Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mahluk Hidup sangat membutuhkan air dalam hidupnya, baik untuk
keperluan minum, memasak mencuci, dan sebagainya. Menurut perhitungan
kebutuhan, dalam satu hari, seorang dewasa membutuhkan sekitar 1,6 liter air
untuk dikonsumsi, sehingga penyediaan air minum yang aman mutlak
diupayakan. Bahaya laten yang selalu mengancam kita lewat media air bersih
dan air minum ini adalah bakteri Escherichia coli.Bakteri yang sangat identik
dengan pencemaran air. Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam air
dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram
tinja dapat mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan
hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius.
Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus,
Protozoa, cacing dan bakteri yang umumny diwakili oleh jenis Escherichia
coli.
Enterobacteriaceae adalah kelompok bakteri gram negative berbentuk
batang yang habitatnya alamiahnya berada pada system usus manusia dan
binatang.Spesies enterobacteriaceae mempunyai banyak jenis salah satu
diantaranya adalah Escherichia coli (Anonim. 1998).
Escherichia coli, ditemukan oleh Theodor Escherichia
coli 1885.Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada
manusia seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya.Bakteri
yang banyak digunakan sebagai indicator sanitasi adalah Escherichia coli
karna bakteri ini adalah bakteri yang terdapat dan hidup pada usus manusia.
Echerichia coli merupakan flora normal didalam usus manusia dan
akan menimbulkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain.
Dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis,infeksi pada luka, abses pada

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 1


berbagai organ, meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare (Entjang I,
2003).

2. Maksud dan Tujuan


2.1. Untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bakteri Eschericia coli
2.2. Untuk mengetahui sifat Eschericia coli pada media tumbuh, dan pada
media uji biokimia

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Umum
Bakteri berasal dari kata Bakterion (Yunani = batang kecil).
Berdasarkan Klasifikasi, bakteri digolongkan dalam Divisio Schizomycetes.
Escherichia coli (Escherichiacoli ) adalah salah satu jenis spesies utama
bakteri gram negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich (tahun 1885). Hidup
pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare,
muntaber serta masalah pencernaan lainnya.Bakteri ini banyak digunakan
dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen
tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.Hal ini disebabkan karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi
adalah Escherichia coli, karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus
manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya
tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis
keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang
ideal untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan Escherichia coli dalam air atau
makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya
patogen pada pangan.
Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran
pencernaan.Escherichia coli dipindah sebarkan dengan kegiatan tangan ke
mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau minuman. Morfologi
dan ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu: (1) merupakan batang gram
negatif, (2) terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, (3)
biasanya tidak berkapsul, (4) tidak berspora, (5) motil atau tidak motil,
peritrikus, (6) aerobik, anaerobik fakultatif, (7) penghuni normal usus,
seringkali menyebabkan infeksi (Pelczar dan Chan, 1988:949).

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 3


2. Klasifikasi

Klasifikasi ilmiah

Superdomain Phylogenetica

Phylum Proterobacteria

Class Gamma Proteobacteria

Orde Enterobacteriales

Family Enterebacteriaceae

Genus Escherichi

Spesies
Eshericia Coli

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 4


3. Morfologi
Escherichia coli umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyak
ditemukan pada saluran pencernaan manusia sebagai flora normal. Morfologi
bakteri ini adalah kuman berbentuk batang pendek (coccobasil), gram negatif,
ukuran 0,4 0,7 m x 1,4 m, sebagian besar gerak positif dan
beberapa strain mempunyai kapsul (Karsinah, H.M. Lucky, Suharto dan H.W.
Mardiastuti, 1994).

4. Sifat Biologis
Escherichia coli tidak dapat memproduksi H2S, tetapi dapat
membentuk gas dari glukosa, menghasilkan tes positif terhadap indol, dan
memfermentasikan laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara
80 C- 460 C, dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini
berada dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature
maksimum tidak segera mati, melainkan berada dalam keadaan dormancy,
disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph optimum berkisar 7,2-
7,6 ( Dwidjoseputro D. 1998; Gani A. 2003).

