Anda di halaman 1dari 11

Makalah Praktikum Bakteriologi II

D
I

S
U
S
U
N
OLEH:

FAUZIAH WULANDARI
210209033

MATA KULIAH :
Bakteriologi II
DOSEN PENGAMPU:
dr. R. Lia Kusumawati Iswara, M.Biomed., Sp.MK(K), PhD

PROGRAM STUDI D3 TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat rahmat Tuhan sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Kami berharap semoga
makalah kami ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca.
Bahkan kami berharap jauh lagi agar makalah kami ini pembaca bisa mempraktikan dalam
kehidupan sehari hari.
Kami yakin bahwa dalam pembuatan makalah kami ini masih banyak kekurangan
dalam penyusunan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah kami.

Medan 10 Maret 2023


Escherichia coli

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar belakang
Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) adalah salah satu jenis spesies bakteri Gram negatif.
Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam
usus besar manusia.

Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yaitu :
a. Apa Pengertian dari Escherichia coli
b. Manfaat dan Patogenisitas Escherichia coli
c. Penyakit yang dapat disebabkan oleh Escherichia coli
d. Pengobatan
e. Pencegahan

BAB II

ISI

Pengertian
Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) adalah salah satu jenis spesies bakteri Gram negatif.
Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam
usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe
O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare
berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan
cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis
protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging
hamburger yang belum matang.

Manfaat dan Patogenisitas


E. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan penting dalam sintesis vitamin K,
konversi pigmen-pigmen empedu, asam asam empedu dan penyerapan zat-zat makanan. E.
coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat
organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam
makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO₂, HO, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan,
bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan
(Ganiswarna, 1995).
E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau
berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus
diare. E. coli berasosiasi dengan enteropatogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel
(jawetz et al., 1995).

Penyakit yang dapat disebabkan oleh E. Coli


1. Infeksi saluran kemih
E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90% wanita muda.
Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing, disuria, hematuria, dan piuria.
Nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
2. Diare
3. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki aliran darah
dan menyebabkan sepsis.
4. Meningitis

Pengobatan
Infeksi oleh E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin, sefalosporin,
kloramfenikol, etrasiklin dan aminoglikosida. Aminoglikosida kurang baik diserap oleh
gastrointestinal, dan mempunyai ekk beracun pada ginjal. Jenis antibiotik yang paling sering
digunakan adalah ampisilin.

Pencegahan
Pencegahannya dapat dilakukan dengan Mencuci makanan hingga bersih, rajin mencuci
makanan, masak daging dengan tingkat kematangan yang seharusnya.
BAB III

PENUTUP

kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi kami yaitu bakteri E.coli merupakan jenis
spesies bakteri gram negatif yang dapat ditemukan dalam usus besar manusia,
kebanyakan E.coli tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis E.coli tipe 0157:H7
dapat berbahaya bagi manusia. Bakteri ini dapat berasal dari daging yang belum
matang sempurna.

Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_Escherichia-coli.pdf

Staphylococcus aureus

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar belakang
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen
kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil, umumnya
tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8–1,0 µm. S. aureus
tumbuh dengan optimum pada suhu 37°C dengan waktu pembelahan 0,47 jam.

Rumusan masalah
1. Adapun rumusan masalah yaitu :
2. Apa Pengertian dari Staphylococcus aureus?
3. Patogenisitas dari Staphylococcus aureus
4. Jenis infeksi dari Staphylococcus aureus
5. Resistensi Staphylococcus aureus
6. Pencegahan infeksi Staphylococcus aureus

BAB II
ISI

Pengertian
Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen
kuning, bersifat anaerob fakultatif, tidak menghasilkan spora, dan tidak motil, umumnya
tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8–1,0 µm. S. aureus
tumbuh dengan optimum pada suhu 37°C dengan waktu pembelahan 0,47 jam.
S. aureus merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran
pernapasan atas dan kulit. Keberadaan S. aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu
jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier. Infeksi serius
akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit,
luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi
pelemahan inang.

Patogenisitas
Infeksi yang disebabkan oleh S.aureus ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai abses
bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S.aureus di antaranya adalah
bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat di antaranya pneumonia,
mastitis, phlebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomyelitis, dan endocarditis. S.
aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan
sindrom syok toksik (Ryan, et. al., 1994; Warsa, 1994).
Keracunan makanan yang disebabkan oleh kontaminasi enterotoksin dari S. aureus, waktu
onset dari gejala keracunan biasanya cepat dan akut, tergantung pada daya tahan tubuh dan
banyaknya toksin yang termakan. Jumlah toksin yang dapat menyebabkan keracunan
makanan adalah 1,0 µg/gr makanan (Sri Agung. F.K. (2009). Gejala keracunan ditandai
dengan mual, muntah-muntah, dan diare yang hebat tanpa disertai demam. Pada umumnya
makanan dapat tercemar dibawah suhu 4°C. Cara untuk mengatasinya dapat dilakukan
dengan mengganti cairan, garam, dan mineral yang hilang akibat diare dan muntah.

