PROPOSAL
DISUSUN OLEH :
1981032
Bakteri adalah makhluk hidup yang memiliki ukuran 1-2 mikron, karena
ukuranya yang sangat kecil, maka tidak bisa dilihat dengan mata telanjang .bakteri ini
terdapat di mana-mana : diudara, air, tanah, tanaman, dan hewan, bahkan makanan.
Bakteri juga ada pada benda benda kehidupan sehari-hari,seperti
mainan ,telepon,pensil,dan benda lainnya.(cdn.rimanews.com)
Spons cuci piring dapat menawarkan tempat yang ideal untuk mikroorganisme
,spons biasanya digunakan di dapur untuk keperluan mencuci peralatan rumah tangga
seperti ,gelas, piring, mangkuk, dan lainnya. Jika spons yang digunakan dalam waktu
yang cukup lama akan lebih berpotensi tumbuhnya bermacam macam
mikroorganisme, dan apabila spons tersebut terendam dalam air sabun maka makin
cepat tumbuhnya bakteri pada spons cuci piring.
Penelitian asal Arizon Amerika Serikat, mengumpulkan 1.000 lap dapur dan
spons cuci piring,mereka menemukan bahwa 10% diantara benda-benda itu
mengandung salmonella. Setiap inchi persegi permukaan lap dan spons cuci piring itu
memiliki sekitar 134.630 bakteri, 456 kali banyak dari pada jumlah bakteri didudukan
toilet. Spons cuci piring menjadi tempat Echerechia coli dan bakteri faecal lain yang
paling banyak ditemukan pada skala rumah makan. Hal ini disebabkan kedua benda
tersebut paling jarang diganti. Beberapa studi ditunujukan bahwa berbagai bakteri,
termasuk Escherichia coli, stapylococcus aureus dan salmonella sp.
Sulanjari (2010) menyakatakan spon cuci piring biasanya terbuat dari busa
atupun dari jaring jaring yang tidak dapat teruraikan. Spons yang yang bersentuhan
air sabun dan busa yang telah digunakan untuk mencuci piring akan menyebabkan
sarang bakteri.
2. bagaimana karakteristik fenotipik dan fisiologik dari hasil isolasi bakteri pada
spons cuci piring rumah makan dengan frekuensi pemakaiannya
1.3.1.tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menjelaskan jumlah sel bakteri yang
ditemukan pada spons cuci piring rumah makan dengan frekuensi pemakaian spons
cuci piring yang tidak diganti
1.3.2. tujuan khusus
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan pembelajaran dan bahan tambahan
referensi bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pengembangan
spons cuci piring jika terdapat dapat bakteri tersebut.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1.4.1. bagi peneliti
Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti
selanjutnya dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dibidang
bakteriologi.
1.4.2. bagi masyarakat
Agar sisa sabun pada spons setelah digunakan jangan direndam dalam sabun.
Agar mengurangi bakteri pada spons cuci piring tersebut .dan agar di ganti spons
cuci piring tersebut dalam 1 minggu sekali.
1.4.3. bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah pengalaman, informasi, wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman tentang identifikasi bakteri
salmonella sp dan escherichia coli pada spons cuci piring dirumah makan lubuk
pakam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Spons pencuci piring
Salah satu peralatan dapur yang banyak mengandung bakteri adalah spons
pencuci, karena mengandung kuman,ragi dan bakteri 250 kali leih banyak dari
gagang sikat gigi yang ada pada spons cuci piring tidak membuat sakit, Tapi beberapa
(seperti salmonella sp dan escherichia coli ) dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang serius. Beberapa patogen yang termasuk escherichia coli, salmonella sp,
klebsiella pneunonia dan enterobacter cloacae (rossen,1999).
Spons kemungkinan berisi sejumla besar patogen, yang merupakan bakteri
dan patogen makanan, seperti salmonella dan escherichia coli, yang akan menyebar
ke seluruh dapur (Anonim 2012).
Dalam sebuah studi oleh Mattick et.al (2002) tentang pengujian kelangsungan
hidup salmonella sp, escherichia coli, studi ini meneliti variabel sperti keras atau
lembut air, penelitian ini juga meneliti kemungkinan kontaminasi silang kepiring
steril, spons , dan barang barang yang ditempatkan permukaan yang terkontaminasi
dari air yang kotor (Nielsen et.al,2002)
Perbedaan utama antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh
nielsen et.al (2002), merupakan bagian dari penelitian ini benar-benar dilakukan di
rumah makan di lubuk pakam untuk menguji efesiensi cairan pencuci piring
antibakteri digunakan konsumen. Semua organisme yang diuji menunjukan
pertumbuhan yang cepat dalam kondisi laboratorium : kecuali S.aureus dan B.cereus
baik menurun jumlahya dibawah tingkat deteksi reaksi terhadap konsentrasi rendah
deterjen pencuci piring disuspensi tes, Escherchia coli dan salmonella sp di
pertahankan konsentrasi mereka sampai 27 jam setelah terkena deterjen.