5. Struktur Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek
polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan terhadap
pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang
tahan panas (heat-stable).Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop.
Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan
antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada
fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari
protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas
(Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai
berikut:Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik;
sebagai contoh, O33 (Carter, 2004). Antigen O merupakan bagian terluar

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 5


dinding sel lipopolisakarida dan terdiri unit berulang
lipopollisakarida.Beberapa polisakarida spesifik O mengandung gula unik.
Antigen O tahan terhadap panas dan alcohol dan biasanya dideteksi dengan
cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O adalah IgM. Sedangkan
tiap jenis enterobacteriaceae digabungkan dengan kelompok khusus O
sehingga tiap organisme tunggal dapat membawa beberapa antigen O yang
sama dengan Escherichia coli. Escherichia coli dapat bereaksi silang dengan
beberapa spesies providencia, klebsiella, dan salmonella.Biasanya antigen O
berhubungan dengan penyakit khusus pada manusia, misalnya tipe spesifik O
dari Escherichia coli ditemukan pada diare dan infeksi saluran kemih (Brooks,
1995).Antigen K (permukaan atau amplop).Ada lebih dari 80 Antogen K yang
berbeda-beda.Dituliskan menggunakan numeral Arabik; contoh, K4 (Carter,
2004).Antigen K merupakan bagian luar dari antigen O pada beberapa, tetapi
tidak pada semua enterobacteriaceae.Beberapa antigen K adalah polisakarida,
termasuk antigen K dari Escherichia coli dan yang lainnya protein. Antigen K
dapat berpengaruh pada reaksi aglutinasi dengan antisera O dan mereka dapat
dihubungkan dengan virulensi misalnya strain Escherichia coli memproduksi
K1 yang merupakan penyebab utama pada meningitis neonatal, dan antigen K
dari Escherichia coli menyebabkan perlekatan bakteri pada sel epithelial yang
memungkinkan invasi ke sistem gastrointestinal atau saluran kemih) (Brooks,
1995).Antigen H atau flagella.Ditulis dengan H diikuti dengan numeral
Arabik; contoh, H2. Apabila tidak ada flagella , dituliskan dengan NM
(nonmotil) (Carter, 2004). Antigen H terletak pada flagella dan denaturasi atau
dihilangkan oleh panas atau alkohol.Mereka dapat diawetkan dengan
pemberian formalin pada varian bakteri yang motil. Antigen H mengadakan
aglutinasi dengan antibodi H , biasanya Ig G. Penentu dalam antigen H
merupakan fungsi dari rangkaian asam amino pada protein flagella (flagellin)
(Brooks, 1995).

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 6


6. Sumber Penularan
Bakteri berkembang biak bila ada tempat yang memungkinkan untuk
melakukan perkembang biakan. Tempat kolonisasi bakteri di dalam hospes
menentukan apakah dapat menular atau tidak, jika dapat, secara langsung atau
tidak langsung.Jadi konsep dapat menularnya sebuah infeksi tergantung pada
tempat hidup mikroba dari sumber pembiakan sampai tiba dalam hospes
barunya.Untuk berpindah tempat mikroba membutuhkan reservoir. Reservoir
terbagi atas 2 yaitu :
- Reservoir Hidup
- Reservoir Mati

7. Patogenesis
Escherichia coli adalah spesies yang paling penting dari
genus Escherichia dan merupakan flora normal yang dapat menyebabkan
infeksi pada saluran kencing, luka, bakterimia, septisemia dan meningitis serta
infeksi gastrointestinal (Gaani A, 2003).
Sehubungan dengan infeksi pada usus dikenal lima jenis Escherichia
coli, yaitu:
Enteropathogenik Escherichia coli (EPEC)
EPEC menyebabkan diare pada bayi atau anak anak kurang dari 1 tahun dan
jarang pada orang dewasa dengan gejala berupa demam tidak tinggi, muntah,
malaise dan diare.
Enterotoxigenik Escherichia coli (ETEC)
ETEC menyebabkan diare pada anak anak dan dewasa di daerah tropis dan
subtropics pada Negara yang sedang berkembang. Infeksi ETEC ditandai
dengan gejala demam rendah dan tinja encer.
Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
EIEC menyebabkan diare mirip dengan yang disebabkan oleh shigella, baik
pada anak anak maupun orang dewasa.Tinja agak encer bahkan seperti air,
mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala panas dan
malaise.Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 7


