Anda di halaman 1dari 3

Nama : AINA

Kelas : V
Dongeng Persahabatan Singa dan Tikus

Kisah bermula ketika Singa selesai berburu dan merasa kenyang, ia kemudian memutuskan
untuk beristirahat. Ia terlelap dengan kepalanya yang besar bertumpu pada kedua cakarnya. Tiba-tiba
datanglah Tikus nakal dan langsung berlari menuju punggung Singa dan naik ke atas surainya.
Tikus menari dan melompat-lompat tepat di atas kepala Singa. Tikus seolah tidak peduli bahwa
hewan yang ia ganggu adalah penguasa hutan yang ditakuti oleh para binatang lain di hutan tersebut.
Akibat aksi jahil Tikus, Singa terbangun dari tidurnya. Ia langsung menangkap Tikus dengan
cakarnya yang besar.
Singa langsung mengaum kencang, “Beraninya kau membangunkanku! Apakah kamu tidak
tahu bahwa aku adalah Raja di hutan ini? Siapapun tidak boleh mengganggu istirahatku. Aku akan
memakanmu!”
Tikus yang mendengar auman tersebut langsung ketakutan dan gemetar. Ia memohon untuk
dilepaskan.
“Tolong lepaskan aku! Aku tak bermaksud untuk membangunkanmu. Aku hanya ingin bermain
saja.” pinta Tikus yang malang.
“Biarkan aku pergi. Aku berjanji akan membalas jasamu. Siapa yang tahu jika suatu hari nanti,
aku bisa menyelamatkan hidupmu!” ucapnya lagi.
Singa yang mendengar hal itu tertawa geli. Ia menganggap konyol janji Tikus yang berpikir
dapat membantunya suatu saat nanti.
Namun karena Singa sedang dalam suasana hati yang bahagia, maka ia bermurah hati dan
membiarkan Tikus pergi.
Beberapa hari kemudian, ketika Singa tengah berburu di hutan, ia terjebak dalam jerat
pemburu. Meskipun ia sudah berusaha sekuat tenaga, namun usahanya malah semakin membuatnya
terjerat dalam jaring. Singa kemudian mengeluarkan auman kemarahan yang terdengar ke seluruh
penjuru hutan. Semua binatang di hutan dapat mendengarnya, termasuk Tikus.
“Temanku Singa sedang dalam kesulitan.” teriak Tikus. Ia berlari secepat mungkin menuju asal
suara auman Singa.
“Tunggu, Singa! Aku akan segera membebaskan kamu dari sana!”” cicit Tikus.
Tanpa butuh waktu lama, Tikus mulai menggigit tali dengan gigi-gigi kecilnya yang tajam.
Segera setelah itu, Singa bisa terbebas.
Singa berterima kasih kepada Tikus karena telah menolongnya terbebas dari jeratan pemburu.
“Aku tidak percaya bahwa kamu menyelamatkanku hari ini. Terima kasih banyak, Tikus.” kata
Singa dengan rendah hati. Singa tak menyangka dirinya yang memiliki badan besar dan malah
diselamatkan oleh makhluk berbadan kecil yang terlihat lemah seperti Tikus.
“Dulu kamu tertawa ketika aku berjanji akan membalas kebaikanmu.” balas Tikus. “Namun
sekarang, kamu bisa melihat bahwa tikus bisa membantu singa.”
Semenjak itu, Singa dan Tikus menjadi teman baik.

