Anda di halaman 1dari 4

SAHABAT YANG TIDAK SETIA

Diceritakan bahwa musang dan serigala itu adalah bersahabat. Mereka hidup berdampingan, saling tolong-menolong dalam kebaikan dan kejahatan selama hidupnya. Pada suatu hari, masing-masing dari mereka pergi untuk mencari tempat tinggal. Di dekat hutan, serigala menemukan sebuah ruangan yang baru dibangun. Atapnya kuat dan pintunya terbuat dari kayu. Pemiliknya pergi meninggalkan rumah itu. Betapa senangnya serigala menemukan rumah tersebut. Dalam hatinya, ia berkata bahwa rumah itu akan ia tempati bersama sahabatnya. Lalu, serigala memberitahu sahabatnya musang, tetapi musang berkata, Aku sudah mendapatkan untukku, mari kita lihat. Maka pergilah serigala bersama musang untuk melihat rumah yang didapatkan oleh musang. Ternyata, hanya sebuah gubuk yang tidak ada pintu dan atapnya. Selain itu, dindingnya pun retak-retak dan hampir roboh. Marilah, hai sahabatku, kita lihat tempat yang kutemukan! ajak serigala pada musang. Ketika melihat tempat yang didapatkan oleh serigala bagus, musang berkata dalam hatinya bahwa ia harus merebut tempat ini dari serigala. Kemudian, ia memanggil serigala dan berkata, Hai, saudaraku, nasibmu buruk sekali. Tempat ini tidak berguna dan dalam keadaan bahaya. Mengapa bisa begitu? tanya serigala. Jika engkau sedang tidur, kemudian datang seorang pemburu untuk membunuhmu dan berdiri di depan pintu, lalu dari mana kau dapat keluar? kata musang. Serigala berpikir sebentar, lalu ia bertanya pada musang itu, Lalu apa yang akan kau lakukan?

Ambillah tempatku yang banyak lubangnya sehingga kau dapat lari jika diserang oleh seseorang, biarlah aku yang menempati tempatmu, jawab musang itu. Serigala senang sekali mendapat tawaran dari musang, lalu ia pun tinggal di rumah itu. Pada saat malam tiba, datanglah sebuah badai yang kencang. Hujan turun deras sekali sehingga kamar itu terendam air sampai ke lutut. Serigala itu kebasahan hingga ia tidak dapat tidur. Sementara musang dengan lelapnya tidur di dalam kamar rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Pada pagi harinya, musang pergi melihat serigala. Di sana tampak serigala sedang dalam keadaan kedinginan, badannya penuh dengan lumpur. Lalu, diambillah air untuk memandikan serigala. Setelah itu, ia menyalakan api unggun untuk menghangatkan serigala. Mengapa kau tidak datang ke kamarku, sahabatku? Aku menunggumu sepanjang malam, kata musang kepada serigala. Setelah itu, mereka berdua pergi untuk berburu. Di perjalanan, mereka bertemu dengan sekawanan binatang ternak. Lalu, serigala menyerang dan menangkap seekor biri-biri yang gemuk dan besar. Sementara itu, musang hanya mendapatkan seekor anak kambing yang kecil. Ketika melihat serigala mendapatkan seekor biri-biri yang besar dan gemuk, musang pun berkata, Biri-biri itu gemuk karena banyak bulunya, padahal dagingnya sedikit, sementara kau harus banyak makan karena badanmu lemah dan sakit akibat kejadian kemarin. Ambillah kambingku dan berikan biri-biri itu kepadaku. Serigala itu pun setuju dengan usul musang. Maka diambillah kambing itu. Akan tetapi, ketika ia memakannya, sedikit sekali daging yang ada pada kambing itu, sementara musang puas memakan daging biri-biri yang gemuk itu. Aduh, aku belum kenyang. Mari kita berburu lagi ke desa terdekat untuk mencari makan! ajak serigala pada musang.

Ayo, jawab musang. Maka pergilah mereka berdua ke desa terdekat. Di sana, mereka mendapatkan sebuah peternakan yang di dalamnya ada kambing dan sapi. Kalau kita masuk ke peternakan ini bersama-sama dan ada anjing penjaganya, kita tidak dapat keluar. Lebih baik kau duluan yang masuk ke dalam. Aku berdiri di sini menjagamu, ucap musang kepada serigala ketika tiba di pintu peternakan tersebut. Serigala itu percaya dengan kata-kata musang, kemudian masuklah ia ke peternakan itu. Namun, sebelum ia menyerang hewan-hewan itu, ia mendengar suara pemilik ternak itu. Mereka berlari mengepung serigala itu dengan membawa berbagai alat pukul dan memukuli hingga kaki serigala itu patah. Sementara itu, ketika mendengar teriakan para pemilik peternakan, musang lari terbirit-birit. Kemudian, serigala itu pun lari diburu oleh pemilik peternakan itu hingga sampai ke tempat tinggalnya. Di sana ia tertidur sambil mengerang karena kakinya kesakitan. Keesokan harinya, musang itu berkunjung ke rumah serigala dan berkata, Selamat pagi sahabatku, bagaimana kabarmu? Apa kau tidak melihat, para pemilik peternakan itu memukuliku dan mematahkan kakiku? Sekarang aku tidak dapat berjalan lagi, jawab serigala. Semua itu terjadi akibat kecerobohanmu. Seharusnya kau lari yang kencang sepertiku. Untung, Tuhan masih melindungimu. Berdiamlah di sini, aku akan berburu ke desa dan membawakanmu makanan, kata musang itu. Namun, ketika ditunggu-tunggu, musang itu tidak pernah kembali lagi. Akhirnya, dalam keadaan lapar ia keluar mencari musang itu. Setelah beberapa saat, ia menemukan musang itu berada dalam sebuah jarring. Semua badannya terikat oleh tali. Ketika melihat serigala datang, lalu musang berkata, Alangkah baiknya orang-orang itu mengikatku dalam tali-tali hiasan ini.

Wah, beruntung sekali kau, bagaimana aku bisa mendapatkan tali-tali hiasan ini? jawab serigala. O, gampang, kalau kau mau, kemarilah lepaskan tali-tali hiasan ini, kemudian kau pakai. Aku akan mencari yang lain lagi, jawab musang itu. Ha, ha, ha, kau mau menipuku lagi ya? Sekarang aku sudah tahu tipu muslihatmu. Hukuman itu pantas untuk sahabat sepertimu, tunggulah hiasan lain yang lebih bagus lagi, jawab serigala sambil tertawa puas. Ketika itu, terdengar pula suara orang mengakan, Ayo kita potong hewan buruan kita. Serigala itu pun lari bersembunyi menyelamatkan diri. Itulah hukuman bagi sahabat yang jahat, kata serigala itu dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai