Oleh Kelompok :5
2.1.2 Klasifikasi
Familinya memilki banyak genus (Escherichia, Shigela, Salmonella,
Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus, dan lain-lain). Enterobacteriaceae
terdiri dari 25 genus dan 110 spesies, namun hanya hanya 20-25 spesies yang
memiliki arti klinis, dan spesies lainnya jarang ditemukan (Brooks et al, 2008).
Berikut adalah beberapa genus dari famili Enterobacteriaceae:
a. Enterobacter
Enterobacter terdiri dari 11 spesies, tetapi hanya 8 spesies yang berhasil
diisolasi dari material klinis. Mereka memfermentasikan glukosa dan juga
menghasilkan asam dan gas. Pada umumnya Enterobacter memliki flagel peritrik.
Beberapa strain Enterobacter yang memilki antigen K mempunyai kapsul sebagai
pelindung dari bakteri (NHS, 2014).
b. Escherichia
Escherichia terdiri dari enam spesies dimana empat diantaranya dikenal
sebagai penyebab penyakit pada manusia. Spesies yang paling banyak diisolasi
adalah Escherichia coli (NHS, 2014). E. coli merupakan spesies yang bersifat
fakultatif anaerob yang paling banyak terdapat di saluran cerna manusia
(109CFU/g feses) sehingga ditemukannya bakteri tersebut pada jumlah tertentu
dapat dijadikan sebagai indikator dari kontimanisasi fekal pada makanan maupun
minuman. Beberapa strain dari E. coli menghasilkan enterotoksin atau faktor
virulensi lainnya. Serotipe dan kelompok patogenitas dari E.coli dibuat
berdasarkan lipopolisakaridanya (O) dan antigen flagelanya (H) (Tham, 2012).
c. Klebsiella
Genus Klebsiella terdiri dari lima spesies dan empat subspesies (NHS,
2014). Seperti E.coli, Klebsiella spesies biasanya ditemukan di traktus
gastrointestinal manusia (104CFU/ g feses). Faktor virulensi yang paling utama
dari Klebsiella adalah kapsul polisakaridanya, yang menyebabkan permukaan
koloninya menjadi berlendir (mucoid). Klebsiella pneumoniae adalah spesies
yang paling banyak diisolasi dari infeksi pada manusia karena dapat menyebabkan
infeksi nosokomial seperti infeksi saluran kemih (ISK), septikemia, kolesistitis,
dan lain-lain (Tham, 2012).
d. Proteus
Proteus terdiri dari empat spesies, dimana tiga diantaranya dapat
menyebabkan penyakit. Semua strain dari Proteus bersifat urease positif dan motil
(NHS, 2014). Proteus sering menjadi penyebab infeksi saluran kemih (ISK)
terutama infeksi pada pasien yang memakai indwelling catheters atau yang
memilki kelainan anatomis atau fungsional pada saluran kemihnya. Jika
dibandingkan dengan E.coli, infeksi yang disebabkan oleh Proteus cenderung
akan lebih parah dan mengarah kepada kejadian pyelonefritis (Tham, 2014).
Universitas Sumatera Utara 8
e. Shigella
Shigella terdiri atas empat spesies, yaitu Shigella dysenteriae, Shigella
flexnerri, Shigella. boydii, dan Shigella sonnei. Keempat spesies ini bersifat motil
dan cenderung infeksius terutama S. dysenteriae (NHS, 2014).
f. Salmonella
Salmonella teridiri dari dua spesies yaitu Salmonella bongori dan
Salmonella enteritica dan memiliki enam buah sub tipe. Hampir seluruh serotipe
bersifat motil kecuali S. typhi yang menghasilkan gas dari glukosa. Secara umum,
Salmonella menghasilkan hidrogen sulfida, kecuali S. paratyphi (NHS, 2014).
2.1.3Morfologi
Enterobactericeae adalah bakteri batang gram negatif pendek, tidak
menghasilkan spora, bersifat motil dengan flagel peritrika atau nonmotil, dan
tumbuh secara fakultatif aerob atau anaerob. Morfologi yang khas terlihat pada
pertumbuhan di medium padat in vitro,tetapi morfologinya sangat bervariasi pada
spesimen klinis (Brooks et al, 2008).
2.1.4 Biakan
Secara umum, Enterobactericeae tumbuh pada medium pepton atau
ekstrak daging tanpa penambahan natrium klorida atau suplemen lain dan juga
pada agar MacConcey. E. coli dan sebagian besar bakteri enterik lainnya
membentuk koloni yang sirkular, konveks, dan halus dengan tepi yang datar.
Koloni Enterobacteriaceae sama dengan koloni tersebut tetapi lebih mukoid.
Koloni Klebsiella besar akan terlihat sangat mukoid dan cenderung bersatu pada
inkubasi lama. Salmonella dan Shigela akan membentuk koloni yang menyerupai
E. coli tetapi tidak memfermentasikan laktosa. Beberapa strain E. coli
menyebabkan hemolisis pada darah (Brooks et al, 2008).
c. Proteus-Morganella-Providencia
Anggota grup ini mendeaminasi fenilalanin, bersifat motil, tumbuh pada
medium kalium sianida (KCN), dan memfermentasikan xilosa. Spesies Proteus
bergerak sangat aktif dengan menggunakan flagel peritrika, menghasilkan
“swarming” pada medium padat kecuali swarming dihambat oleh zat-zat kimia
seperti medium feniletil alkohol atau CLED (cystine-lactose-electrolyte-deficient).
Spesies Proteus dan Morganella morganii merupakan urease positif, sedangan
spesies Providencia biasanya urease-negatif. Kelompok Proteus-Providencia
sangat lambat memfermentasi laktosa atau tidak memfermentasikannya sama
sekali (Brooks et al, 2008) .
d. Citrobacter
Bakteri ini secara khas bersifat sitrat positif dan tidak mendekarboksilasi
lisin. Organisme ini sangat lambat memfermentasi laktosa (Brooks et al, 2008).
e. Shigella
Shigella bersifat nonmotil dan biasanya tidak memfermentasikan laktosa
tetapi memfermentasikan karbohidrat lain, serta memproduksi asam tetapi tidak
H2S (Brooks et al, 2008).
f. Salmonella
Salmonella merupakan bakteri berbentuk batang motil yang secara khas
memfermentasikan laktosa dan manosa tanpa memproduksi gas tetapi tidak
memfermentasikan sukrosa. Sebagian besar Salmonella menghasilkan H2S.
Organisme ini umumnya bersifat patogen untuk manusia bila termakan (Brooks et
al, 2008).
Praktikum II
Hari/tanggal : Rabu , 21 Agustus 2019
Jam : 08.00-13.40 WITA.
Kegiatan : penanaman bakteri pada media MCA dan EMB
Praktikum III
Hari/tanggal : Kamis, 22 Agutus 2019
Jam : 16.00-16.45 WITA.
Kegiatan : mengamati bakteri dan Penanaman bakteri pada
media TSIA dan Soya Agar dari bakteri yang
telah ditanam sebelumnya pada media MCA
Praktikum IV
Hari/tanggal :, Jumat 23 Agustus 2019
Jam : 10.00-11.00 WITA.
Kegiatan : Mengamati bakteri yang telah tumbuh pada media
TSIA dan Soya Agar
3.2.2 Tempat
Praktikum bakteriologi dilaksanankan di laboratorium bakteriologi
Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar.
