Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI II

IDENTIFIKASI BAKTERI ENTEROBACTER SP. PADA


SAMPEL FAESSES BEBEK

NAMA : NURSAWATI

NIM : 14 3145 453 126

KELOMPOK : VI (ENAM)

KELAS : ANAKES C

PRODI D III ANALISIS KESEHATAN

STIKes MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2015/2016


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG TEORI

Bebek merupakan salah satu ternak unggas yang memiliki potensi yang luar biasa untuk
memenuhi kebutuhan sumber protein pada makanan manusia. Produk yang dihasilkan dari
beternak bebek adalah daging dan telur. Pada saat ini, banyak makanan olahan yang berasal dari
bebek. Permintaan pasar terhadap daging dan telur bebek sangat tinggi dari tahun ke tahun.
Bahkan pada tanggal 26 Februari 2007 lalu, pemerintah melalui Departemen Pertanian
mengizinkan importasi 450 ton daging bebek beku asal Malaysia. Terlepas dari pro dan kontra
terhadap rencana pemerintah tersebut, yang perlu kita ambil hikmahnya adalah beternak bebek
merupakan peluang bisnis yang sangat menguntung dan prospektif, karena belum terpenuhinya
kebutuhan produk bebek di pasaran oleh para peternak. (Anonim, 2014)

Salah satu tantangan atau kendala bagi para peternak Bebek adalah mengatasi serangan penyakit
pada bebek. Dalam beternak, bila terjadi penyakit yang menimbulkan kematian sampai melebihi
dari yang seharusnya, ini menandakan ada kesalahan dalam tata laksana atau ada keteledoran
peternak, karena penyakit yang menimbulkan kematian yang tinggi itu, tidak akan muncul bila
peternakan dikelola dengan baik dan memeuhi syarat. Penyakit yang biasanya menyerang pada
bebek, biasanya disebabkan oleh beberapa penyebab, yaitu :

1) Virus;

2) Bakteri;

3) Kekurangan unsur gizi; dan

4) penyakit karena parasit, cacing, protozoa dan kutu.


Peternak yang baik adalah berupaya melakukan pencegahan dini terhadap serangan penyakit
sehingga tidak menimbulkan kematian pada bebek dan kerugian besar biaya produksi dapat
dihindari. (Anonim, 2014)

Ada 3 hal yang berperan dalam pencegahan penyakit dan dalam kesuksesan seorang peternak
bebek, yaitu :

1. Bibit yang dibeli dan dipelihara. Pilihlah bibit yang sesuai untuk maksud pemeliharaan.
Bila hendak memelihara bebek bertelur, berarti sasarannya adalah mengumpulkan telur. Pilih
bibit yang terkenal daya tahan dan produksi telurnya.

2. Tata laksana. Hal ini nampaknya rutin dan remeh, tetapi paling berpengaruh terhadap
datang atau tidaknya penyakit. Tata laksana, meliputi pembersihan kandang dan peralatannya
secara rutin, penyemprotan disinfektan pada kandang, pembuatan kandang yang sesuai dengan
kondisi bebek, dan lain sebagainya.

3. Makanan dan pemberian makanan. Makanan atau pakan sangat mempengaruhi daya tahan
bebek terhadap penyakit dan juga produksinya, baik telur maupun daging.

Secara garis besar penyakit bebek dikelompokkan dalam dua hal yaitu:

1. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa

2. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang
kurang tepat

Enterobacter juga termasuk dalam bakteri perusak pada telur bebek. Caranya adalah dengan
membusukkan protein yang ada dalam telur bebek itu sendiri. Dan jika telur bebek tersebut
dikonsumsi oleh manusia, enterotoksin yang ada pada bakteri akan menyebabkan gejala seperti
muntah, diare, keracunan, suhu tubuh tidak stabil, kejang, pucat, kekuningan, gelisah/rewel,
selera makan hilang dan pingsan. Pada beberapa kasus, penderita yang tidak mengalami satupun
gejala seperti yang disebutkan tersebut akan mendapat syok septik yang dapat mengakibatkan
pada kematian. (Anonim, 2013)

