Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Bakteri E.coli

Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri yang langsung terbayang
adalah makhluk amat kecil dan sangat berbahaya karena menyebabkan berbagai
penyakit. Bakteri adalah makhluk bersel tunggal yang tidak mempunyai inti sel
(Anonymous; Yalun, 2008), hidup di semua kolom air dan tanah, beberapa
bersifat aerobik (memerlukan oksigen) dan ada yang anaerobik (tidak memerlukan
oksigen). Beberapa bakteri hidup bebas sendiri (free living) dan ada yang hidup
bersama-sama (symbionts).
Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan
penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang
pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa
nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel
eukariot yang lebih kompleks
Bakteri E. coli adalah salah satu jenis bakteri yang sering dibicarakan.
Cukup banyak masyarakat yang mengetahui tentang E. coli walaupun terbatas
bahwa bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Escherichia coli
adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif. Banyak industri kimia
mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. coli, misalnya
dalam produksi obat obatan seperti insulin dan antiobiotik (Dufour, 1984).
Bakteri E. coli ditemukan pada tahun 1885 oleh Theodor Escherich dan
diberi nama sesuai dengan nama penemunya. E. coli merupakan bakteri berbentuk
batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer.
Volume sel E. coli berkisar 0.6-0.7 m3. Bakteri ini dapat hidup pada rentang suhu
20-40 0C dengan suhu optimumnya pada 370 C dan tergolong bakteri gram
negatif.Bakteri E. coli merupakan merupakan bakteri Gram negatif, bentuk
batang, memilki ukuran 2,4 mikro 0,4 hingga 0,7 mikro, bergerak, tidak berspora,
positif pada tes indol, glukosa, laktosa, sukrosa (Greenwood et al., 2007).
Dinding sel bakteri gram negatif tersusun atas membran luar,
peptidoglikan dan membran dalam. Peptidoglikan yang terkandung dalam bakteri
gram negatif memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan gram positif.
Membran luarnya terdiri dari lipid, liposakarida dan protein. Peptidoglikan
berfungsi mencegah sel lisis, menyebabkan sel kaku dan memberi bentuk kepada
sel (Purwoko, 2007).
Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif berbentuk batang yang
hidup dalam usus manusia. Escherichia coli dalam jumlah besar membantu dalam
proses pencernaan makanan dan melindungi dari bakteri patogen. Akan tetapi,
pada strain baru Escherichia coli merupakan patogen berbahaya yang dapat
menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitic uremic
syndrome (Kenneath, 2008).
Sebagai patogen, Escherichia coli dikenal dengan kemampuannya
menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan usus. Kini dikenal lima kelas
dari Escherichia coli yang menyebabkan diare, yaitu: Enterotoxigenic
Escherichia coli (ETEC), Enteroinvasif Escherichia coli (EIEC),
Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC), Enteropatogenic Escherichia coli
(EPEC), dan Enteroaggregative Escherichia coli (EAEC) (Todar, 2006).
1. Enterotoksigenik E. coli (ETEC)
Enterotoksigenik merupakan penyebab paling umum dari diare pada
wisatawan (Travellers Diarrhea) dan diare pada bayi di negara berkembang. Ada
dua macam eksotoksin yang dihasilkan dari E. coli yaitu: (1) Limfotoksin
dikeluarkan bawah kendali genetik plasmid. (2) Sitotoksin yang berada di bawah
kendali kelompok plasmid heterogen. Strain yang menghasilkan kedua toksin
tersebut menyebabkan diare yang lebih berat (Brooks et al., 2008).
2. Enteroinvasif E. coli (EIEC)
Menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis. Sering terjadi pada
anak – anak di negara berkembang dan wisatawan yang menuju negara tersebut.
EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus
(Brooks et al., 2008).
3. Enteropatogenik E. coli (EPEC)
Enteropatogenik mengacu pada serotipe E. coli tertentu yang pertama
dicurigai dalam studi epidemiologi pada 1940-an dan 1950-an sebagai penyebab
epidemi dan sporadis diare pada anak-anak (Frankel G. et al, 2002). 12
4. Enterohemoragik E. coli (EHEC)
Sedangkan EHEC dianggap sebagai patogen zoonosis baru yang dapat
menyebabkan gastroenteritis akut dan hemoragik kolitis dengan komplikasi ginjal
dan neurologis sebagai akibat dari translokasi Shiga toksin (Stx 1 dan Stx 2) di
usus. Merupakan penyebab utama kematian bayi dalam Negara berkembang
(Jawetz et al., 2008)
5. Enteroagregatif E. coli (EAEC)
Akibat infeksinya menyebabkan diare akut dan kronik pada negara
berkembang. Bakteri ini ditandai dengan pola khas perlekatannya pada sel
manusia. EAEC memproduksi hemolisin dan ST enterotoksin yang sama dengan
ETEC (Brooks et al., 2008).
Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob gram negatif yang
dapat berada dalam rongga mulut. Keberadaan Escherichia coli dalam rongga
mulut dapat disebabkan oleh benda-benda yang masuk ke dalam rongga mulut
dan telah terkontaminasi feses (Slots J, 2011; Ginns, 2000). Menurut data dari
rumah sakit di Jakarta, Escherichia coli merupakan penyebab infeksi di saluran
pencernaan hingga mencapai 19%.
Escherichia coli menyebar melalui debu dari makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh feses (Ginns, 2000). Selain itu, bakteri ini juga dapat masuk
ke dalam tubuh manusia melalui tangan atau alat-alat seperti botol, dot,
termometer, dan peralatan makan yang tercemar oleh tinja (Paramitha, et al.,
2010). Oleh karena itu, masyarakat selama ini hanya menjaga kebersihan dalam
memilih makanan dan minuman, kebersihan tangan, dan peralatan makanan untuk
mencegah masuknya bakteri Escherichia coli ke dalam tubuh. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh GN Karibasappa et al (2011), bakteri
Escherichia coli juga berada pada kepala sikat gigi yang sudah lama berada di
kamar mandi yang bersatu dengan toilet. Mikroorganisme ditemukan dalam
bentuk terisolasi di sikat gigi yang digunakan selama satu bulan, sedangkan pada
sikat gigi yang sudah digunakan selama tiga bulan, bakteri ditemukan dalam
bentuk gumpalan (Karibasappa et al., 2011).
Escherichia coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada di luar usus (Yanti et al, 2014). Escherichia
coli pada kepala sikat gigi akan berada dalam rongga mulut setelah pemakaian
sikat gigi tersebut. Rongga mulut akan menjadi perantara masuknya bakteri
Escherichia coli ke dalam saluran pencernaan melalui makanan dan minuman
yang dikonsumsi sehingga menjadikan jumlah bakteri ini meningkat pada saluran
pencernaan dan menjadi penyebab yang paling sering menimbulkan penyakit
diare.
Manfaat E. coli
Dari sekian ratus strain E. Coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil
bersifat patogen, misalnya strain O157:H7 (Gambar 2). Hampir semua rekayasa
genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E coli karena struktur
genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset E. coli menjadi
model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media
kloning yang paling sering dipakai.Teknik rekombinasi DNA tidak akan ada tanpa
bantuan bakteri ini (Olivier et al., 2010). Bakteri E. coli yang berada didalam usus
besar manusia berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dan berperan
sebagai mikrobiota usus yang membantu proses pencernaan termasuk
pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar. Selain itu, bakteri ini juga
membantu produksi vitamin K. Vitamin K berfungsi untuk pembekuan darah saat
terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan. (Pourbakhsh et al., 1997).
Bakteri E. coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika.
Penggunaannya adalah sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. E. Coli dipilih karena pertumbuhannya sangat
cepat dan mudah dalam penanganannya (Fournout et al., 2000).
Kebutuhan nutrisi E. coli tidak jauh berbeda dengan nutrisi manusia, yaitu
gula, protein, dan lemak. E. Coli memiliki kemampuan lebih karena dapat
mencerna asam organik (asetat) dan garam anorganik (amonium sulfat) sebagai
sumber nutrisi karbon dan nitrogen. Bakteri ini tidak mampu mengkonsumsi
karbohidrat rantai panjang dan juga tidak dapat melakukan fotosintesis. Bakteri
E.coli juga merupakan makhluk heterotrof yang tergantung pada molekul-molekul
organik sederhana seperti gula, protein, dan asam organik. Dengan demikian,
apabila E. coli bertahan hidup di tanah, maka diperlukan adanya molekulmolekul
tersebut yang kemungkinan dihasilkan oleh mikroorganisme lain dalam tanah.
Bahaya E. coli
Bakteri E. coli dalam jumlah yang berlebihan dapat mengakibatkan diare,
dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain, maka akan dapat
menyebabkan infeksi. Jika bakteri E. coli sampai masuk ke saluran kencing maka
dapat mengakibatkan infeksi pada saluran kemih/kencing (ISK). Zhu etal., 1994).
Jenis berbahaya, E. coli tipe O157:H7 ini dapat bertahan hidup pada suhu yang
sangat rendah dan asam. Salah satu contoh kasus adalah bakteri E. coli yang
pernah mewabah di Jerman tahun 2013-2014, belum diketahui jenisnya, namun
diduga adalah tipe O157:H7. Selain di usus besar bakteri ini banyak terdapat di
alam (Kaper etal., 2004), sehingga memasak makanan hingga matang dan
menjaga kebersihan merupakan upaya pencegahan dampak buruk dari E. coli

Anda mungkin juga menyukai