3.2 Alat dan Bahan
a. Alat – alat yang Diperlukan :
1. Neraca Analitik
2. Spatula
3. Cawan Petri
4. Gelas Ukur
5. Erlenmeyer
6. Hot Plate
7. Tabung Reaksi
8. Rak Tabung Reaksi
9. Pipet volume
10. Ball pipet
11. Petri dish
12. Ose
13. Api Bunsen
14. Incubator
b. Bahan yang diperlukan
1. Aquadest
2. Alkohol
3. Tissue
4. Kapas
5. Tali
c. Media
1. TSIA
2. Soya Agar
3. EMB
4. MCA
3.3 Prosedur Kerja
a. Pembuatan Media
1. Siapkan plate, tabung rekasi dan pipet ukur yang akan digunakan
2. Ditimbang masing-masing media yang telah ditentukan beratnya
3. Dilarutkan media tersebut dengan aquadest 100ml di erlenmeyer
4. Untuk melarutkanya digunakan hot plate
5. Sebelumnya plate, tabung rekasi dan pipet ukur digunakan, dibungkus alat
dengan menggunakan kertas buram secara rapi dan benar
6. Diinkubasi selama 1 jam pada suhu 34 derajat
7. Setelah selesai media EMB,MCA dan Soya Agar ditungkan pada
petridish, sedangkan pada media TSIA dipipet kedalam tabung reaksi
8. Lakukan kesemua tabung reaksi yaitu 10 buah tabung reaksi
9. Lalu tuang media kedalam plate sampai permukaan plate terisi penuh
dengan
10. Setelah semua media sudah siap lalu dimasukkan kedalam kulkas selama
1x24jam
b.Penanaman Bakteri
1. Spesimen berupa feses diambil 1-2 ose, dimasukkan kedalam media
SCB. Media dinkubasi pada suhu 37 C selama 24 jam , spesimen berupa
rectal swab dapat langsung ditananm pada media selektif dan diferensial
seperi MCA dan EMB
2. Biakan pada media SCB diambil 1-2 ose, disubkultur dengan teknik
goresan empat kuadran pada media MCA,EMB dan SSA. Selanjutnya
diinkubasi pada suhu 37 c selama 24 jam
3. Koloni yang tumbuh pada media – media tersebut diindentifikasi ukuran
bentuk, tekstur dan warna untuk menentukan kemampuanya dalam
fermentasi laktosa
4. Dpilih salah satu koloni tunggal, diambil 1 ose ,ditanam pada media
TSIA. Dari koloni yang sama diambil 1 ose, ditanam pada media NA
miring sebagai stok kuman. Selanjutnya kultur diinkubasi pada suhu 37 C
selama 24 jam
5. Diamati perubahan warna TSIA pada bagian dasar lereng
6. Kultur pada media NA disimpan pada suhu 4 c sebagai stok kuman untuk
pemeriksaan lanjutan,yaitu biokimia
BAB IV
PEMBAHSAN
4.1 Hasil Pengamatan
No Nama Gambar Keterangan
Media
1. MCA Pada media MCA
(Mac koloni bakteri
Conkey yang didapat
Agar) berwarna merah
muda berbentuk
bulat serta ukuran
dari bakteri dari
kecil hingga
sedang
teksturnya halus,
tepi dari bakteri
tidak bergerigi
2. Media EMB Pada media EMB
(Eosin koloni bakteri
methylene yang didapat
Blue) berwarna hijau
metalik bakteri
berbentuk bulat
serta ukuran dari
bakteri dari kecil
hingga sedang
teksturnya halus,
tepi dari bakteri
halus rata tidak
bergerigi
3 Media TSA Pada media TSA
koloni bakteri
yang didapat
berwarna PUTIH
bakteri berbentuk
bulat dan ada
yang
bergerombol
serta ukuran dari
bakteri dari kecil
hingga sedang
teksturnya halus,
tepi dari bakteri
halus rata tidak
bergerigi
Tekstur : Halus
https://www.academia.edu/9529407/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLO
GI_DASAR_ISOLASI_BAKTERI . (diakses pada tanggal 27 agustus 2019)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/47555/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (diakses pada tanggal 28 agutus 2019)
LEMBAR PENGESAHAN
(Burhannudin, S.Si.,M.Biomed)
1. Shindy Sausan
5. Komang Sisilia