Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP DAN ESCHERICHIA COLI

PADA SPONS CUCI PIRING PADA RUMAH MAKAN DI LUBUK PAKAM

PROPOSAL

DISUSUN OLEH :

FAUDIA SINDIKA PUTRI

1981032

PROGRAM STUDI D-VI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bakteri adalah makhluk hidup yang memiliki ukuran 1-2 mikron, karena
ukuranya yang sangat kecil, maka tidak bisa dilihat dengan mata telanjang .bakteri ini
terdapat di mana-mana : diudara, air, tanah, tanaman, dan hewan, bahkan makanan.
Bakteri juga ada pada benda benda kehidupan sehari-hari,seperti
mainan ,telepon,pensil,dan benda lainnya.(cdn.rimanews.com)

Menurut Prof. Dr. Rachmadhi purwana, SKM , ahli kesehatan masyarakat


menyatakan mikroorganisme seperti,bakteri berbahaya dan patogen lainnya. Bakteri
patogen antara lain seperti Escherichia coli, Salmonella sp, Klebsiella pneumonia
dan Enterobacter cloacea. Bahkan dapat juga tumbuh pada spons cuci piring yang
digunakan untuk mencuci piring.

Spons cuci piring dapat menawarkan tempat yang ideal untuk mikroorganisme
,spons biasanya digunakan di dapur untuk keperluan mencuci peralatan rumah tangga
seperti ,gelas, piring, mangkuk, dan lainnya. Jika spons yang digunakan dalam waktu
yang cukup lama akan lebih berpotensi tumbuhnya bermacam macam
mikroorganisme, dan apabila spons tersebut terendam dalam air sabun maka makin
cepat tumbuhnya bakteri pada spons cuci piring.

Penelitian asal Arizon Amerika Serikat, mengumpulkan 1.000 lap dapur dan
spons cuci piring,mereka menemukan bahwa 10% diantara benda-benda itu
mengandung salmonella. Setiap inchi persegi permukaan lap dan spons cuci piring itu
memiliki sekitar 134.630 bakteri, 456 kali banyak dari pada jumlah bakteri didudukan
toilet. Spons cuci piring menjadi tempat Echerechia coli dan bakteri faecal lain yang
paling banyak ditemukan pada skala rumah makan. Hal ini disebabkan kedua benda
tersebut paling jarang diganti. Beberapa studi ditunujukan bahwa berbagai bakteri,
termasuk Escherichia coli, stapylococcus aureus dan salmonella sp.

Sulanjari (2010) menyakatakan spon cuci piring biasanya terbuat dari busa
atupun dari jaring jaring yang tidak dapat teruraikan. Spons yang yang bersentuhan
air sabun dan busa yang telah digunakan untuk mencuci piring akan menyebabkan
sarang bakteri.

Seringkali kita tidak terlalu memperhatikan kebersihan spon cuci piring


bahkan ada yang sampai berbulan-bulan tidak diganti dengan yang baru, hal ini di
pastikan akan mempercepat pertumbuhan mikroba . prtumbuhan mikroba
berlangsung selama nutrisi masih tersedia . pertumbuhan mikroba tergantung pada
kemampuannya dalam membelah diri ( pembelahan biner) dan laju pertumbuhan
seperti waktu bergenerasi dan tahapanya. Pembagian sel bakteri terjadi pembelahan
biner, sel induk akan membesar, menduplikatkan kromosom dan membentuk sekat
transversal dipusat sel sehingga membagi dua sel anak. Proses ini terus diulang pada
waktu tertentu sehingga dapat meningkatkan populasi bakteri (Meiry Fadillah
Noor,2011).

1.2. Rumusan Masalah

1. bagaimana cara isolasi bakteri pada spons cuci piring

2. bagaimana karakteristik fenotipik dan fisiologik dari hasil isolasi bakteri pada
spons cuci piring rumah makan dengan frekuensi pemakaiannya

1.3. Tujuan penelitian

1.3.1.tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah menjelaskan jumlah sel bakteri yang
ditemukan pada spons cuci piring rumah makan dengan frekuensi pemakaian spons
cuci piring yang tidak diganti
1.3.2. tujuan khusus

Penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan pembelajaran dan bahan tambahan
referensi bacaan untuk menambah ilmu pengetahuan dalam bidang pengembangan
spons cuci piring jika terdapat dapat bakteri tersebut.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1.4.1. bagi peneliti
Hasil penelitian ini bisa menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti
selanjutnya dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan dibidang
bakteriologi.
1.4.2. bagi masyarakat
Agar sisa sabun pada spons setelah digunakan jangan direndam dalam sabun.
Agar mengurangi bakteri pada spons cuci piring tersebut .dan agar di ganti spons
cuci piring tersebut dalam 1 minggu sekali.
1.4.3. bagi penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah pengalaman, informasi, wawasan dan
menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman tentang identifikasi bakteri
salmonella sp dan escherichia coli pada spons cuci piring dirumah makan lubuk
pakam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Spons pencuci piring
Salah satu peralatan dapur yang banyak mengandung bakteri adalah spons
pencuci, karena mengandung kuman,ragi dan bakteri 250 kali leih banyak dari
gagang sikat gigi yang ada pada spons cuci piring tidak membuat sakit, Tapi beberapa
(seperti salmonella sp dan escherichia coli ) dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang serius. Beberapa patogen yang termasuk escherichia coli, salmonella sp,
klebsiella pneunonia dan enterobacter cloacae (rossen,1999).
Spons kemungkinan berisi sejumla besar patogen, yang merupakan bakteri
dan patogen makanan, seperti salmonella dan escherichia coli, yang akan menyebar
ke seluruh dapur (Anonim 2012).
Dalam sebuah studi oleh Mattick et.al (2002) tentang pengujian kelangsungan
hidup salmonella sp, escherichia coli, studi ini meneliti variabel sperti keras atau
lembut air, penelitian ini juga meneliti kemungkinan kontaminasi silang kepiring
steril, spons , dan barang barang yang ditempatkan permukaan yang terkontaminasi
dari air yang kotor (Nielsen et.al,2002)
Perbedaan utama antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh
nielsen et.al (2002), merupakan bagian dari penelitian ini benar-benar dilakukan di
rumah makan di lubuk pakam untuk menguji efesiensi cairan pencuci piring
antibakteri digunakan konsumen. Semua organisme yang diuji menunjukan
pertumbuhan yang cepat dalam kondisi laboratorium : kecuali S.aureus dan B.cereus
baik menurun jumlahya dibawah tingkat deteksi reaksi terhadap konsentrasi rendah
deterjen pencuci piring disuspensi tes, Escherchia coli dan salmonella sp di
pertahankan konsentrasi mereka sampai 27 jam setelah terkena deterjen.
Dalam studi dari 10 dapur di AS, masing-masing 33% dan67% dari spons
cuci piring dinyatakan positif Escherichia coli dan coliform fecal (Josephson,Rubino,
dan Pepper ,1997)
Tes menunjukan bahwa hidangan tetes formulasi yang digunakan di 5ml per
spons mengurangi populasi mikroba oleh 99,9%, sedangkan produk komersal
mengurangi populasi oleh 99,0%. Bakteri dalam spons kontrol tidak diobati selama
cuci, menunjukan bahwa ada perbedaan besar dalam pengurangan.
Spons cukup dibersihkan, maka penyebaran patogen dari permukaan dapur
kemanusia dapat sangat berkurang.
2.2. Bakteri yang terdapat pada peralatan dapur/peralatan makan
a. Echerichia coli
Baktteri yang banyak digunakan sebagai indikator sanitasi adalah
Echerichia coli, karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus
manusia, umumnya bukan patogen yang penyebab penyakit sehingga
pengujiannya yang tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air
sehingga dapat dianalisis keberadaannya didalam air yang notabene bukan
merupakan medium yang ideal untuk pertumbuhan bakteri, keberadaan
Escherichia coli dalam air atau makanan juga dianggap memiliki kolerasi
tinggi dengan ditemukannya patogen pada pangan. Escherichia coli dalah
bakteri gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang
merupakan ora normal di usus.
Escherichia coli dari anggota famili Enterobacteriacea, ukuran sel
panjang 2,0-6,0 µm dan lebar 1,1-1,5 µm. Bentuk sel dari bentuk seperti
coocal. Eschericia coli batang gram negatif, selnya bisa terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul. Baketi ini
aerobic dan dapat juga aerobic fakultatif. Echericia coli merupakan penghuni
normal usus(anonim,2012).
b. Salmonella
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobacteria gram negatif
berbentuk tongkat yang menyebabkan tifoid (2012). Sebagian besar
salmonella sp,bersifat patgen pada binatang dan merupakan sumber infeksi
pada manusia (2003).
Faktor penyebab penularan penyakit berasal dari peralatan dapur yang
kurang terjedah kebersihannya, Seprti spons cuci piring, laci sayuran, pada
kulkas, dan washtafel yang dapat menjadi sarang salmonella sp, dan
Escherichia coli (2012).
c.Staphilococcus aureus
Staphilococcus aureus dalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang
mampu menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulasi,
hyalurodinase, fosfatase dan lipase, dapat menyebaban lisisnya sel darah
merah.toksin yang dibentuk oleh staphilococcus aureus adalah haemolysin
alfa, beta, gamma delta, dan apsilon. Enterotosin dan eksoenzim dapat
menyebabkan keracunan makanan terutama yang mempengaruhi saluran
pencernaan. Leukosidin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tada-
tanda kulit sperti luka bakar (2012).

