Anda di halaman 1dari 25

I.

Judul Percobaan : Pembuatan Cis dan Trans – Kalium Bisoksalato


Diaquokromat (III)
II. Tanggal Percobaan : Selasa, 9 April 2019 (09.30-12.00 WIB)
III. Selesai Percobaan : Jum’at, 12 April 2019 (10.00-11.00 WIB)
IV. Tujuan Percobaan :
- Mempelajari pembuatan garam kompleks kalium dioksalato diaquokromat
(III).
- Mempelajari sifat-sifat cis dan trans garam kompleks kalium
dioksalatodiaquokromat (III).

V. Dasar Teori
Stoikiometri adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tida
dimensi, yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditat dalam
ruangan satu relative terhadap yang lain. Isomer adalah molekul atau ion
yang mempunyai susunan kimia sama, tetapi struktur berbeda. Perbedaan
struktur biasanya tetap ada di dalam larutan, isomer dalam senyawa
kompleks yang penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks
yang hanya mempunyai isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi
sangat lambat atau kompleks yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-
kompleks yang bereaksi cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering
bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil (Shevla,1990).
Isomer geometri alah isomer yang disebabkan perbedaan letak atom
atau gugus didalam ruang. Isomer geometri sering disebut sebgai isomer cis-
trans. Isomer ini tidak terdapat pada kompleks dengan struktur linier,
trigonal plananr atau tetra hedral, tetapi umum terdapat pada kompleks
planarsegi empat dan okta hedral (Shevla,1990).
Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-komplek yang
bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan karena
kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks
yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya, senyawa atau ion kompleks
dapat dibedakan menjadi cis dan trans. Untuk kompleks oktahedral ada dua
tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu MA4B2 dan MA3B3.
M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan
monodentat. Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan
bidentat, maka akan dihasilkan tipe kompleks, ML2B2, L merupakan ligan
bidentat (Cotton, 1989).
Tipe MA4B2

Tipe MA3B3

cis isomer trans isomer

Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara
mencampur komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks).
Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka
kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans
dioksalatodiakuokrom (II) klorida. Dapat dikristalkan secara perlahan
dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan
trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis trans dapat digeser ke
kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu pemisahan
isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi larutan
sedemikian rupa. Sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda
(Cotton, 1989).
Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sift fisika yang
berbeda. Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh
perbedaan bentuk molekul atau momen dipol secara keseluruhan. perbedaan
ini dapatlah sangat kecil, seperti yang terlihat pada titik didih alkena
berantai lurus 2-pentena  (titik didih isomer trans 36°C dan isomer cis
37°C). Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat bersar, seperti pada
kasus siklooktena. Isomer cis senyawa ini memiliki titik didih 145 °C,
sedangkan isomer transnya 75 °C. Perbedaan yang sangat besar antara
kedua isomer siklooktena disebabkan oleh terikan cincin yang besar untuk
trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya kurang stabil dibandingkan
isomer cis. Polaritas merupakan faktor kunci yang menentukan titik didih
relatif senyawa karena akan meningkatkan gaya antar molekul, sedangkan
simetri merupakan faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif karena
mengijinkan penataan molekul yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh
karena itu, trans-alkena yang kurang polar dan lebih simetris cenderung
memiliki titik didih yang lebih rendah dan titik leleh yang lebih tinggi.
Sebaliknya cis-alkena secara umum memiliki titik didih yang lebih tinggi
dan titik leleh yang lebih rendah (Anonim, 2011)..
Berdasarkan Teori Medan Kristal (CFT), interaksi antara logam transisi
dan ligan diakibatkan oleh tarikan antara kation logam yang bermuatan
positif dan elektron bukan-ikatan ligan yang bermuatan negatif. Teori ini
dikembangkan menurut perubahan energi dari lima degenerasi orbital-d
ketika dikelilingi oleh ligan-ligan. Ketika ligan mendekati ion logam,
elektron dari ligan akan berdekatan dengan beberapa orbital-d logam dan
menjauhi yang lainnya, menyebabkan hilangnya kedegeneratan. Elektron
dari orbital-d dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena itu,
elektron-d yang berdekatan dengan ligan akan memiliki energi yang lebih
besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan pemisahan energi
orbital-d (Keenan, 1992).
Besarnya perbedaan energy ∆ antara dua kelompok orbital tergantung
pada beberapa faktor, seperti sifat-sifat ion logam. keadaaan oksidasi logam.
Dimana keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan pemisahan yang
lebih besar. susunan ligan disekitar ion logam. sifat-sifat ligan yang
mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan
perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi tinggi
dengan yang berenergi rendah. Beberapa ligan menghasilkan nilai ∆ yang
kecil sedangkan beberapa lainnya menghasilkan nilai yang lebih besar.
Alasan dibalik perbedaan ini dapat dijelaskan dengan teori medan ligan
(Shevla,1990).