EHEC dikenal sebagai penyebab diare hemorhagik dan colitis serta hemolytic
uremic syndrome (HUS) yang ditandai dengan jumlah trombosit berkurang,
anemia hemolitik dan kegagalan ginjal.Tinja encer berair, mengandung darah
dan abdomen terasa sakit, kram serta demam rendah atau tanpa demam.
Enterodherant Escherichia coli (EAEC)
EAEC menyebabkan diare dengfan cara menempel kuat pada permukaan
mukosa usus dengan gejala tinja encer berair, muntah, dehidrasi, dan biasanya
sakit pada abdomen.

8. Epidemiologi
Dalam air yang kotor, bakteri golonga coliform terdapat dalam
kepekaan yang secara kasar menyamai tingkat pencemaran tinja. Dengan kata
lain bilamana anggota bakteri golongan coliform ditemukan dalam air,
kemungkinana bakteri penyebab penyakit juga terdapat didalam iar tersebut,
misalnya salmonella dan vibrio cholera (Jawetz, Melnick dan Adelbergs, 20).

9. Penyakit Yang Ditimbulkan


Selain diare, penyakit penyakit lain yang disebabkan
oleh Escherichia coli adalah infeksi saluran kemih, pneumonia, meningitis
pada bayi baru lahir, dan infeksi luka terutama luka didalam abdomen (Jawetz,
Melnick dan Adelbergs, 2005).
Sumber Penular
Jalan masuk utama infeksi mikroorganisme ke tubuh manusia, melalui :
Saluran napas
Selama microorganism berada disaluran napas, maka dapat ditularkan
melalui sputum,liur dan cairan hidung, terutama kalau bersin atau batu.
Saluran Cerna
Tempat ini merupakan pintu masuk maupun keluar bagi infeksi yang
terjadi melalui ; secara langsung dari manusia ke manusia, melalui tangan
yang kototor: secara tidak langsung melalui kontak tangan dengan benda
terkontaminasi

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 8


feaces secara tidak langsung melalui makanan dan minuman, dapat juga
melalui tanah yang terkontaminasi feaces dan dengan perantara hewan
atau tumbuh tumbuhan.
Kulit dan mukosa
Gesekan yang sering baik disengaja maupun tidak disengaja, dapat
menjadikan tempat masuknya bakteri, meskipun tampak utuh, sering
terdapat retak maupun luka kecil yang dapat dijadikan tempat menetapnya
mikroorganisme pathogen yang berkembang dan menimbulkan reaksi
jaringan atau cedera. Ada mikroba yang menetap di kulit atau mukosa,
namun dapat menyebar ke tempat lain.
Melalui Parental
Rule masuknya mikroorganisme biasanya ditular melalui perantara hidup
dalam hal ini arthropoda ( Tambayong J, 2000)

10. Diagnosis
Diagnosa laboratorium penyakit diare yang disebabkan
oleh Escherichia coli masih sulit dilakukan secara rutin, karena pemeriksaan
secara tradisional dan serologi seringkali tidak mampu mendeteksi kuman
penyebabnya. Deteksi sebagian besar strain Escherichia coli pathogen
memerlukan metode khusus untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan.
Sampai saat ini metode yang ada masih memerlukan tes dengan binatang
percobaan dan kultur jaringan yang cukup mahal dan kurang praktis. Beberapa
metode baru berdasarkan tes imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah
dikembangkan, tetapi belum beredar dipasaran luas, misanya: tes Elisa
(anzyme-linked immunosorbent assay), particle agglutination methods Co-
agglutination dengan protein A Staphylococcus aureus yang telah berikatan
dengan antibody terhadap enterotoksin Escherichia coli, hibridasi DNA
DNA pada koloni kuman atau langsung pada specimen tinja (Karsinah, H.M.
lucky, Suharto dan H.W. Mardiastuti, 1994).

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 9


11. Pengobatan
Kuman Escherichia coli yang diisolasi dari infeksi di dalam
masyarakat biasanya sensitive terhadap obat obat antimikroba yang
digunakan untuk organisme gram negatif, meskipun terdapat juga strain
strain resisten, terutama pada pasien dengan riwayat pengobatan antibiotika
sebelumnya. Pada pasien yang terkena diare, perlu dijaga keseimbangan cairan
dan elektrolitnya (Karsinah, H.M. lucky, Suharto dan H.W. Mardiastuti).

12. Pencegahan
Pengendalian bakteri dapat dilakukan dengan pencucian tangan,
asepsis secara cermat, sterilisasi peralatan, desinfeksi, pembatasan terapi
intravena, dan tindakan pencegahan yang ketat untuk mempertahankan saluran
air kemih agartetap steril (misalnya drainase tertutup) (Adelberg, Jawetz, dan
Melnick. 2014).

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 10


BAB III

METODE KERJA

1. Alat

- Ose/nall
- Bunsen
- Inkubasi
- Rak tabung
- Cawan petri
- Autoclave
- Tabung reaksi sedang dan kecil
- Kapas
- Pipet tetes
- Objek glass
- Mikroskop

2. Bahan
- Media BHIB
- Media EMBA
- Media MC conkey
- SCA
- SIM
- MR
- VP
- TSIA
- UREA
- Mannitol
- Laktosa
- Sukrosa

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 11


- Maltosa
- Carbol gentian violet
- Lugol
- Alkohol 96 %
- Fuchsin
- Reagen :
Covaks
Methil red
KOH 40%
Alpha nafhtol

3. Cara Kerja Pembiakan

3.1. Pembuatan Media

3.1.1. BHIB
a. Ditimbang 3,7 g BHIB dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

gr = 100 x 37
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,7gr

b. Ditambahkan 100 mL aquades pH 7 , ditutup dengan kapas.


c. Dilarutkan dalam waterbath pada suhu 118 C
d. Dikeluarkan, disterilkan dalam autoclave selama 15 menit
pada suhu 121C
e. Dipipet ke dalam tabung reaksi @ 1 ml BHIB
f. Kemudian Sampel padat atau sampel cair (dapat langsung di
gunakan, dimasukan kedalam tabung yang telah berisi BHIB
1ml.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 12


g. Inkubasi 24 jam suhu 37C.
h. Lihat warna pada media.
i. Apabila warna media menjadi keruh pemeriksaan lanjutan
dilakukan.

3.1.2. MC
a. Mensterilkan petri yang akan digunakan
b. Melakukan penimbangan media MC agar sebanyak 5 gr
sesuai perhitungan, masukkan dalam erlenmeyer.

gr = 100 x 50
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,9 gr

c. Mengukur PH aqudes sesuai dengan PH media yang akan


dibuat (7)
d. kemudian tambahkan aquades yang telah diukur pH nya
sebanyak 100 ml ke dalamnya dan homogenkan
e. Larutkan dalam waterbath pada suhu 1180 C
f. Tutup mulut Erlenmeyer dengan kapas.
g. Sterilkan di autoclave pada suhu 121 selama 15 menit.
h. Tunggu agak dingin, lalu tuangkan secara aseptis ke petri
steril 20 ml.
i. Biarkan beku memadat, bungkus kertas dengan posisi
terbalik simpan dalam almari es.

3.1.3. ENDO
4. Mensterilkan petri yang akan digunakan
5. Melakukan penimbangan media Endo agar sebanyak 3,9 gr
sesuai perhitungan, masukkan dalam erlenmeyer.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 13


gr = 1OO x 39
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,9 gr

6. Mengukur pH aqudes sesuai dengan pH media yang akan


dibuat (7)
7. Kemudian tambahkan aquades yang telah diukur pH nya
sebanyak 100 ml ke dalamnya dan homogenkan
8. Larutkan dalam waterbath pada suhu 1180 C
9. Tutup mulut Erlenmeyer dengan kapas.
10. Sterilkan di autoclave pada suhu 121 selama 15 menit.
11. Tunggu agak dingin, lalu tuangkan secara aseptis ke petri
steril 20 ml.
12. Biarkan beku memadat, bungkus kertas dengan posisi
terbalik simpan dalam almari es.

3.1.4. EMBA
a. Mensterilkan petri yang akan digunakan
b. Melakukan penimbangan media EMB agar sebanyak 3,75gr
sesuai perhitungan, masukkan dalam erlenmeyer.

gr = 100x 37,5
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,75 gr

c. Mengukur pH aqudes sesuai dengan pH media yang akan


dibuat (7)
d. kemudian tambahkan aquades yang telah diukur pH nya
sebanyak 100 ml ke dalamnya dan homogenkan

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 14


e. Larutkan dalam waterbath pada suhu 1180 C
f. Tutup mulut Erlenmeyer dengan kapas.
g. Sterilkan di autoclave pada suhu 121 selama 15 menit.
h. Tunggu agak dingin, lalu tuangkan secara aseptis ke petri
steril 20 ml.
i. Biarkan beku memadat, bungkus kertas dengan posisi
terbalik simpan dalam almari es.

3.1.5. MR/VP
a. Ditimbang 1,7 g MR/VP dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
b. Ditambahkan 100ml aquadest, ditutup dengan kapas.
c. Panaskan di atas hot plate hingga larut.
d. Dikeluarkan, dibagi kedalam tabung reaksi @ 5 ml lalu
ditutup dengan kapas.
e. Di sterilkan kedalam autoclave selama 15 menit pada suhu
121oC.
f. Dikeluarkan dan dinginkan

3.1.6. SC
a. Menimbang Bahan. Dimana bubuk SCA ditimbang sebanyak
yang diperlukan
X gram = gr (ltr) x v (ml)
1000
= 23 x 100 = 2,3 gr
1000
b. Dilarutkan 100 ml aquadest kedalam Erlenmeyer yang berisi
bubuk SCA dan homogenkan.
c. Lalu dipanaskan hingga larut.
d. Pipet larutan dan masukkan kedalam masing-masing tabung
sebanyak 5 ml kemudian tutup dengan kapas.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 15


e. Kemudian disterilisasi dalam autoclave dengan suhu 121o C
selama 15 menit.
f. Dimiringkan sampai dingin dan masukkan kedalam lemari es.

3.1.7. SIM
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Timbang bubuk sim 3,74 gr masukkan dalam erlemeyer

gr = 100 x 37,4
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,74 gr

c. kemudian larutkan dalam 100 ml aquadest,aduk hingga rata


lalu tutup menggunakan kapas .
d. Panaskan hingga mendidih atau hingga larut
e. Setelah larut diinginkan lalu isi 5 ml tabung reaksi kecil
dengan sampel tutup dengan kapas.
f. Sterilisasi dengan autoclafe suhu 1210 c selama 15 menit.

3.1.8. TSIA
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Timbang 6, 5 gram TSIA ,masukkan kedalam Erlenmeyer
gr = 100 x 65
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 6, 5 gr

c. Ditambahkan 100 ml aquadest ,kemudian tutup dengan kapas


d. Dilarutkan dalam penangas air
e. Dikeluarkan,dibagi dalm tabung reaksi @ 5 ml lalu ditutup
dengan kapas
f. Disterilkan dalam autoclave pada suhu 121 oC

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 16


g. Dikeluarkan , dimiringkan sampai dingin.

3.1.9. Gula-Gula
Langkah I
a. Ditimbang 2,55 gr pepton water, dimasukkan kedalam
erlenmeyer.
b. Ditambahkan 100 ml aquadest, ditutup dengan aluminium
foil yang dilapisi kertas.
c. Dilarutkan dalam waterbath pada suhu 118`c
d. Dikeluarkan,ditambahkan 1 ml (1%) phenol red.
e. Disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu
118`c
Langkah II
a. Ditimbang 0,25 gr GULA-GULA (Glukosa, Sukrosa,
Laktosa, Maltosa ) , dimasukkan ke dalam 4 buah beaker
gelas berbeda.
b. Ditambahkan 25 mL peptone water yang telah disterilkan
.
c. Diaduk sehingga homogen.
d. Di pipet 3 mL kemudian dimsukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 17