2.2.1. morfologi bakteri dan taksonomi Escherichia coli


Bakteri ini termasuk golongan bakteri oportunis serta flora normal hidup dan
banyak ditemukan di usus besar manusia, bakteri berbentuk batang pendek dengan
ukuran 0,4-0,7 µm x 1,4 µm maka bakteri ini dapat juga dikatakan sebagai bakteri
kokobasil,bersifat gram negatif dengan sebagian besar memiliki gerak positif dan
pada beberapa strain memiliki kapsul. Escherichia coli merupakan polisakarida dan
bisa berhubungan dengan tingkat virulensi bakteri seperti yang terjadi pada
perlekatan Escherichia coli ke sel epitel sebelum akhirnya menginvasi saluran cerna
atau saluran kemih.

Morfologi : E.coli
Sedangkan bakteri ini juga memanfaatkan sifatnya yang mampu
menggunakan reaksi fermentasi untuk memperoleh energi meski pun secara anaerob
Menurut Brooks GF et al dalam jawetz Medical Microbiology (2010).
Taksonomi dari bakteri Escherichia coli sebagai berikut :
Kigdom : Prokaryotoe
Devisi : Gracilicutes
Kelas : Scotobacteria
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli

2.2.2. Sifat pertumbuhan Escherichia coli


Bakteri merupakan jenis bakteri yang dapat tumbuh di media
manapun,termasuk golongan Enterobacteriaceae yang sifatnya anaerob fakultatif.
Suhu untuk optimum untuk pertumbuhan Escherichia coli yang patogen adalah 35°c-
37°c dan akan motil pada suhu tersebut.

E.coli dalam media EMB


Akan tetapi rentang terhadap suhu pertumbuhan dapat mencapai 7°c untuk
suhu terendah dan 44°c untuk suhu tinggi, Bakteri ini juga tumbuh optimum pada
kisaran pH 4,4-8,5 dan relatif sensitif terhadap panas.
Morfologi kolon bakteri ini pada media non selektif seperti NA,SBA (sheep
blood agar),serta chocolate agar adalah berukuran kecil sampai sedang, lembab,halus,
serta berwarna keabuan sebagian besar strain bakteri ini bersifat hemolisis beta (β 
hemolytic)

Hasil pewarnaan Gram eschericia coli

2.3. Morfologi dan Taksonomi salmonella sp


Bakteri salmonella merupakan salah satu jenis bakteri yang berada pada
keluarga Enterobacteriaceae. Spesies dari genus salmonella bersifat gram negatif,
motil, berbentuk batang, dan bersifat anaerob fakultatif. Untuk membedakan spesies
salmonella di kelompokan berdasarkan spesies, subspesies dan serotipe. Genus
salmonella dibagi menjadi 2 spesies yakni salmonella enterica dan salmonella
bongori.
Menurut Brooks GF et al dalam jawetz Medical Microbiology (2010) bakteri
salmonella memiliki taksonomi sebagi berkut :
Kigdom : bacteria
Divisi : proteobacteria
Kelas : gamma proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Spesies : salmonella typi, salmonella paratypi A, salmonella thyphimurium,
Salmonella choleraesius, salmonella enteriditis

2.4. sifat pertumbuhan salmonella sp.


