan bahwa program latihan karyawan atau staf RS menjadi
bagian integral Limbah radioaktif harus diamanakan dan dibuang sesuai
dengan peraturan yang berlaku oleh instansi berwenang
6. Incinerator adalah metode pembuangan yang hanya disarankan untuk limbah
tajam, infeksius, dan jaringan tubuh
7. Incinerator dengan suhu tinggi disarankan untuk memusnahakan limbah
citotoksis (110°C)
8. Incinerator harus digunakan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi desain.
Mutu emisi udara harus dipantau dalam rangka menghindari pencemaran
udara.
9. Sanittary landfill mungkin diperlukan dalam keadaan tertentu bila sarana
incinerator tidak dalam strategi pengelolaan limbah.
2.2.4 Pengumpulan, Pengangkutan dan Pemusnahan Limbah Medis Padat

1. Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan menggunakan troli

khusus yang tertutup

2. Penyimpanan limbah disesuaikan dengan iklim tropis yaitu :

a. Musim hujan    : paling lama 48 jam ( 2 hari )

b. Musim panas   : paling lama 24 jam

3. Sampah medis yang diangkut ke luar dari RS harus mempergunakan

angkutan khusus.
13

4. Sampah medis padat dapat dihancurkan di incinerator dengan suhu diatas

1000 C

2.2.5 Faktor faktor yang mempengaruhi petugas penanganan sampah medis

Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku petugas dalam memilah

limbah yaitu:

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting dan strategis dalam

pembangunan nasional, karena merupakan salah satu penentu kemajuan

suatu bangsa. Pendidikan bahkan merupakan sarana paling efektif untuk

meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesejahteraan masyarakat. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan berbanding lurus dengan wawasan

atau pengalaman dimilikiinya dapat membuat seseorang mempunyai

tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya serta mudah menelaah

berbagai informasi Kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam

melaksanakan tugasnya serta mudah menelaah berbagai informasi

Kesehatan pendidikan seseorang, akan berbanding lurus dengan wawasan

atau pengalaman dimilikiinya dapat membuat seseorang mempunyai

tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya serta mudah menelaah

berbagai informasi Kesehatan.

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap satu obyek tertentu. Pengetahuan seseorang termasuk

pengetahuan mengenai kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu


14

pendidikan, paparan media masa, ekonomi atau pendapatan, hubungan

sosial

3. Sikap

Sikap diartikan sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari seseorang

individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu

terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu

4. Ketersediaan fasilitas

Ketersediaan fasilitas merupakan faktor pendukung terwujudnya sikap

menjadi suatu perilaku.

5. Ketersediaan informasi

Ada tidaknya fasilitas pembuangan limbah medis padat dan sarana

memperoleh informasi limbah medis padat, dipengaruhi oleh adanya

perencanaan matang, dana yang tersedia, dan diwujudkan dengan adanya

pengadaan fasilitas dan sarana yang diperlukan. Kepada petugas perlu

diadakan pelatihan, kursus, penyuluhan dan memiliki brosur tentang

pengelolaan limbah medis padat yang diselenggarakan oleh rumah sakit atau

pihak lain, dan adanya sosialisasi peraturan tertulis berupa prosedur tetap

pembuangan limbah medis padat yang mudah di engerti oleh petugas.

Ketersediaan sarana memperoleh informasi limbah medis padat akan

memudahkan petugas memperoleh informasi limbah medis padat dan dapat

mengubah perilaku petugas membuang limbah medis sesuai persyaratan.


15

6. Kebijakan Rumah Sakit

Kebijakan akan menjadi rujukan utama cara anggota organisasi atau

anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan harus memberi peluang

diintepretasikan sessai kondisi spesifikk yang ada . Adanya berbagai

ketentuan yang diambil oleh pihak rumah sakit meliputi adanya peraturan

tertulis tentang pengolahan limbah klinis yang diterbitkan rumah sakit

dengan mengacu pada peraturan diatasnya dan diketahui oleh petugas

adanya sanksi dan penghargaan pelaksanaan prosedur tetap pembuangan

limbah medis dan diketahui oleh petugas di unit penghasil limbah medis

akan berpengaruh terhadap tindakan petugas dalam membuang limbah

medis . Kebijakan rumah sakit berhubungan dengan tindakan responden

membuang limbah medis.

2.3 Kerangka Teori

Pemilahan limbah di rumah sakit adalah kunci pengelolaan yang baik

dilakukan oleh petugas. Hal ini berkaitan dengan kinerja petugas. Faktor-faktor

yang memengaruhi petugas dalam memilah limbah medis dipengaruhi oleh tiga

faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pendorong, dan faktor pendukung sesuai

dengan pendapat menurut teori Green dan Kreuter yaitu:

1. Faktor predisposisi (factor Prediposing) dapat terwujud dalam pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai, sosio demografi (pendidikan,

umur, jenis kelamin, dan masa kerja).

2. Faktor pendorong (factor reinforcing) terwujud dalam ucapan, sikap dan

tindakan dari petugas kesehatan dan petugas lainnya yang memotivasi


16

seorang perawat membuang limbah medis pada tempatnya, kebijakan yang

ada sehubungan dengan pengelolaan limbah medisdiantaranya adanya

peraturan tertulis yang merujuk peraturan di atasnya berupa kegiatan

sosialisasi prosedur tetap, koordinasi dengan tim kerja lain, penyelenggaraan

pelatihan/workship, pemantauan dengan pemberian sanksi sanksi dan

penghargaan

3. Faktor predisposisi (factor Prediposing) dapat terwujud dalam pengetahuan,

sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai- nilai, sosio demografi (pendidikan,

umur, jenis kelamin, dan masa kerja).

4. Faktor pendorong (factor reinforcing) terwujud dalam ucapan, sikap dan

tindakan dari petugas kesehatan dan petugas lainnya yang memotivasi

seorang perawat membuang limbah medis pada tempatnya, kebijakan yang

ada sehubungan dengan pengelolaan limbah medisdiantaranya adanya

peraturan tertulis yang merujuk peraturan di atasnya berupa kegiatan

sosialisasi prosedur tetap, koordinasi dengan tim kerja lain, penyelenggaraan

pelatihan/workship, pemantauan dengan pemberian sanksi sanksi dan

penghargaan.

5. Faktor pendukung (factor enabling yang terwujud dalam lingkungan fisik

antara lain tersedia atau tidak fasilitas kesehatan dalam pembuangan limbah

medis seperti tempat limbah infeksius dan non infeksius, tempat limbah

medis memenuhi syarat kesehatan (tidak mudah bocor, tertutup, mudah di

bersihkan), ada papan penunjuknya ada tanda khusus, dan ketersediaan sarana

memperoleh informasi tentang limbah medis


17

Adapun kerangka teori pada penelitian ini sebagai berikut


Gambar 1.1 Kerangka Teori Perilaku Lawrence green

Faktor Pendidikan,umur,jenis
predisposisi kelamin

Perilaku dalam
Faktor Tindakan dan penanganan limbah
pendukung ketersediaan sarana medis

Faktor Kebijakan rumah sakit


pendorong dan lingkungan sosial

2.4 Kerangka Konsep

Menurut Sugiono 2014 Kerangka Konsep adalah hubungan yang akan

menghubungkan secara teoritis anatar variable variable penelitian yaitu variable

dependent dan variable independent yang akan diamati atau diukur melalui

penelitian yang akan di laksanakan.

Adapun kerangka konsep pada penelitian ini adalah:


18

Variabel Independent (bebas) Variabel Dependent (terikat)

pendidikan

Umur

jenis kelamin

Perilaku petugas
Ketersediaan
dalam penanganan
sarana
limbah

Kebijakan
rumah sakit

Lingkungan
sosial

tindakan

Gambar 1.2 kerangka konsep penelitian


Keterangan
Variabel yang di teliti =
Variabel yang tidak di teliti =
2.5 Hipotesis penelitian

Adapum hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku petugas Kesehatan terhadap


penanganan sampah medis di RS Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023
2. Ada hubungan sikap dengan perilaku petugas Kesehatan terhadap
penanganan sampah medis di RS Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023
3. Ada hubungan kepatuhan terhadap pembuangan sampah medis dengan
perilaku petugas Kesehatan terhadap penanganan sampah medis di RS
Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat Kuantittatif dengan

desain penelitian cross sectional dimana terdapat variable independent dan

dependent dan dikumpulkan pada saat bersamaan atau periode yang sama artinya

setiap subjek penelitian diobservasikan hanya satu kali saja dan dapat diukur

menurut keadaan atau status pada saat observasi

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan diseluruh ruangan rawat inap di Rs.

Grandmed Lubuk pakam Tahun 2023.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan mulai bulan january sampai dengan April

2023 di Rs. Grandmed Lubuk Pakam

Tabel 3.1 Waktu Rencana Penelitian


Bulan kegiatan
Des January Feb Mar April Mei Jun
Nama kegiatan 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 234 1 2 3 4 1 2341234 1 2
Pengajuan
1
Judul
Bimbingan
2 proposal
(BAB I.II.III)
3 Sidang proposal
Perbaikan
4
proposal
5 Penelitian
6 Anlisa data

19
20

Bimbingan
7
hasil
8 Sidang skripsi

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam suatu penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam, 2020). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh Petugas Kesehatan (perawat) yang bekerja di Rs. Grandmed Lubuk

Pakam yakni sebanyak 342 orang

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti,

dan dianggap bisa mewakili kesuluruhan populasi, Sugiyono (2014:13) “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh Populasi tersebut”.

Penelitian ini sampel yang dipilih adalah seluruh perawat di Rs Grandmed Lubuk

Pakam yang terdiri atas ruangan rawat inap, Igd, Nicu. ruang

bersalin,icu,cvcu.hdu,ibs.radioterapi dan poli rawat jalan yaitu sebesar 77 sampel

3.3.3 Tehnik sampling

Populasi dalam jumlah kecil dari 10.000 maka menggunakan jumlah

formulasi sederhana yang di tentukan berdasarkan rumus Notoatmodjo(2003),

sebagai berikut

N : Besar populasi
n : jumlah sampel
21

d : tingkat kepercayaan atau ketetapan yg di inginkan (0,1)


Dalam penelitian ini karena jumlah populasi mempunyai susunan

bertingkat atau berlapis-lapis, maka penelitian menggunakan teknik stratified

random sampling. Teknik stratified random sampling adalah teknik penentuan

sampel yang digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional, Jumlah anggota sampel bertingkat

(berstrata) dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara proportionate

random sampling yaitu menggunakan rumus alokasi proportionate :

ni : jumlah anggota sampel menurut strata


n : jumlah anggota sampel seluruhnya (77 perawat)
Ni : jumlah anggota strata
N : Jumlah anggota populasi seluruhnya (342 petugas Kesehatan
(perawat) Rs grandmed lubuk pakam)
Maka jumlah anggota sampel pada masing masing ruangan yaitu:

\
22

Dengan demikian sampel yang diambil pada penelitian ini berjumlah : 77

perawat

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang di dapat melalui observasi / pengamatan yang

dilakukan secara langsung di Rs. Grandmed Lubuk Pakam

3.4.2 Data Sekunder

Data yag didapat berdasarkan data kuesioner dengan cara menyebarkan

angket kuesioner yang berisikan tentang pertanyaan mengenai perilaku

penanganan sampah medis di Rs. Grandmed Lubuk Pakam

3.5 Variabel Dan Defenisi Operasional

3.5.1 Variabel Penelitian


23

Suatu defenisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara

memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatau

operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Notoatmojho,

2012 dalam Melisa, 2018).

Tabel 3.2 Defenisi Operasional


Variabel independent
Variabel Defenisi operasional Alat ukur Skala ukur kategori
Pengetahuan tahu (know) diartikan kuesioner nominal kurang
Sebagai pengingt suatu baik jika
Materi yang telah di skor dipe
pelajari roleh 1-5

baik jika
skor diper
oleh 6-10
Sikap respon seseorang yg kuesioner nominal kurang
menanggapi, menilai baik jika
Dan bertindak terhadap skor dipe
objek roleh 1-30

baik jika
skor diper
oleh 31-60
Variabel dependent
Kepatuhan diartikan sebagai kuesioner nominal kurang
Terhadap Tindakan atau per baik jika
pembuangan buatan perawat untuk skor diper
sampah mematuhi peraturan oleh 1-30
medis
baik jika
skor diper
oleh 31-60

3.6 Metode Pengukuran Data

3.6.1 Pengetahuan

Pengukuran terhadap variable sikap yang dilakukan diukur dengan

kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban salah di beri
24

skor 0 dan jawaban benar diberi skor 1. Berdasarkan total skor yang diperoleh

oleh responden maka variable pengetahuan di kategorikan menjadi :

1. Kurang Baik : jika total skor 1-5

2. Baik : jika total skor 6-10\

3.6.2 Sikap

Pengukuran terhadap variable sikap yang dilakukan diukur dengan

kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat tidak

setuju di beri skor 1, jawaban tidak setuju diberi skor 2, jawaban setuju diberi skor

3, dan jawaban sangat setuju diberi skor 4. Berdasarkan total skor yang diperoleh

oleh responden maka variable sikap di kategorikan menjadi :

1. Kurang Baik : jika total skor 1-30

2. Baik : jika total skor 31-60

3.6.3 Kepatuhan Terhadap Pembuangan Sampah Medis

Pengukuran terhadap variable pengetahuan yang dilakukan diukur dengan

kuesioner yang terdiri dari 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban tidak pernah di

beri skor 1, jawaban jarang diberi skor 2, jawaban sering diberi skor 3, an jawaban

selalu diberi skor 4. Berdasarkan total skor yang diperoleh oleh responden maka

variable kepatuhan menggunakan APD di kategorikan menjadi :

1. Tidak Patuh : jika total skor 1-30

2. Patuh : jika total skor 31-60

3.7 Metode Pengolahan Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data


25

Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis melalui proses pengolahan

data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Editing

Menyuting data dilakukan untuk memeriksa kebenaran dan kelengkapan data,

seperit konsistensi pengisin setiap jawaban kuisioner kelengkapan pengisin dan

kesalahan pengisian. Data ini merupakan data input utama untuk penelitian.

2. Coding

Memberikan kode atau scoring pada setiap jawaban yang sudah terkumpul

untuk memudahkan dalam pengolahan data,

3. Entry Data

Memasukkan data-data yang terkumpul kedalam program yaitu komputerisasi

4. Cleaning

Pengecekan Kembali data yang telah dimasukkan ke dalam program computer

untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah sehingga data sudah siap

untuk dianalisa

3.8 Metode Analisa Data

3.8.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat dimaksudkan untuk melihat gambaran atau frekuensi

karakteristik sampel dari tiap tiap variable

3.8.2 Analisis Bivariat


26

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variable

yang diduga berhubungan atau berkorelasi ( Notoadmojo 2010). Analisis Bivariat

dialakukan terhadap dua variable untuk mengetahui kemaknaan hubungan (p)

menggunakan analisis Chi-square atau alternatifnyan fisher exact dan besarnya

Resiko mengginakan ratio prevalensi (RP) yang dianalisis dengan uji statistic

Chi-Square dengan menggunakan SPSS dengan tingkat kemaknaan α = 0,05.

Hasij uji chi-squere dapat menunjukkan probabilitas kejadian dimana jika nilai p-

value (sig.) >0.05 maka H0 diterima , artinya secaa statistic tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara variabel independent dan dependent, sebaliknya

jika p-vaue (sig) <0,05 maka ho ditolak , artinya terdapat hubungan yang

bermakna antara variabel independent dan varibel independent.


27

DAFTAR PUSTAKA
28

Lampiran 1 Permohonan menjadi Responden


PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Calon Responden Penelitian
Dengan Hormat,
Saya mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam, bermaksud melaksanakan
penelitian mengenai “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku petugas terhadap
penanganan sampah medis di RS Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023”. Saya
mengaharapkan kesediaan saudara-saudara sekalian untuk menjadi responden
dalam penelitian saya ini. Informasi yang didapatkan saya jamin kerahasiannya
dan hanya dipergunakan untuk pengembangan kepentingan ilmia dan tidak akan
saya gunakan untuk maksud-maksud lainnya. Apabila saudara saudara bersedia
menjadi responden, saya mohon untuk menandatanganin lembar persetujuan
menjadi responden terlampir. Atas perhatian dan ketersediannya saya ucapkan
terimaksih.
Lubuk Pakam, Januari 2023
Yang membuat pernyataan

Dahlianasinaga
19.21.013
29

Lampiran 2 Pernyataan Menjadi Responden


PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERILAKU PETUGAS KESEHATAN TERHADAP

PENANGANAN SAMPAH MEDIS DI RS GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2023

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan untuk turut berpatisipasi

sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam yang bernama Dahliana Sinaga dengan judul: Faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku petugas Kesehatan terhadap penanganan

sampah medis di RS Grandmed Lubuk Pakam tahun 2023 Dengan ini saya

menyatakan bersedia menjadi responden peneliti atas kesadaran saya sendiri.

Lubuk Pakam, Januari 2022

Responden
30

Lampiran 3 lembar kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PERILAKU PETUGAS KESEHATAN TERHADAP
PENANGANAN SAMPAH MEDIS DI RS GRANDMED LUBUK
PAKAMTAHUN 2023
1. Identitas Responden
Nama responden :
Jenis kelamin :
Usia : Tahun
Masa kerja : Tahun
2. Pengetahuan
1. Apa yang disebut dengan sampah medis ?
a) Sampah yang berasal dari luar Puskesmas
b) Sampah yang berasal dari Puskesmas
c) Sampah yang berasal dari unit pelayanan medis yang ada di Puskesmas
2. Apa yang termasuk dalam limbah medis?
a) Kertas, bolpoin, spidol, pembungkus makanan, dan sisa makanan
b) Kapas, kassa, jarum suntik, spuit, botol infus dan ampul
c) Pembungkus makanan, putung rokok, kassa, plester dan masker bekas
3. Sumber penghasil limbah medis di Rumah sakit ?
a) Instalasi gizi/dapur, kantor/administrasi dan halaman
b) Unit rawat inap, unit gawat darurat dan UGD
c) Kantin, halaman dan unit pelayanan medis
4. Bagaimana alur atau tahapan pengelolaan limbah medis?
a) Pengumpulan, pengangkutan, penampungan sementara dan pemusnahan
b)Pemisahan, pengumpulan, penampungan sementara, penampungan,
pengangkutan dan pemusnahan
c)Pengumpulan,penampungan sementara, pemisahan, pengangkutan dan
pemusnahan
5. Apa yang dimaksud dengan pemisahan limbah medis?
a) Membuang limbah medis dan non medis pada satu tempat sampah
31

b) Membedakan limbah sesuai dengan jenis limbah


c) Membuang limbah pada tempat sampah yang tidak sesuai dengan kategori
sampah
6. Apa yang dimaksud dengan pengumpulan limbah medis?
a) Pengumpulan dilakukan saat membuang limbah medis dalam tempat
sampah medis
b) Mengumpulkan sampah pada tempat pengumpul limbah
c) Membuang limbah ke halaman
7. Apa warna kantong pelapis plastik untuk limbah medis infeksius?
a) Merah
b) Kuning
c) Hitam
8. Apa manfaat penggunaan kantong pelapis plastik pada tempat sampah?
a) Agar tidak menimbulkan bau
b) Agar tempat sampah tidak bocor
c) Memudahkan pengangkutan dan memiliki makna membedakan berdasar
kategori limbah
9. Pengaruh apa yang akan terjadi pada rumah sakit apa bila perawat atau petugas
medis membuang limbah sembarangan?
a) Keadaan lingkungan rumah sakit yang tidak saniter akan menurunkan
hasrat pasien berobat di rumah sakit tersebut.
b) Adanya partikel debu yang beterbangan akan menganggu pernapasan,
menimbulkan pencemaran udara.
c) Kecelakaan pada pekerja atau masyarakat akibat tercecernya jarum suntik
dan bahan tajam lainnya
10 limbah infeksius Patologi dan anatomi sebaiknya dibuang pada kantong atau
kontener warna
a) Merah
b) Kuning
c) Hitam
32

B. Sikap tentang pembuangan limbah medis


SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
N Pernyataan SL S J T
o P
1. limbah medis yang berasal dari perawatan luka dan suntikan
insulin yag dilakukan di rumah, tidak terlalu berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan.
2. Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah.
3. limbah medis harus dikumpulkan dalam satu wadah dengan
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya.
4. Wadah limbah medis harus anti bocor, anti tusuk dan tidak
mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya.
5. Jarum dan syringes yang sudah digunakan harus dipisahkan
ketika memasukkan ke wadah pembuangan limbah medis
yang telah ditentukan
6. Pewadahan limbah medis harus memenuhi persyaratan
dengan penggunaan wadah dan label yang telah ditentukan
untuk masing-masing jenis dari limbah padat tersebut.
7. Pengumpulan limbah medis dari sumber-sumbernya harus
dilaksanakan secara rutin dan teratur.
8. limbah medis dan limbah umum atau domestik boleh
dicampur.
9. Jika limbah medis dan limbah umum tercampur, maka
keseluruhan campuran tersebut diperlakukan sebagai limbah
umum yang tidak berbahaya.
10 Agar limbah medis tidak menimbulkan pencemaran
. lingkungan dan efek yang merugikan kesehatan manusia
maka pemilahan limbah medis sangat diperlukan
11 limbah medis harus dipastikan telah menjalani proses
. pemilahan yang tepat dan dikemas secara aman, terutama
limbah benda tajam yang harus dikemas dalam wadah kuat
dan tahan tusukan.
12 limbah medis dapat menimbulkan bahaya/resiko bagi
. kesehatan dan lingkungan sehingga limbah medis tersebut
harus dibuang pada wadah dan label yang telah ditentukan.
13 Kontainer yang berisi limbah harus selalu dalam keadaan
. tertutup dan penempatannya tidak boleh dekat dengan
jangkauan pasien atau tempat penyiapan makanan.
14 Jika terjadi kekeliruan dalam pembuangan sampah medis,
. tindakan seperti mengeluarkan limbah medis yang ada
dalam sebuah kantong atau kontainer atau memasukkan
33

sebuah kantong ke kantong yang lain dengan warna yang


berbeda, boleh dilakukan
15 limbah medis tidak boleh dibuang pada lokasi pembuangan
. terbuka karena dapat memperbesar resiko penularan
penyakit, dan membuka akses bagi pemulung dan binatang.

C. Kepatuhan Terhadap Pembuagan Sampah Medis


Pilihan Jawaban
SL : Selalu
S : Sering
J : Jarang
TP : Tidak Pernah
N Pernyataan S S J T
o L P
1 Memastikan fasilitas untuk pengelolaan limbah medis infeksius
tersedia dan sesuai dengan kebutuhan dan kategori limbah
misalnya kantong plastik kuning ,sharps box untuk jarum
suntik/benda tajam dan trolley limbah yang tertutup.
2 Meletakkan limbah infeksius/sharps box pada lokasi yang
mudah dilihat,dijangkau dan aman
3 Mengisi kantong limbah infeksius (kuning) hanya 2/3 bagian
agar mudah dilakukan pengikatan
4 Menutup segera bila sharps box sudah terisi 2/3 bagian lakukan
dengan benar agar tidak mudah terbuka pada saat dalam
trasportasi
5 Membuang limbah medis infeksius yang bersifat cair (darah
dan produk cairan tubuh) dengan hati-hati kedalam
pembuangan di area kotor (dirty utility).
6 Melakukan prosedur cuci tangan setelah melakukan tindakan
kepada pasien
7 Menghindarkan meremas/menekan kantong plastik kuning
yang sudah terisi agar tidak terkena benda tajam
8 Mengenakan gloves dan masker saat menangani limbah dan
melepaskan segera bila tidak digunakan serta membuang dalam
kantong plastik kuning
9 Membuang limbah medis pada tempat sampah Medis
10 Membuang limbah medis pada tempat sampah non medis
11 Dilakukan pemisahan antara tempat sampah medis dan tempat
sampah non medis
12 Tidak dilakukan pemisahan antara tempat sampah medis dan
sampah non medis
13 Mengganti sharp box yang telah penuh
14 Membuang limbah infeksius pada plastic hitam
15 Membuang limbah benda tajam pada plastic kuning
34

Anda mungkin juga menyukai