Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAKTERIOLOGI KLINIK

mikrooragnisme penyebab infeksi gastrointestinal E.coli, Vibrio

Dosen Pengampu:

Misbahul Huda S.SI.M. kes

Disusun oleh :

Fairus Dhanis Kamal 2213453053

Rahmadesti Diantari 2213453076

Restu Dea 2213453078

Sri Malyana 2213453088

DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini kami membahas mengenai “Escherichia coli”

Makalah ini dibuat dengan berbagai sumber kajian dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Bandar lampung , 25 Agustus 2023

Penyusun

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bakteri merupakan salah satu organism uniseluler berukuran kecil yang terdapat
hampir diseluruh ekosistem. Bakteri berfungsi untuk mendegradasi dan mendaur ulang
unsur atau elemen esensial, sehingga menjadi salah satu organism utama dalam suatu
ekosistem.
Perbedaan kelas dari bakteri Escherichia coli tersebut di atas dipengaruhi oleh
penyebaran protein yang terdapat pada selnya. Secara umum bakteri E.coli terdiri dari
45% lipid dan 55% protein. Escherichia coli ialah bakteri yang berbentuk batang
pendek (Basil)

tergolong dalam Gram negatif dan hidup dalam saluran pencernaan atau usus baik
pada hewan dan manusia. Escherichia coli yang mencemari bahan makanan berasal dari
tinja manusia, sehingga keberadaannya pada bahan akanan atau ikan segar menunjukkan
adanya ancaman kesehatan pada konsumen (manusia), sebab dapat diartikan bahwa
bahan makanan telah tercemar oleh tinja manusia. Oleh karena itu maka, Escherichia
coli dipakai sebagai indikator cemaran yang berbahaya bagi manusia dan hewan.

Infeksi gastrointestinal adalah kondisi umum yang dapat memengaruhi saluran


pencernaan manusia. Mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan parasit dapat
menyebabkan infeksi ini. Dalam makalah ini, kita akan membahas dua jenis
mikroorganisme yang sering menjadi penyebab infeksi gastrointestinal, yaitu
Escherichia coli (E. coli) dan Vibrio.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimanakah definisi, Klasifikasi ilmiah, Morfologi,dan Fisiologi pada
Echerichia coli dan vibrio ?
 Seperti apa sajakah jenis-jenis E.coli berdasarkan infeksinya?
 Penyakit-penyakit apa saja yang dapat disebabkan E.coli dan vibrio?

C. Tujuan
 Untuk memahami penyakit yang ditimbulkan Escherichia coli
 Agar dapat mencegah penularan dan penyebaran Escherichia coli

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Escherichia coli dan vibrio


Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor
Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885,
beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885)
dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan.
Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan
Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.

E.coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa
oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, didalam kondisi ini bakteri
tersebut aktif, yang memanfaatkan senyawa organik sebagai media tumbuhnya

Vibrio adalah genus bakteri Gram-negatif yang umumnya hidup di lingkungan laut,
terutama di perairan hangat. Beberapa spesies Vibrio dapat menyebabkan infeksi
gastrointestinal pada manusia. Vibrio cholerae adalah penyebab cholera, suatu penyakit yang
ditandai oleh diare berat yang dapat mengakibatkan dehidrasi dan kematian jika tidak
ditangani dengan cepat. Penularan terjadi melalui konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi oleh kotoran yang mengandung bakteri ini. Vibrio parahaemolyticus Bakteri
ini menyebabkan gastroenteritis, yang ditandai oleh diare, muntah, dan demam. Vibrio
parahaemolyticus umumnya dikaitkan dengan konsumsi makanan laut mentah atau kurang
matang, seperti tiram.

2.2 Morfologi Escherichia coli

Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak ditemukan


pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi bakteri ini adalah
kuman berbentuk batang pendek (coccobasil), gram negatif, ukuran 0,4 – 0,7 µm x 1,4
µm, sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul (Karsinah, H.M.
Lucky, Suharto dan H.W. Mardiastuti, 1994).
Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, ada yang
individu (monobasil), saling berpasangan (diplobasil) atau berkoloni membentuk rantai
pendek (streptobasil), tidak membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x
2,0 – 6,0 μm, dapat bertahan hidup di medium sederhana dan memfermentasi laktosa,
menghasilkan asam dan gas, kandungan G+C DNA ialah 50-51 mol % (Jawetz dkk,
2008).

4
Pergerakan bakteri ini motil, dan peritrikus. Ada yang bersifat aerobik dan fakultatif anaerob.
Escherichia coli merupakan flora normal usus, dan seringkali menyebabkan infeksi.
Kecepatan berkembang biak bakteri ini berada pada interval 20 menit jika faktor media,
derajat keasaman, dan suhu sesuai. Selain tersebar di banyak tempat dan kondisi, bakteri ini
tahan terhadap suhu, bahkan pada suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang optimalnya adalah 37
oC. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup dalam tubuh manusia dan vertebrata lainnya
(Jawetz dkk, 2008).

2.3 Fisiologi Escherichia coli

Escherichia coli adalah kuman oportunitis yang banyak ditemukan di dalam usus
besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan infeksi
primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelersdiarhea.

Selama bertahun – tahun Escherichia coli dicurigai sebagai salah satu penyebab diare
yang timbul pada manusia khususnya pada anak – anak yang mengakibatkan kematian.

Ada dua macam enterotoksin yang diisolasi dari Eschrichia coli yaitu:

 Termolabil Toksin (LT)

Seperti toksin kolera, toksin LT bekerja merangsang enzim adenil siklase yang
terdapat didalam sel epitel mukosa usus halus menyebabkan peningkatan aktivitas
enzim tersebut dan terjadinya peningkatan permeabilitas sel epitel usus, sehingga
terjadi akumulasi cairan dalam usus dan berakhir dengan diare. Toksin LT seperti juga
toksin kolera bersifat cytopathis terhadap sel tumor adrenal dan sel ovarium Chinese
hamster serta meningkatkan permeabilitas kapiler pada test rabit skin. Kekuatan toksin
LT adalah 100x lebih rendah dbandingkan toksin kolera dalam menimbulkan diare.

 Termostabil Toksin (ST)

Toksin ST adalah asam amino dengan berat molekul 1970 dalton, mempunyai
satu atau lebih ikatan disulfda yang penting untuk mengatur stabilitas pH 7 dan suhu
37oC.

2.4 Klasifikasi Escherichia coli


Superdomain : Phylogenetica
Filum : Proterobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species:Escherichia Coli

2.5 Proses-Proses Kehidupan

5
Secara alamiah Escherichia coli merupakan salah satu penghuni tubuh.
Penyebaran E. coli dapat terjadi dengan cara kontak langsung ( bersentuhan, berjabatan
tangan dan sebagainya ) kemudian diteruskan melalui mulut, akan tetapi E.coli pun dapat
ditemukan tersebar di alam sekitar kita. Penyebaran secara pasif dapat terjadi melalui
makanan atau minuman.
Di dalam uji analisis air, E. coli merupakan mikroorganisme yang dipakai
sebagai indikator untuk menguji adanya pencemaran air oleh tinja. Di dalam
kehidupan kita E.coli mempunyai peranan yang cukup penting yaitu selain sebagai
penghuni tubuh ( di dalam usus besar) juga E. coli menghasilkan kolisin yang dapat
melindungi saluran pencernaan dari bakteri patogenik. Escherichia coli akan menjadi
patogen bila pindah dari habitatnya yang normal kebagian lain dalam inang, misalnya,
bila E. coli di dalam usus masuk ke dalam saluran kandung kemih kelamin dapat
menyebabkan sistitis, yaitu suatu peradangan pada selaput lendir organ tersebut.

2.6 Proses Reproduksi

1. kromosom replikasi begins.soon kemudian, satu


salinan asal bergerak cepat menuju ujung sel
2. replikasi berlanjut, satu salinan asal adalah
sekarang di setiap akhir sel
3. replikasi selesai. growsinward membran, dan
dinding sel
4. dan menghasilkan dua sel

2.7 Penyakit yang disebabkan Escherichia coli


Selain diare, penyakit – penyakit lain yang disebabkan oleh Escherichia coli adalah :
a. infeksi saluran kemih,
b. pneumonia,
c. meningitis pada bayi baru lahir, dan
d. infeksi luka terutama luka didalam abdomen

2.8 Sumber Penularan

Bakteri berkembang biak bila ada tempat yang memungkinkan untuk melakukan
perkembang biakan. Tempat kolonisasi bakteri di dalam hospes menentukan apakah dapat
menular atau tidak, jika dapat, secara langsung atau tidak langsung. Jadi konsep dapat
menularnya sebuah infeksi tergantung pada tempat hidup mikroba dari sumber pembiakan
sampai tiba dalam hospes barunya. Untuk berpindah tempat mikroba membutuhkan
reservoir. Reservoir terbagi atas 2 yaitu:

6
1. Reservoir Hidup
2. Reservoir Mati

Jalan masuk utama infeksi mikroorganisme ke tubuh manusia, melalui

1. Saluran napas

Selama microorganism berada disaluran napas, maka dapat ditularkan melalui


sputum,liur dan cairan hidung, terutama kalau bersin atau batu.

2. Saluran Cerna

Tempat ini merupakan pintu masuk maupun keluar bagi infeksi yang terjadi melalui ;
secara langsung dari manusia ke manusia, melalui tangan yang kotor: secara tidak
langsung melalui kontak tangan dengan benda terkontaminasi feaces secara melalui
makanan dan minuman, dapat juga melalui tanah yang terkontaminasi feaces dan
dengan perantara hewan atau tumbuh – tumbuhan.

3. Kulit dan mukosa


Gesekan yang sering baik disengaja maupun tidak disengaja, dapat menjadikan tempat
masuknya bakteri, meskipun tampak utuh, sering terdapat retak maupun luka kecil
yang dapat dijadikan tempat menetapnya mikroorganisme pathogen yang berkembang
dan menimbulkan reaksi jaringan atau cedera. Ada mikroba yang menetap di kulit atau
mukosa, namun dapat menyebar ke tempat lain.

