V. Dasar Teori
Stoikiometri adalah studi mengenai molekul-molekul dalam ruang tida
dimensi, yakni bagaimana atom-atom dalam sebuah molekul ditat dalam
ruangan satu relative terhadap yang lain. Isomer adalah molekul atau ion
yang mempunyai susunan kimia sama, tetapi struktur berbeda. Perbedaan
struktur biasanya tetap ada di dalam larutan, isomer dalam senyawa
kompleks yang penting ialah isomer geometri dan isomer optis. Kompleks
yang hanya mempunyai isomeri hanya kompleks-kompleks yang bereaksi
sangat lambat atau kompleks yang inert. Ini disebabkan karena kompleks-
kompleks yang bereaksi cepat atau kompleks-kompleks yang labil, sering
bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil (Shevla,1990).
Isomer geometri alah isomer yang disebabkan perbedaan letak atom
atau gugus didalam ruang. Isomer geometri sering disebut sebgai isomer cis-
trans. Isomer ini tidak terdapat pada kompleks dengan struktur linier,
trigonal plananr atau tetra hedral, tetapi umum terdapat pada kompleks
planarsegi empat dan okta hedral (Shevla,1990).
Kompleks yang mempunyai isomer hanya kompleks-komplek yang
bereaksi sangat lambat dan kompleks yang inert. Ini disebabkan karena
kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks-kompleks
yang labil, sering bereaksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil.
Berdasarkan pada jenis isomer geometrinya, senyawa atau ion kompleks
dapat dibedakan menjadi cis dan trans. Untuk kompleks oktahedral ada dua
tipe kompleks yang memiliki bentuk cis dan trans yaitu MA4B2 dan MA3B3.
M merupakan atom atau ion pusat sedangkan A dan B merupakan ligan
monodentat. Jika ligan monodentat diganti dengan multidentat, misalkan
bidentat, maka akan dihasilkan tipe kompleks, ML2B2, L merupakan ligan
bidentat (Cotton, 1989).
Tipe MA4B2
Tipe MA3B3
Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dibuat dengan cara
mencampur komponen-komponen non kompleks (penyusun kompleks).
Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka
kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan. Sebagai contoh trans
dioksalatodiakuokrom (II) klorida. Dapat dikristalkan secara perlahan
dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk cis dan
trans. Dengan penguapan kesetimbangan bentuk cis trans dapat digeser ke
kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah. Selain itu pemisahan
isomer cis dan trans dapat dilakukan dengan cara mengatur kondisi larutan
sedemikian rupa. Sehingga kelarutan kompleks cis dan trans berbeda
(Cotton, 1989).
Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sift fisika yang
berbeda. Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh
perbedaan bentuk molekul atau momen dipol secara keseluruhan. perbedaan
ini dapatlah sangat kecil, seperti yang terlihat pada titik didih alkena
berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans 36°C dan isomer cis
37°C). Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat bersar, seperti pada
kasus siklooktena. Isomer cis senyawa ini memiliki titik didih 145 °C,
sedangkan isomer transnya 75 °C. Perbedaan yang sangat besar antara
kedua isomer siklooktena disebabkan oleh terikan cincin yang besar untuk
trans-siklooktena, yang juga menyebabkannya kurang stabil dibandingkan
isomer cis. Polaritas merupakan faktor kunci yang menentukan titik didih
relatif senyawa karena akan meningkatkan gaya antar molekul, sedangkan
simetri merupakan faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif karena
mengijinkan penataan molekul yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh
karena itu, trans-alkena yang kurang polar dan lebih simetris cenderung
memiliki titik didih yang lebih rendah dan titik leleh yang lebih tinggi.
Sebaliknya cis-alkena secara umum memiliki titik didih yang lebih tinggi
dan titik leleh yang lebih rendah (Anonim, 2011)..
