PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mahluk Hidup sangat membutuhkan air dalam hidupnya, baik untuk
keperluan minum, memasak mencuci, dan sebagainya. Menurut perhitungan
kebutuhan, dalam satu hari, seorang dewasa membutuhkan sekitar 1,6 liter air
untuk dikonsumsi, sehingga penyediaan air minum yang aman mutlak
diupayakan. Bahaya laten yang selalu mengancam kita lewat media air bersih
dan air minum ini adalah bakteri Escherichia coli.Bakteri yang sangat identik
dengan pencemaran air. Mikroorganisme patogen yang terkandung dalam air
dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram
tinja dapat mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan
hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius.
Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu : virus,
Protozoa, cacing dan bakteri yang umumny diwakili oleh jenis Escherichia
coli.
Enterobacteriaceae adalah kelompok bakteri gram negative berbentuk
batang yang habitatnya alamiahnya berada pada system usus manusia dan
binatang.Spesies enterobacteriaceae mempunyai banyak jenis salah satu
diantaranya adalah Escherichia coli (Anonim. 1998).
Escherichia coli, ditemukan oleh Theodor Escherichia
coli 1885.Hidup pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada
manusia seperti diare, muntaber serta masalah pencernaan lainnya.Bakteri
yang banyak digunakan sebagai indicator sanitasi adalah Escherichia coli
karna bakteri ini adalah bakteri yang terdapat dan hidup pada usus manusia.
Echerichia coli merupakan flora normal didalam usus manusia dan
akan menimbulkan penyakit bila masuk kedalam organ atau jaringan lain.
Dapat menimbulkan pneumonia, endocarditis,infeksi pada luka, abses pada
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Umum
Bakteri berasal dari kata Bakterion (Yunani = batang kecil).
Berdasarkan Klasifikasi, bakteri digolongkan dalam Divisio Schizomycetes.
Escherichia coli (Escherichiacoli ) adalah salah satu jenis spesies utama
bakteri gram negatif, ditemukan oleh Theodor Escherich (tahun 1885). Hidup
pada tinja dan menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare,
muntaber serta masalah pencernaan lainnya.Bakteri ini banyak digunakan
dalam teknologi rekayasa genetika sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen
tertentu yang diinginkan untuk dikembangkan.Hal ini disebabkan karena
pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya.
Bakteri yang paling banyak digunakan sebagai indikator sanitasi
adalah Escherichia coli, karena bakteri ini adalah bakteri komensal pada usus
manusia, umumnya bukan patogen penyebab penyakit sehingga pengujiannya
tidak membahayakan dan relatif tahan hidup di air sehingga dapat dianalisis
keberadaannya di dalam air yang notabene bukan merupakan medium yang
ideal untuk pertumbuhan bakteri. Keberadaan Escherichia coli dalam air atau
makanan juga dianggap memiliki korelasi tinggi dengan ditemukannya
patogen pada pangan.
Escherichia coli merupakan bagian dari mikrobiota normal saluran
pencernaan.Escherichia coli dipindah sebarkan dengan kegiatan tangan ke
mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau minuman. Morfologi
dan ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu: (1) merupakan batang gram
negatif, (2) terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, (3)
biasanya tidak berkapsul, (4) tidak berspora, (5) motil atau tidak motil,
peritrikus, (6) aerobik, anaerobik fakultatif, (7) penghuni normal usus,
seringkali menyebabkan infeksi (Pelczar dan Chan, 1988:949).
Klasifikasi ilmiah
Superdomain Phylogenetica
Phylum Proterobacteria
Orde Enterobacteriales
Family Enterebacteriaceae
Genus Escherichi
Spesies
Eshericia Coli
4. Sifat Biologis
Escherichia coli tidak dapat memproduksi H2S, tetapi dapat
membentuk gas dari glukosa, menghasilkan tes positif terhadap indol, dan
memfermentasikan laktosa. Bakteri ini dapat tumbuh baik pada suhu antara
80 C- 460 C, dengan suhu optimum dibawah temperature 370 C. Bakteri ini
berada dibawah temperature minimum atau sedikit diatas temperature
maksimum tidak segera mati, melainkan berada dalam keadaan dormancy,
disamping itu Escherichia coli dapat tumbuh pada ph optimum berkisar 7,2-
7,6 ( Dwidjoseputro D. 1998; Gani A. 2003).