Deret spektrokimia berikut adalah daftar-daftar ligan yang disusun


berdasarkan perbedaan energi Δ yang dihasilkan (disusun dari Δ yang kecil
ke Δ yang besar):

I− Br− S2− SCN− Cl− NO − N − F− OH− C O 2− NCS−


< < < < < 3 < 3 < < < 2 4 < H2O < <
CH3CN < py < NH3 < en < 2,2'-bipiridina < phen < NO2− < PPh3 < CN− < CO

Keadaan oksidasi logam juga memengaruhi besarnya Δ antara aras


energi (energy level) yang tinggi dan rendah. Semakin tinggi keadaan
oksidasi logam, semakin tinggi pula Δ. Kompleks V 3+ akan memiliki Δ yang
lebih besar dari kompleks V2+. Hal ini dikarenakan perbedaan rapatan
muatan yang mengijinkan ligan lebih dekat dengan ion V3+ daripada ion V2+.
Jarak antar ligan dan ion logam yang lebih kecil akan menyebabkan nilai Δ
yang lebih besar karena elektron logam dan ligan lebih berdekatan, sehingga
gaya tolak menolak menjadi lebih besar (Shevla, 1990).

Warna kompleks logam transisi dapat dijelaskan dengan teori medan


Kristal ini. Jika orbital-d dari sebuah kompleks berpisah menjadi dua
kelompok seperti yang dijelaskan di atas, maka ketika molekul tersebut
menyerap foton dari cahaya tampak, satu atau lebih elektron yang berada
dalam orbital tersebut akan meloncat dari orbital-d yang berenergi lebih
rendah ke orbital-d yang berenergi lebih tinggi, menghasilkan keadaam
atom yang tereksitasi. Perbedaan energi antara atom yang berada dalam
keadaan dasar dengan yang berada dalam keadaan tereksitasi sama dengan
energi foton yang diserap dan berbanding terbalik dengan gelombang
cahaya. Karena hanya gelombang-gelombang cahaya (λ) tertentu saja yang
dapat diserap (gelombang yang memiliki energi sama dengan energi
eksitasi), senyawa-senyawa tersebut akan memperlihatkan warna
komplementer (gelombang cahaya yang tidak terserap) (Anonim, 2011).

Efek Trans
Efek trans dapat digunakan untuk memberi alasan secara umum pada
pembuatan isomer cis dan trans. Hasil reaksi pengganti ligan pada kompleks
platina bujur sangkar menunjukkan bahwa ligan-ligan tertentu dapat
melabilkan gugus atau ligan lain yang berada pada posisi trans dengan ligan
pengganti tersebut. Ligan yang telah dilabilkan itu kemudian akan diganti
dengan ligan yang dating berikutnya (Cotton, 1989).
Kekuatan efek trans dari beberapa ligan dapat diurutkan seperti
berikut:

