Anda di halaman 1dari 5

Kakak Beradik

Andrew Lang

Seorang anak laki-laki menarik tangan adik perempuannya dan berkata: "Lihat, kita tidak pernah
merasakan kebahagiaan semenjak ibu kita meninggal. Ibu tiri kita selalu memukuli kita setiap
hari, dan kita tidak berani berada di dekatnya karena dia selalu menendang kita untuk menjauh
darinya. Kita tidak pernah dapat makanan yang baik kecuali remah-remah dan sisa-sisa roti.
Seandainya saja ibu kita masih hidup dan tahu semua penderitaan kita ini! Mari ikutlah
denganku, mari kita tinggalkan rumah ini."

Lalu kakak beradik itupun meninggalkan rumah ibu tirinya, berjalan seharian penuh, dan saat
hujan turun dengan deras adik perempuannya berkata: "Surga dan hati kita menangis bersama."

Menjelang malam, mereka tiba di sebuah hutan yang besar, dan mereka merasa sangat kelelahan
dan kelaparan setelah berjalan jauh. Mereka menemukan satu celah di pohon yang berlubang dan
masuk ke celah pohon tersebut dan jatuh tertidur dengan cepat.

Pagi harinya, ketika mereka bangun, matahari bersinar terang dan membawa kehangatan,
kakaknya berkata:

"Saya sangat haus, adik kecilku; Jika saja saya bisa menemukan air sungai, saya akan
meminumnya disana. Saya serasa mendengarkan aliran sungai di dekat sini." Dia lalu melompat
bangun, menarik tangan adik perempuannya dan mencari-cari anak sungai tersebut.

Saat itu ibu tirinya yang sebenarnya adalah seorang penyihir, tahu bahwa kedua anak tirinya
telah lari meninggalkan rumah. Dia kemudian diam-diam mengejar mereka. Ketika tahu bahwa
mereka kehausan, dia lalu memberi mantra sihir pada semua aliran air yang ada di hutan.

Saat kakak beradik itu menemukan sebuah anak sungai yang bening, sang Kakak langsung ingin
meminumnya, tetapi saat itu adik perempuannya mendengar bisikan: "Siapa yang meminumku
akan berubah menjadi harimau! siapa yang meminumku akan berubah menjadi harimau!"

Sang adik langsung berteriak, "Kakak, janganlah meminumnya, karena kamu akan berubah
menjadi harimau dan akan menerkamku nanti." Sang kakak walaupun merasa kehausan, tidak
jadi meminumnya. "Baiklah," katanya, "Kita akan mencari mata air yang lain saja."

Ketika mereka menemukan mata air sungai yang kedua, sang adik mendengarkan suara berbisik:
"Siapa yang meminumku akan menjadi serigala, siapa yang meminumku akan menjadi serigala!"
dan sang adik langsung berteriak, "Kakak, jangan meminum air disini, karena kamu akan
berubah menjadi serigala dan menerkamku." Kembali sang kakak tidak jadi meminumnya dan
berkata: "Baiklah, saya masih bisa menahan rasa hausku sampai bertemu dengan mata air yang
ketiga."

Dan ketika mereka menemukan mata air sungai yang ketiga, sang adik mendengar bisikan:
"Siapa yang meminumku akan berubah menjadi rusa! siapa yang meminumku akan menjadi
rusa!" Lalu sang adik memohon, "Kakak, janganlah minum dulu di sini, atau kamu akan berubah
menjadi rusa dan lari dariku." Tetapi sang kakak yang sudah sangat kehausan sudah berlutut dan
meminum airnya, dan begitu bibirnya menyentuh air sungai itu, dia kemudian langsung berubah
menjadi seekor rusa kecil.

Sang adik perempuan menangis


melihat kakaknya yang telah disihir, begitu pula kakaknya yang telah berubah menjadi rusa ikut
menangis di pangkuannya. Akhirnya sang adik berkata: "Tak apa, saya tidak akan meninggalkan
kamu sendirian," kemudian dia mengambil sabuk emas miliknya dan mengikatnya di sekeliling
leher rusa itu. Lalu dia mengambil selendangnya dan menjadikannya tali yang diikatkan ke sabuk
yang melingkar di leher sang rusa. Dia kemudian berjalan bersama sang rusa hingga makin jauh
masuk ke dalam hutan, dimana akhirnya mereka menemukan rumah yang kosong dan tidak
dihuni lagi. Sang adik memutuskan untuk bermalam dan tinggal di sana bersama sang Rusa.

Setelah beberapa tahun lamanya hidup di hutan ini, suatu hari Raja masuk ke hutan tersebut
untuk berburu, sehingga hutan tersebut di penuhi dengan derap-derap kaki kuda, tiupan terompet
dari tanduk, dan gonggongan anjing pemburu serta teriakan-teriakan pemburu. Mendengar
terompet berburu, sang Rusa menjadi gelisah dan ingin keluar dari rumah itu.

"Ah!" katanya kepada adik perempuannya, "Biarkan saya keluar! saya tidak tahan mendengar
terompet itu." Dia terus memohon hingga adik perempuannya menyetujuinya dengan sedih hati.
"Tetapi," katanya, "kamu harus kembali sebelum malam. Saya akan mengunci pintu saya karena
takut pada pemburu tersebut, jadi untuk mengetahui yang datang itu adalah kamu atau bukan,
ketuklah pintuku dan katakan, "Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar sini." "Jika kamu
tidak berkata apa-apa, saya tidak akan membukakan kamu pintu."Akhirnya sang Rusa setuju dan
berlari keluar di alam bebas.

Secepatnya Raja dan pemburu-pemburunya melihat rusa yang indah itu dan melakukan
pengejaran, tetapi mereka tidak pernah dapat mengejar dan menemukannya. Saat malam tiba,
sang Rusa pulang ke rumah dan mengetuk pintu sambil berkata: "Adik tersayang, bukalah pintu,
saya ada di luar sini." Kemudian pintu terbuka dan sang Rusa lalu beristirahat di dalam rumah
tersebut.

Keesokan hari ketika perburuan di mulai kembali, dan mendengar terompet di tiupkan, sang
Rusa kembali meminta agar adik perempuannya membiarkan dia keluar. Seperti hari kemarin,
adiknya membiarkan dia keluar dari rumah dengan sedih.

Saat Raja berburu kembali, dia dan pemburunya melihat sang Rusa dengan sabuk emas di
lehernya, dan mulai mengejarnya kembali, hampir seharian penuh mereka mengejar rusa tersebut
dan akhirnya sang Rusa terkepung dan sedikit terluka di kaki sehingga sang Rusa tidak dapat
berlari kencang lagi. Para pemburu yang mengepung rusa tersebut melihat sang Rusa lari ke
sebuah rumah dan mengetuk pintu dan berkata: "Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar
sini." Pemburu melihat kejadian itu dan melaporkan kepada Raja apa saja yang dilihat mereka.
"Esok hari kita akan berburu lagi." kata sang Raja.

Sang Adik saat membuka pintu dan melihat sang Rusa terluka menjadi sangat ketakutan dan
bersedih. Dia lalu membersihkan luka dan membalut luka itu dengan ramuan dari daun-daunan.
Setelah itu dia berkata, "Pergilah beristirahat agar kamu cepat sembuh."

Keesokan harinya, luka di kaki sang Rusa mulai membaik dan sang Rusa meminta kembali agar
diijinkan keluar, "Saya harus keluar, saya akan berhati-hati agar mereka tidak menangkap saya."
kata sang Rusa. Sang Adik menangis dan berkata, "Mereka pasti akan menangkapmu kali ini,
dan saya akan mejadi sendirian di hutan ini. Saya tidak dapat membiarkan kamu keluar." Sang
Rusa membalas, "Kalau begitu, mungkin saya akan meninggal karena bersedih di sini." Akhirnya
sang Adik membiarkan sang Rusa keluar dengan hati yang berat.

Saat sang Raja berburu dan melihat Rusa itu, dia berkata kepada pemburunya, "Sekarang kejar
dan tangkaplah rusa itu, tetapi jangan sampai melukainya." dan para pemburunya berhasil
menangkap sang Rusa. Ketika hari menjelang malam, sang Raja berkata kepada para
pemburunya: "Sekarang tunjukkanlah saya dimana rumah kecil di tengah hutan yang kamu lihat
itu." Dan mereka bersama-sama pergi ke rumah kecil itu dan sang Raja lalu mengetuk pintu dan
berkata, "Adik tersayang, bukalah pintu, saya ada di luar sini." Ketika pintu terbuka, sang Raja
melihat seorang gadis yang sangat cantik berdiri di dalam rumah itu.

Sang gadis yang merupakan adik dari sang Rusa menjadi terkejut karena bukan sang Rusa yang
mengetuk pintunya, melainkan sang Raja sendiri. Dan Raja tersebut dengan ramah memegang
tangannya dan berkata, "Maukah kamu ikut bersamaku ke istana?", "Ya, tetapi saya tidak dapat
meninggalkan rusa ku sendirian di sini." Sang Raja lalu berkata, "Rusamu boleh ikut kemanapun
kamu pergi." dan saat itu sang Rusa di lepas oleh para pemburu dan berlari ke arah adik
perempuannya.
Akhirnya sang Raja membawa sang Gadis beserta rusanya ke istana, dan tidak berapa lama
kemudian sang Raja menikahi gadis tersebut.

Saat ibu tiri dari kakak beradik mendengar kabar tersebut, hatinya menjadi dengki dan putrinya
kandungnya yang memiliki mata cuma satu, mendatanginya dan berkata, "Saya seharusnya yang
mendapatkan keberuntungan dan menjadi Ratu." "Tenanglah," kata sang Ibu tiri, "Kamu akan
mendapatkannya ketika saatnya telah tiba,"

Tiba suatu saat ketika Raja sedang berburu di hutan, sang Adik yang telah menjadi Ratu
melahirkan seorang anak laki-laki, Ibu tiri yang penyihir menjalankan rencananya, dengan
menyamar menjadi seorang pelayan, dia memberi racun sihir pada sang Ratu dan sang Ratu pun
lenyap terkena racun sihir itu. Kemudian ibu tiri itu dengan cepat mendandani anak gadisnya
dengan sihirnya agar sama seperti sang Ratu. Tetapi walaupun ibu tiri itu mempunyai sihir, dia
tidak dapat menyamarkan mata putrinya yang hanya satu itu dan mencari alasan yang baik agar
raja tidak menyadari perbedaannya.

Sang Raja menjadi sangat gembira mendengar bahwa sang Ratu telah melahirkan anak laki-laki,
saat dia ingin menjenguk sang Ratu, Ibu tiri yang menyamar menjadi pelayan berpesan kepada
Raja agar tidak membiarkan sinar mengenai mata dan tidak membuka tirai jendela atau
menyalakan lilin yang terang di dalam kamar, karena sang Ratu masih lemah. Raja tidak pernah
menyadari bahwa yang selalu di temui itu bukanlah sang Ratu yang asli.

Setelah kejadian itu, di ruangan di mana bayi itu ditidurkan,


perawat yang menjaga bayi sering melihat pintu kamar tersebut dibuka oleh seorang wanita yang
mirip sekali dengan Ratu. dan dengan perlahan-lahan orang yang mirip Ratu itu mengangkat
sang bayi dari buaian, menggendongnya, menidurkannya kembali, lalu pergi ke sudut kamar
bayi, dimana sang Rusa selalu berbaring, mengelus punggung sang Rusa, dan diam-diam
kembali keluar dari kamar tersebut tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kejadian tersebut
berulang terus menerus dan setiap kali perawat yang menjaga bayi tersebut bertanya ke penjaga
pintu, mereka selalu mengatakan tidak melihat satu orang pun masuk ke dalam ruangan itu.
Karena ketakutan, perawat tersebut tidak pernah menyampaikan apa yang dilihatnya kepada
siapapun.

Suatu malam, kejadian tersebut terulang kembali, tetapi kali ini orang yang mirip dengan Ratu
tersebut bertanya kepada sang perawat: "Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-
baik saja? Saya akan datang dua kali lagi lalu mengucapkan selamat tinggal." Perawat yang
ketakutan, tidak menjawab apa-apa dan setelah kepergian sang Ratu yang asli itu, dia lalu
melaporkan hal tersebut pada Raja. Raja lalu terkejut dan berkata, "Apa yang kamu katakan itu?
saya akan ikut melihat dan mengawasi kamar tidur anakku nanti malam."

Ketika malam tiba, sang Ratu yang asli muncul kembali dan bertanya kepada sang perawat:
"Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-baik saja? Saya akan datang sekali lagi
lalu mengucapkan selamat tinggal." Saat itu Raja yang bersembunyi di kamar tersebut, tidak
keluar dari persembunyiannya, dan tidak mengucapkan apa-apa.

Dihari berikutnya sang Raja ikut kembali mengawasi kamar tidur anak bayinya, dan ketika sang
Ratu yang asli datang dan berkata: "Apakah anakku baik-baik saja? Apakah Rusaku baik-baik
saja? Saya datang kali ini untuk mengucapkan selamat tinggal." Sang Raja tidak dapat menahan
dirinya lagi dan melompat keluar dari persembunyiannya dan berkata, "Kamu adalah istriku yang
tercinta!"

"Ya," kata sang Ratu, "Saya adalah istrimu!" saat itu sihir yang mengikat sang Ratu menjadi
musnah, sang Ratu menjadi pulih seperti sedia kala seperti tidak pernah mengalami hal apapun.
Kemudian sang Ratupun menceritakan semua kisahnya dan betapa kejamnya perlakuan ibu
tirinya. Raja langsung menangkap sang Ibu tiri dan anaknya serta menghukum mereka. Setelah
ibu tiri yang penyihir itu mendapatkan hukumannya, sihir yang mengikat sang Rusa akhirnya
menjadi musnah juga, dan sang Rusa kembali ke bentuk manusia kembali. Akhirnya kakak
beradik tersebut dapat hidup dengan bahagia selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai