DOSEN PEMBIMBING
ARYA ULILALBAB, STP.,M.Kes
CUCUK SUPRIHARTINI., STP.M.Kes.
DISUSUN OLEH :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar belakang................................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Bahan............................................................................... 3
2.2 Tinjauan Proses............................................................................... 6
BAB III METODE PRATIKUM
3.1 Pelaksanaan Praktikum................................................................... 8
3.2 Alat.................................................................................................. 8
3.3 Bahan.............................................................................................. 8
BAB IV HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Praktikum.............................................................................. 11
4.2 Pembahasan Praktikum................................................................... 15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan..................................................................................... 18
5.2 Saran............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk menentukan jumlah bakteri koliform dalam sari tebu.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui prinsip metode MPN.
2. Untuk mengetahui fungsi dari media LB.
3. Untuk mengetahui kualitas sari tebu.
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vi
digunakan karena ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang
tersebut akan mengekskresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak
dari pada organisme patogen. Hal inilah yang menjadi alasan untuk
menyimpulkan bila tingkat keberadaan organisme indikator rendah maka
organisme patogen akan jauh lebih rendah atau bahkan tidak ada sama
sekali (Servais, 2007).
Bakteri Coliform dijadikan sebagai bakteri indikator karena tidak
patogen, mudah serta cepat dikenal dalam tes laboratorium serta dapat
dikuantifikasikan, tidak berkembang biak saat bakteri patogen tidak
berkembang biak, jumlahnya dapat dikorelasikan dengan probabilitas
adanya bakteri patogen, serta dapat bertahan lebih lama daripada bakteri
patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan (Slamet, 2004).
Adanya bakteri coliform didalam makanan atau minuman
menunjukkan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik yang berbahaya bagi
kesehatan. Bakteri Coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu Coliform
fecal misalnya Escherichia coli dan Coliform nonfecal misalnya
Enterobacter aerogenes. Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari
kotoran hewan atau manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes ditemukan pada
hewan atau tumbuhan yang telah mati. Adanya Escherichia coli pada air minum
menandakan air tersebut telah terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga
mengandung patogen usus. Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga
tahap yaitu uji dugaan (Presumtive test ), uji penetapan (Confirmed test ), dan
uji pelengkap (Completed test ) (Sahdan, 2010).
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain.
Lebih tepatnya sebenarnya, bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan Coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh
bakteri Coliform adalah Escherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi,
Coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan Coliform,
artinya, kualitas air semakin baik (Hartini, 2011)
vii
Lactose broth digunakan sebagai medium untuk mendeteksi
kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk salmonela dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya(Partic, 2008). Pepton dan
ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk metabolisme bakteri.
Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk
organisme Coliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah
presumptive test untuk Coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi
0,3% ekstrak beef;0,5%; pepton; dan 0,5% laktosa
viii
nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel,
2008).
ix
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Menyiapkan alat.
Membuat pengenceran.
xi
Memasukkan masing-masing ke dalam 9 tabung berisi medium
dan tabung durham.
xii
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data pada hari pertama dan data pada hari kedua menunjukkan hasil seri yang sama
yaitu 3-3-3. Untuk mengetahui nilai MPN/gram kita dapat melihat dan
mencocokkan hasil seri dengan tabel MPN kombinasi 3 seri tabung. Berikut tabel
yang dapat digunakan :
xiii
Tabel MPN Seri Tabung 333
0 0 0 0
0 0 1 3
0 1 0 3
0 1 1 6.1
0 2 0 6.2
0 3 0 9.4
1 0 0 3.6
1 0 1 7.2
1 1 0 7.4
1 0 2 11
1 1 1 11
1 2 0 11
1 2 1 15
1 3 0 16
2 0 0 9.2
2 0 1 14
2 0 2 20
2 1 0 15
2 1 1 20
2 1 2 27
2 2 0 21
2 2 1 28
2 2 2 35
0 0 0 0
0 0 1 3
0 1 0 3
0 1 1 6.1
0 2 0 6.2
0 3 0 9.4
1 0 0 3.6
1 0 1 7.2
1 1 0 7.4
1 0 2 11
1 1 1 11
1 2 0 11
1 2 1 15
1 3 0 16
2 0 0 9.2
2 0 1 14
2 0 2 20
xiv
2 1 0 15
2 1 1 20
2 1 2 27
2 2 0 21
2 2 1 28
2 2 2 35
2 0 2 20
2 1 0 15
2 1 1 20
2 1 2 27
2 2 0 21
2 2 1 28
2 2 2 35
2 3 0 29
2 3 1 36
3 0 0 23
3 0 1 38
3 0 2 64
3 1 0 43
3 1 1 75
3 1 2 120
3 1 3 160
3 2 0 93
3 2 1 150
3 2 2 210
3 2 3 290
3 3 0 240
3 3 1 460
3 3 2 1100
3 3 3 >1100
xv
Jumlah Tabung (+) Gas Index MPN Per
10 ml 1 ml 0,1 ml 100 ml
0 0 0 <3
0 0 1 3
0 1 0 3
1 0 0 4
1 0 1 7
1 1 0 7
1 1 1 11
1 2 0 11
2 0 0 9
2 0 1 14
2 1 0 15
2 1 1 20
2 2 0 21
2 2 1 28
3 0 0 23
3 0 1 39
3 0 2 64
3 1 0 43
3 1 1 75
3 1 2 120
3 2 0 93
3 2 1 150
3 2 2 210
3 3 0 240
3 3 1 460
3 3 2 1100
3 3 3 1400
Sumber : Penuntun Bakteriologi, Sumarno
Dengan melihat tabel kita dapat mengetahui jumlah index MPN/100 ml dari hasil
seri yaitu 3-3-3. Berdasarkan tabel dari sumber FDA’s Bacterial Analitycal Manual,
ml sebanyak <1100. Sementara pada tabel sumber penuntun bakteriologi seri 3-3-3
xvi
4.2 Pembahasan Hasil Praktikum
xvii
difermentasi untuk organisme Coliform. Pada saat memasukkan sampel ke dalam
media dilakukan dengan cara mendekatkan tabung di dekat bunsen (fiksasi)
perlakuan fiksasi ini bertujuan untuk menjaga kesterilan dari media sehingga tidak
terkontaminasi dengan udara.
Prinsip kerja yang steril dan aseptis merupakan prinsip kerja yang harus
dilakukan pada saat melakukan praktikum atau penelitian di Laboratorium
Mikrobiologi. Kerja aseptis adalah kerja pada kondisi tercegah dari serangan agen
infeksi yang dapat menginfeksi jaringan atau material yang steril. Untuk mencapai
kondisi aseptis diperlukan teknik-teknik aseptik (Benson, 2001). Sementara itu,
kerja yang steril berarti kerja pada kondisi bebas dari semua bentuk hidup
mikroorganisme, termasuk endospora dan virus. Namun, kondisi steril tidak
terbebas dari kehadiran prion. Proses atau tahapan kerja untuk menghilangkan atau
mematikan seluruh bentuk hidup mikroorganisme dan virus disebut sterilisasi.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik metode fisik maupun
kimia (Nester dkk., 2004).
Sterilisasi mempunyai bermacam-macam metode. Metode-metode sterilisasi
tersebut antara lain metode penyalaan (flaming), panas-kering, autoclaving,
tyndalisasi, filtrasi, dan inspisasi (Collins & Lyne, 2004). Namun, metode yang
paling umum dan mendasar untuk digunakan dalam sterilisasi adalah metode
autoclaving, panas-kering, dan filtrasi (Harley & Prescott, 2002). Laboratorium
Mikrobiologi harus mempunyai sejumlah alat yang dapat menunjang proses
praktikum dan penelitian di dalamnya seperti autoklaf, oven dan inkubator.
Autoklaf adalah sebuah alat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi
dengan memanfaatkan panas uap air di bawah tekanan. Temperatur panas uap air
pada tekanan atmosfer hanya mencapai 100 °C. Akan tetapi, temperatur akan
meningkat dengan adanya tekanan, misalnya pada tekanan 1 bar (kira-kira 15
lb/in2) temperatur menjadi 121°C. Bakteri akan dibunuh pada temperatur tersebut
kurang lebih selama 15-20 menit (Collins & Lyne, 2004; Black, 2008). Oven
adalah alat yang digunakan pula dalam melakukan sterilisasi. Berbeda dengan
autoklaf, oven tidak memanfaatkan panas uap air untuk melakukan sterilisasi. Oven
dapat mensterilkan barang-barang dengan memanfaatkan aliran udara panas. Aliran
udara panas tersebut didapatkan secara elektrik. Barang-barang yang disterilkan
xviii
oleh oven antara lain cawan petri, labu erlenmeyer, pipet, dan objek metal (Collins
& Lyne, 2004: 45). Barang pecah belah tersebut akan tergores dan rusak apabila
diberikan panas uap air (Harley & Prescott, 2002). Inkubator adalah alat yang
digunakan untuk menginkubasi atau mengerami suatu biakan. Inkubator
menyediakan kondisi temperatur yang optimum untuk mikroorganisme bisa
melakukan pertumbuhan. Inkubator memiliki alat pengatur suhu, sehingga
temperatur dapat diatur sesuai biakan yang akan diinkubasi. Inkubator
memanfaatkan panas-kering seperti oven. Pada beberapa jenis inkubator,
kelembapan disediakan dengan memberikan air di dalam inkubator selama periode
pertumbuhan mikroba. Lingkungan yang basah memperlambat dehidrasi pada
medium sehingga menghindari kondisi lingkungan yang bias (Cappuccino &
Sherman, 2001).
xix
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sampel pada sari tebu dinyatakan positif mengandung bakteri coliform yang
dapat dilihat dari adanya perubahan warna menjadi keruh dan adanya
gelembung pada tabung durham.
2. Data yang diperoleh dari sampel sari tebu pada hari pertama menghasilkan
kombinasi 3 3 3 yang menunjukkan nilai index MPN/100 ml sebanyak < 1100.
3. Data yang diperoleh dari sampel sari tebu pada hari kedua juga menghasilkan
kombinasi 3 3 3 yang menunjukkan nilai index MPN/100 ml sebanyak < 1100.
4. Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung.
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
sampel yang berbentuk cair.
5. Medium Lactose broth memiliki komposisi 0.3% ekstrak beef, 0.5% pepton,
dan 0.5% laktosa. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk
metabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme Coliform.
5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka kami memberikan saran yang
sangat bermafaat dan dapat membantu, yaitu :
a) Sebelum melakukan praktikum pastikan semua alat dan bahan di sterilisasi.
b) Sebaiknya praktikum dilakukan di ruangan yang aseptis, terutama praktikum
yang menentukan nilai pada mikroorganisme.
xx
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini D, Chandra, F & Fitrianita, 2011, ‘Uji Bakteriologis dan Gambaran Higiene
Penjual Air Tebu Di Pasar Tradisional Kota Pekanbaru’, Jurnal, Fakultas Kedokteran,
Universitas Riau, Pekanbaru
Anonim. 2008. Kasiat Sari Tebu 2008. (dalam jurnal Yasri, W. Deteksi Kehadiran Mikroba
Indikator Dalam Es Sari Tebu Segar di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.
Pekanbaru)
Bahar,E. 2005, ‘Uji Bakteriologis Terhadap Minuman Segar Air Tebu yang Beredar Di
Pasar Raya Padang’, Majalah Kedokteran Andalas, vol. 29, no. 2
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta.
(dalam jurnal Yasri, W. Deteksi Kehadiran Mikroba Indikator Dalam Es Sari Tebu
Segar di Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Pekanbaru)
Fardiaz, S. (1996). Prinsip HACCP Dalam Industri Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian
IPB. Bogor.
Hartini, P. B. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan jajanan Di Kantin Falesa IPB. Bogor: IPB,
2011.
Laksamahardja, M.P., 1993. Pembuatan Gula Merah. Makalah Temu Tugas, Aplikasi
Teknologi Perkebunan B.P, Kalimantan Barat.
xxi
Kultsum, U., 2009. Pengaruh Variasi Nira Tebu (Saccharum officinarum) dari beberapa
Varietas Tebu dengan Penambahan Sumber Nitrogen (N) dari Tepung Kedelai Hitam
(Glycine soja) sebagai Substrat terhadap Efisiensi Fermentasi Etanol. Skripsi. Jurusan
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Malang, Malang.
Sahdan, Nona. 2010. Analisis Bakteri Coliform Pada Jajanan Anak Sekolah SD Inpres
Bontomanai Makassar . Skripsi. Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar:
Servais, Pierre. 2007. Fecal bacteria in the rivers of the Seine drainage network (France).
Sources, fate and modeling; Université Libre de Bruxelles; Bruxelles. Di kutip dari
tulisan Sasnita Sahabuddin. 2010. Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang di
Kabupaten Manokwari. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Papua. Manokwari.
Slamet, Juli Soemirat. 2004. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Widyastuti, C., 1999. Diktat Kuliah Teknologi Gula. UPN Veteran Jawa Timur, Surabaya.
xxii
LAMPIRAN
-
Pengenceran 10-4
-
Pengenceran 10-5
xxiii
-
Pengenceran 10-3
-
Pengenceran 10-4
-
Pengenceran 10-5
xxiv
xxv