H2O < OH < NH3 < Cl- < Br-< I- = NO2- = PR3 << CO = C2H4 = CN

Umumnya pembentukan isomer cis dan trans pada kompleks


oktahedral dapat dijelaskan dengan menggunakan pengertian efek trans ini.
VI. Alat dan Bahan
Alat – Alat :
 Gelas Kimia 100 ml 2 Buah
 Gelas Ukur 10 ml 1 Buah
 Gelas Kimia 50 ml 2 Buah
 Pipet Tetes 4 Buah
 Timbangan Digital 1 Buah
 Cawan Penguapan 1 Buah
 Oven 1 Buah
 Eksikator 1 Buah
 Kertas Saring 4 Buah
 Gelas Arloji 2 Buah
 Pemanas Spiritus 1 Set

Bahan – Bahan :
 Asam Oksalat, H2C2O4
 Kalium dikromat, K2Cr2O7
 Etanol
 Larutan amonium hidroksida encer (0,1 M)
 Aquades
VII. Alur Percobaan
a. Pembuatan Isomer trans kalium bis oksalatodiakuokromat (III)

3 gram asam oksalat dihidrat (H2C2O4.2H2O)

- Dilarutkan dengan sedikit tetes aquades mendidih dalam


gelas kimia 50 mL

- Ditambah 1 gram kalium dikromat yang dilarutkan


(sedikit demi sedikit) dengan sedikit tetes aquadest panas

- Ditutup gelas kimia dengan kaca arloji

Larutan ungu kehitaman


mengental dan terbentuk
gas

- Diuapkan diatas penangas (samapi volume separuh)

- Dibiarkan menguap pada suhu kamar(sampai volume


menjadi 1/3)

Larutan ungu kehitaman


mengental
- Disaring kristalnya

kristal filtrat

-Dicuci dengan aquades dingin

-Dicuci dengan etanol

-Dicatat hasil, dinyatakan dalam persen

Kristal Hitam

Reaksi :
- 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
b. Pembuatan Isomer cis-kalium bisokasalatodiakuokromat(III)

1 gram kalium dikromat 3 gram asam oksalat

- Dicampur dalam gelas kimia 50 mL

- Ditambah 1 tetes aquades panas

- Ditutup dengan kaca arloji

- Ditunggu sampai terjadi perubahan

Pelepasan uap air dan CO2

- Ditambah 5 ml Etanol

- Diaduk sampai dihasilkan endapan

- Dilakukan dekantasi

- Ditambah etanol sampai seluruhnya berkristal

- Disaring

- Dikeringkan dalam oven 400C

- Dicatat beratnya sampai konstan

Hasil randemen, kristal


hitam, Titik leleh

Reaksi :
- 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
c. Uji Kemurnian Isomer

Kristal Isomer Cis dan Trans

- Ditempatkan pada kertas saring

- Ditetesi dengan larutan ammonium encer

Warna Hijau tua menyebar Padatan berwarna coklat


pada kertas saring (Cis) yang tidak larut (Trans)

Reaksi :

K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + NH3  K[Cr(NH3)2(H2O)OH] + NH4+


VIII. Hasil Pengamatan
IX. 1. Pembuatan Isomer Trans Kalium Bisoksalato Diaquokromat (III)

No Perlakuan Pengamatan Reaksi yang Terjadi


1. Asam oksalat dihidrat. Kristal putih H2C2O4. 2H2O (s)
Asam oksalat dihidrat + sedikit air Kristal putih dan sedikit larut H2C2O4. 2H2O (s) + H2O(l)  H2C2O4. 3H2O (aq)
2.
mendidih 12 tetes.
3. Kalium dikromat. Kristal jingga K2Cr2O7(s)
Kalium dikromat + air panas 5 Kristal jingga dan sedikit larut K2Cr2O7(s) + H2O(l)  K2Cr2O7(aq)
4.
tetes.
Larutan asam oksalat dihidrat + Larutan berwarna hitam dan terdapat 7 H2C2O4. 2H2O (aq) + K2Cr2O7 (aq) → 2
5.
kalium dikromat. gelembung gas K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s) + 6 CO2 (g) +13 H2O (g)
Setelah campuran kedua larutan Larutan berwarna hitam sedikit 7 H2C2O4. 2H2O (aq) + K2Cr2O7 (aq) → 2
6. diuapkan. kehijauan dan volume larutan K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s) + 6 CO2 (g) +13 H2O (g)
berkurang.
7. Kristal setelah disaring. Kristal berwarna hitam K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s)
Setelah dicuci dengan air. Kristal berwarna hitam dan terdapat K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s)
8.
gelembung
Setelah dicuci dengan etanol. Kristal berwarna hitam -1
O
O
O C
C O
Cr
9.
C O O C
O
O

Setelah kering (suhu 40oC) berat Berat I : 0,9262 gram


konstan. Berat II : 0,9191 gram
10. Persen Hasil : 44,55 %
Berat III : 0,9177 gram
Berat rata-rata : 0,9210 gram
Uji kemurnian isomer: sedikit Disekitar kertas saring berwarna 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s) + 2 NH4OH (aq) → 2
11. kristal diletakkan di atas kertas hijau yang menunjukkan K[Cr(NH3)2(H2O)2] (s) + H2C2O4 (aq) + H2O (l)
saring + larutan ammonium. terbentuknya isomer cis.
2. Pembuatan Isomer Cis Kalium Bisoksalato Diaquokromat (III)

No Perlakuan Pengamatan Reaksi yang Terjadi


1. Serbuk asam oksalat dihidrat. Kristal putih H2C2O4. 2H2O (s)
2. Serbuk kalium dikromat Kristal jingga K2Cr2O7(s)
Serbuk asam oksalat dihidrat + Campuran Kristal putih dan kristal H2C2O4. 2H2O (s) + K2Cr2O7(s)
3.
serbuk kalium dikromat. jingga
Serbuk asam oksalat dihidrat + Larutan berwarna hitam dan terdapat 7 H2C2O4. 2H2O (aq) + K2Cr2O7 (aq) → 2
4. serbuk kalium dikromat + I tetes gelembung K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s) + 6 CO2 (g) +13 H2O (g)
air.
Setelah campuran larutan + etanol Lama pengadukan sampai terbentuk K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s)
5.
diaduk. endapan 15 menit.
-1
Setelah didekantasi dan ditambah Kristal berwarna abu-abu O
etanol lagi. C O
OH2
C O
Cr
6. O O
O
OH2
C
O C

7. Kristal setelah disaring. Kristal abu-abu K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s)


8. Setelah kering (suhu 40oC) berat Berat I : 1,5400 gram Persen Hasil : 74,42 %
konstan
Berat II : 1,5298gram
Berat III : 1,5292 gram

Berat rata-rata : 1,533 gram


Uji kemurnian isomer: sedikit Disekitar kertas saring berwarna 2 K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s) + 2 NH4OH (aq) → 2
9. kristal diletakkan di atas kertas cokelat menandakan terbentuknya K[Cr(NH3)2(H2O)2] (s) + H2C2O4 (aq) + H2O (l)
saring + larutan ammonium. isomer trans.
X. Analisis dan Pembahasan