Jenis infeksi
Infeksi Staphylococcus aureus berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Infeksi
Staphylococcus yang paling umum adalah:
 Infeksi kulit, seringkali menyebabkan abses Namun, bakteri dapat melakukan
perjalanan melalui aliran darah (disebut bakteremia) dan menginfeksi hampir seluruh
bagian tubuh, terutama katup jantung ( endokarditis) dan tulang (osteomielitis).
 Infeksi aliran darah: Ketika kateter dimasukkan ke dalam vena tetap berada di
tempatnya untuk waktu yang lama.
 Endokarditis: Ketika orang menyuntikkan obat- obatan terlarang atau memiliki katup
jantung buatan atau ketika kateter dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang
diselubungi.
 Osteomielitis: Ketika Staphylococcus aureus menyebar ke tulang dari infeksi di aliran
darah atau dari infeksi di jaringan lunak terdekat, seperti yang mungkin terjadi pada
orang dengan luka tekan yang dalam atau luka kaki akibat diabetes.
 Infeksi paru-paru (pneumonia): Ketika orang menderita influenza (khususnya) atau
infeksi aliran darah, ketika orang menggunakan kortikosteroid atau obat yang
menekan sistem kekebalan tubuh (imunosupresan), atau ketika mereka dirawat di
rumah sakit karena membutuhkan intubasi trakea dan ventilasi mekanis (disebut
pneumonia yang didapat di rumah sakit).

Resistensi

 Resisten penisilin
Hampir semua isolat S. aureus resisten terhadap penisilin G. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan enzim β-laktamase yang dapat merusak struktur β-laktam pada penisilin. Untuk
mengatasi hal ini, dapat digunakan penisilin yang bersifat resisten β-laktamase, contohnya
nafcillin atau oksasilin.

 Resisten Metisilin (Methicillin-resistant S. aureus/MRSA)


Sebagian isolat S. aureus resisten terhadap methilisin karena adanya modifikasi protein
pengikat penisilin. Protein ini mengodekan peptidoglikan transpeptidase baru yang
mempunyai afinitas rendah terhadap antibiotic β-laktam, sehingga terapi β-laktam tidak
responsif. Salah satu contoh antibiotik yang digunakan terhadap MRSA adalah vankomisin.

Pencegahan infeksi

Tidak ada vaksin yang efektif terhadap S. aureus. Kontrol infeksi lebih ditujukan pada
tindakan menjaga kebersihan, contohnya orang dapat membantu mencegah penyebaran
bakteri ini dengan selalu mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air atau
menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol.
BAB III
PENUTUP

kesimpulan
Adapun kesimpulan dari materi ini yaitu bahwa bakteri Staphylococcus aureus
ini merupakan mikroflora normal manusia yang biasa terdapat pada saluran
pernapasan atas dan kulit, dan pada individu jarang menyebabkan penyakit.

Daftar Pustaka
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Staphylococcus_aureus
https://www-msdmanuals-com.translate.goog/home/infections/bacterial-
infections-gram-positive-bacteria/staphylococcus-aureus-infections?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

MPN(Most Probable Number)

BAB 1
PENDAHULUAN

Latar belakang
MPN (Most Probable Number) merupakan uji yang mendeteksi sifat fermentatif Coliform
dalam sampel. MPN terdiri dari tiga tahap. yaitu uji pendugaan (Presumptive test), uji
konfirmasi (Confirmed test), dan uji kelengkapan (Completed test).

Rumusan masalah
1. Adapun rumusan masalah yaitu :
2. Apa Pengertian dari MPN
3. Manfaat metode MPN
4. Pengerjaan
5. Kelemahan

BAB II
ISI
Pengertian
MPN (Most Probable Number) merupakan uji yang mendeteksi sifat fermentatif Coliform
dalam sampel. MPN terdiri dari tiga tahap. yaitu uji pendugaan (Presumptive test), uji
konfirmasi (Confirmed test), dan uji kelengkapan (Completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan
(Suriawiria, 2005).

