Anda di halaman 1dari 22

Cerita Anak Kancil Dan Tikus Oleh : Aishah Rumaysa P.

Di hutan hiduplah dua ekor kancil. Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil
itu bersaudara. Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik dari
Manggut. Walaupun mereka bersaudara, tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca rajin
dan baik hati. Sedangkan Manggut pemalas dan suka menjahili teman.

Suatu hari Manggut kelaparan. Tetapi Manggut malas mencari makan. Akhirnya Manggut
mencuri makanan Kanca. Waktu Kanca menanyai kepada Manggut di mana makanannya,
Manggut menjawab dicuri tikus.
Ah, mana mungkin dimakan tikus! kata Kanca. Iya, kok! Masa sama kakaknya tidak
percaya! jawab Manggut berbohong.

Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah Manggut
mengatakannya berkali-kali akhirnya Kanca percaya juga. Kanca memanggil tikus ke
rumahnya.

Tikus, apakah kamu mencuri makananku? tanya Kanca pada tikus. Ha? Mencuri? Berpikir
saja aku belum pernah! jawab tikus. Ah, si tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah,
Kanca! Dia pasti berbohong, kata Manggut. Ya, sudahlah! Tikus, sebagai gantinya
ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi aku juga mengambil makanan dari sana,
kok! kata Kanca mengakhiri percakapan.

Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai.
Sebenarnya tikus tahu kalau Manggut yang mencuri makanan. Sementara itu, di bagian
sungai yang lain, Manggut cepat-cepat menyeberangi sungai. Ia hendak memasang
perangkap tikus agar tikus terperangkap.

Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, tikus melihat perangkap. Tikus yakin kalau
perangkap itu dipasang oleh Manggut. Tiba-tiba tikus mendapat ide. Tikus berpura-pura
tenggelam dalam sungai. Aaa Manggut, tolong aku! teriak tikus. Mendengar itu
Manggut segera menolong tikus. Tikus meminta Manggut mengantarkannya ke seberang
sungai. Manggut tidak bisa berbuat apa-apa. Ia mengantarkan tikus ke seberang
sungai.Sesampai di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil
makanan.Karena Manggut tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus.
Manggut
menyesali perbuatan buruknya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Nak dengar cerita kancil


Cerita kancil
Home | Cindrelela | Ceritanya bermula bergini | Cerita Kancil | Cerita kancil |
Cerita ALI BABA
Sang Raja hutan "Singa" ditembak pemburu,
penghuni hutan rimba jadi gelisah. Mereka tidak
mempunyai Raja lagi. Tak berapa seluruh penghuni hutan
rimba berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama
yang dicalonkan adalah Macan Tutul, tetapi macan tutul
menolak. "Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari
tunggang langgang," ujarnya. "Kalau gitu Badak saja, kau
kan amat kuat," kata binatang lain. "Tidak-tidak,
penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon
berkali-kali." "Oh?mungkin Gajah saja yang jadi Raja,
badan kau kan besar..", ujar binatang-binatang lain. "Aku
tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat," sahut
gajah.

Binatang-binatang menjadi bingung, mereka belum


menemukan raja pengganti. Ketika hendak bubar,
tiba-tiba kera berteriak, "Manusia saja yang menjadi raja,
ia kan yang sudah membunuh Singa". "Tidak mungkin,"
jawab tupai. "Coba kalian semua perhatikan aku?, aku
mirip dengan manusia bukan ?, maka akulah yang cocok
menjadi raja," ujar kera. Setelah melalui perundingan,
penghuni hutan sepakat Kera menjadi raja yang baru.
Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku Kera sama
sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-
malasan sambil menyantap makanan yang lezat-lezat.

Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala.


Srigala berpikir, "bagaimana si kera bisa
menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja
yang sama, tetapi otaknya tidak". Srigala mendapat ide.
Suatu hari, ia menghadap kera. "Tuanku, saya
menemukan makanan yang amat lezar, saya yakin tuanku
pasti suka. Saya akan antarkan tuan ke tempat itu," ujar
srigala. Tanpa pikir panjang, kera, si Raja yang baru pergi
bersama srigala. Di tengah hutan, teronggok buah-buahan
kesukaan kera. Kera yang tamak langsung menyergap
buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke
dalam tanah. Makanan yang disergapnya ternyata jebakan
yang dibuat manusia. "Tolong?tolong," teriak kera, sambil
berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.

"Hahahaha! Tak pernah kubayangkan, seorang raja bisa


berlaku bodoh, terjebak dalam perangkap yang dipasang
manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi
rakyatnya," ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa
lama setelah binatang-binatang meninggalkan kera,
seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera
di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke
rumah.

Pesan Moral : Perlakukanlah teman-teman kita dengan


baik, janganlah sombong dan bermalas-malasan. Jika kita
sombong dan memperlakukan teman-teman semena-
mena, nantinya kita akan kehilangan mereka.
Enter content here

Enter supporting content here

DONGENG SEBELUM TIDUR


Cerita Anak | Dongeng Anak | Cerita Rakyat | Cerita menambah inspirasi...

Kancil yang cerdik

Hari itu Sang Kancil tertidur dibawah pohon besar ketika Macan Keren Wannabe (Macan

KW) menemukannya dan tertawa-tawa senang membayangkan daging kancil yang empuk.

Ketika si Macan KW membangunkan kancil dengan memukul-mukulkan ekornya yang bau ke

hidungnya -- Si Kancil terkejut - bukan oleh sentuhan ekor macan -- tapi oleh bau

menyengat yang melekat di ekor itu

Wella apa aku jatuh di comberan teriak Kancil

Huss enak aja, ini bau ekorku tauk! Aku emang dah 3 bulan ga nyuci ekorku. Habis air

danau dah kering dan aku males klo harus ke mata air di lereng Bukit Akasia
Ma, Mac Macankah itu?? Si Kancil yang matanya masih kriyip-kriyip habis bangun tidur

tampak tergagap-gagap mendengar suara seram Macan.

Yap, Si Macan Keren lagi laper tauk!

Kancil langsung tahu dirinya adalah calon sarapan pagi si Macan KW. Mendadak dirinya

ingin meniru Film MacGyver yang sering ditontonnya waktu kecil. Yah, Kancil langsung

memanfaatkan benda-benda yang ada disekitarnya untuk melawan musuh. Benda yang

terpilih adalah sarang tawon endhas jenis yang paling ganas.

Bababababaik...Aku sedang menunggu Gong Ajaib niy, jangan diganggu

Gong Ajaib?? langsung si Macan KW curiga Kancil akan ngerjain dirinya seperti yang

dilakukannya dengan seruling ajaib -- yang ternyata adalah batang bambu yang membuat

lidahnya terjepit dan hampir 1 bulan lidahnya sakit gak enak untuk makan.

Gong yang bisa memanggil binatang apa saja yang diinginkan kata Kancil sambil

mengarahkan ibu jarinya menunjuk ke arah sarang tawon endhas yang menggantung di

atas kepalanya.

Coba buktikan! tantang si Macan KW sambil membayangkan bila memiliki gong ini

dirinya bisa bermalas-malasan tak perlu susah- payah berburu lagi. Dirinya bisa membuat
bandulan dari sulur-sulur pohon yang dianyam dan seharian leyeh-leyeh tiduran di

bandulan itu. Tiap kali lapar cukup bunyikan gong ajaib dan rusa-rusa lezat favoritnya

akan datang dengan sendirinya.

Gong ini hanya bisa dibunyikan satu kali sehari. Tadi pagi dah kupakai untuk memanggil

gajah untuk memandikan aku

Apa!!! Dirimu males ke mata air terus memanggil si gajah untuk mengambil air dan

memandikan dirimu??? teriak Macan KW dengan gemas sambil membayangkan dirinya bisa

mandi seminggu sekali tanpa perlu berpayah-payah ke mata air. Cukup memanggil gajah

untuk mengambil air dengan belalainya.

Begitulah diriku adanya binatang paling beruntung di hutan ini

Gombal, kamu pasti mau menipu aku lagi! kata si Macan KW yang tiba-tiba teringat

tragedi seruling ajaib. Walaupun begitu berkat kemalasannya -- diam-diam keyakinannya

akan gong ajaib telah 50%, dan dia perlu sedikit bukti untuk membuatnya lebih yakin.

Tunggu sebentar, aku punya bukti kata Kancil sambil mengeluarkan ultraportable laptop

dan miniprinter dari kantongnya. Beberapa saat kemudian ditangannya telah terganggam

sebuah sertifikat yang ditandatangani dan di cap oleh Raja Negeri Gong.
Negeri Gong yah! Wah rajanya pasti ahli membuat Gong. Tapi bagaimana aku tahu gong

ini benar-benar bisa memanggil hewan-hewan Si Macan KW gengsi untuk mengakui dirinya

belum pernah mendengar nama Negeri Gong. Dia sangat khawatir dirinya bakalan

ditertawakan karena dianggap gaptek dan gak tau perkembangan dunia luar.

Tunggu sebentar. Aku tunjukkan referensinya kata Si Kancil sambil ngeprint tulisan

singkat satu halaman yang berisi keampuhan Gong Ajaib. Walaupun artikel hanya satu

halaman, tetapi ada 100 lembar referensi yang ikut di print bersama artikel.

Wah referensinya ada ribuan artikel yah, sampai 100 halaman gituh! kata Macan KW

terheran-heran. Diam-diam dia langsung percaya melihat begitu banyaknya referensi yang

disertakan Kancil, tanpa merasa perlu mengeceknya lagi.

Yah kamu baru bisa menggunakannya besok pagi. Jangan salah pilih mau makan dulu

atau mandi dulu teriak Kancil yang telah lepas dari bahaya -- sambil berlenggang

kangkung meninggalkan Macan KW yang berbunga-bunga hatinya.

Yah besok aku mukul gong mo makan kijang muda dulu. Baru lusa mo pukul gong untuk

memanggil gajah untuk memandikan aku kata Macan sambil tertawa-tertiwi.

Dibayangkannya setelah memanggil gajah, diam-diam hari berikutnya akan memanggil

Kancil untuk dimakan.


^_^

Macan yang termakan referensi fiktif bikinan si Kancil -- kali ini benar-benar sial. Dirinya

harus berbaring berbulan-bulan di gua karena seluruh badannya bengkak-bengkak disengat

tawon endhas sesaat setelah memukul Gong Ajaib. Ribuan tawon itu benar-benar marah

dan melampiaskan sengatannya sedahsyat-dahsyatnya ke tubuh besar itu setelah

sarangnya hancur dipukul si Macan KW

Tidak ada komentar:

Kisah si Kancil Petani Dan Buaya


Si kancil yang licik dan cerdik adalah tokoh favorit di blog dongeng anak indonesia ini.
Sebagai tokoh dongeng anak yang sering membuat petani sangat marah ketika si kancil
mencuri ketimun, juga membuat sang buaya lemah tidak berdaya ketika di tipu oleh kelicikan
si kancil. Nah Kali ini si kancil akan mendapatkan pelajaran dari apa yang telah ia lakukan
sebelumnya.

Suatu pagi, pak petani sedang menanam biji ketimun di belakang rumahnya. Lalu datanglah
si kancil menemui pak petani tersebut. Selamat pagi, pak?, kata si kancil. Mendengar
kancil datang, spontan saja si petani marah dan mengusir si kancil. Apa yang ingin kau
lakukan diladang milikku? tanya si petani kepada si kancil. Oh, maaf pak petani kalau aku
mengagetkan, kedatangan ku kemari adalah ingin melihat bagaimana cara menanam biji
ketimun, pak, kata si kancil.

Tidak perlu kau lihat cara menanam biji ketimun ini, sebab nanti pasti kau curi ketimun
yang sudah masak kata petani kepada si kancil. Ah, masak tidak percaya pak, kedatangan
ku kemari untuk belajar bercocok tanam, sebab aku sudah jera mencuri ketimun milik
bapak.

Walaupun si kancil berusaha membuat petani percaya bahwa dirinya tidak akan mencuri lagi,
dan ia ingin sekali bertanam ketimun namun akibat ulah kancil yang suka mencuri ketimun,
akhirnya kancil tidak mendapatkan ilmu dari petani itu bagaimana bercocok tanam ketimun.

Kemudian si kancil pergi menuju sungai dan bertemu dengan buaya. Buaya juga termasuk
korban sikancil yang sering di perdaya oleh kelihaian dan kelicikan tipu daya si kancil.
Melihat kancil mendekat, buaya langsung menghardik si kancil. Hai kancil, ada apa
gerangan kau datang ke rumah ku? Tanya si buaya. Kancil melihat buaya sedang santai
dengan memakai baju berbahan wool yang sangat bagus menjadi sangat tertarik untuk belajar
membuat baju dari wool yang dipakai oleh buaya.

Buaya tetap tidak percaya perkataan si kancil, dan si kancil berlalu menjauhi buaya. Dengan
penuh penyesalan akhirnya si kancil mencoba merenung dan berfikir apa yang terjadi.
Ternyata si kancil faham bahwa perbuatan buruknya membawa keburukan juga bagi dia.
Barang siapa yang menabur kebaikan pasti akan menuai kebaikan dan barang siapa yang
berbuat jahat pasti orang lain akan berbuat jahat kepada kita.

Akhirnya keesokan harinya si kancil belajar menanam biji ketimun sendiri hingga pada
akhirnya bisa panen dan membawa hasil panennya kepada si petani. Pak petani sangat kaget
menerima ketimun yang sudah masak dan sangat senang kepada si Kancil. Bagitu pula si
kancil mencoba membuat baju serta topi dari bahan wool untuk diberikan kepada si buaya.
Dan akhirnya buaya serta pak tani menjadi sangat menyenangi si kancil yang sudah berubah
untuk tidak nakal dan mencuri lagi.

Hikmah dari dongeng anak indonesia ini adalah janganlah berbuat kejahatan jika kita tidak
ingin orang lain jahat kepada kita. Apa yang kita tanam pasti akan kita tuai pada suatu saat,
dan pastikan kita menanam kebaikan kepada orang lain sehingga orang lain mau berbaik
sangka kepada kita.

Kancil Mencuri Timun


Siang itu panas sekali. Matahari bersinar garang. Tapi hal itu
tidak terlalu dirasakan oleh Kancil. Dia sedang tidur nyenyak
di bawah sebatang pohon yang rindang.
Tiba-tiba saja mimpi indahnya terputus. Tolong! Tolong!
terdengar teriakan dan jeritan berulang-ulang. Lalu terdengar
suara derap kaki binatang yang sedang berlari-lari.
Ada apa, sih? kata Kancil. Matanya berkejap-kejap, terasa
berat untuk dibuka karena masih mengantuk.
Di kejauhan tampak segerombolan binatang berlari-lari
menuju ke arahnya. Kebakaran! Kebakaran! teriak
Kambing. Ayo lari, Cil! Ada kebakaran di hutan!
Memang benar. Asap tebal membubung tinggi ke angkasa. Kancil ketakutan melihatnya. Dia
langsung bangkit dan berlari mengikuti teman-temannya.

Kancil terus berlari. Wah, cepat juga larinya. Ya, walaupun Kancil bertubuh kecil, tapi dia
dapat berlari cepat. Tanpa terasa, Kancil telah berlari jauh, meninggalkan teman-temannya.

Aduh, napasku habis rasanya, Kancil berhenti dengan napas terengah-engah, lalu duduk
beristirahat. Lho, di mana binatang-binatang lainnya? Walaupun Kancil senang karena
lolos dari bahaya, tiba-tiba ia merasa takut. Wah, aku berada di mana sekarang? Sepertinya
belum pernah ke sini.

Kancil berjalan sambil mengamati daerah sekitarnya. Waduh, aku tersesat. Sendirian lagi.
Bagaimana ini?7 Kancil semakin takut dan bingung. Tuhan, tolonglah aku.
Kancil terus berjalan menjelajahi hutan yang belum pernah dilaluinya. Tanpa terasa, dia tiba
di pinggir hutan. Ia melihat sebuah ladang milik Pak Tani.
Ladang sayur dan buah-buahan? Oh, syukurlah. Terima kasih, Tuhan, mata Kancil
membelalak. Ladang itu penuh dengan sayur dan buah-buahan yang siap dipanen. Wow,
asyik sekali!
Kebetulan nih, aku haus dan lapar sekali, kata Kancil sambil menelan air liurnya.
Tenggorokanku juga terasa kering. Dan perutku keroncongan minta diisi. Makan dulu, ah.