Pada percobaan dengan judul “Pembuatan isomer trans-kalium


bisoksalatodiakuokromat (III)” bertujuan untuk mempelajari pembuatan
garam kompleks kalium dioksalato diaquokromat (III) dan mempelajari sifat-
sifat cis dan trans garam kompleks kalium dioksalatodiaquokromat (III). Pada
percobaan kali ini dibedakan menjadi 2 prosedur kerja, yaitu sebagai berikut :
a) Pembuatan isomer trans-kalium bisoksalatodiakuokromat (III)
Pada percobaan yang pertama yaitu pembuatan isomer trans kalium
bisoksalto diakuokromat yang diawali dengan ditimbangnya Kristal
H2C2O4.2H2O yang berwarna putih yang berwarna putih sebanyak 3 gram dan
ditimbang kristal K2Cr2O7 yang berwarna jingga sebanyak 1 gram. Kemudian
kristal asam oksalat dimasukkan dalam gelas kimia dan kristal diletakkan
dalam kaca arloji. Selain itu juga disiapkan pula aquades yang dipanaskan
dengan api bunsen, dimana diperlukan 1 tetes air panas untuk kristal kalium
kromat dan 1 tetes air mendidih untuk kristal asam oksalat. Setelah ditetesi
dengan air, kristal kaliumm kromat dimasukkan dalam gelas kimia yang berisi
kristal asam oksalat yang telah ditetesia air mendidih. Setelah pencampuran
kedua kristal tersebut, gelas kimia ditutup dengan kaca arloji dan dibiarkan
tanpa ada perlakuan dan ditunggu hingga terjadi reaksi. Penambahan aquades
pada masing-masing kristal dilakukan sebagai medium reaksi antara kristal
H2C2O4.2H2O dengan K2Cr2O7 . sedangkan penambahan aquades dilkukan
sebelum pencampuran kedua kristal dilkukan akan terbentunya senyawa
kompleks dengan isomer transyang lebih stabil dibandingkan dengan cis,
sehingga ikatan yang dimiliki oleh isomer trans lebih kuat dan sukar
dilepaskan dari pada cis. Penambahan aquades dilakukan hanya dengan 1
tetes, hal tersebut bertujuan agar penambahan aquades sebagai media reaksi
tidak membentuk larutan yang akan mengganggu kesetimbangan antara cis
dan trans sehingga memungkinkan ligan H2O dapat masuk dalam ion pusat
yang berjumlah lebih dari 2. Setelah penambahan kalium kromat, gelas kimia
ditutup dengan kaca arloji dengan tujuan untuk menghindari letupan yang
ditimbulkan kareana reaksi antara kalium kromat dengan asam oksalat yang
menghasilkan gas yang ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung
gas. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
7H2C2O4.2H2O (s) + K2Cr2O7 (s) → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2](s) + 6CO2(g)
+ H2O(l)
Setelah reaksi berlangsung dan dihasilkan larutan kental yang
berwarna hitam sedikit kehijauan dan gelembung-gelembung gas yang
menandakan terbentuknya gas yang merupakan gas H2. Perubahan warna
larutan yang dihasilkan dari kridtal kalium kromat yang berwarna jingga dan
asam oksalat yang berwarna putih disebabkan karena setelah kedua kristal
bereaksi dihasilkan senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat.
Larutan yang dihasilkan dari kedua kristal tersebut diupkan dengan penangas
air hingga volume larutan yang tersisa setengah dari volume larutan sebelum
diuapkan dan dilanjutkan penguapan kembali pada suhu kamar hingga volume
yang tersisa 1/3 dari volume sebelumnya. Tujuan dari penguapa larutan
tersebut yaitu untuk menghilangkan air yang masih ada dalam larutan
sehingga tidak mempengaruhi pembentukan senyawa kompleks kalium
dioksalatodiakuokromat. Dimana adanya air yang berlebih pada larutan dapat
memepengaruhi kesetimbangan antara isomer cis dan tran dalam kompleks
kalium dioksalatodiakuokromat.
Senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat yang dihasilkan
memiliki 2 molekul H2O dan 2 molekul C2O42- sebagai ligan, sehingga apabila
masih terdapat air dalam larutan menyebabakan kemungkinan bertambahnya
jumlah ligan H2O, maka dari itu dilakukan proses penguapan. Setelah proses
penguapan, disipkan kertas saring yang sebelumnya ditimbang. Kristal yang
terbentuk berwarna hitam selanjutnya disaring dikertas saring dan dicuci
dengan aquades dingin dan dcuci kembali dengan etanol sehingga dihasilkan
kristal berwarna hitam. Tujuan dari penambahan etanol yaitu untuk
menghilangkan pengotor-pengotor dan memepercepat terbentuknya kristal.
Kemudian kristal yang terbentuk (berwarna hitam) dimasukkan dalam oven
pada suhu 40oC. Fungsi dari pengovenan sendiri untuk mengetahui berat
rendemen dari kristal yang terbentuk, maka dari itu kristtal dioven sampai
massa konstan.
Struktur kompleks isomer trans adalah:
-1
O
O
O C
C O
Cr

