A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah memurnikan zat padat dengan cara
rekristalisasi
B. Prinsip percobaan
Prinsip pada percobaan ini adalah pemurnian asam benzoate tercemar
C. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara pemurnian dengan rekristalisasi?
2. Bagaimana syarat pelarut yang digunakan untuk proses rekristalisasi?
BAB II
LANDASAN TEORI
Kristal dari senyawa organik murni biasanya mempunyai titik leleh tertentu
dan tajam, artinya kisaran titik leleh tidak lebih dari 0,5 oC. Adanya sedikit zat
pengotor dapat menyebabkan kisaran titik akan membesar dan mengakibbatkan titik
leleh dari zat yang diamati menjadi lebih rendah dari titik leleh zat yang diamati pada
destilasi terhadap suatu zat. Pada proses ini, penyimpangan dari hasil yang
sebenarnya dapat terjadi karena adanya pemanasan yang berlebihan dan kesalahan
dalam meletakkan alat penentuan titik didih dan titik leleh yaitu dapat dilakukan
dengan berbagai metode tergantung pada jumlah zat yang diamati (Anwar, 1994).
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu
pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam
pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya
lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi
impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi
dalam suatu fase homogen Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan terlarut
dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan, maka sistem akan mencapai
tunggal dari fase cair (larutan atau lelehan) yang multi komponen, dan dilakukan
konsentrasi zat terlarut mempunyai prinsip yang sama yaitu terjadinya kejenuhan
Senyawa organik padat yang diisolasi dari reaksi organik jarang berbentuk
dikerjakan dengan cara kristalisasi dengan berbagai pelarut atau campuran pelarut
(Syarifuddin, 1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
- Didinginkan menggunakan es
batu hingga terbentuk Kristal
BAB IV
A. Data Pengamatan
dengan 730C
B. Perhitungan
0,5 gram
= x 100
0,5 gram
= 100%
C. Reaksi
D. Pembahasan
berbagai cara, salah satunya dengan cara kristalisasi. Kristalisasi adalah proses
melalui teknik kristalisasi. Teknik kristalisasi adalah suatu proses melarutkan zat
padat tidak murni dalam pelarut panas, yang kemudian dilanjutkan dengan
pada : pertama, adanya perbedaan kelarutan zat-zat padat dalam pelarut tertentu,
baik dalam pelarut murni atau dalam pelarut campuran. Kedua, suatu zat padat
akan lebih mudah larut dalam pelarut panas dibanding dengan pelarut dingin.
Proses melarutkan zat padat tidak murni dalam pelarut panas, yang dilanjutkan
keberhasilannya adalah memilih pelarut yang tepat. Pelarut yang tepat adalah
pelarut yang sukar melarutkan senyawa pada suhu kamar, tetapi dapat
melarutkan dengan baik pada titik didihnya. Pelarut yang paling banyak
digunakan untuk proses kristalisasi adalah pelarut cair,karena tidak mahal, tidak
reaktif dan setelah melarutkan zat padat organik bila dilakukan penguapan akan
Zat padatnya harus mempunyai kelarutan terbatas (sebagian) atau relatif tak
Titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan
direkristalisasi.
molekul zat terlarut membentuk agregat dengan molekul pelarut, lalu terjadi
kisi-kisi diantara zat terlarut yang terus tumbuh membentuk kristal yang lebih
Kristalisasi dari zat murni akan menghasilkan kristal yang identik dan teratur
bentuknya sesuai dengan sifat kristal senyawanya, dan pembentukan kristal ini
organik pada yang diisolasi dari reaksi organik jarang berbentuk murni. Senyawa
campuran pelarut. Bila suatu kristal sangat larut dalam satu pelarut dan sangat
tak larut dalam pelarut lain maka akan memberikan hasil rekristalisasi yang
memuaskan.
Pada percobaan ini, pelarut yang digunakan adalah air suling, yang
oleh kristal atau bisa larut dalam pelarut mendidih dan sebagian lagi memisah
pada proses pendinginan. Pada proses rekristalisasi ini pula digunakan asam
gugus –OH nya berikatan dengan asam karboksilat membentuk asam benzoat.
Pada perlakuan ini, air suling yang dipanaskan tadi dimasukkan sedikit demi
dalam keadaan panas dibantu dengan alat bantu penghisap. Kemudian endapan
yang tertinggal disiram dengan air panas dan didinginkan hingga terbentuk
Kristal. Terbentuknya Kristal perlu dengan bantuan es batu, karena Kristal lebih
diuji titik lelehnya, yaitu dengan cara memasukkan pada gelas piala yang berisi
sedikit air yang didihkan pada hot plate. Pada pengujian ini praktikan tidak
KRSIMPULAN
disimpulkan bahwa :
1. Rekristalisasi yang baik dapat dilakukan dengan pemurnian kembali zat padat
tidak murni dengan dilarutkan pada pelarut panas yang dilanjutkan dengan
proses pendinginan hingga mengkristal. Yang dalam hal ini pemurnian asam
tak larut dalam pelarut, pada suhu kamar atau suhu kristalisasi.
Titik didih pelarut tidak melebihi titik leleh zat padat yang akan
direkristalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik I. UGM Press. Yogyakarta.
Arsyad, M.N.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia., Jakarta.
Dewi, D.F dan Ali, M. 2003. “Penyisihan Fosfat Dengan Proses Kristalisasi Dalam
Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika (Phosphate Removal
By Crystallization In Fluidized Bed Reactor Using Silica Sand)”. Jurnal
Purifikasi. [Akses (Vol.4) 9 januari 2012].
Rachmi. A., Nurfitri, E., dan Siti, A.B. 2008., “Penggunaan Papain pada Pembuatan
Kecap Ikan dari Limbah Filet Nila”. Seminar Nasional Tahunan V Hasil
Penelitian Perikanan dan Kelautan. [Akses (Vol.5: 1-9) 9 januari 2012].