BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia memang sangatlah kreaktif dalam memanfaatkan bahan-bahan
kimia sesuai dengan kebutuhannya. Berbagai penelitian dilakukan disegala bidang
guna menemukan bahan kimia yang dapat digunakan dalam memperlancar urusan
manusia. Salah satu unsur kimia yang paling banyak dijumpai dibumi adalah
natrium. Natrium gampang sekali bereaksi dengan unsur-unsur lainnya. Karena
sifatnya yang sangat reaktif jarang natrium ditemukan dalam keadaan murni
dialam melainkan dalam bentuk bersenyawa dengan atom lain. Banyak senyawa
natrium yang digunakan untuk kepentingan-kepentingan industri seperti soda abu,
baking soda, natrium foasfat, natrium tiosulfat, borax dan garam dapur.
Peran ilmu kimia sangat luas dalam kehidupan manusia. Pengembangan
material untuk bangunan, pengelolaan sumber daya alam, penanggulangan
limbah, bahkan dalam bidang kesehatan. Ilmu kimia juga memiliki peran yang
sangat penting dalam sintesis bahan-bahan kimia. Sintesis bahan-bahan kimia
biasanya dilakukan dengan mencampurkan dua atau lebih senyawa untuk
menghasilkan senyawa baru yang memiliki karakteristik yang berbeda. Reaksi
kimia kadang dapat berlangsung sempurna pada suhu kamar atau pada titik didih
pelarut yang digunakan pada sistem reaksi. Senyawa-senyawa yang memiliki
ikatan yang kuat dan sulit untuk bereaksi biasanya dilakukan proses ekstraksi.
Percobaan ini menggunakan salah satu metode ekstraksi yaitu metode refluks.
D. Prinsip Dasar
Prinsip dasar dari praktikum ini adalah didasarkan pada proses perefluksan
natrium sulfit dan serbuk belerang melalui teknik refluks dan dan kristalisasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sifat-sifat Natrium Sulfit
Senyawa sulfit yang biasa digunakan berbentuk bubuk kering, misalnya
natrium atau kalium sulfit, natrium atau kalium bisulfit dan natrium atau kalium
metabisulfit. Ada dua tujuan yang diinginkan dari penggunaan sulfit, yaitu: (1)
untuk mengawetkan (sebagai senyawa anti mikroba), dan (2) untuk mencegah
perubahan warna bahan makanan menjadi kecoklatan. Umumnya senyawa sulfit
efektif terhadap mikroba jenis A. niger, Aspergillus, Penicillium, dan efektif untuk
mengawetkan bahan makanan yang bersifat asam, serta tidak efektif untuk bahan
makanan yang bersifat netral atau alkalis. Sulfit dapat menghambat pertumbuhan
mikroba yang dapat merusak atau membusukkan bahan makanan serta sebagai
antioksidan yang mampu mencegah ketengikan pada bahan makanan (Rianto dkk,
2008).
B. Sifat-Sifat Natrium Tiosulfat
Sifa fisik dan kimia natrium tiosulfat diantaranya;
Rumus kimia : Na2S2O3
Bentuk fisik : padat
Berat molekul : 248,19 g/mol
PH
:7
Titik didih
: >100oC (212oF)
Titik leleh
: 48oC (118,4oF)
Spesifik grafitasi: 1,7-1,75 (air = 1) (Smith, 2009).
Natrium tiosulfat pentahidrat tak berwarna hingga kristal putih. Bahaya
kereaktifan : reaksi dengan agen oksidasi (seperti halogen, nitrat, nitrit oksida)
aktif dan eksotermal. Sulfur dioksida diproduksi ketika reaksi dengan asam.
Dekomposisi pentahidrat ketika dipanaskan,termasuk produksi hidrogen sulfida,
sulfur dioksida, sulfur trioksida. Ledakan hebat jika dicampurkan dengan bubuk
natrium nitrat dan cukup panas menekan air pada kristalisasi (Young, 2002).
C. Rekristalisasi
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari pengotornya
dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut
yang sesuai. Pada dasarnya peristiwa rekristalisasi berhubungan dengan reaksi
pengendapan. Endapan merupakan zat yang memisah dari satu fasa padat dan
keluar ke dalam larutannya. Endapan terbentuk jika larutan bersifat terlalu jenuh
dengan zat yang bersangkutan (Pinalia, 2011).
The characteristics of crystals formed during the crystallization process
especially size and shape are very important as this will influence the separation
process which will in turn affect the yield and quality of the resulting fractions.
