Di suatu malam yang gelap, adalah waktu yang biasa bagi Rubah untuk
berjalan-jalan di sekitar hutan belantara. Malangnya, tepat malam itu
rubah terjatuh ke dalam sumur yang cukup dalam. Berbagai cara
dilakukan rubah untuk dapat mengeluarkan dirinya dari sumur itu seperti
melompat, memanjat, bahkan meminta tolong dengan berteriak.
Sayangnya, usaha tersebut tidak ada yang berhasil. Dengan tidak adanya
jalan keluar bagi si rubah, pada akhirnya ia harus menerima bermalam di
dalam sumur dan menunggu pertolongan esok hari.
“Aku turun ke sumur ini karena sedang haus, ternyata air yang ada dalam
sumur ini adalah air terbaik yang pernah ada, kalau kau ingin mencoba
merasakannya turunlah kesini”, jawab rubah dengan niat liciknya.
Dengan polosnya dan tanpa pikir panjang, kambing turun ke dalam sumur
dan meminum air sebanyak-banyaknya. Namun setelah kenyang, justru
kambing panik karena tidak bisa keluar dari dalam sumur tersebut. Akal
licik rubah kembali muncul dan berkata, “ Kambing, aku punya ide.
Cobalah berdiri dengan kaki belakangmu dan antar aku keluar setelah itu
aku akan membantumu dari atas”.
Kambing pun tidak berpikir lagi dan segera menuruti ide rubah yang
sebenarnya justru mencelakainya. Dia membantu rubah keluar dengan
kakinya, sementara rubah malah berkata,
“Andaikan saja kau cerdas, kau tidak akan masuk ke tempat tanpa berpikir
cara keluar dari tempat itu”. Rubah pun melenggang dengan
meninggalkan kambing yang terjebak dalam sumur.
Tamat.
Amanat :
Di satu hutan rimba yang lebat, terdapat satu sungai jernih yang biasa
menjadi tempat berkumpulnya para binatang.
Pada suatu hari ditepi sungai itu, para binatang sedang berkumpul.
Mereka terlihat sedang berbincang dengan amat seru. Salah satu
binatang yang berkumpul itu adalah Kura-kura.
“Aku tidak lamban, aku hanya tak ingin terburu-buru,” balas Kura-kura.
“Akui saja jika kau memang lamban, Kura-kura,” ledek Kelinci. Ia baru
puas jika teman yang diledeknya merasa berkecil hati.
Krak!!
Olala, saat Kelinci melintasi jembatan, tiba-tiba jembatan itu patah. Kelinci
pun terjatuh ke sungai yang dalam. Kelinci kelabakan berteriak meminta
tolong. Ia memang tak bisa berenang.
Suatu hari, di sebuah hutan hiduplah satu keluarga Babi, yang terdiri dari
ketiga anak dan seorang ibu Babi. Suatu ketika, sang ibu memanggil
ketiga anaknya. Ia ingin ketiga putranya tersebut untuk hidup mandiri dan
membangun rumah sendiri. Tapi sang ibu pun berpesan untuk selalu
waspada terhadap Serigala.
Kakak Kedua pun sibuk membuat rumah yang terbuat dari kayu. Namun,
karena sifatnya yang pemalas, ia tidak mau menebang pohon untuk
mendapatkan kayu yang kuat. Ia hanya mencari kayu lapuk untuk di
jadikan rumah. ia pun tersenyum senang melihat rumahnya.
Serigala pun kembali mengejar sang Babi. Babi Sulung pun sampai di
dalam rumah adiknya tersebut. Mereka segera berpelukan karena
ketakutan. Serigala kembali membujuk mereka untuk keluar rumah.
Namun, kedua Babi tersebut tidak menjawab. Ia pun kembali meniup
rumah Babi kedua yang terbuat dari kayu lapuk hingga berterbangan dan
hancur.
Ketiga Babi tersebut sangat senang karena terbebas dari Seigala yang
menakutkan tersebut. Kedua Babi pun merasa menyesal karena sudah
merasa bangga dengan rumah yang mereka buat. Dan menertawakan
adiknya yang membuat rumah dengan kokoh. Mereka pun berjanji akan
membuat rumah yang sangat kuat dan kokoh seperti rumah adiknya Babi
Bungsu.