Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BAKTERIOLOGI ( T )

Escherichia coli

DI SUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK V

NURHILALIAH
ITA ROSIDAH
WIWIK OKTAVIANI
RIZKI AMALIA
DARNISA
ASTUTI

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN

STIKES MEGA REZKY MAKASSAR

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis
spesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh
Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan
E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat
mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare
berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini
bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA,
sehingga menghentikan sintesis protein.
Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak,
seperti daging hamburger yang belum matang.E. Coli yang tidak berbahaya dapat
menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan
mencegah baketi lain di dalam usus. E. coli banyak digunakan dalam teknologi
rekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen
tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara
di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka
bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar.
Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan
Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada
bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas
bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan
patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama Bacterium Coli sering
digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan
genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.
B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Escherichia Coli
2. Mengetahui Sifat bakteri Escherichia Coli
3. Mengetahui Cara Penularan bakteri Escherichia Coli
4. Mengetahui Cara Pencegahan bakteri Escherichia Coli
5. Mengetahui Cara Diagnosis bakteri Escherichia Coli
6. Mengetahui Penyakit yang di sebabkan oleh bakteri Escherichia Coli
7. Mengetahui cara pengobatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Escherichia Coli


Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora
yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah
panas. E.coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan
berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat
organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain.
Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu
CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini
berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Arcelay A,
Graham HD. 1997).
E. coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena
keberadaannya di dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi
oleh feses, yang kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik
patogen lainnya. E.coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. coli menghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare (Arcelay A, Graham HD.
1997).
Salah satu faktor utama penyebab timbulnya penyakit adalah kontaminasi
mikroorganisme berupa bakteri. Meskipun terdapat spesies bakteri tertentu yang
menguntungkan bagi hewan dan manusia, namun bakteri dapat pula menjadi
penyebab timbulnya suatu penyakit yang sangat merugikan (Badan Pen gawas
Obat dan Makanan RI. 2009).
Penyakit infeksi atau penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti bakteri merupakan penyakit yang banyak ditemukan dalam masyarakat.
Menurut laporan WHO penyakit infeksi ini menjadi penyebab kematian terbesar
pada anak-anak dan dewasa dengan jumlah kematian lebih dari 13 juta jiwa
setiap tahun, dan satu dari dua kematian terjadi di negara berkembang seperti
Indonesia (Badan Pen gawas Obat dan Makanan RI. 2009).
Manusia dan hewan mempunyai sejumlah besar flora normal yang
biasanya tidak menimbulkan penyakit tetapi membentuk suatu keseimbangan
yang memastikan kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan pertambahan jumlah
bagi keduanya, bakteri dan hospes. Beberapa bakteri yang merupakan penyebab
penting penyakit umumnya dibiakkan dengan flora normal misalnya Proteus
mirabilis, Pseudomonas aeruginosa, Lactobacillus, Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus (Badan Pen gawas Obat dan Makanan RI. 2009).
Pada umumnya, bakteri Escherichia coli merupakan bagian dari flora
saluran cerna yang normal pada manusia tetapi juga merupakan penyebab umum
infeksi saluran kemih, diare dan penyakit lainnya (Badan Pen gawas Obat dan
Makanan RI. 2009).

B. Klasifikasi Bakteri Escherichia Coli ( Brooks, G.F, Butel, J.S, Morse, Ornston,
N.L. 2004 ).
Klasifikasi bakteri Ecsherichia coli Berdasarkan taksonomi bakteri
Ecsherichia coli termasuk dalam :
1. Superdomain : Phylogenetica
2. Filum : Proterobacteria
3. Kelas : Gamma Proteobacteria
4. Ordo : Enterobacteriales
5. Family : Enterobacteriaceae
6. Genus : Escherichia
7. Species : Escherichia coli
C. Morfologi dan Sifat Bakteri Escherichia Coli
Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang, gram negatif,
mempunyai kapsul, tidak mempunyai spora, dan bergerak aktif dengan flagella
peritrich, dan termasuk bakteri aerob dan anaerob fakultatif (Cahyadi, W. 2006 ).
E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang
2,0 6,0 m dan lebar 1,1 1,5 m. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga
membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora.. E. Coli batang
gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek,
biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga anerobic fakultatif.
E. Coli merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Kapsula atau mikrokapsula terbuat dari asam asam polisakarida. Mukoid kadang
kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yang tidak lain adalah sebuah
polisakarida dari speksitifitas antigen K tententu atau terdapat pada asam polisakarida
yang dibentukoleh banyak E. Coli seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna
digambarkan sebagai antigen M dan dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel
ini bergerak dengan flagella petrichous. E. Coli memproduksi macam macam
fimbria atau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan speksitifitas
antigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages di sekeliling
sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaian hidrofobik dan mempunyai
pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu merupakan faktor
virulensi yang penting (Cahyadi, W. 2006 ).
E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai
tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit
banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370 C
pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E.
Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk
mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coli berbentuk besar (2-3 mm),
circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli
dapat bertahan hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.
Sifat- Sifat Biologis Escherichia coli tidak dapat memproduksi H2S, tetapi
dapat membentuk gas dari glukosa, menghasilkan tes positif terhadap indol, dan
memfermentasikan laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara 80 C-
460 C, dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini berada
dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature maksimum tidak
segera mati, melainkan berada dalam keadaan dormancy, disamping itu Escherichia
coli dapat tumbuh pada ph optimum berkisar 7,2-7,6 (Cahyadi, W. 2006 ).

Gambar Escherichia coli

D. Cara Penularan Bakteri Escherichia Coli (Depkes RI, 2004 ).

Melalui makanan terkontaminasi

Cara yang paling umum bagi seseorang bisa terinfeksi bakteri E. coli
adalah melalui makanan yang terkontaminasi, misalnya mengonsumsi daging
giling yang tercemar bakteri E. coli dari usus binatang, meminum susu
mentah, dan memakan produk-produk mentah, terutama sayuran bayam dan
selada.
Melalui air yang terkontaminasi

Kotoran manusia dan binatang bisa mencemari air tanah dan juga air
di permukaan. Rumah dengan sumur pribadi sangat berisiko tercemar bakteri
E. coli karena biasanya tidak memiliki sistem pembasmi bakteri. Kolam
renang atau danau yang terkontaminasi dengan kotoran juga bisa menginfeksi
seseorang dengan bakteri E. coli.

Kontak langsung dari orang ke orang

Orang dewasa maupun anak-anak yang lupa mencuci tangan setelah


buang air besar bisa menularkan bakteri ini ketika orang tersebut menyentuh
orang lain atau makanan.

Binatang

Orang-orang yang bekerja dengan binatang, terutama sapi, kambing,


dan domba, lebih berisiko terkena infeksi bakteri E. coli. Mereka yang bekerja
dengan binatang-binatang ini, atau berada di lingkungan dengan kelompok
binatang ini harus lebih rajin mencuci tangan dengan bersih.

E. Cara Pencegahan Bakteri Escherichia Coli (Daluningrum, Ika Pranata Wahyu.


2009).

Hal-hal yang Bisa Dilakukan Untuk Mencegah Infeksi E. coli, Terdapat


beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri E. coli,
yaitu:

Mencuci tangan hingga bersih sebelum memasak, menyajikan, atau


mengonsumsi makanan.
Mencuci tangan setelah menyentuh binatang atau bekerja di lingkungan
dengan banyak binatang.
Hindari kontaminasi silang dengan mengupayakan memakai peralatan masak
dan peralatan makan yang bersih.
Jauhkan daging mentah dari makanan dan benda bersih lainnya.
Hindari mengonsumsi susu mentah.
Jangan menyiapkan atau memasak makanan jika Anda sedang diare.
Sering mencuci tangan terutama setelah berada di lingkungan publik dan
setelah keluar dari toilet.
Tidak meminum air dari kolam renang umum.

F. Cara Mengobati Infeksi E. coli (Hardjoeno, 2007).


Infeksi bakteri E. coli yang menyebabkan infeksi saluran pencernaan
biasanya tidak ditangani dengan antibiotik karena bisa meningkatkan risiko
komplikasi yang lebih serius. Yang terpenting dalam menangani kondisi ini
adalah dengan meminum banyak air putih untuk menggantikan cairan yang
hilang akibat diare dan muntah-muntah. Selain itu Anda juga disarankan untuk
istirahat secukupnya.

Untuk mengatasi dehidrasi pada anak yang mengalami diare, cairan


oralit bisa membantu memulihkan cairan dalam tubuh mereka. Selain itu, oralit
juga berfungsi menggantikan sodium, potasium, dan juga glukosa dalam tubuh.

Jangan memberikan obat-obatan antidiare yang akan melambatkan


sistem pencernaan Anda karena obat ini akhirnya akan mencegah terbuangnya
racun keluar dari tubuh. Jika infeksi E. coli yang terjadi cukup serius dan
menyebabkan sindrom hemolitik uremik, Anda harus segera dirawat di rumah
sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
G. Penyakit Yang Di Sebabkan Oleh Bakteri Escherichia Coli (Hardjoeno,
2007).
Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh Bakteri Escherichia coli adalah:
Penyakit diare
Bakteri Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat sering ditemukan
diseluruh dunia. Bakteri ini diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat
virulensinya dan setiap grup menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang
berbeda seperti yang sudah diutarakan. Gejalanya yaitu diare yang merupakan
buang air besar yang encer dengan frekuensi 4x atau lebih dalam sehari,
kadang disertai muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan,
bahkan darah dan lender dalam kotoran. Diare bisa menyebabkan kehilangan
cairan dan elektrolit sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama
jantung maupun perdarahan otak.
Infeksi saluran kemih
Penyebab yang paling sering dari infeksi saluran kemih dan merupakan
penyebab infeksi saluran kemih pertama pada kira-kira 90% wanita muda.
Gejalanya yaitu sering kencing, disuria, hermaturia, dan piura. Kebanyakan
infeksi ini disebabkan oleh Escherichia coli dengan sejumlah tipe antigen O.
Sepsis
Bila pertahanan tubuh ibu tidak kebal, Escherichia coli dapat memasuki aliran
darah dan menyebabkan sepsis. Bayi yang baru lahir dapat sangat rentan
terhadap sepsis Escherichia coli karena tidak memiliki antibody IgM. Sepsis
dapat terjadi akibat infeksi saluran kemih.
Meningitis
Escherichia coli merupakan salah satu penyebab utama meningitis pada bayi.
Bakteri Escherichia coli dari kasus meningitis ini mempunyai antigen KI.
Mekanisme virulensi yang berhubungan dengan antigen KI tidak diketahui
(Tambunan, 2010)
H. Cara Diagnosis Bakteri Escherichia Coli (Hardjoeno, 2007).
Diagnosa laboratorium penyakit diare yang disebabkan
oleh Escherichia coli masih sulit dilakukan secara rutin, karena pemeriksaan
secara tradisional dan serologi seringkali tidak mampu mendeteksi kuman
penyebabnya. Deteksi sebagian besar strain Escherichia coli pathogen
memerlukan metode khusus untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan.
Sampai saat ini metode yang ada masih memerlukan tes dengan binatang
percobaan dan kultur jaringan yang cukup mahal dan kurang praktis. Beberapa
metode baru berdasarkan tes imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah
dikembangkan, tetapi belum beredar dipasaran luas, misanya: tes Elisa (anzyme-
linked immunosorbent assay), particle agglutination methods Co-
agglutination dengan protein A Staphylococcus aureus yang telah berikatan
dengan antibody terhadap enterotoksin Escherichia coli, hibridasi DNA DNA
pada koloni kuman atau langsung pada specimen tinja