Such characteristics are governed by the crystallization conditions being
performed. Rapid crystallization results in the formation of high number of nuclei
and thus the formation of numerous crystals with smaller size whereas slow
crystallization produced larger crystals which are lesser in number (Normah. et
al, 2013). Dikutip dari penjelasan diatas bahwa karakteristik kristal yang
terbentuk selama proses kristalisasi sangat penting terutama ukuran dan
bentuknya hal ini karena akan mempengaruhi proses pemisahan, yang pada
akhirnya
E. Mekanisme Reaksi
Asam tiosulfat kurang stabil pada temperatur kamar. Asam ini dapat
dipisahkan pada temperatur -78C dari persamaan reaksi:
SO3 + H2S
H2SO3
H2S2O3 + HCl
Molekul gas sulphurtrioksida (SO3) memiliki struktur segi tiga datar yang dapat
mengalami resonansi dengan melibatkan ikatan pp dari SO. Adanya orbital p
untuk ikatan dan orbital d kosong dari atom S menyebabkan panjang ikatan SO
sangat pendek yaitu 1,43.
Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan belerang
dengan ion sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit sesuai dengan
persamaan reaksi:
S8 + 8SO32S2O42- + H2O
8S2O32- dan
S2O32 + HSO3-
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari selasa, 27 November 2016, pukul
13.30-17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini, yaitu alat refluks, batang
pengaduk, tabung reaksi, penangas air, cawan penguapan, botol semprot, dan
spatula.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu natrium sulfit
(Na2SO3), serbuk belerang, larutan KI, larutan HCl encer, kertas saring, dan
aquades.
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-Hidrat
Disiapkan alat refluks, dimasukkan 10 gram natrium sulfit ke dalam labu
refluks. Ditambahkan 50 mL aquades dan 0,15 gram serbuk belerang, lalu
direfluks selama 2 jam. Didinginkan larutan dan disaring. Dipindahkan filtrat ke
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
1. Pembuatan Natrium Tiosulfat-5-Hidrat
Tabel 1. Data pengamatan pembuatan naatrium tiosulfat
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
.
10 gram Na2SO3 + 0,15 gram S + 50
1. mL aquadest + direfluks selama 2
Larutan putih kekuningan
jam
Terbentuk kristal Na2S2O3 2. Larutan didinginkan dan disaring.
berwarna putih
Larutan meletup-letup dan
3. diuapkan hingga volume 10 mL
terdapat endapan
Larutan didinginkan dan
4. dikeringkan. Kemudian kristal
Kertas + Kristal 7,2945 gram
ditimbang
2. Mempelajari Sifat Natrium Tiosulfat
Tabel 2. Data pengamatan mempelajari sifat natrium tiosulfat
No
Perlakuan
Hasil Pengamatan
.
1 gram kristal Na2S2O3 + 1 mL
dingin, ada endapan, warna
1.
larutan iod
larutan putih keruh
1 gram kristal Na2S2O3 +
2.
Berwarna kuning, bau belerang
1 mL larutan HCl encer
B. Analisis Data
1. Reaksi
a. Reaksi Pembentukan Natrium Tiosulfat-5-hidrat
8Na2SO3 +S8+ 5H2O
8Na2S2O3.5 H2O
Na2S4O6 + 2NaI + I2
= 10 gram
11
Volume
= 50 mL
Berat serbuk S8
= 0,15 gram
= 1,523 gram
= 5,7715 gram
Warna kristal
= putih
Bentuk kristal
= padat
8Na2SO3 + S8 + 5 H2O
8Na2S2O3.5 H2O
Massa Na2SO3
= 10 gram
Mr Na2SO3
= 126 g/mol
Mol Na2SO3
gram
Mr
10 gram
126 gram/mol
Massa S
= 0,15 gram
Mr S8
= 256 g/mol
Mol S8
gram
Mr
0,15 gram
256 gram/mol
Mr 8Na2S8O3.5H2O
= 0,079 mol
= 0,00059 mol
= 1354 gram/mol
12
% Rendamen
5,7715 gram
6,39088 gram
x 100%
x 100%
= 90,3 %
B. Pembahasan
Percobaan ini diawali dengan merefluks campuran belerang dan natrium
sulfit dalam labu refluks yang berisi air selama 2 jam. Proses refluks dilakukan
pada percobaan ini agar struktur molekul sulfur yang membentuk cincin yang
mengandung 8 atom S8 dapat diputuskan sehingga dapat bereaksi dengan natrrium
sulfit. Agar pemutusan cincin S 8 ini berlangsung dengan sempurna, maka
proses refluks dilakukan selama 2 jam.