Nama : NAZIL
Kelas : V
Dikisahkan pada sebuah hutan, tinggallah dua sahabat. Mereka adalah seekor Tupai dan seekor
Kelinci, setiap hari mereka selalu menghabiskan waktu bersama-sama.
Pada suatu hari, tupai berkata pada si kelinci "Sebentar lagi musim hujan akan segera tiba, ada
baiknya jika kita membuat sarang. Agar bila hujan turun, kita mempunyai tempat untuk berteduh".
"Betul juga apa kamu, namun izinkan aku untuk berisrahat dulu ya!" jawab si kecinci santai.
Pada sore harinya, hujan turun dengan sangat lebat. Tupai dan kecinci berteduh dibawah sebuah
pohon, badan mereka basah kuyup dan kedinginan.
"Jika kita mempunyai sarang, tentu kita tidak akan basah kuyup begini" kata tupai.
"Ya, betul juga apa yang kamu katakan. Besok pagi kita akan buat sarang!" kata si kelinci.
Keesokkan harinya, cuaca sangat cerah sekali. Tupai kembali mengajak si kelinci untuk
membuat sarang.
"Hai kelinci! Lebih baik kita mencari kayu untuk membuat sarang" kata Tupai kepada si
kelinci.
"Mencari kayunya nanti saja, kita masih punya banyak waktu. Lebih baik kita mencari
makanan terlebih dahulu, aku lapar nih!" jawab si kelinci.
Mendengar jawaban si kelinci, tupai hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap
sahabatnya itu.
Pada sore harinya, hujan turun lagi dengan sangat lebat. Mereka kembali berteduh dibawah
sebuah pohon dengan badan basah kuyup dan kedinginan.
"Alangkah baiknya jika kita mempunyai sarang. Pokoknya besok kita harus membuat sarang,
saya tidak ingin basah kuyup seperti ini setiap hujan turun" kata tupai mengingatkan si kelinci. Namun
si kelinci yang pemalas itu tidak menghiraukan keluhan sahabatnya itu .
"Bagaimana besok sajalah" kata si kelinci dengan malasnya.

Pesan moral : "Jangan pernah menunda-nunda pekerjaan. Kerjakanlah segera apa yang bisa kita
kerjakan pada hari itu"
Nama : ACITA
Kelas : V

BERUANG DAN LEBAH


Seekor beruang sedang mencari sarang lebah. Ia ingin mengambil madu kesukaannya. Madu-madu
itu hanya bisa didapatkan di sarang lebah. Beruang terus berjalan ke dalam hutan. Tetapi tak jua ia
temukan sarang madu yang diinginkannya.
“Biasanya di sini banyak sarang madu. Ah, kemana kau lebah-lebah? Aku membutuhkan madu”,
ucap Beruang.
Saat sedang beristirahat, Beruang mendongak ke atas pohon. Rupanya di pohon itu ada sarang
lebah. Alangkah senangnya hati Beruang.
“Aku harus berhati-hati saat mengambil madu itu”, ujar Beruang.
Beruang lalu berdiri dan berjinjit. Ia melongok ke sarang lebah, memastikan tak ada lebah di sana.
Rupanya ada banyak lebah di sana. Beruang lalu mencari cara lain untuk mendapatkan madu itu.
Beruang mondar-mandir di bawah pohon. Kawanan lebah yang baru selesai bekerja melihat
Beruang. Mereka mengetahui niat beruang yang hendak mengambil sarang mereka.
“Kita harus menyerang beruang itu”, seru pimpinan lebah.
Kawanan lebah langsung menyerang Beruang. Diserang seperti itu, Beruang jadi sangat marah.
“Akan aku hancurkan sarang kalian!”, teriaknya.
Beruang lalu menggoncang-goncangkan sarang lebah itu. Hal itu membuat lebah yang berada di
dalam sarang keluar.
“Hei, apa yang kau lakukan”, teriak lebah-lebah itu.
Beruang tak menghiraukan teriakan lebah. Ia terus saja mengguncang-guncangkan sarang lebah
tersebut hingga lebah-lebah yang ada di sana keluar semua. Para lebah itu sangat marah. Mereka
lalu menyengat beruang secara bersama-sama.
Beruang lari ketakutan. Ia tak bisa membalas serangan lebah yang begitu banyak. Ia terus berlari,
namun lebah-lebah itu terus mengejarnya.
Untunglah ada sebuah sungai di hutan. Tak ada cara lain, Beruang pun langsung menceburkan diri
ke dalam sungai meskipun ia tak bisa berenang.
Melihat beruang berada di dalam sungai. Lebah-lebah itu kembali ke sarangnya. Beruang sangat
lega. Akhirnya ia terhindar dari serangan lebah.
“Untunglah ada sungai di sini. Kalau tidak, habislah aku disengat ratusan lebah.” ujar Beruang.
Beruang lalu pulang ke rumahnya. Ia mendapatkan pelajaran berharga hari ini, bahwa mengganggu
teman itu tak baik.

Anda mungkin juga menyukai