Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rahdita Alyaa Rahman

Kelas : VII-A/ 18
RAPUNZEL

Suatu ketika ada pasangan suami istri yang sangat mendambakan seorang anak. Rasa sedih dan sepi
selalu menyelimuti mereka saat itu. Tapi sekian lama berlalu, sang istri pun menunjukan tanda bahwa dia
hamil. Mereka pun sangat senang akan hal itu. Tapi kesenangan mereka tidak bertahan lama. Sang istri jatuh
sakit. Sang suami pun bingung karena tidak ada obat atau orang yang bisa menyembuhkannya. Tapi tiba-tiba
ada seorang wanita tua yang menyarankan untuk memakan bunga rampion yang hanya tumbuh di balik
bukit. Sang suami pun pergi untuk mengambil bunga tersebut untuk dijadikan obat untuk istrinya. Ternyata
tempat dimana bunga tersebut tumbuh merupakan wilayah dari seorang penyihir jahat. Sang suami pun tidak
mempuyai pilihan lain, jika dia tidak mendapatkan bunga tersebut istrinya akan meninggal. Dia akhirnya
memberanikan diri untuk mengambil bunga tersebut. Tapi sayang usahanya gagal, penyihir jahat pemilik
kebun dimana bunga rampion itu tumbuh memergoki sang suami sedang mencuri bunga dikebunya.
"Berani sekali kamu, mencuri bunga di kebun kesayangan ku!!!" Kata sang penyihir murka.
"Ku mohon ampunilah saya. Istri saya sedang mengandung dan sekarang sedang jatuh sakit. Hanya
bunga rampion ini lah yang bisa menyembuhkannnya." Sang suami memohon
"Hahahahahha... Hahahahah... Hahahahah..." tiba-tiba sang penyihir tersebut tertawa.
"Kamu boleh membawa bunga rampion dari kebun ku sebanyak yang kamu butuhkan. Dan saya juga
memaafkan atas tidakkan mu ini. Tapi dengan satu syarat. Kamu harus menyerahkan anak yang kelak lahir
kepada ku. Tenang saja, saya akan memperlakukan anak itu seperti anak ku sendiri" Kata sang penyihir.
Sang suami pun bingung. Akhirnya dia memilih untuk menyetujui syarat tersebut untuk keselamatan istri,
dirinya sendiri dan anak yang kelak lahir. Dan ketika bayinya lahir, sang penyihir pun muncul dan memberi
bayi tersebut nama Rapunzel dan mengambilnya dari pelukan orang tuanya.
Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Ketika dia berumur 12 tahun, sang penyihir
mengurungnya di sebuah menara di tengah hutan. Menara tersbut tidak memiliki tangga atau pintu, hanya
sebuah jenela kecil di bagian atas menara. Dan ketika sang penyihir datang berkunjung, dia memerintahkan
Rapunzel untuk menurunkan rambutnya. Rapunzel dikaruniai rambut yang sangat cantik, panjang dan
berkilau seperti emas. Rapunzel harus menurukan rambutnya tersebut melalui jendela ke bawah dan dengan
rambut Rapunzel itu lah sang penyihir bisa naik ke atas menara. Setelah beberapa tahun hidup dalam
menara. Seorang pangeran tampan yang sendang berburu di hutan tanpa sengaja mendengar nyanyian merdu
yang berasal dari menara tersebut. Dia mencoba mencari tahu dan ingin masuk ke dalam menara tersebut
tapi dai tidak menemukan pintu atau tangga untuk naik ke atas. Sang pangeran pun putus asa dan
memutuskan untuk pulang. Tapi nanyian yang dia dengar menyentuh hatinya. Oleh karena itu setiap hari dia
pergi ke hutan dan mendengarnya. Suatu waktu dia melihat seorang penyihir datang ke menara tersebut dan
berkata.
"Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."
Seperti biasa Rapunzel pun menurunkan rambutnya untuk penyihir tersebut naik ke atas. Ke esokan harinya,
sang pangeran pun datang dan mecoba cara yang sama seperti yang si penyihir itu lakukan. Dia berkata
"Rapunzel, Rapunzel,Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya." Berhasil Rambut Rapunzel pun jatuh
kebawah dan sang pangeran pun memanjat ke atas. Rapuzel pun terkejut dan takut ketika ternyata sang
pangeranlah yang naik ke atas. Rapunzel belum pernah bertemu dengan orang selain si penyihir. Tapi tutur
kata sang pangeran yang halus dan sipatnya yang bershabat, rasa takut Rapunzel pun hilang. Sang pangeran
pun menceritakan kenpa dia sampai berani masuk ke menara tersebut. Rapunzel sangat terkejut saat
kemudian sang pangeran memintanya untuk menikah dengannya. Dan Rapunzel pun berkata iya.
"Saya akan pergi bersama kamu, tapi saya tidak tahu bagaimana keluar dari sini. Bawakan saya
sebuah gulungan sutra setiap kamu datang. Dan aku akan menenun tali dari sutra tersebut. Ketika tali itu
sudah siap, saya akan turun dan bawa aku ke istana." Mereka pun setuju dan meminta sang pangeran untuk
datang malam hari karena sang penyihir akan datang di siang hari. Tapi suatu ketika, ketika sang penyihir
memanjat ke atas, Rapunzel mengeira itu merupakan sang pangeran yang dia sayangi.
"Pangeran ku sayang, kenapa kamu begitu berat hari ini?" Rapunzel berkata.
"Pangeran???" sang penyihir terkejut.
"Saya kira, saya sudah memisahkan mu dari dunia luar. Ternyata saya salah." Kata sang penyihir
dengan marah. Dengan murka sang penyihir mengambil gunting dan munggunting rambut panjang Rapuzel
dan membuang Rapuzel ke gurun pasir. Kemudian sang penyihir mengikatkan rambut Rapunzel di jendela
untuk mencari tahu siapa orang yang mengunjungi Rapunzel setiap hari. Benar saja sang pangeran pun
datang, sang penyihir pun menurunkan rambut Rapunzel yang telah dipotong tersebut. Ketika sang pangeran
naik ke atas, dia terkejut, bukan Rapunzel yang dia temukan malah penyihir jahat yang ada.
"Ahhha..Rapunzel telah pergi. Kamu tidak akan pernah menjempainya lagi untuk selamanya." Kata
penyihir dengan jahat.
Sang pangeran sedih dan merasa putus asa. Akhirnya dia melompat dari menara untuk lari dari
penyihir tersebut. Tapi sayang, duri menusuk ke dua matanya ketika jatuh. Sang pangeran pun menjadi buta.
Dia merasa terluka dan berjalan tak tentu arah meratapi nasibnya yang kehilangan wanita yang dia cintai.
Sekian lama berjalan tak tentu arah, samapi membawanya ke gurun pasir dimana Rapunzel di buang. Di
situlah sang pangeran mendengar nyanyian merdu yang tidak akan pernah dilupakannya. Ya, nyanyian
merdu itu milik kekasihnya, Rapuzel. Mereka berdua pun akhirnya dipertemukan kembali. Rapuzel tidak
berhenti-hentinya menangis, kondisi pangeran yang dia cintai penuh luka dan buta. Keajaiban pun terjadi,
air mata Rapunzel menetes ke mata sang pangeran, dan dengan ajaibnya ke dua mata sang pangeran
membuka dan bisa melihat kembali. Sang pangeran pun membawa Rapuzel pulang ke istana dan mereka
berdua hidup bahagia untuk selamanya.

Anda mungkin juga menyukai