I. Manfaat , Bahaya dan Patogenitas E.Coli (Daluningrum, Ika Pranata Wahyu.


2009).
a. Manfaat
Bakteri E. Coli yang berada di dalam usus besar manusia berfungi
untuk menekan pertumbuhan bakteri jahat, dia juga membantu dalam proses
pencernaan termasuk pembusukan sisa-sisa makanan dalam usus besar.
Fungsi utama yang lain dari E. Coli adalah membantu memproduksi vitamin
K melalui proses pembusukan sisa makan. Vitamin K berfungsi untuk
pembekuan darah misalkan saat terjadi perdarahan seperti pada luka/mimisan
vitamin K bisa membantu menghentikannya, E .Coli termasuk ke dalam
bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat oganik dari
lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini
menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2,
H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan,bakteri pembusuk ini
berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Ganiswarna,
1995). E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran
pencernaan meningkat atau berada di luar usus. E. colimenghasilkan
enterotoksin yang menyebabkan beberapa kasus diare. E. coli berasosiasi
dengan entero patogenik menghasilkan enterotoksin pada sel epitel
Manifestasi klinik infeksi oleh E. coli bergantung pada tempat infeksi dan
tidak dapat dibedakan dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain
b. Bahaya
Dalam jumlah yang berlebihan bakteri E. Coli dapat mengakibatkan
diare, dan bila bakteri ini menjalar ke sistem/organ tubuh yang lain dapat
menginfeksi. Seperti pada saluran kencing, jika bakteri E. Coli sampai masuk
ke saluran kencing dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih/kencing [ISK],
umumnya terjadi pada perilaku sek yang salah [anal sek] juga resiko tinggi
bagi wanita karena posisi anus dan saluran kencingnya cukup dekat sehingga
kemungkinan bakteri menyebrang cukup besar tepatnya ketika membersihkan
anus setelah BAB [Buang Air Besar] untuk itu arahkan air juga tangan ke arah
belakang saat membersihkan anus jangan ke depan agar tidak
mengkontaminasi saluran kencing.
Sedangkan bakteri Escherichia Coli tipe O157:H7 sudah dipastikan
berbahaya, E. Coli tipe O157:H7 dapat bertahan hidup pada suhu yang sangat
rendah dan asam. Untuk bakteri E. Coli yang sedang mewabah di Eropa
[Jerman] saat ini belum diketahui jenisnya [kemungkinan tipe O157:H7].
Selain di usus besar bakteri ini banyak juga di alam liar, jadi masak makanan
dengan matang dan jaga kebersihan untuk menghindari dampak buruk dari
Escherichia Coli.
Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif,
berbentuk batang dari pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu
dengan yang lainnya tetapi ada juga yang bergandeng dua-dua (diplobasil)
dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak membentuk spora
maupun kapsula, berdiameter 1,1 1,5 x 2,0 6,0 m, dapat bertahan hidup
di medium sederhana dan memfermentasikan laktosa menghasilkan asam dan
gas, kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol % (Pelczar dan Chan,
1988:949).
c. Patogenitas
Berdasarkan sifat patogeniknya dan produksi toksinnya strain
Enteropatogenik Escherichia coli dapat dibedakan menjadi dua grup yaitu :
Grup I : terdiri dari strain yang bersifat patogenik tetapi tidak memproduksi
enterotoksin dan menyebabkan enterotoksigenik dengan cara menyerang
menyerang sel-sel epitelium saluran usus dan menimbulkan gejala yang
menyerupai penyakit kolera. Strain yang termasuk grup II : disebut
Escherichia coli enterotoksigenik tidak bersifat inovatif tetapi toksin yang
dilepaskan, menyebabkan sekresi elektrolit dan cairan ke saluran pencernaan
yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan diare yang bervariasi yaitu ringan
sampai berat (Supardi dan Sukamto, 1999).
Gejala penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli berupa kram
perut, diare (pada beberapa kasus dapat timbul diare berdarah), demam, mual
dan muntah. Masa inkubasi berkisar 3-8 hari, sedangkan pada kasus sedang
berkisar antara 3-4 hari (Madigan et al, 1995).

Penyakit yang disebabkan oleh E. Coli yaitu :


1. Infeksi saluran kemih
E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira 90 %
wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering
kencing,disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan
dengan infeksi saluran kemih bagian atas.
2. Diare
E. Coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh dunia. E.
coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan setiap
kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada
lima kelompok galur.
E. coli yang patogen, yaitu :
E. Coli Enteropatogenik (EPEC)
EPEC didefinisikan sebagai E. coli yang termasuk serogroup
yang secara epidemiologi merupakan patogen, tetapi mekanisme
virulensinya (cara bakteri ini menimbulkan penyakit) tidak terkait
dengan ekskresi/dihasilkannya enterotoxin E. coli yang khas. Diare
bayi ( Infantile diarrhoea ) merupakan nama penyakit yang biasanya
disebabkan oleh EPEC. EPEC menyebabkan diare berair atau
berdarah.
Diare berair umumnya disebabkan oleh perlekatan bakteri dan
perubahan integritas usus secara fisik. Diare berdarah disebabkan oleh
perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang akut, mungkin
disebabkan oleh racun yang mirip dengan racun Shigella
dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-
strain ini, racun yang mirip dengan racun Shigella tersebut lebih
berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi dari sel. Dosis
infektif EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis
infektifnya diduga sangat rendah. Dalam beberapa kasus penyakit
pada orang dewasa, dosis infektifnya diduga mirip dengan penghuni
usus besar (colonizer) yang lain (total dosis lebih dari 106 ).
E. coliEnterotoksigenik (ETEC)
ETEC merupakan sebagian kecil dari spesies E. coli, yang
sesuai dengan asal katanya, menyebabkan sakit diare yang diderita
oleh orang dari segala umur dari berbagai lokasi di dunia. Organisme
ini sering menyebabkan diare pada bayi di negara-negara kurang
berkembang dan pada para pengunjung dari negara-negara maju.
Penyebab penyakit yang mirip dengan kolera ini telah dikenali selama
sekitar 20 tahun. Gastroenteritis merupakan nama umum dari penyakit
yang disebabkan oleh ETEC, walaupun penyakit ini sering juga
dijuluki travelers diarrhoea (diare pada orang yang melakukan
perjalanan).
Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam kasus infeksi
ETEC antara lain diare berair, kram perut, demam ringan, mual, dan
rasa tidak enak badan. Dosis infektifPenelitian pada sukarelawan
mengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang relatif besar
(100 juta hingga 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapat
membentuk koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dan
dapat menghasilkan racun.
Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan.
Dengan dosis infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam
setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebih
sedikit.
E. coliEnteroinvasif (EIEC)
EIEC menimbulkan penyakit yangsangat mirip dengan shigella
s. Penyakit yang paling sering pada anak-anak di negara berkembang
dan para wisatawan yang menuju negara tersebut. Galur EIEC bersifat
non-laktosa atau melakukan fermentasi laktosa dengan lambat serta
bersifat tidak dapat bergerak.EIEC menimbulkan penyakit melalui
invasinya ke sel epitel mukosa usus.
Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi
sumber jenis-jenis EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit
disentri (bacillary dysentery). Enteroinvasive E. coli (EIEC)/ E. coli
penyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang
dikenal sebagai bacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh
bakteri berbentuk batang). Jenis-jenis EIEC yang menyebabkan
penyakit ini berhubungan dekat dengan Shigella spp.
Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC
menyerang sel epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagian
dalam), dan menimbulkan gejala disentri ringan, yang sering salah
didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan oleh jenis Shigella .
Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu
yang terinfeksi. Dosis infektif Dosis infektif EIEC diduga hanya
sekitar 10 organisme (sama dengan Shigella ).
E. coli Enterohemoragik (EHEK)
EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang
tercemar, khususnya di negara berkembang. Pangan asal hewan yang
sering terkait dengan wabah EHEC di Amerika Serikat, Eropa, dan
Kanada adalah daging sapi giling (ground beef). Selain itu, daging
babi, daging ayam, daging domba, dan susu segar (mentah). Serotipe
utama yang berkaitan dengan EHEC adalah E. coli O157:H7, yang
pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease
pada tahun 1982-1983.
EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut
pula sebagai Shiga Toxin Producing E. coli (STEC). Shiga toxin ini
mematikan sel vero, sehingga disebut pula Verotoxin-Producing E.
coli (VTEC). Bakteri ini umumnya tinggal di usus hewan, khususnya
sapi, tanpa menimbulkan gejala penyakit. Bakteri ini juga dapat
diisolasi dari feses ayam, kambing, domba, babi, anjing, kucing, dan
sea gulls. Infeksi EHEC sering menimbulkan diare berdarah yang
parah dan kram bagian perut, namun kadang tidak menimbulkan diare
berdarah atau tanpa gejala sama sekali.
Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering
menimbulkan komplikasi yang disebut Hemolytic Uremic Syndrome
(HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah dan kegagalan
ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di Amerika
Serikat, anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal akut banyak
disebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi EHEC ini dapat juga
menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang tua,
berkaitan dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, dan
thrombotic thrombocytopenic purpura.
E. Coli Enteroagregatif (EAEC)
EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini.
Transmisinya dapat food-borne maupun water-borne. Patogenitas
EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian mukosa
intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya
diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi
diperkirakan menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya
diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC
menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi
diare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang lebih 20 48 jam.
3. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat memasuki
aliran darah dan menyebabkan sepsis.
4. Meningitis
E. Coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E.
coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal.