5. Struktur Antigen
Escherichia coli memiliki antigen O tersusun dari komplek
polisakarida-phospolipid dengan fraksi protein yang tahan terhadap
pemanasan, sehingga antigen O dikenal sebagai antigen permukaan yang
tahan panas (heat-stable).Antigen K merupakan antigen kapsul atau amplop.
Antigen K terletak di atas antigen O dan mencegah antigen O kontak dengan
antibodi O. tersusun dari lipopolisakarida Antigen fimbria terletak pada
fimbria (pili), yang merupakan penonjolan pada dinding sel dan tersusun dari
protein. Antigen H merupakan antigen flagela, protein dan tidak tahan panas
(Gross,1997).
Antigen yang digunakan untuk menentukan serotipe adalah sebagai
berikut:Somatik atau antigen O. Dituliskan menggunakan numeral Arabik;
sebagai contoh, O33 (Carter, 2004). Antigen O merupakan bagian terluar
7. Patogenesis
Escherichia coli adalah spesies yang paling penting dari
genus Escherichia dan merupakan flora normal yang dapat menyebabkan
infeksi pada saluran kencing, luka, bakterimia, septisemia dan meningitis serta
infeksi gastrointestinal (Gaani A, 2003).
Sehubungan dengan infeksi pada usus dikenal lima jenis Escherichia
coli, yaitu:
Enteropathogenik Escherichia coli (EPEC)
EPEC menyebabkan diare pada bayi atau anak anak kurang dari 1 tahun dan
jarang pada orang dewasa dengan gejala berupa demam tidak tinggi, muntah,
malaise dan diare.
Enterotoxigenik Escherichia coli (ETEC)
ETEC menyebabkan diare pada anak anak dan dewasa di daerah tropis dan
subtropics pada Negara yang sedang berkembang. Infeksi ETEC ditandai
dengan gejala demam rendah dan tinja encer.
Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)
EIEC menyebabkan diare mirip dengan yang disebabkan oleh shigella, baik
pada anak anak maupun orang dewasa.Tinja agak encer bahkan seperti air,
mengandung nanah, lender dan darah dengan gejala panas dan
malaise.Enterohemorrhagic Escherichia coli (EHEC)
8. Epidemiologi
Dalam air yang kotor, bakteri golonga coliform terdapat dalam
kepekaan yang secara kasar menyamai tingkat pencemaran tinja. Dengan kata
lain bilamana anggota bakteri golongan coliform ditemukan dalam air,
kemungkinana bakteri penyebab penyakit juga terdapat didalam iar tersebut,
misalnya salmonella dan vibrio cholera (Jawetz, Melnick dan Adelbergs, 20).
10. Diagnosis
Diagnosa laboratorium penyakit diare yang disebabkan
oleh Escherichia coli masih sulit dilakukan secara rutin, karena pemeriksaan
secara tradisional dan serologi seringkali tidak mampu mendeteksi kuman
penyebabnya. Deteksi sebagian besar strain Escherichia coli pathogen
memerlukan metode khusus untuk mengidentifikasi toksin yang dihasilkan.
Sampai saat ini metode yang ada masih memerlukan tes dengan binatang
percobaan dan kultur jaringan yang cukup mahal dan kurang praktis. Beberapa
metode baru berdasarkan tes imunologi dan teknik hibridasi DNA sudah
dikembangkan, tetapi belum beredar dipasaran luas, misanya: tes Elisa
(anzyme-linked immunosorbent assay), particle agglutination methods Co-
agglutination dengan protein A Staphylococcus aureus yang telah berikatan
dengan antibody terhadap enterotoksin Escherichia coli, hibridasi DNA
DNA pada koloni kuman atau langsung pada specimen tinja (Karsinah, H.M.
lucky, Suharto dan H.W. Mardiastuti, 1994).
12. Pencegahan
Pengendalian bakteri dapat dilakukan dengan pencucian tangan,
asepsis secara cermat, sterilisasi peralatan, desinfeksi, pembatasan terapi
intravena, dan tindakan pencegahan yang ketat untuk mempertahankan saluran
air kemih agartetap steril (misalnya drainase tertutup) (Adelberg, Jawetz, dan
Melnick. 2014).