4. Melalui Parental
Rule masuknya mikroorganisme biasanya ditular melalui perantara hidup dalam hal
ini arthropoda ( Tambayong J, 2000)

2.9 Patogenesis

Escherichia coli adalah spesies yang paling penting dari genus Escherichia dan
merupakan flora normal yang dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing, luka,
bakterimia, septisemia dan meningitis serta infeksi gastrointestinal (Gaani A, 2003).

Sehubungan dengan infeksi pada usus dikenal lima jenis Escherichia coli, yaitu:

1. Enteropathogenik Escherichia coli (EPEC)

EPEC mematuhi enterosit usus kecil, tapi


menghancurkan arsitektur microvillar normal,
menginduksi
melampirkan karakteristik dan menonjolkan
7
lesi. Derangements cytoskeletal yang disertai dengan respon inflamasi dan diare.EPEC
menyebabkan diare pada bayi atau anak – anak kurang dari 1 tahun dan jarang pada
orang dewasa dengan gejala berupa demam tidak tinggi, muntah, malaise dan diare.

2. Enterotoxigenik Escherichia coli (ETEC)

ETEC mematuhi enterosit usus kecil dan


menyebabkan diare berair oleh
sekresi labil panas (LT) dan / atau panas-stabil
(ST) enterotoksin ETEC menyebabkan diare pada
anak – anak dan dewasa di daerah tropis dan
subtropics pada Negara yang sedang berkembang.
Infeksi ETEC ditandai dengan gejala demam
rendah dan tinja encer.

3. Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)

Menyerang sel epitel kolon, melisiskan yang


phagosome dan bergerak
melalui sel dengan nukleasi mikro aktin.
Bakteri mungkin bergerak lateral melalui
epitel dengan langsung menyebar dari sel ke
sel
atau mungkin keluar dan masuk kembali
membran plasma baso-lateral. EIEC
menyebabkan diare mirip dengan yang
disebabkan oleh shigella, baik pada anak – anak maupun orang dewasa. Tinja agak
encer bahkan seperti air, mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala panas
dan malaise

4. Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)


EHEC juga menginduksi melampirkan dan
menonjolkan diri
lesi, tetapi dalam usus besar. Fitur yang
membedakan EHEC adalah penjabaran dari Shiga
toksin (Stx), penyerapan sistemik yang mengarah ke
berpotensi mengancam nyawa komplikasi. EHEC
dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik dan
colitis serta hemolytic uremic syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah trombosit
berkurang, anemia hemolitik dan kegagalan ginjal. Tinja encer berair, mengandung
darah dan abdomen terasa sakit, kram serta demam rendah atau tanpa demam.

Enterohaemorragic Escherichia coli (EHEC). Escherichia coli O157:H7


merupakan tipe EHEC yang terpenting dan berbahaya terkait dengan kesehatan
masyarakat.

5. Enterodherant Escherichia coli (EAEC)

8
Menganut kecil dan besar epitel usus dalam biofilm
tebal
dan menguraikan enterotoksin sekresi dan
sitotoksin.
EAEC menyebabkan diare dengfan cara menempel
kuat pada permukaan mukosa usus dengan gejala
tinja encer berair, muntah, dehidrasi, dan biasanya sakit pada abdomen.

2.10 CARA PEMCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Pencegahan infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh E. coli dan Vibrio melibatkan
tindakan sanitasi yang baik, seperti mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan
dimasak dengan baik, dan menghindari konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi.
Pengobatan melibatkan rehidrasi yang memadai untuk mengatasi dehidrasi akibat diare berat,
serta penggunaan antibiotik dalam kasus-kasus tertentu.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

E.coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa
oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, didalam kondisi ini bakteri
tersebut aktif.

E. coli dan Vibrio adalah dua contoh mikroorganisme penyebab infeksi gastrointestinal
yang dapat memiliki dampak serius pada kesehatan manusia. Penting untuk memahami cara
penularan dan tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi risiko infeksi.
Upaya kesehatan masyarakat, sanitasi yang baik, dan kesadaran individu dalam
mempersiapkan dan mengolah makanan secara aman akan membantu mengurangi insiden
infeksi gastrointestinal yang disebabkan oleh mikroorganisme ini.

3.2 Saran

 Lebih seringlah membaca buku yang menyangkut tentang penyakit yang berkaitan
dengan kesahatn tubuh baik itu penyebabnya, pencegahannya atau cara mengatasinya
 Gunakan berbagai sumber media dalam memperdalam ilmu anda sebagai contoh
refrensi ; buku, media internet, ensiklopedia dll.
 Makalah ini jadikan sumber refrensi sebab di dapat dari sumber terpercaya dan dapat
dipertanggung jawabkan

10
DAFTAR PUSTAKA

www.nature.com/reviews/micro/nrmicro818.pdf

www.wikipedia.com

www.jtptunimus-gdl-nurwidayat-5221-2-bab2.com
www.healthinsite.net

11

Anda mungkin juga menyukai