Setelah direfluks larutan tersebut disaring agar terpisah dari bahan
pengotornya.
Larutan
disaring
dalam
keadaan
panas
untuk
mencegah
terbentuknya kristal dalam kertas saring. Setelah disaring kristal kristal yang
diperoleh kemudian diuapkan sampai terbentuk kristal. Proses penguapan ini
untuk menghilangkan molekul air yang bukan pentahidrat dan proses inilah yang
dinamakan proses kristalisasi. Kristal yang diperoleh adalah kristal yang berwarna
putih sesuai dengan warna kristal natrium tiosulfat yang sebenarnya. Massa kristal
natrium tiosulfat yang diperoleh yaitu sebesar 5,7715 gram dengan rendemen
90,3%.
Kristal natrium tiosulfat yang telah terbentuk dapat diuji dan diketahui
sifat fisik dan kimianya dengan menambahkan larutan uji. Larutan uji yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu larutan kalium iodida (KI). Sebelum diuji,
13
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Simpulan dari percobaan ini adalah natrium tiosulfat pentahidrat dapat
dibuat dengan cara mereaksikan natrium sulfit dan belerang dengan air dengan
cara refluks. Berat kristal natrium tiosulfat yang diperoleh yaitu 5,7715 gram
dengan rendemen sebesar 90,3%. Kristal natrium juga bereaksi dengan iod dan
menghasilkan larutan yang hangat jika dicampurkan, namun kristal yang
diperoleh pada percobaan ini tidak dapat bereaksi dengan larutan iod. Kristal
natrium tiosulfat dapat bereaksi dengan HCl encer yang akan menghasilkan
belerang yang dapat ditandai dengan perubahan suhu larutan yang dingin dan
warna yang kuning kehijauan.
14
B. Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada
pengujian sifat fisik dan kimia natrium tiosulfat tidak hanya direaksikan dengan
larutan iod dan asam klorida encer. Tetapi, sifat fisik dan kimia yang ditimbulkan
ketika pemanasan larutan natrium tiosulfat dan reaksinya dengan klor juga penting
diketahui oleh praktikan dalam perkembangan pengetahuan praktikan mengenai
sifat-sifat natrium tiosulfat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Laksmiani, N. P. L., Susanti, N.M.P., Widjaja, I. N. K., Rismayanti, A. A. M. I.,
dan Wirasuta IM.A.G. 2014. Pengembangan Metode Refluks Untuk
Ekstraksi Andrografolid Dari Herba Sambiloto
.Andrographis
paniculata .Burm.f.) Nees). Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
Kristianingrum, Susila. 2003. Kinetika Kimia. Workshop Guru Bidang Studi Kimia,
Sidoarjo.
I, Normah., Cheow, C.S, dan Chong, C.L.. (2013). Crystal Habit During
Crystallization Of Palm Oil: Effect Of Time And Temperature.
International Food Resesarch Journal. 20(1). 418.
Pinalia, Anita. 2011. Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat .AP). Majalah
Sains dan Teknologi, 6.2), 65.
Rachmi Arbati., Nurfitri Ekantari., Siti Ari Budhiyanti. 2008. Penggunaan Papain
pada Pembuatan Kecap Ikan dari Limbah Filet Nila. Seminar Nasional
Tahunan V Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan UGM.
Rianto, Nyoman Kukuh., Otik Nawansih., Maria Erna. 2008. Kajian Penggunaan
Narium Bisulfit Dalam Pengawetan Krim Santan Kelapa. Jurnal Fakultas
Peternakan Unila.
Smitth, Rd. 2009. Material Safety Data SheetSodium thiosulfate pentahydrate
MSDS. Sciencelab. Houston, Texas.
Young, Jay A. 2002. Chemical Laboratory Information Profil. Journal Of
Chemical, 79.7).
16
Prosedur Kerja
1. Pembuatan natrium tiosulfat -5-hidrat
10 gram
Natrium Sulfit
Residu
Filtrat
- dimasukkan ke dalam
cawan penguapan dan
uapkan hingga
volume 10 ml
Kristal garam
- didinginkan dan
dikeringkan Kristal
yang terbentuk
dengan ditekan
diantara dua kertas
saring
- ditimbang
Berat Kristal = 3,492 g
17