Berdasarkan Teori Medan Kristal (CFT), interaksi antara logam transisi
dan ligan diakibatkan oleh tarikan antara kation logam yang bermuatan
positif dan elektron bukan-ikatan ligan yang bermuatan negatif. Teori ini
dikembangkan menurut perubahan energi dari lima degenerasi orbital-d
ketika dikelilingi oleh ligan-ligan. Ketika ligan mendekati ion logam,
elektron dari ligan akan berdekatan dengan beberapa orbital-d logam dan
menjauhi yang lainnya, menyebabkan hilangnya kedegeneratan. Elektron
dari orbital-d dan dari ligan akan saling tolak menolak. Oleh karena itu,
elektron-d yang berdekatan dengan ligan akan memiliki energi yang lebih
besar dari yang berjauhan dengan ligan, menyebabkan pemisahan energi
orbital-d (Keenan, 1992).
Besarnya perbedaan energy ∆ antara dua kelompok orbital tergantung
pada beberapa faktor, seperti sifat-sifat ion logam. keadaaan oksidasi logam.
Dimana keadaan oksidasi yang lebih besar menyebabkan pemisahan yang
lebih besar. susunan ligan disekitar ion logam. sifat-sifat ligan yang
mengelilingi ion logam. Efek ligan yang lebih kuat akan menyebabkan
perbedaan energi yang lebih besar antara orbital 3d yang berenergi tinggi
dengan yang berenergi rendah. Beberapa ligan menghasilkan nilai ∆ yang
kecil sedangkan beberapa lainnya menghasilkan nilai yang lebih besar.
Alasan dibalik perbedaan ini dapat dijelaskan dengan teori medan ligan
(Shevla,1990).
Efek Trans
Efek trans dapat digunakan untuk memberi alasan secara umum pada
pembuatan isomer cis dan trans. Hasil reaksi pengganti ligan pada kompleks
platina bujur sangkar menunjukkan bahwa ligan-ligan tertentu dapat
melabilkan gugus atau ligan lain yang berada pada posisi trans dengan ligan
pengganti tersebut. Ligan yang telah dilabilkan itu kemudian akan diganti
dengan ligan yang dating berikutnya (Cotton, 1989).
Kekuatan efek trans dari beberapa ligan dapat diurutkan seperti
berikut:
H2O < OH < NH3 < Cl- < Br-< I- = NO2- = PR3 << CO = C2H4 = CN
Bahan – Bahan :
Asam Oksalat, H2C2O4
Kalium dikromat, K2Cr2O7
Etanol
Larutan amonium hidroksida encer (0,1 M)
Aquades
VII. Alur Percobaan
a. Pembuatan Isomer trans kalium bis oksalatodiakuokromat (III)
kristal filtrat
Kristal Hitam
Reaksi :
- 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
b. Pembuatan Isomer cis-kalium bisokasalatodiakuokromat(III)
- Ditambah 5 ml Etanol
- Dilakukan dekantasi
- Disaring
Reaksi :
- 4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 → 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2] + 6CO2 + 7H2O
c. Uji Kemurnian Isomer
Reaksi :
C O O C
O
O
XI. Kesimpulan
-
O O-
oxalate
Bagian dari ion oksalat yang berperan sebagai bidentat ialah pada bagian
gugus dikarboksilat, lebih tepatnya pada 2 atom oksigen yang membentuk
anion.
2. Tuliskan reaksi yang terjadi pada proses pembentukan kompleks cis dan
trans!
0,9210 gram
= x 100 %
2,0597 gram
= 44,55 %
2. Pembuatan isomer cis kalium dioksalatodiakuokromat
Diketahui : m H2C2O4.2H2O = 3 gram
m K2Cr2O7= 1 gram
Mr H2C2O4.2H2O = 126 g/mol
Mr K2Cr2O7 = 293,8 g/mol
Mr K[Kr(C2O4)2(H2O)2] = 302,9 gram/mol
M kristal cis = 1,8761 gram
Ditanya : % cis = …..
Jawab :
Massa H 2C 2O 4 .2 H 2O 3 , gram
Mol H2C2O4.2H2O = = =
Mr H 2 C 2O 4 .2 H 2O 126 gr /mol
0,0238 mol
Massa K 2Cr 2O 7 1 gram
mol K2Cr2O7 = = = 0,0034 mol
Mr K 2 Cr 2 O7 293,8 gr /mol
Reaksi :
4H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2]
Mula-mula 0,0238 mol 0,0034 mol -
Bereaksi 0,0238 mol 0,0034 mol 0,0068
mol
Setimbang - - 0,0 068
mol
1,533 gram
= x 100 %
2,0597 gram
= 74,42 %