3.2. Isolasi

Hari 1 :
a. Spesimen ditanam pada media BHIB
b. Kemudian dilakukan pewarnaan gram
- Preparat yang telah difksasi ditetesi larutan kristal violet selam 1
menit
- Cuci menggunakan air mengalir kemudian tetesi lugol dan
diamkan selam 30-45 detik
- Cuci dengan menggunkan alkohol 96% sampai tidak ada lagi zat
warna yang luntur kemudian bilas dengan air yang mengalir
- Warnai dengan karbol fuchin selama 2-3 menit
- Cuci dengan air mengalir, kemudian keringkan
- Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
100
c. Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C

Hari 2 :
a. Spesimen dari media BHIB ditanam ke dalam media EMBA dan MC
conkey dengan goresan T
b. Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C

Hari 3 :
a. Dilakukan pewarnaan gram pada biakan yang tumbuh pada media
EMBA,kemudian dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran lensa objektif 100 kali
b. Pada biakan yang tumbuh dimedia EMBA diambil,kemudian
ditanam pada media TSIA
d. Kemudian dilakukan pewarnaan gram
- Preparat yang telah difksasi ditetesi larutan kristal violet selam 1
menit

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 18


- Cuci menggunakan air mengalir kemudian tetesi lugol dan
diamkan selam 30-45 detik
- Cuci dengan menggunkan alkohol 96% sampai tidak ada lagi zat
warna yang luntur kemudian bilas dengan air yang mengalir
- Warnai dengan karbol fuchin selama 2-3 menit
- Cuci dengan air mengalir, kemudian keringkan
- Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
100
c. Kemudian dinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C

Hari 4 :
a. Koloni pada media TSIA diambil, kemudian ditanam pada media
MR-VP, SCA, SIM, UREA, dan Gula-Gula (laktosa, maltose,
glukosa, fruktosa, mannitol)
b. Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C.

Hari 5 :
Membaca pertumbuhan pada media Gula-Gula
(laktosa,maltose,glukosa,fruktosa, mannitol), TSIA,MR-VP,SCA, dan
UREA.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 19


4. Kerangka Operational

Feaces

Pewarnaan Gram BHIB

Inkubasi 370 C selama 24 jam

MC ENDO EMBA BAP

Inkubasi 370 C selama 24 jam

TSIA Pewarnaan gram

Inkubasi 370 C selama 24 jam

Uji IMVIC UREA Uji Biokimia (gula-gula)

SIM MR VP SCA SUK MAL GLU MAN LAK

Inkubasi 370 C selama 24 jam

Pembacaan hasil

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 20


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Pengamatan
Pewarnaan Gram
Bentuk : Basil
Susunan : Monobasil
Warna : Merah
Sifat : Gram negatif

Hasil pewarnaan sampel setelah ditanam pada media EMBA.


Hasilnya : basil gram negative.

Bentuk : Basil
Susunan : Monobasil
Warna : Merah
Sifat : Gram negatif

Hasil pewarnaan sampel setelah ditanam pada media MC conkey.

Hasilnya : basil gram negative.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 21


Penanaman sampel pada media BHIB

Pada media BHIB, terjadi kekeruhan

Penanaman sampel pada media EMBA dan MC Conkey

Media EMBA dan MC conkey setelah digores dan di inkubasi.

Ciri-cirinya:

- Media EMBA
Koloninya sedang, hijau metalik, smooth, keeping-keping.
- Media MC conkey
Koloninya sedang-besar, berwarna merah.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 22


Penanaman pada media TSIA

Lereng : Acid
Dasar : Acid
Gas : Positif (+)
HS : Negatif ()

Hasil Test Uji IMVIC

SIM SCA MR VP UREA

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 23


- SIM

Sulfur : Negatif ()

Indol : Positif (+)

Motility : Positif (+)

- SCA : Negatif ()

- MR : Positif (+)

- VP : Negatif ()

- UREA : Negatif ()

Hasil Test Uji Biokimia

Glu Suk Mal Man Lak

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 24


Gula-gula
- Glukosa : Positif (+)
- Sukrosa : Positif (+)
- Maltosa : Positif (+)
- Mannitol : Positif (+)
- Laktosa : Positif (+) Gas

2. Pembahasan

Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu tehnik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.
Dalam proses ini, oleskan bakteri yang sudah difiksasi dikenai larutan-larutan
berikut : zat warna, Kristal violet, larutan iodium, larutan alcohol (bahan
pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safraninatatu air
fuchsin.

A. Media pemupuk (BHIB)


Spesimen ditanam pada media BHIB, dimana media tersebut
meningkatkan Eschericia coli, setelah di inkubasi selama 24 jam pada
suhu 37C, koloni tersangka ditanam pada media selektif.

B. Media Selektif
MC conkey : koloni yang tumbuh, kecil sampai sedang, berwarna
merah muda, smooth, pinggirannya rata.
EMBA : koloni yang tumbuh,kecil sampai sedang, berwarna
kehijauan, hitam metalik, smooth.

C. Media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 25


Warna berubah menjadi warna kuning pada daerah miring dan pangkal
menunjukan bakteri mampu mempermentasikan laktosa dan sukrosa yang
bersifat asam, dan menghasilkan gas.

D. Uji IMVIC

1. Sulfur Indol Motility (SIM)


Bakteri tidak menghasilkan sulfur, ditandai dengan tidak
terbentuknya endapan hitam pada media.Tidak berwarna hitam karena
tidak mampu mendesulpurasi Cysteine yang terkandung dalam media
SIM
Indol : Setelah penambahan reagen kofaks didapatkan hasil positif,
ditandai dengan terbentuknya cincin merah. Cincin merah dihasilkan
dari hasil reaksi dari asam amino tryptopan sebagai sumber karbon.
Motility : Positif, karena daerah sekitar inokulasi terdapat
pergerakan atau benang-benang menandakan proses pertumbuhan
bakteri.

2. Methil Red(MR)
Didapatkan hasil positif karena setelah ditambahkan methyl red
terbentuk cicin merah : cicin merah terjadi karena fermentasi asam
campuran : asam laktat, asam asetat, asam formiat oleh bakteri.

3. Voges Proskauer (VP)


Didapatkan hasil negative karena setelah ditambahkan KOH 40 %
dan alpha nafhtol tidak terjadi perubahan, hal ini menunjukan bakteri
tidak memfermentasikan butanadiol.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 26


4. Urea
Didapatkan hasil negative karena tidak ada perubahan warnah oleh
urea.Hal ini menunjukan bakteri tidak dapat menghasilkan enzim
urease yang menguraikan urea menjadi ammonium dan CO.

5. Simmon Citrate Agar (SCA)


Tidak terjadi perubahan warnah sehingga di dapatkan hasil
negative.Hal ini menunjukan bakteri tidak dapat menggunakan citrate
sebagai sumber karbon dan energinya.

E. Uji Biokimia
Gula-Gula (Glukosa, Maltosa, Sukrosa, Laktosa, Mannitol)
Didapatkan hasil positif ditandai dengan perubahan warnah pada
media atau kekeruhan.Terjadi pertumbuhan karena bakteri mampu
memfermentasikan gula-gula tersebut menjadi produk asam.
Terbentuk gas pada tabung durham menunjukan bakteri
menghasilkan gas sebagai hasil sampingan.
.

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 27


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Eschericia coli suatu bakteri gram negative berbentuk batang bersifat
anaerobic fakultatif dan mempunyai flagella peritrikat dan juga merupakan
flora normal pada usus, baik usus manusia maupun hewan.Eschericia coli
dibedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatic), K (kapsul),
H (flagella).
selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi Eschericia coli misalnya
DHL (desoxycholateb hydrogen sulfide laktosa) agar atau MC conkey
agar.Koloni Eschericia coli pada DHL dan MC conkey agar berwarna merah
dan dikelilingi oleh areal yang menunjukan pengendapan bile. Eschericia coli
akan memfermentasi laktosa didalam medium menjadi asam , sehingga
mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indicator merah
netral.

2. Saran
Perlunya memperhatikan penggunaan APD (Alat pelindung diri) seperti
masker, handscoon, dan jas lab.
Pada saat penanaman dilakukan, praktikan harus memperhatikan kesterilan
tempat penanaman dan juga kesterilan alat yang digunakan agar tidak terjadi
kontaminasi pada media

Laporan Praktikum Bakteriologi II (Isolasi dan Identifikasi) Page 28

Anda mungkin juga menyukai