Manfaat metode MPN


Metode MPN (Most Probable Number) mempunyai beberapa kelebihan, salah satunya pada
volume media LBSS dan LBTS menggunakan 10 ml dan 5 ml. Pemeriksaan adanya bakteri
coli dari air dilakukan berdasarkan penggunaan media kaldu laktosa yang ditempatkan di
dalam tabung reaksi berisi tabung durham (tabung kecil yang letaknya terbalik, digunakan
untuk menangkap gas yang terjadi akibat fermentasi laktosa menjadi asam dan gas).
Tergantung kepada kepentingan, menggunakan ragam 5 1 1,5 ml media LBTS pada 5 tabung
dan 5 ml media LBSS pada 2 tabung ( PDAM, 2015).

Pengerjaan
Sampel ditumbuhkan pada media LBDS dan LBSS dengan ragam 5 1 1. Media pada
tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung
durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda- beda. Untuk sampel sebanyak 10
ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double Strength) dengan volume media
10 ml. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS (Lactose Broth Single
Strength) dengan volume media 10 ml (Lay B W 1992). Dalam penelitian ini dengan volume
media LBDS dan LBSS yang di variasikan dari 4 ml .6 ml. 8 ml. 10 ml. 12 ml, sampel yang
digunakan dari suspensi bakteri Escherichia coli yang setara dengan standar 0.5 Mc. farland
kemudian diencerkan 1000 ml dengan aquadest steril. Prinsip utama metode ini adalah
mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi
mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi
pertumbuhan tabung positif. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan (semakin
rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin "sering" tabung positif yang muncul.
Semakin kecil jumlah sampel yang ditambahkan (semakin tinggi pengenceran) maka semakin
"jarang" tabung positif yang muncul. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung
dengan probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya kedalam media. Media
LB (lactose broth) yang digunakan ada dua tipe yaitu double strength dan singie strength.
Kedua tipe memiliki perbedaan pada jumlah komposisi penyusunya, Media LBDS (lactose
broth double strength) memiliki komposisi ekstrak daging sapi (3 gram), pepton (5 gram),
laktosa (10 gram). dan brometimol hiru (0,2%) per liternya, sedangkan media LBSS (lactose
broth single strength) memiliki komposisi yang sama tapi hanya kadar laktosanya setengah
dari LBDS yaitu 5 gram (Volk, 1988). Laktosa, sukrosa, fruktosa, glukosa yaitu jenis
karbohidrat yang umumnya sering digunakan. karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya
pembentukan asam dan gas dari karbohidrat. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis
fermentasi adalah 0,5 - 1%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa semua tabung
menunjukan hasil positif dari perlakuan volume media 4 ml, 6 ml, 8 ml, 10 ml, dan 12 ml ada
beberapa faktor yang memungkinkan hasil positif pada tabung yaitu tingkat pengenceran.
sampel yang masih rendah, sehingga semakin sering tabung positif yang muncul, diperlukan
tingkat pengenceran yang lebih tinggi dan komposisi media LBDS dan LBSS dari volume
media tertinggi 12 ml dan terendah 4 ml mengandung lactose yang dapat memfermentasi kan
asam dan gas dengan jumlah yang sama meskipun jumlah volume berbeda. Penelitian ini
didukung dari beberapa sumber hukum tentang prosedur kerja Most Probable Number (MPN)
yang menggunakan volume media LBDS dan BLSS yang berbeda-beda misalnya volume 5
ml dan 10 ml perbedaannya dari penelitian ini adalah menggunakan volume media yang di
variasikan dari volume 4 ml. 6 ml. 8 ml. 10 ml. 12 ml.

Kelemahan
Penelitian yang telah dilakukan ini memiliki kelemahan, yaitu peneliti menggunakan tingkat
pengenceran sampel yang terlalu tinggi yaitu 15.000/100 ml sehingga hasil yang didapatkan
pada tabung ragam 511 semua positif, seharusnya peneliti menggunakan tingkat pengenceran
sampel di bawah 15.000/100 ml sampel sehingga memaksimalkan hasil penelitian.

BAB III
PENUTUP

kesimpulan
Hasil MPN dengan kepadatan bakteri Escherichia coli 0.5 unit Mc. Farland
dengan jumlah sel 0,15 x 109/ml dengan menggunakan variasi volume media
LBSS dan LBDS 4 ml, 6 ml. 8 ml. 10 ml. 12 ml. adalah >265/100 ml. Adanya
variasi volume media LBSS dan LBDS tidak berpengaruh terhadap nilai MPN
Coliform.

Daftar Pustaka
https://poltekkes-mataram.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/2.-Yunan-Jiwintarum-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai