TINJAUAN PUSTAKA
2. Morfologi
merupakan bakteri gram negative yang berbentuk batang pendek atau sering
E. coli memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7 μm, dan
bersifat anaerob fakultatif. Dan membentuk koloni yang bundar, cembung, dan
1
mikroorganisme lain, sehingga sama seperti yang dimiliki oleh Shigella.
ditemukan pada penyakit infeksi saluran kemih dan diare (Karsinah, 2011).
E. coli merupakan bakteri anaerob fakultatif yang dapat hidup pada keadaan
aerob maupun anaerob. Oksigen digunakan untuk sumber karbon dari luar
E. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan penting dalam
memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat
menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari
sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan
menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam
2
E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran
1995).
dan tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh
bakteri lain (jawetz et al., 1995). Penyakit yang disebabkan oleh E. coli yaitu :
2. Diare
3
b. E. coli Enterotoksigenik
(ETEC)
ETEC penyebab yang sering dari “diare wisatawan” dan penyebab diare
untuk manusia menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil.
mukosa usus.
d. E. coli Enterohemoragik
(EHEK)
berkembang.
3. Sepsis
4. Meningitis
E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E. coli
5
4. Sifat Biakan
E.coli Dapat tumbuh berlebih apabila seseorang mengkonsumsi
makanan yang sudah terkontaminasi dengan bakteri tersebut seperti susu,
makanan yang tidak diolah dengan sempurna, ataupun makanan dan minuman
yang tercemar oleh feses (Jawetz, 2005). Bakteri ini dapat menjadi pathogen
apabila terdapat banyak sekali didalam tubuh manusia. E.coli dapat tumbuh
pada suhu tinggi maupun rendah, dengan suhu rendah 7°C dan suhu tinggi
hingga 44°C. Namun bakteri E.coli tumbuh optimal pada suhu antara 35-
37°C dengan pH 7-7,5. Hidup dilingkungan lembab dan akan mati saat
terjadinya proses pemanasan makanan (Sofiana, 2012).
Pada media Eosin Methylen Blue (EMB) (Gambar 2.2) bakteri ini
6
akan memfermentasi laktosa sehingga berwarna hijau dengan kilap-kilap
(Sari, 2015). Bakteri yang memfermentasi laktosa yang cepat lalu menghasilkan
asam lalu menurunkan pH. Hal ini menyebabkan koloni dalam media tersebut
akan berwarna hijau mengkilap seperti Escherichia coli. Bakteri yang tidak
6. Pengobatan
efek beracun pada ginjal. Jenis antibiotik yang paling sering digunakan adalah
ampisilin.
Ampisilin adalah asam organik yang terdiri dari satu inti siklik
dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin
mengikat satu atom H (Ganiswarna, 1995). Struktur ampisilin dapat dilihat pada
gambar 2.
untuk mengatasi berbagai infeksi saluran pernafasan, saluran cerna dan saluran
8
3.2. Resistensi Terhadap Ampisilin
saluran urin yang disebabkan oleh E. coli adalah ampisilin. Namun E. coli
dilaporkan telah resisten terhadap ampisilin sehingga tidak digunakan lagi. Untuk
Dilaporkan pada
terhadap isolat E. coli dalam infeksi saluran urin pada pasien wanita di
1990).
9
Resistensi ampisilin dapat juga disebabkan oleh ekspresi gen pengkode
ditemukan pada isolat klinik. Gen yang berlokasi pada plasmid lebih mudah
sehingga gen resiset nsi yang berlokasi pada plasmid dapat ditransfer dari
Evolusi vertikal didorong oleh prinsip seleksi alam. Mutasi spontan pada
kromosom bakteri memberikan resistensi terhadap suatu populasi bakteri. Pada
lingkungan tertentu bakteri yang tidak termutasi (nonmutan) mati, sedangkan
bakteri yang termutasi (mutan) menjadi resisten, kemudian tumbuh dan
berkembang biak.
2. Perubahan gen antar galur dan spesies (evolusi horizontal)
streptomisin. Tetapi kemudian gen ini lepas dan masuk ke dalam E. coli atau
proses mutasi dan seleksi, kemudian memberikan gen ini kepada beberapa
bakteri lain melalui salah satu proses perubahan genetik pada bakteri.
10
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri patogen merupkaan
permasalahan kesehatan yang pernah dihadapi oleh hampir setiap orang. Hingga
saat ini, cara yang dilakukan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit
merupakan enzim perusak penisilin yang dihasilkan oleh sejumlah bakteri gram
negatif. Enzim ini membuka cincin betalaktam dari pensilin dan sefalosporin
kompleks, didasarkan atas sifat genetik, sifat-sifat biokimia, dan substrat yang
dapat menghambat sintesis dinding sel bakteri yang dituju. Sifat ikatan
Enzim betalaktamase dalam bakteri gram negatif terdiri dari empat kelas,
enzim kelas A (TEM dan SHV), enzim kelas B, enzim kelas C biasanya disebut
AmpC resisten, dan enzim kelas D yaitu enzim OXA. Enzim kelas A
sebanyak 94,8% adalah E. coli (Orrett and Shurland., 1996). Dilaporkan pula
bahwa sampel urin pada pasien wanita penderita sistitis mengandung E. coli