METODE KERJA
1. Alat
- Ose/nall
- Bunsen
- Inkubasi
- Rak tabung
- Cawan petri
- Autoclave
- Tabung reaksi sedang dan kecil
- Kapas
- Pipet tetes
- Objek glass
- Mikroskop
2. Bahan
- Media BHIB
- Media EMBA
- Media MC conkey
- SCA
- SIM
- MR
- VP
- TSIA
- UREA
- Mannitol
- Laktosa
- Sukrosa
3.1.1. BHIB
a. Ditimbang 3,7 g BHIB dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
gr = 100 x 37
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,7gr
3.1.2. MC
a. Mensterilkan petri yang akan digunakan
b. Melakukan penimbangan media MC agar sebanyak 5 gr
sesuai perhitungan, masukkan dalam erlenmeyer.
gr = 100 x 50
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,9 gr
3.1.3. ENDO
4. Mensterilkan petri yang akan digunakan
5. Melakukan penimbangan media Endo agar sebanyak 3,9 gr
sesuai perhitungan, masukkan dalam erlenmeyer.
3.1.4. EMBA
a. Mensterilkan petri yang akan digunakan
b. Melakukan penimbangan media EMB agar sebanyak 3,75gr
sesuai perhitungan, masukkan dalam erlenmeyer.
gr = 100x 37,5
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,75 gr
3.1.5. MR/VP
a. Ditimbang 1,7 g MR/VP dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
b. Ditambahkan 100ml aquadest, ditutup dengan kapas.
c. Panaskan di atas hot plate hingga larut.
d. Dikeluarkan, dibagi kedalam tabung reaksi @ 5 ml lalu
ditutup dengan kapas.
e. Di sterilkan kedalam autoclave selama 15 menit pada suhu
121oC.
f. Dikeluarkan dan dinginkan
3.1.6. SC
a. Menimbang Bahan. Dimana bubuk SCA ditimbang sebanyak
yang diperlukan
X gram = gr (ltr) x v (ml)
1000
= 23 x 100 = 2,3 gr
1000
b. Dilarutkan 100 ml aquadest kedalam Erlenmeyer yang berisi
bubuk SCA dan homogenkan.
c. Lalu dipanaskan hingga larut.
d. Pipet larutan dan masukkan kedalam masing-masing tabung
sebanyak 5 ml kemudian tutup dengan kapas.
3.1.7. SIM
a. Siapkan alat dan bahan.
b. Timbang bubuk sim 3,74 gr masukkan dalam erlemeyer
gr = 100 x 37,4
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 3,74 gr
3.1.8. TSIA
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Timbang 6, 5 gram TSIA ,masukkan kedalam Erlenmeyer
gr = 100 x 65
gr = ml media yg ingin dibuat x konsentrasi media
1000
1000
= 6, 5 gr
3.1.9. Gula-Gula
Langkah I
a. Ditimbang 2,55 gr pepton water, dimasukkan kedalam
erlenmeyer.
b. Ditambahkan 100 ml aquadest, ditutup dengan aluminium
foil yang dilapisi kertas.
c. Dilarutkan dalam waterbath pada suhu 118`c
d. Dikeluarkan,ditambahkan 1 ml (1%) phenol red.
e. Disterilkan dalam autoclave selama 15 menit pada suhu
118`c
Langkah II
a. Ditimbang 0,25 gr GULA-GULA (Glukosa, Sukrosa,
Laktosa, Maltosa ) , dimasukkan ke dalam 4 buah beaker
gelas berbeda.
b. Ditambahkan 25 mL peptone water yang telah disterilkan
.
c. Diaduk sehingga homogen.
d. Di pipet 3 mL kemudian dimsukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi tabung durham.
Hari 1 :
a. Spesimen ditanam pada media BHIB
b. Kemudian dilakukan pewarnaan gram
- Preparat yang telah difksasi ditetesi larutan kristal violet selam 1
menit
- Cuci menggunakan air mengalir kemudian tetesi lugol dan
diamkan selam 30-45 detik
- Cuci dengan menggunkan alkohol 96% sampai tidak ada lagi zat
warna yang luntur kemudian bilas dengan air yang mengalir
- Warnai dengan karbol fuchin selama 2-3 menit
- Cuci dengan air mengalir, kemudian keringkan
- Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran lensa objektif
100
c. Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C
Hari 2 :
a. Spesimen dari media BHIB ditanam ke dalam media EMBA dan MC
conkey dengan goresan T
b. Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C
Hari 3 :
a. Dilakukan pewarnaan gram pada biakan yang tumbuh pada media
EMBA,kemudian dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran lensa objektif 100 kali
b. Pada biakan yang tumbuh dimedia EMBA diambil,kemudian
ditanam pada media TSIA
d. Kemudian dilakukan pewarnaan gram
- Preparat yang telah difksasi ditetesi larutan kristal violet selam 1
menit
Hari 4 :
a. Koloni pada media TSIA diambil, kemudian ditanam pada media
MR-VP, SCA, SIM, UREA, dan Gula-Gula (laktosa, maltose,
glukosa, fruktosa, mannitol)
b. Kemudian di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37C.
Hari 5 :
Membaca pertumbuhan pada media Gula-Gula
(laktosa,maltose,glukosa,fruktosa, mannitol), TSIA,MR-VP,SCA, dan
UREA.
Feaces
Pembacaan hasil
1. Hasil Pengamatan
Pewarnaan Gram
Bentuk : Basil
Susunan : Monobasil
Warna : Merah
Sifat : Gram negatif
Bentuk : Basil
Susunan : Monobasil
Warna : Merah
Sifat : Gram negatif
Ciri-cirinya:
- Media EMBA
Koloninya sedang, hijau metalik, smooth, keeping-keping.
- Media MC conkey
Koloninya sedang-besar, berwarna merah.
Lereng : Acid
Dasar : Acid
Gas : Positif (+)
HS : Negatif ()
Sulfur : Negatif ()
- SCA : Negatif ()
- MR : Positif (+)
- VP : Negatif ()
- UREA : Negatif ()
2. Pembahasan
Pewarnaan gram atau metode gram adalah salah satu tehnik pewarnaan
yang paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri.
Dalam proses ini, oleskan bakteri yang sudah difiksasi dikenai larutan-larutan
berikut : zat warna, Kristal violet, larutan iodium, larutan alcohol (bahan
pemucat), dan zat pewarna tandingannya berupa zat warna safraninatatu air
fuchsin.
B. Media Selektif
MC conkey : koloni yang tumbuh, kecil sampai sedang, berwarna
merah muda, smooth, pinggirannya rata.
EMBA : koloni yang tumbuh,kecil sampai sedang, berwarna
kehijauan, hitam metalik, smooth.
D. Uji IMVIC
2. Methil Red(MR)
Didapatkan hasil positif karena setelah ditambahkan methyl red
terbentuk cicin merah : cicin merah terjadi karena fermentasi asam
campuran : asam laktat, asam asetat, asam formiat oleh bakteri.
E. Uji Biokimia
Gula-Gula (Glukosa, Maltosa, Sukrosa, Laktosa, Mannitol)
Didapatkan hasil positif ditandai dengan perubahan warnah pada
media atau kekeruhan.Terjadi pertumbuhan karena bakteri mampu
memfermentasikan gula-gula tersebut menjadi produk asam.
Terbentuk gas pada tabung durham menunjukan bakteri
menghasilkan gas sebagai hasil sampingan.
.
1. Kesimpulan
Eschericia coli suatu bakteri gram negative berbentuk batang bersifat
anaerobic fakultatif dan mempunyai flagella peritrikat dan juga merupakan
flora normal pada usus, baik usus manusia maupun hewan.Eschericia coli
dibedakan atas sifat serologinya berdasarkan antigen O (somatic), K (kapsul),
H (flagella).
selektif yang dapat digunakan untuk mengisolasi Eschericia coli misalnya
DHL (desoxycholateb hydrogen sulfide laktosa) agar atau MC conkey
agar.Koloni Eschericia coli pada DHL dan MC conkey agar berwarna merah
dan dikelilingi oleh areal yang menunjukan pengendapan bile. Eschericia coli
akan memfermentasi laktosa didalam medium menjadi asam , sehingga
mengakibatkan terjadinya pengendapan bile dan penyerapan indicator merah
netral.
2. Saran
Perlunya memperhatikan penggunaan APD (Alat pelindung diri) seperti
masker, handscoon, dan jas lab.
Pada saat penanaman dilakukan, praktikan harus memperhatikan kesterilan
tempat penanaman dan juga kesterilan alat yang digunakan agar tidak terjadi
kontaminasi pada media