C O O C
O
O

Setelah dioven pada suhu 40oC, didapatkan berat konstan kristal


sebesar 0,9210 gram. Setelah itu dilakukan uji terhadap kemurnian isomer
trans pada senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat. Uji kemurnian
dilakukan dengan mengambil seujung spatula kristal isomer tran yang
terbentuk dan diletakkan diatas kertas saring. Setelah itu ditetesi dengan
larutan ammonium hidroksida encer dan menunjukkan warna disekitar kertas
saring bewarna kehijauan. Berdasarkan teori yang ada seharusnya warna yang
terbentuk disekitsar kertas saring adalah cokelat yang menunjukkan bahwa
kristal yang terbentuk adalah kristal isoemer cis . terbentuknya isomer cis pada
percpbaan kali ini dapat disebabkan beberapa faktor yaitu terjadinya
pergerakan pada gelas kimia saat terjadinya reaksi antara kalim kromat dengan
asam oksalat dan faktor-faktor yang lainnya.
b. Pembuatan isomer cis-kalium dioksalatodiakuokromat (III)
Pada pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat (III)
yaitudiawali dengan disiapkan 3 gram Kristal asam oksalat yang berwarna
putih dan 1 gram Kristal krlium kromat yang berwarna jingga. Kedu Kristal
tersebut kemudia n dicampurkan dalam satu wadah gelas kimia yang sama.
Setelah itu, campuran Kristal tersebut ditetesi dengan 1 tetes aquades dingin
dan langsung terjadi reaksi antara kedua Kristal tersebut membentuk suatu
larutan yang berwarna hitam dan terbentuk pula gelembung-gelembung gas.
Setelah ditetesi dengan air, gelas kimia ditutup dengan kaca arloji dan
dibiarkan tanpa ada perlakuan dan ditunggu hingga terjadi reaksi. Penambahan
aquades pada masing-masing kristal dilakukan sebagai medium reaksi antara
kristal H2C2O4.2H2O dengan K2Cr2O7 . Penambahan aquades dilakukan hanya
dengan 1 tetes, hal tersebut bertujuan agar penambahan aquades sebagai
media reaksi tidak membentuk larutan yang akan mengganggu kesetimbangan
antara cis dan trans sehingga memungkinkan ligan H2O dapat masuk dalam
ion pusat yang berjumlah lebih dari 2. Dan ditunggu sampai kedua kristal
habis bereaksi ditandai dengan terbentuknya larutan yang berwarna kehitaman
serta terdapat gelembung0gelembung gas yang menandakan terbentuknya gas
selama proses reaksi. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut :
7H2C2O4.2H2O (s) + K2Cr2O7 (s) → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] (s) + 6CO2
(g) + H2O (l)
Perubahan warna larutan menjadi hitam disebabkan terbentuknya
senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat.Setelah semua kristal telah
habis bereaksi , kemudian ditambahkan 5 mL etanol dan diakukan
pengadukan yang dialkukan 1 kali putaran. Penambahan etanol ini bertujuan
untuk memadatkan seluruh endapan yang terbentuk hingga terbentuk endapan
yang berwarna kehitaman yang lebih padat, kemudian dilakukan dekantasi
dan ditambah 5 mL etanol dan endapan berbentuk kristal hitam sedikit abu-
abu. Kemudian kristal yang terbentuk di oven pada suhu 400C , dan ditimbang
sampai didapatkan berat konstan.
Struktur cis yang terbentuk sebgai berikut :
-1
O
C O
OH2
C O
Cr
O O OH2
O
C
O C