Salmonella merupakan jenis organisme yang kebanyakan dapat diisolasi dari
usus manusia dan hewan. Salmonella merupakan bakteri yang dapat ditanam pada
media spesifik. Media yang digunakan dibedakan berdasarkan tingkat selektifitasnya,
antara lain media dengan selektifitas rendah seperti MCA dan EMB.
Selain melalui hostnya bakteri ini juga hidup diluar tubuh makhluk hidup
bahkan hingga berminggu-minggu. Bakteri ini dapat bertahan hidup dia air selama 4
minggu dan akan tumbuh pada ph 7,2 baik disusunan aerob dan anaerob fakultatif.
Suhuh optimum untuk pertumbuhan bakteri ini adalah 35-37°c, pertumbuhannya akan
terhenti pada suhu <6,7°c atau >46,6°c.
Salmonella merupakan jenis organisme yang kebanyakan dapat diisolasi dari
usus manusia dan hewan. Beberapa serotipe dapat diisolasi dari manusia ( misalnya:
salmonella serotipe typhi),sedangkan yang lain seperti salmonella serotipe gallinarum
dan serotip IV biasnya berhubungan dengan hewan tertentu sebagai hostnya.
Sehingga penyebaran bakteri ini dapat melalui feses yang kemudia mencemari
makanan atau sumber air. Sumber infeksi salmonella paling sering adalah air yang
terkontaminasi feses, susu atau produk olahanya yang terkontaminasi ataupun melalui
tahp pasteurisasi tidak sempurna.
2.5. patogenesis salmonella sp
Berdasarkan penyakit yang berhubngan dengan salmonella, atau biasa disebut
salmonellosis,bakteri ini dibagi berdasarkan jenis tifoid dan non tifoid.
Berbeda dengan Escherechia coli yang merupakan flora normal pada tubuh
manusia, sebagian besar salmonella bersifat patogen pada hewan yang menjadi
reservoir untuk menginfeksi manusia.
Karena sangat mungkin terjadi pencemaran dari peralatan baik akibat biologis
maupun kimiawi. Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes nomor 942 tahun 2003
tentang hygiene sanitasi makanan menyebutkan bahwa peralatan yang digunakan
kurang memenuhi persyaratan hygiene.
2.6. Teknik Pemeriksaan Mikroorganisme pada spons cuci piring
Kultul mikrooranisme merupakan salah satu tahapan atau langkah dalam
menganalisis mikroorganisme secara kualitatif dan kuantitatif. Kultur dilakukan
terhadap sampel ke dalam meia secara invitro atau teknik laboratorium. Tujuan
dilakukan kultur adalah untuk memperoleh isolat atau inokulum dari biakan
campuran pada sampel, memperbanyak jumlah mikroorganisme,menghitung jumlah
mikroorganisme, mengetahui sifat-sifat mikroorganisme serta membantu penegakan
diagnosis denga teknik uji sensitivitas.

Metode cawan tuang dan prataan


pada kultur mikroorganisme

2.7. Perhitunagan Koloni Bakteri


Perhitungan pertumbuhan bakteri dapat dilakukan setelah bakteri tumbuh
pada media pembiakan. Perhitungan ini dapat dilalukan baik secara langsung
mikroskopis menggunakan petroff-hausser cell counter maupun secara tidak langsung
dengan teknik hitung cawan (plate count), fitrasi atau penyaringan MPN (most
probable number), mengukur kekeruhan,aktivitas metabolisme,berat kering sel
sehingga konsumsi nutrien pada bakteri.
Penggolongan hasil perhitungan TPC
Jumlah koloni / cawan petri Keterangan
( colony Form Unit)
30-300 CFU Dapat dihitung,ideal menggunakan
rumus
>300 CFU TBUD(terlalu banyak/tidak bisa untuk
dihitung)
<30 CFU TSUD (terlalu sedikit untuk di hitung)
Tidak membentuk koloni dan >1/4 spreader
cawan petri

Rumus :
Koloni per ml = jumlah koloni per cawan x 1
Faktor pengenceran

2.8. VARIABEL
1. Variabel bebas : frekuensi pemakaian spons cuci piring
2. Variabel terikat : Karakterisasi fenotip dan fisologik serta perhitungan
jumlah bakteri
3. Variabel kontrol : jenis spons, ukuran spons
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah metode bersifat deskriptif
analitik
3.2 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Institut Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam pada tanggal
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat
1. Ose
2. Petridisk steril
3. Inkubator
4. coloni counter
5. auto clave
6. labu erlenmeyer
7. kapas
8. beker glass
9. objek glass
10. tangkai pengaduk
11. imersi oil
12. tabung reaksi
13. bunsen

3.3.2. Bahan
1. Spons cuci piring
2. Serbuk media EMB
3. Aquadest
3.4. Cara Kerja
Rendam masing-masing spons pencuci piring dengan aquadest, setelah itu
siapkan labu erlenmeyer dan beker glass masing masing 40 ml aquadest. Timbang
media EMB sebanyak 3,5 gr masukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml yang telah
berisi 150 ml aquadest, homogen. Kemudian panaskan dengan hotplate pada sushu
150°c selama 15 menit. Lalu masukkan media tersebut kedalam autoclave pada suhu
121°c. Setelah itu media di dingingkan hangat hangat kuku. Kemudian tuangkan
media EMB kedalam cawan petri sebanyak ±20ml , bila telah mengeras. Bakar ose
samapai merah, tunggu dingin . kemudian ambil air rendaman spons pencuci piring
yang sudah di rendam sebanyak satu ose .lalu berikan goresan pada media. setelah itu
masukkan media yang sudah di tanam di inkubator slama 1x24 jam suhu 37°c. jika
tumbuh bakteri pada permukaan media EMB sebelumnya ditanam lakukan hitung
jumlah koloni di alat colony counter. Kemudian lakukan pembuatan sediaan di atas
objeck glass dengan pewarnaan gram negatif.

Anda mungkin juga menyukai