Anda di halaman 1dari 14

Makalah Kimia Lingkungan

PENENTUAN KUALITAS TANAH, DAMPAK DAN


PENANGANAN PENCEMARAN TANAH

OLEH :

KELOMPOK 6:
1. ANDI DARMAWANSYAH (A1C414001)
2. FARSAN SAPUTRA (A1C414013)
3. GISA AYU PRATIWI (A1C414049)
4. SITI NURHALIMAH (AIC414081)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk

hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan.

Memang ada tumbuhan dan hewan yang hidup di laut, tetapi sebagian besar dari

makanan kita berasal dari permukaan tanah.. Oleh sebab itu, sudah menjadi

kewajiban kita menjaga kelestarian tanah sehingga tetap dapat mendukung

kehidupan di muka bumi ini. Akan tetapi, sebagaimana halnya pencemaran air dan

udara, pencemaran tanah pun akibat kegiatan manusia juga.

Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan

yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-

gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya

akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh

tanah Indonesia banyak yang digunakan tidak sesuai aturan yang berlaku tanpa

memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah

tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan Pembangunan

kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan

berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat

menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya

kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.


Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi

dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan

adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama

pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan

lubang-lubang besar di permukaan bumi.

Menurunnya kemampuan tanah dalam melaksanakan fungsi-fungsinya

menunjukkan telah terganggunya kualitas tanah yang mengakibatkan

bertambahnya lahan kritis, penurunan produktivitas tanah dan pencemaran

lingkungan. Salah satu penyebab penurunan kualitas tanah adalah perubahan

penggunaan lahan atau konversi lahan.

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui Penentuan Kualitas Tanah

2. Untuk mengetahui Dampak Pencemarnan Tanah

3. Untuk mengetahui Penanganan Pencemaran Tanah


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Penentuan Kualitas Tanah

Kesuburan tanah yang tinggi menunjukkan kualitas tanah yang tinggi.

Kualitas tanah adalah kapasitas tanah yang berfungsi mempertahankan

produktivitas tanaman, mempertahankan dan menjaga ketersediaan air serta

mendukung kegiatan manusia. Kualitas tanah yang baik akan mendukung kerja

fungsi tanah sebagai media pertumbuhan tanaman, mengatur dan membagi aliran

air dan menyangga lingkungan yang baik pula (Winarso, 2005).

Kualitas tanah sangat erat hubungannya dengan lingkungan, yaitu tanah

tidak hanya dipandang sebagai produk transformasi mineral, bahan organik dan

sebagai media pertumbuhan tanaman tingkat tinggi, tetapi dipandang secara

menyeluruh, yaitu mencakup fungsi-fungsi lingkungan dan kesehatan.

Kemampuan tanah dalam melaksanakan fungsi-fungsinya menunjukkan telah

terganggunya kualitas tanah yang mengakibatkan bertambahnya lahan kritis,

penurunan produktivitas tanah dan pencemaran lingkungan. Salah satu penyebab

penurunan kualitas tanah adalah perubahan penggunaan lahan atau konversi lahan.

Difinisi kualitas tanah menurut Doran dan Safley (1997) adalah

kecocokan sifat kimia, fisika dan biologi tanah secara bersama-sama :

a. Menyediakan suatu medium untuk pertumbuhan tanaman dan aktivitas

biologi.

b. Mengatur dan memilah aliran air dan penyimpanan lingkungan.


c. Sebagai penyangga lingkungan dalam pembentukan dan perusakan senyawa-

senyawa yang meracuni lingkungan. Oleh karena itu, tanah dapat dikatakan

mempunyai kualitas yang tinggi bila memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1). Cukup dan tidak berlebih dalam mensuplai hara;

2). Memiliki struktur yang baik;

3). Memiliki kedalaman yang cukup untuk perakaran dan drainasi;

4). Memiliki drainase internal yang baik;

5). Populasi penyakit dan parasit rendah;

6). Populasi organisme yang mendorong pertumbuhan tinggi;

7). Tekanan tanaman pengganggu (gulma) rendah;

8). Tidak mengandung senyawa yang beracun bagi tanaman;

9). Tahan terhadap kerusakan, dan;

10). Elastis dalam mengikuti suatu proses degradasi

Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka secara garis besar terdapat 3

(tiga) faktor penentu kualitas tanah yaitu (1) factor kimia (ketersediaan unsur hara

dan tidak adanya senyawa beracun bagi tanaman, (2) faktor fisika (struktur,

drainase internal, kedalam drainase dan tingkat elastisitas terhadap kerusakan)

serta biologis (populasi organisme, penyakit parasit dan gulma).

Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-

indikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks

kualitas tanah. Indeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan

nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah. Indikator-indikator kualitas tanah

dipilih dari sifat-sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah.


Karlen et al., (1996) menyebutkan beberapa parameter yang dapat

digunakan sebagai indikator kualitas tanah, yaitu: kadar bahan organik, laju

infiltrasi, agregasi, pH (kemasaman), mikrobia, Bulk Density, ketebalan top-soil,

salinitas atau konduktivitas, dan kadar zat hara tanaman. Parameter-parameter

tersebut dapat dikuantifikasi melalui analisa contoh (sample) tanah di

laboratorium atau pengukuran lapangan, namun untuk mengevaluasi tingkat

kerusakan tanah sebagai akibat penggunaan teknologi perlu penggolongan kelas

kualitas tanah tersebut agar jelas seberapa besar penurunan atau perubahannya.

Suatu tanah yang memiliki kondisi buruk untuk pertumbuhan tanaman, misalnya

tekstur terlalu kasar (pasir), top soil terlalu tipis, B.D. terlalu tinggi, dsb, tidak

mutlak disebabkan oleh kesalahan perlakuan atau penggunaan teknologi yang

tidak tepat. Kondisi tanah yang buruk bagi usaha pertanian banyak dijumpai di

Indonesia sebagai hasil interaksi secara alamiah antara bahan induk pembentuk

tanah, iklim, dan waktu, bukan akibat campur tangan manusia.

Indikator kualitas tanah adalah sifat, karakteristik atau proses fisika, kimia

dan biologi tanah yang dapat menggambarkan kondisi tanah. Menurut Doran &

Parkin (1994), indikator-indikator kualitas tanah harus (1) menunjukkan proses-

proses yang terjadi dalam ekosistem, (2) memadukan sifat fisika tanah, kimia

tanah dan proses biologi tanah, (3) dapat diterima oleh banyak pengguna dan

dapat diterapkan diberbagai kondisi lahan,(4) peka terhadap berbagai keragaman

pengelolaan tanah dan perubahan iklim, dan (5) apabila mungkin, sifat tersebut

merupakan komponen yang biasa diamati pada data dasar tanah.


pH tanah merupakan parameter yang rutin diukur pada bidang analisis

kimia standar tanah. Dengan mengetahui pH tanah, kita dapat mengetahui

berbagai informasi diantaranya ketersediaan nutrien bagi tanaman, keberadaan

unsur alumunium dan logam berat beserta tingkat toksisitasnya, dekomposisi

material organik, dan aktivitas mikroba. pH tanah merupakan parameter tanah

yang penting karena berkorelasi positif dengan kapasitas tukar kation (KTK),

Pada kondisi netral dan basa, tanah mempunyai KTK. Namun pada kondisi asam,

tanah mempunyai kapasitas tukar anion (KTA). Artinya, tanah menjadi bermuatan

positif dan menarik dan menahan anion yang bermuatan negatif seperti sulfat,

posfat, nitrat dan klorida. Logam berat banyak dihasilkan dari proses kerja

manusia seperti hasil pembakaran, kegiatan tambang, industri pabrik, dan

pengolahan sampah. Tingkat toksisitas logam berat bergantung pada senyawa

spesifik yang terbentuk atau ikatan yang terjadi untuk membentuk senyawa.

2.2. Dampak Pencemaran Tanah

2.2.1. Dampak Pada Kesehatan


Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke

dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam

pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.

Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan

otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena

pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.

Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,

dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati,
Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa

macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan

ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis

yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

2.2.2. Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang

pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat

menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak

mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki

waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan

terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Pencemaran tanah juga dapat

memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal

dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang

rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari

mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut.

Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai

makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan

lain dari rantai makanan tersebut.

2.2.3. Merusak Estetika

Keindahan lingkungan tidak hanya terdapat pada apa yang kita lihat saja,

namun juga apa yang kita dengar dan apa pula yang kita rasa. Pencemaran tanah

akan banyak sekali merusak nilai- nilai keindahan tersebut. Tidak hanya itu saja,

dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan menyebabkan kondisi
lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman sama sekali. Terlebih apabila

pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh sampah. Sampah- sampah akan

membuat berbagai macam kerugian bagi makhluk hidup. Selain tidak sedap

dipandang mata, sampah juga akan menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini

sungguh tidak nyaman digunakan sebagai tempat bermukim.