Enterobacter sp. dapat menginfeksi manusia melalui air dan makanan, serta lalat yang hingga
pada makanan yang tercemar. Akibat yang ditimbulkan adalah peradangan pada
saluran pencenaan sampai rusaknya dinding usus. Enterobacter sp. tertelan bersama makanan
dan minuman yang terkontaminasi kemudian bersarang di jaringan limfoid pada dinding usus
sebagian ada yang ikut keluar bersama feses. Aliran limfa membawa organisme ini ke dalam
duktustorak kemudian ke dalam darah. Dari darah bakteri ini masuk ke ginjal dan melewati
glomerulus, selanjutnya terbawa bersama urin. Masuknya bakteri Enterobacter sp. kedalam
tubuh dan dikeluarkan melalui feses. Indikasi sebelum pemeriksaan Enterobacter sp. Pada
sampel feses bebek dilakukan adalah dilihat dari gejala penyakit yang timbul, yaitu: adanya diare
dan konstipasi, adanya icterus, adanya gangguan pencernaan, adanya lendir dalam tinja,
kecurigaan penyakit gastrointestinal, dan adanya darah dalam tinja (Entjang Indan, dr. 2001).

Feses merupakan salah satu media sumber penyebaran bakteri intestinal yang dapat
menyebabkan penyakit. Enterobacter sp tumbuh dan berkembang pada saluran intestinal
mamalia dan dapat keluar bersama-sama dengan bakteri lain melalui feses dan menyebar melalui
vehikel lainnya. (Arif Mansyur. 2007)

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Ø Untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Enterobacter Sp. pada sampel faesses bebek

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Enterobacteriaceae termasuk dalam famili bakteri, sebagian besar lebih dikenal bersifat
patogen, seperti Salmonella dan Eschericia coli. Ilmu genetika menempatkan Enterobacteriaceae
di antara Proteobacteria , dan mereka memberikan perintah mereka sendiri (Enterobacteriales),
meskipun hal ini kadang-kadang diambil untuk memasukkan beberapa sampel lingkungan
terkait. Enterobacteriaceae adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan hewan, tanah, air
dan dapat pula ditemukan pada komposisi material. Sebagian kuman enterik ini tidak
menimbulkan penyakit pada host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di dalarn usus besar,
tetapi pada keadaan-keadaan dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan
memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini mampu menimbulkan penyakit
pada tiap jaringan tubuh manusia. Organisme-organisme di dalam famili ini pada kenyataannya
mempunyai peranan penting di dalam infeksi nosokomial misalnya sebagai penyebab infeksi
saluran kemih, infeksi pada luka, dan infeksi lainnya.(Anonim, 2013)

Anggota Enterobacteriaceae yang bentuk batang, dan biasanya memiliki panjang 1-5 pM. Seperti
Proteobacteria lain mereka bersifat Gram negatif, anaerob fakultatif , dapat memfermentasi gula
untuk menghasilkan asam laktat dan berbagai produk akhir lainnya. Kebanyakan juga dapat
mengubah nitrat menjadi nitrit, walaupun ada pengecualian (misalnya Phoptorhadus ).
Apabila Enterobacteriaceae diuji dengan tes katalase maka hasilnya positif, hal tersebut
menunjukkan bahwa Enterobacteriaceae mengandung enzim katalase. Namum apabila diuji
dengan tes oksidase, maka hasilnya negatif. Kebanyakan memiliki banyak flagel digunakan
untuk bergerak, tetapi ada juga beberapa kelompok yang non-
motil. Enterobacteriaceae merupakan bakteri non-spora dan membentuk reaksi katalase
bervariasi antara Enterobacteriaceae. Sebagian besar strainnya memiliki fimbria adhesif. Dalam
pertumbuhannya, Enterobacteriaceae kurang atau sedikit memerlukan NaCl. (Annonim, 2014)