Setelah dioven pada suhu 40oC, didapatkan berat konstan kristal


sebesar 0,9210 gram. Setelah itu dilakukan uji terhadap kemurnian isomer cis
pada senyawa kompleks kalium dioksalatodiakuokromat. Uji kemurnian
dilakukan dengan mengambil seujung spatula kristal isomer cis yang
terbentuk dan diletakkan diatas kertas saring. Setelah itu ditetesi dengan
larutan ammonium hidroksida encer dan menunjukkan warna disekitar kertas
saring bewarna kecoklatan. Berdasarkan teori yang ada seharusnya warna
yang terbentuk disekitar kertas saring adalah hijau yang menunjukkan bahwa
kristal yang terbentuk adalah kristal isoemer cis .
Uji kemurnian isomer
Uji kemurnian isomer bertujuan untuk mengidentifikasi adanya
isomer cis dan isomer trans dari kalium dioksalatodiakuokromat. Sedikit
kristal kompleks yang diperoleh dari percobaan, diletakkan pada kertas saring.
Kemudian ditetesi larutan ammonium hidroksida encer. Dalam percobaan
pada kristal kompleks yang dihasilkan terjadi perbedaan hasil yang diperoleh.
Dimana saat kristal trans kalium dioksalatodiakuokromat ditetesi dengan
larutan ammonium hidroksida(tidak berwarna) disekitar kristal terbentuk
warna kehijauan. Berdasarkan teori yang ada seharusnya warna yang
terbentuk disekitsar kertas saring adalah warna cokelat yang menunjukkan
bahwa kristal yang terbentuk adalah kristal isoemer trans . Terbentuknya
isomer cis pada percobaan kali ini dapat disebabkan beberapa faktor yaitu
terjadinya pergerakan pada gelas kimia saat terjadinya reaksi antara kalim
kromat dengan asam oksalat dan faktor-faktor yang lainnya.
Sebaliknya saat pengujian kristal cis, kalium dioksalatodiakuokromat
ditetesi dengan larutan ammonium hidroksida(tidak berwarna) disekitar kristal
terbentuk warna kecokelatan . Berdasarkan teori yang ada seharusnya warna
yang terbentuk disekitsar kertas saring adalah warna hijau yang menunjukkan
bahwa kristal yang terbentuk adalah kristal isoemer cis. Terbentuknya isomer
trans pada percobaan kali ini dapat disebabkan beberapa faktor yaitu kurang
pengadukan atau pengaduka kurang merata setelah penambahan 5 mL etanol
sehingga pengendapan kristal kurang maksimal dalam menghasilkan isomer
cis. Reaksi yang terjadi dalam uji kemurnian adalah:
K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + NH3  K[Cr(NH3)2(H2O)OH] + NH4+

XI. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan


beberapa simpulan sebagai berikut :
 Kompleks cis dan trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III) dapat dibuat
dengan cara mereaksikan asam oksalat ( H 2 C 2 O 4) dengan kalium dikromat
( K 2 Cr2 O 4) dengan penambahan aquadest
 Trans kalium bisoksalatodiakuokromat (III)
Berat konstan : 0,9210 gram
% Hasil Kristal : 44,55 %

 Cis kalium bisoksalatodiakuokromat (III)


Berat konstan : 1,533 gram.
% Hasil Kristal : 74,42 %
XII. Jawaban Pertanyaan
1. Pada bagian manakah pada ion oksalat yang berperan sebagai bidentat
dalam reaksi pembentukan kompleks?
O O

-
O O-

oxalate
Bagian dari ion oksalat yang berperan sebagai bidentat ialah pada bagian
gugus dikarboksilat, lebih tepatnya pada 2 atom oksigen yang membentuk
anion.