2.2.4. Menyebabkan Pencemaran udara

Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini

karena zat- zat yang mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam jangka

waktu yang lama akan membuat udara yang ada di sekitarnya menjadi tidak sehat.

Akibatnya udara tersebut menjadi tidak nyaman untuk dihirup. Selain itu, apabila

yang membuat pencemaran pada tanah adalah sampah, maka ketika akan terjadi

proses dekomposisi maka akan menimbulkan bau yang begitu mneyengat. Dan

inilah yang disebut dengan pencemaran udara.

2.2.5. Menyebabkan Tumbuhan dan Makhluk Lain Mati

Masih serangkaian dengan dampak pencemaran tanah yang akan

menurunkan tingkat kesuburan. Hal ini juga akan berakibat pada masa hidup

tanaman. Tamanan yang awalnya tumbuh dengan subur, lama- kelamaan akan

menjadi layu, bahkan akan mati. Selain tanaman, pencemaran pada tanah ini juga

akan berdampak pada makhluk hidup lainnya (seperti binatang dan manusia). Zat-

zat polutan yang ada di dalam tanah akan masuk ke dalam janrungan tumbuhan.

Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia maupun binatang, maka efek

negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau manusia yang memakan

tumbuhan tersebut.
2. 3. Penanganan Pencemaran Tanah

Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah :

2.3.1. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang

tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ

(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini

lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan

bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan

kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut

dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di

bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki

tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian

diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih

mahal dan rumit.

2.3.2. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan

menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk

memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun

atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

Selain langkah di atas dapat pula dilakukan penanggulangan komponen

bahan prncemaran tanah. Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan

penanggulangan terhadap pencemara tersebut. Tindakan penanggulangan pada

prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar


atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Tanah dapat berfungsi

sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat

mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah

tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:

1) Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah

cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah,

agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barangbarang lain yang

bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan,

plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu,

kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi

ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.

2) Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata,

berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur,

dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai

resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan

tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan

bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.

3) Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk

tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.

4) Sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme.

Cara penanganan yang terbaik dengan mendaur ulang sampah-sampah menjadi

barang-barang yang mungkin bisa dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan

dinding. Limbah industri, cara penanggulangannya yaitu dengan cara mengolah


limbah tersebut sebelum dibuang kesungai atau kelaut. Limbah pertanian, yaitu

dengan cara mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia

untuk pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk

kompos.

Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap

terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan

pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan,

pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan) udara, air dan

tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan

demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Parameter yang dapat digunakan sebagai indikator kualitas tanah, yaitu: kadar

bahan organik, laju infiltrasi, agregasi, pH (kemasamanketebalan top-soil,

salinitas atau konduktivitas, dan kadar zat hara tanaman. Parameter-parameter

tersebut dapat dikuantifikasi melalui analisa sampel tanah di laboratorium atau

pengukuran lapangan.

2. Pencemaran tanah berdampak pada kesehatan, lingkungan atau ekosistem

keindahan atau estetika, penyebab pencemaran udara, membuat tumbuhan dan

makhluk lain mati.

3. Penanganan pencemaran tanah dapat dilakukan dengan pencegahan dan

penanggulangan. Cara yang dapat digunakan yaitu remidiai dan bioremidiasi

3.2. Saran

Pencemaran tanah terjadi karena berbagai aktivita manusia, maka sebagai

manusia dan kaum intelektual semestinya kita menyadari setiap aktivitas yang kita

lakukan sehingga dengan terkontrolnya perilaku kita maka dapat meminimalisir

terjadinya pencemaran tanah. Budayakan cinta lingkungan sehingga kita terbiasa

untk melestarikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Waluyaningsih, Sri Rahayu. 2008. Studi Analisis Kualitas Tanah pada Beberapa

Penggunaan Lahan dan Hubungannya dengan Tingkat Erosidi Sub Das

Keduang Kecamatan Jatisrono Wonogiri. Tesis. Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Amzani, Fuad. 2012. Pencemaran Tanah dan Cara Penanggu Lannya. Jurusan

Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Negeri Lampung.

Anda mungkin juga menyukai