Anterobacter sp merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, dengan ukuran 0,6 – 1,0
µm x 1,2 – 3,0 µm, motil, tidak membentuk spora,berkapsul,dan memiliki flagel.. Bakteri ini
sering ditemukan bersama E. Coli hidup bebas di alam seperti di air, tanah dan juga di saluran
pencernaan manusia dan hewan. (Anonim, 2014)

Banyak anggota famili ini adalah bagian normal dari flora usus ditemukan dalam usus manusia
dan hewan lainnya, sementara yang lain ditemukan dalam air atau tanah, atauparasit pada
berbagai hewan dan tumbuhan yang berbeda. Eschericia coli, lebih dikenal sebagai E.coli, adalah
salah satu model organisme yang paling penting , serta genetika dan biokimia telah banyak
dipelajari.(Anonim, 2014)

Kebanyakan anggota Enterobacteriaceae memiliki fimbriae peritrik Tipe I berkaitan dalam


adhesi sel bakteri untuk host mereka. Sering dijumpai pada permukaan eksternal atau internal
dari tubuh sebagai infeksi opurtunistik terutama sesudah prosedur invasif seperti pembedahan
dan kateterisasi.

( Entjang Indan, dr. 2001).Klasifikasi dari Anterobacter sp bedasarkan pembagian yang


dilakukan oleh Bergey,

Kingdom : Bacteria

Phylum : Proteobacteria

Kelas : Gammaproteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Aerobacter

Spesies : Aerobacter aerogenes.

Srigandono (1997).

Anterobacter sp sering ditemukan bersama E. Coli pada lingkungan yang sama (tanah &
air), selain dapat hidup sebagai saprobe di saluran pencernaan hewan dan
manusia. Aenterobacter sp adalah salah satu jenis bakteri coliform, yang merupakan kelompok
bakteri yang digunakan sebagai indikator kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap makanan dan
minuman. (Arif Mansyur. 2007)

BAB III

METODE KERJA

A. WAKTU PRAKTIKUM

Pada praktikum isolasi dan identifikasi bakteri Enterobacter Sp. Pada bahan makanan dan
minuman dari awal praktikum mulai dari pembuatan medium, isolasi, pengecatan gram, dan uji
biokimia dilakukan pada tanggal 1 Desember 2015 di laboratorium mikrobiologi STIKes Mega
Rezky Makassar.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat :

a. Spiritus

b. Pipet tetes

c. Mikroskop

d. Tabung reaksi

e. Erlemeyer

f. Autoclave

g. Neraca Analbebek

h. Gegep

i. Pipet skala

j. Hot plate

k. Inkubator

l. Corong

m. Objek gelas

n. Korek api

o. Ose bulat dan ose jarum


p. Gelas ukur

q. Plate/petridisk

r. Rak tabung

s. Sendok Tanduk

t. Botol Semprot

u. Batang pengaduk

2. Bahan :

a. Sampel (feses bebek)

b. Media BHIB (Brain Heart Infusion Broth)

c. Media Mac Conkey

d. Media SIM (Sulfur Indol Motility)

e. Media MR (Methyln Red)

f. Media VP (Voges Proskauer)

g. Media Urea

h. Media Citrate

i. Reagen kovacs

j. Larutan KOH

k. Air Fuchsin
l. Aquades

m. Oil emersi

n. Lugol

o. Larutan hydrogen peroksida

p. Kgv (kristal gentilen violet)

q. Reagen Methil Red

r. Reagen α-naftol

s. Alcohol 96%

t. Larutan oksidase

C. CARA KERJA

1. Isolasi sampel

a. Isolasi sampel pada Media BHIB

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Ditampung sampel feses bebek pada tempat sampel

3) diambil sampel feses bebek menggunakan kapas lidi

4) Dimasukkan kedalam media BHIB

5) Diinkubasi selama 1 x 24 jam suhu 37oC

b. Isolasi sampel pada media MAC

1) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


2) Diambil sampel feses bebek yang telah diisolasi pada media BHIB menggunakan oselurus

3) Ditanam pada media MAC dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37oC.

2. Pewarnaan Gram

a. Dibuat preparat dengan mensuspensikan koloni dengan aquades steril

b. Kemudian difiksasi diatas api Bunsen

c. Ditambahkan 1-2 tetes Kristal violet, lalu diamkan selama 3 menit

d. Setelah kering, kemudian dicuci air mengalir

e. Ditambahkan 1-2 tetes lugol, lalu didiamkan selama 2 menit

f. Dicuci air mengalir

g. Dekolorisasi dengan alcohol 96% selama 2 menit

h. Dicuci air mengalir

i. Ditambahkan 1-2 tetes air fuchsin selama 1 menit

j. Dicuci air mengalir

k. Dikeringkan dan diamati pada mikroskop dengan perbesaran objektif 40x dan 100x (
tambahkan oil emersi).

3. Uji Biokimia

a. Uji katalase

1) Dioleskan koloni pada objek glass yang telah difiksasi.

2) Diteteskan larutan H2O2 atau Hidrogen peroksida.

3) Diamati ada atau tidaknya gelembung pada koloni.

b. Uji oksidase
1) Digoreskan koloni pada kertas saring.

2) Diteteskan larutan oksidasi pada koloni.

3) Diamati perubahan warna pada koloni.

c. Uji MRVP

1) Diambil koloni terpisah menggunakan ose

2) Dimasukkan kedalam media MRVP

3) Setelah itu dihomogenkan dengan cara dikocok

4) Kemudian dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam, pada suhu 37oC

d. Uji Urea

1) Diambil koloni terpisah dengan menggunakan ose

2) Dimasukkan kedalam media Urea dengan cara digores

3) Kemudian dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam, pada suhu 37oC

e. Uji Citrat

1) Diambil koloni terpisah menggunakan ose

2) Dimasukkan kedalam media Citrat dengan cara digores pada lereng media.

3) Dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam, pada suhu 37oC

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN

1. Pengamatan Koloni pada media NA

SAMPEL BENTUK WARNA

Fases bebek Bulat kecil-kecil Putih

2. Gambar Pengamatan Pewarnaan Gram

Keterangan :

Hasil pewarnaan gram yaitu basil gram positif

B. TABEL PENGAMATAN

1. Pewarnaan gram

SAMPEL HASIL

Faesses bebek Basil gram positif

2. Uji biokimia IMVIC

MEDIA HASIL / WARNA KETERANGAN

Mengalami
MIO Motility + Ungu keruh
pergerakan
Tidak terdapat
Indol - Ungu
cincin merah

Tidak berubah
Ornity - Ungu warna menjadi
merah

Mengandung
UREA + Merah muda
urea

Terjadi
MR + Merah perubahan
warna
MRVP
Tidak terjadi
VP - Kuning perubahan
warna

Terjadi
perubahan
+ Biru
warna dari hijau
CITRATE menjadi biru

C. PEMBAHASAN

Pada praktikum bakteriologi II kali ini sampel yang diidentifikasi adalah Sampel faeses binatang
ternak bebek dan bebek dimana kami menggunakan fses bebek untuk mengidentifikasi dan
mengisolasi bakteri Enterobacter Sp. Prosedur kerja yang pertama kali di lakukan yaitu
menyiapkan alat yang akan akan di gunakan kemudian di sterilisasi menggunakan autoclave
dengan suhu 121oC selama 15 menit.

Kemudian setelah disterilisasi, dilakukan preparasi sampel feses bebek. Sebelumnya


pengambilan sampel dilakukan dengan teliti, fases yang di ambil adalah feses yang tidak teralalu
keras atau kering dan harus tidak boleh dibiarkan lama, jika pun sampel telah diambil beberapa
waktu sebelum proses isolasi, sebaiknya sampel diawetkan atau dimasukkan kedalam freezer..

Sampel tersebut kemudian diisolasi pada media BHIB dengan menggunakan swab steril untuk
melihat kekeruhan yang dihasilkan oleh koloni. Isoslasi ini dilakukan dengan menggunakan
incubator selama 1X24 jam dalam suhu 37oC. Kemudian diamati kekeruhan tersebut.

Koloni yang dihasilkan pada media BHIB kemudian di pindahkan/ditanam pada media Mac
Conkey sebagai media selektif dengan menggunakan metode sebar dan metode penggoresan
kuadran. Setelah ditanami, media Mac Conkey kemudian di inkubasi dan proses ini juga
berlangsung selama 1X24 jam dalam suhu 37oC. Lalu diamati koloni yang terbentuk. Media
Mac Conkey merupakan media selektif diferensial yang mengandung nutrisi dan juga ditambah
zat tertentu sehingga mampu merangsang pertumbuhan bakteri.

Selanjutnya dilakukan pewarnaan gram pada koloni tersebut. Koloni yang diambil adalah koloni
yang terpisah dari koloni lain, hal ini dikarenakan koloni jenis ini adalah koloni murni sehingga
ketika didapatkan hasil tidak akan didapatkan bakteri yang bercampur. Pewarnaan gram
ditemukan oleh Christian Gram. Perbedaan reaksi dalam permeabilitas warna dan penambahan
larutan pemucat dipengaruhi dinding sel bakteri. Gram positif memilikipeptidoglikan yang tebal
dan asam teikhoat yang mengikat kuat zat warna Kristal gentilen violet.

Kemudian dilakukan uji katalase dan uji oksidase dengan menggunakan reagen hydrogen
peroksida dan larutan oksidase, dan didapatkan hasil positif untuk masing-masing uji. Hal ini
dibuktikan, ketika uji katalase dengan meneteskan larutan hydrogen peroksida pada kertas saring
yang telah disuspensi koloni bakteri, dan meghasilkan warna hitam yang berarti positif. Lalu
untuk uji oksidasi menggunakan reagen oksidase pada preparat yang telah disuspensi dengan
bakteri kemudian berbusa yang menunjukkan pengubahan menjadi gas sehingga hasilnya positif.

Uji oksidase digunakan untuk menguji metabolisme bakteri oksidatif. Proses oksidasi terjadi
didalam tabung oleh mikroorganisme aerob. Oksidae akan merubah glukosa menjadi asam
piruvat. Sedangkan uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang
diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah H2O2 menjadi
H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobic karena H2O2 yang
dibentuk dengan bantuan berbagai enzim pernafasan bersifat racun bagi mikroba.
Selanjutnya dilakukan uji biokimia. Karena bakteri yang didapatkan bergram positif, maka tidak
dilakukan uji biokimia lengkap melainkan hanya menggunakan media IMVIC. Uji biokimia
didasarkan pada hasil metabolisme daya kerja enzim bakteri. Penentuan suatu spesies
memerlukankumpulan berbagai sifat biokimia dari mikroorganisme. Karakteristik dan klasifikasi
sebagian bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia, mikroba dapat tumbuh
pada beberapa tipe media, memproduksi metabolit tertentu yang ideteksi denganinteraksi
mikroba dengan reagen tes yang menghasilkan warna. Sel akan memberikan respon sesuai
dengan kemampuannya.

Pada media MIO, terdapat tiga identifikasi, yaitu motility, indol dan ornity. Motility
menunjukkan hasil positif karena terjadi kekeruhan pada media, motility ini bertujuan untuk
mengetahui pergerakan bakteri. Indol menunjukkan hasil negatif kerena setelah ditetesi dengan
beberapa tetes larutan kovacs tidak terbentuk cicncin merah pada media. Uji indol ini bertujuan
untuk mengetahui apakah suatu bakteri mampu menghasilkan gugus indol triptofan
menggunakan reagen kovack. Ornity juga menunjukkan hasil negatif karena media tidak
mengalami perubahan warna yang dimana jika hasilnya positif maka akan berubah menjadi
merah.

Pada media Citrate diketahui media mengalami perubahan warna dari hijau menjadi biru yang
berarti positif. Hal ini dibuktkan dengan terjadinya perubahan warna pada media yaitu dari
berwarna hijau berubah menjadi biru. Pengamatan terhadap perubahan warna juga dilakukan
pada media Urea, yaitu media tersebut mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah
muda yang berarti positif. Uji citrate berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri menggunakan
sitrat sebgai satu-satunya sumber karbon dan energy dengan indicator BTB medium.

Selanjutnya, untuk media MRVP, pertama-tama dilakukan pemisahan antara MR dan VP. Untuk
uji MR, media ditambahkan larutan methyl red sebanyak 3 tetes kemudian ditunggu selama
beberapa menit. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, media tersebut berubah warna dari
kuning menjadi merah sehingga dikatakan bahwa hasilnya positif. Uji MR bertujuanuntuk
menentukan adanya fermentasi asam campuran dengan penambahanlarutan methyl red. Uji ini
berguna dalam penentuan kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan, seperti
coliform dan enterobactereriaceae. Berikutnya dilakukan uji untuk VP untuk menentukan adanya
fermentasi dengan hasil akhir 2,3 butanadiol yaitu dengan menambahkan larutan α-naftol
bebarapa tetes dan larutan KOH pada media kemudian ditunggu selama beberapa menit, akan
tetapi sampel meunjukkan hasil negatif karena media tidak mengalami perubahan warna.

Prosedur terakhir yang dilakukan yaitu mengidentifikasi nama dan genus bakteri dengan
mencocokkan hasil yang didapat pada table identifikasi dan didapatkan hasil bahwa bakteri pada
sampel feses bebek tersebut terdapat bakteri Enterobacter Sp, dimana hasil ini sesuai dengan
tujuan praktikum.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari paraktikum yang telah dilakukan yaitu mengidentifikasi bakteri Salmonella thypi dengan
menggunakan media transport, media isolasi dan selektif, melakukan pewarnaan gram serta
melakukan beberapa uji maka didapatkan hasil yang telah disesuaikan dengan table identifikasi
yaitu bakteri Salmonella thypi

B. SARAN

1. Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan masalah septik dan APDnya karena sangat
berpengaruh pada hasil praktikum.

2. Sebelum melakukan praktikum, praktikan sebaiknya lebih memperhatikan prosedur


praktikum atau percobaan agar tidak terjadi kekeliruan.

3. Sebaiknya praktikan lebih aktif dan bersemangat lagi dalam melakukan praktikum.

4. Praktikan dan penjaga laboratoium kedepannya harus lebih memperhatikan lagi tentang
kelengkapan alat dan bahan karena sangat mempengaruhi keefektifan dan keefesiensian
praktikum.
5. Praktikan harus lebih menjaga lagi alat dan bahan agar tidak terjadi kerusakan dan
pemborosan.

6. Lampiran

(a) (c)

(d) (e)

(f)

KETERANGAN GAMBAR :

(a) : Hasil pengamatan pewarnaan gram

(b) : reagen untuk pewarnaan gram

(c) : hasil uji oksidase

(e) : hasil uji katalase

(f) : hasil uji IMVIC

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym. 2014. http://andrisaktiawan.blogspot.co.id/2014/01/makalah-


enterobacteriaceae.html

2. Anonym. 2013. http://doresju.blogspot.co.id/2013/10/enterobacter-aerogenes.html

3. Arif Mansyur. 2007. Semiloka Mutu Pemantapan Mutu tes Rapid Salmonella, Makassar.

4. Entjang Indan, dr. 2001. Mikrobiologi & Parasitologi, Citra Aditya Bakti : Bandung.

Anda mungkin juga menyukai