2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan
trans!

7H2C2O4.2H2O(s) + K2Cr2O7(s) + H2O(l) → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2](s) +


6CO2(g) + 2H2O(l)

Struktur senyawa cis

Struktur senyawa trans


3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses uji kemurnian cis dan trans!

Pada uji kemurnian trans saat ditambah larutan ammonia akan


memberikan warna coklat sedangkan isomer cis akan memberikan warna
hijau tua. Reaksi:

K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + NH3  K[Cr(C2O4)2(H2O)OH]- + NH4+

Struktur senyawa cis

Struktur senyawa trans


XIII. Daftar Pustaka

Anonim.2011. pembuatan dan sifat-sifat isomer cis dan trans dari


garam kompleks kaliumdioksalatodiakuokromat(III).(online)
(http://www.scribd.com/doc/101857433/Anorg-Cis-Trans. diakses
pada 20 April 2019)

Cotton and Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI


Press.

Keenan, Kleinfelter,Wood. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jilid 2.


Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga..

Shevla, G. 1990. Analisis Organik Kualitatif Makro Dan Semimakro.


Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Lampiran Perhitungan

1. Pembuatan isomer trans kalium dioksalatodiakuokromat (III)


Diketahui : m H2C2O4.2H2O = 3 gr
m K2Cr2O7= 1gram
Mr H2C2O4.2H2O = 126 g/mol
Mr K2Cr2O7 = 294 g/mol
Mr K[Kr(C2O4)2(H2O)2] = 302,9 gram/mol
M kristal trans = 0,9210 gram
Ditanya : % trans = …..
Jawab :
Massa H 2C 2O 4 .2 H 2O 3 gram
Mol H2C2O4.2H2O = = =
Mr H 2 C 2O 4 .2 H 2O 126 gr /mol
0,0238 mol
Massa K 2Cr 2O 7 1 gram
mol K2Cr2O7 = = = 0,0034 mol
Mr K 2 Cr 2 O7 293,8 gr /mol
Reaksi :
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Mula-mula 0,0238 mol 0,0034 mol -
Bereaksi 0,0238 mol 0,0034 mol 0,0068
mol
Setimbang - - 0,0 068
mol

massa K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = (mol x Mr)


= 0,0068 mol x 302,9 g/mol
= 2,0597 gram

massa yang didapat


% Hasil Kristal = x 100 %
massa secarateori

0,9210 gram
= x 100 %
2,0597 gram

= 44,55 %
2. Pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat
Diketahui : m H2C2O4.2H2O = 3 gram
m K2Cr2O7= 1 gram
Mr H2C2O4.2H2O = 126 g/mol
Mr K2Cr2O7 = 293,8 g/mol
Mr K[Kr(C2O4)2(H2O)2] = 302,9 gram/mol
M kristal cis = 1,8761 gram
Ditanya : % cis = …..
Jawab :
Massa H 2C 2O 4 .2 H 2O 3 , gram
Mol H2C2O4.2H2O = = =
Mr H 2 C 2O 4 .2 H 2O 126 gr /mol
0,0238 mol
Massa K 2Cr 2O 7 1 gram
mol K2Cr2O7 = = = 0,0034 mol
Mr K 2 Cr 2 O7 293,8 gr /mol
Reaksi :
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Mula-mula 0,0238 mol 0,0034 mol -
Bereaksi 0,0238 mol 0,0034 mol 0,0068
mol
Setimbang - - 0,0 068
mol

massa K[Cr(C2O4)2(H2O)2] = (mol x Mr)


= 0,0068 mol x 302,9 g/mol
= 2,0597 gram

mass a yang didapat


% Hasil Kristal = x 100 %
massa secara teori

1,533 gram
= x 100 %
2,0597 gram

= 74,42 %

Anda mungkin juga menyukai