J. Penyebab (Daluningrum, Ika Pranata Wahyu. 2009).


Berikut ini hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kondisi Anda:

Makanan yang terkontaminasi adalah penyebab paling umum. Makanan dapat


terkontaminasi akibat persiapan yang tidak tepat, sebagai contoh:
o Tidak mencuci tangan dengan bersih sebelum mempersiapkan atau
mengonsumsi makanan.
o Menggunakan peralatan, talenan, atau piring yang tidak bersih.
o Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi akibat kondisi yang tidak
memadai (suhu dan kelembapan).
o Mengonsumsi makanan yang belum matang.
o Mengonsumsi produk makanan laut mentah atau produk lainnya yang
belum dicuci dengan bersih.
o Mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.
o Proses pemotongan: produk unggas dan daging terkontaminasi bakteri dari
usus hewan.
Air yang terkontaminasi: minum air yang terkontaminasi atau berenang di
danau atau kolam yang terkontaminasi.
Orang ke orang: bakteri mudah tersebar apabila orang yang terinfeksi tidak
mencuci tangan dengan bersih dan menyentuh orang lain atau sesuatu, seperti
makanan.
Hewan: orang yang bekerja dengan hewan, seperti sapi, kambing, dan domba
dapat terinfeksi bakteri yang hidup di dalam tubuh hewan.

K. Kelebihan dan Kekurangan (Cahyadi, W. 2006 ).


a. Kekurangan
Kekurangan dari bakteri eschericia coli jika jumlahnya melebihi kapasitas
maka akan bersifat pathogen sehingga menyebabkan berbagai penyakit, yaitu:
1. diare akut
2. infeksi saluran kemih
3. kerusakan sel darah merah
4. gagal ginjal
b. Kelebihan
Selain dari kekurangan di atas E.Coli juga memiliki bebepa kelebihan. Bakteri
E.Coli bisa dimanfaatkan untuk kesehatan manusia. Manfaat dari bakteri
E.Coli antara lain adalah :
1. membantu tubuh untuk memprodukti vitamin K2
2. membunuh bakteri lain dalam saluran usus manusia
3. membantu saluran pencernaan dalam pembusukan sisa makanan
4. dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetik karena pertumbuhannya
yang sangt cepat.
BAB III
KESIMPULAN

Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang
secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas.
E.coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang memperoleh makanan berupa zat
oganik dari lingkungannya karena tidak dapat menyusun sendiri zat organik yang
dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa organisme lain. Bakteri ini
menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat anorganik, yaitu CO2, H2O,
energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri pembusuk ini berfungsi sebagai
pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan (Kusuma, 2010).
E. coli juga merupakan bakteri indikator kualitas air karena keberadaannya di
dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, yang
kemungkinan juga mengandung mikroorganisme enterik patogen lainnya. E.coli
menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau
berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan beberapa
kasus diare (Brooks et al ., 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Arcelay A, Graham HD. 1997. Chemical evaluation ang acceptance of food products
containing breadfruit flour. Carib j. Sci. 20:35-48

Badan Pen gawas Obat dan Makanan RI. 2009. Peraturan Kepala Badan POM RI No.
HK.00.08.1.52.4011 tgl 28 Oktober 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum
Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan. Jakarta. BPOM.

Brooks, G.F, Butel, J.S, Morse, Ornston, N.L. 2004. Jawetz, Melnick & Adlebergs
Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Alih Bahasa Edi Nugroho dan RF Mau
lany.EGC. Jakarta. Hal 54629.

Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Penerbit
Bumi Aksara. Jakarta.

Daluningrum, Ika Pranata Wahyu. 2009. Penapisan Awal komponen bioaktif dari
Kerang Darah (Anadara granosa) Sebagai Senyawa Antibakteri. Program
Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor. Bogor. (dikutip tanggal 23 Januari 2013).

Depkes RI, 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan PLP.
Jakarta.

Hardjoeno, 2007. Kumpulan Penyakit Infeksi dan Tes Kultur Sensitivitas Kuman
Serta Upaya Pengendaliannya . Cahya Dinan Rucitra. Makasar. Hal 158165.

Anda mungkin juga menyukai