Dalam studi dari 10 dapur di AS, masing-masing 33% dan67% dari spons
cuci piring dinyatakan positif Escherichia coli dan coliform fecal (Josephson,Rubino,
dan Pepper ,1997)
Tes menunjukan bahwa hidangan tetes formulasi yang digunakan di 5ml per
spons mengurangi populasi mikroba oleh 99,9%, sedangkan produk komersal
mengurangi populasi oleh 99,0%. Bakteri dalam spons kontrol tidak diobati selama
cuci, menunjukan bahwa ada perbedaan besar dalam pengurangan.
Spons cukup dibersihkan, maka penyebaran patogen dari permukaan dapur
kemanusia dapat sangat berkurang.
2.2. Bakteri yang terdapat pada peralatan dapur/peralatan makan
a. Echerichia coli
Baktteri yang banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah
Echerichia coli, karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus
manusia, umumnya bukan patogen yang penyebab penyakit sehingga
pengujiannya yang tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air
sehingga dapat dianalisis keberadaannya didalam air yang notabene bukan
merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, keberadaan
Escherichia coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki kolerasi
tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan. Escherichia coli dalah
bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang
merupakan ora normal di usus.
Escherichia coli dari anggota famili Enterobacteriacea, ukuran sel
panjang 2,0-6,0 µm dan lebar 1,1-1,5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti
coocal. Eschericia coli batang gram negatif, selnya bisa terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Baketi ini
aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. Echericia coli merupakan penghuni
normal usus(anonim,2012).
b. Salmonella
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobacteria gram negatif
berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid (2012). Sebagian besar
salmonella sp,bersifat patgen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia (2003).
Faktor penyebab penularan penyakit berasal dari peralatan dapur yang
kurang terjedah kebersihannya, Seprti spons cuci piring, laci sayuran, pada
kulkas, dan washtafel yang dapat menjadi sarang salmonella sp, dan
Escherichia coli (2012).
c.Staphilococcus aureus
Staphilococcus aureus dalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang
mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulasi,
hyalurodinase, fosfatase dan lipase, dapat menyebaban lisisnya sel darah
merah.toksin yang dibentuk oleh staphilococcus aureus adalah haemolysin
alfa, beta, gamma delta, dan apsilon. Enterotosin dan eksoenzim dapat
menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran
pencernaan. Leukosidin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tada-
tanda kulit sperti luka bakar (2012).
Morfologi : E.coli
Sedangkan bakteri ini juga memanfaatkan sifatnya yang mampu
menggunakan reaksi fermentasi untuk memperoleh energi meski pun secara anaerob
Menurut Brooks GF et al dalam jawetz Medical Microbiology (2010).
Taksonomi dari bakteri Escherichia coli sebagai berikut :
Kigdom : Prokaryotoe
Devisi : Gracilicutes
Kelas : Scotobacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Rumus :
Koloni per ml = jumlah koloni per cawan x 1
Faktor pengenceran
2.8. VARIABEL
1. Variabel bebas : frekuensi pemakaian spons cuci piring
2. Variabel terikat : Karakterisasi fenotip dan fisologik serta perhitungan
jumlah bakteri
3. Variabel kontrol : jenis spons, ukuran spons
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah metode bersifat deskriptif
analitik
3.2 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam pada tanggal
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat
1. Ose
2. Petridisk steril
3. Inkubator
4. coloni counter
5. auto clave
6. labu erlenmeyer
7. kapas
8. beker glass
9. objek glass
10. tangkai pengaduk
11. imersi oil
12. tabung reaksi
13. bunsen
3.3.2. Bahan
1. Spons cuci piring
2. Serbuk media EMB
3. Aquadest
3.4. Cara Kerja
Rendam masing-masing spons pencuci piring dengan aquadest, setelah itu
siapkan labu erlenmeyer dan beker glass masing masing 40 ml aquadest. Timbang
media EMB sebanyak 3,5 gr masukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml yang telah
berisi 150 ml aquadest, homogen. Kemudian panaskan dengan hotplate pada sushu
150°c selama 15 menit. Lalu masukkan media tersebut kedalam autoclave pada suhu
121°c. Setelah itu media di dingingkan hangat hangat kuku. Kemudian tuangkan
media EMB kedalam cawan petri sebanyak ±20ml , bila telah mengeras. Bakar ose
samapai merah, tunggu dingin . kemudian ambil air rendaman spons pencuci piring
yang sudah di rendam sebanyak satu ose .lalu berikan goresan pada media. setelah itu
masukkan media yang sudah di tanam di inkubator slama 1x24 jam suhu 37°c. jika
tumbuh bakteri pada permukaan media EMB sebelumnya ditanam lakukan hitung
jumlah koloni di alat colony counter. Kemudian lakukan pembuatan sediaan di atas
objeck glass dengan pewarnaan gram negatif.