Dengan tanpa dosa, Kancil melahap sayur dan buahbuahan yang ada di ladang. Wah, kasihan
Pak Tani. Dia pasti marah kalau melihat kejadian ini. Si Kancil nakal sekali, ya?
Hmm, sedap sekali, kata Kancil sambil mengusap-usap perutnya yang kekenyangan.
Andai setiap hari pesta seperti ini, pasti asyik.
Setelah puas, Kancil merebahkan dirinya di bawah sebatang pohon yang rindang. Semilir
angin yang bertiup, membuatnya mengantuk. Oahem, aku jadi kepingin tidur lagi, kata
Kancil sambil menguap.
Akhirnya binatang yang nakal itu tertidur, melanjutkan tidur siangnya yang terganggu gara-
gara kebakaran di hutan tadi. Wah, tidurnya begitu pulas, sampai terdengar suara
dengkurannya. Krr krr krrr

Ketika bangun pada keesokan harinya, Kancil merasa lapar lagi. Wah, pesta berlanjut lagi,
nih, kata Kancil pada dirinya sendiri. Kali ini aku pilih-pilih dulu, ah. Siapa tahu ada buah
timun kesukaanku.
Maka Kancil berjalan-jalan mengitari ladang Pak Tani yang luas itu. Wow, itu dia yang
kucari! seru Kancil gembira. Hmm, timunnya kelihatan begitu segar. Besarbesar lagi!
Wah, pasti sedap nih.
Kancil langsung makan buah timun sampai kenyang. Wow, sedap sekali sarapan timun,
kata Kancil sambil tersenyum puas.
Hari sudah agak siang. Lalu Kancil kembali ke bawah pohon rindang untuk beristirahat.

Pak Tani terkejut sekali ketika melihat ladangnya. Wah, ladang timunku kok jadi
berantakan-begini, kata Pak Tani geram. Perbuatan siapa, ya? Pasti ada hama baru yang
ganas. Atau mungkinkah ada bocah nakal atau binatang lapar yang mencuri timunku?
Ladang timun itu memang benar-benar berantakan. Banyak pohon timun yang rusak karena
terinjak-injak. Dan banyak pula serpihan buah timun yang berserakan di tanah. 7 @ Hm,
awas, ya, kalau sampai tertangkap! omel Pak Tani sambil mengibas-ngibaskan sabitnya.
Panen timunku jadi berantakan.
Maka seharian Pak Tani sibuk membenahi kembali ladangnya yang berantakan.

Dari tempat istirahatnya, Kancil terus memperhatikan Pak Tani itu. Hmm, dia pasti yang
bernama Pak Tani, kata Kancil pada dirinya sendiri. Kumisnya boleh juga. Tebal, hitam,
dan melengkung ke atas. Lucu sekali. Hi hi hi.
Sebelumnya Kancil memang belum pernah bertemu dengan manusia. Tapi dia sering
mendengar cerita tentang Pak Tani dari teman-temannya. Aduh, Pak Tani kok lama ya, ujar
Kancil. Ya, dia telah menunggu lama sekali. Siang itu Kancil ingin makan timun lagi.
Rupanya dia ketagihan makan buah timun yang segar itu.
Sore harinya, Pak Tani pulang sambil memanggul keranjang berisi timun di bahunya. Dia
pulang sambil mengomel, karena hasil panennya jadi berkurang. Dan waktunya habis untuk
menata kembali ladangnya yang berantakan.
Ah, akhirnya tiba juga waktu yang kutunggu-tunggu, Kancil bangkit dan berjalan ke
ladang. Binatang yang nakal itu kembali berpesta makan timun Pak Tani.
Keesokan harinya, Pak Tani geram dan marah-marah melihat
ladangnya berantakan lagi. Benar-benar keterlaluan! seru
Pak Tani sambil mengepalkan tangannya. Ternyata tanaman
lainnya juga rusak dan dicuri.
Pak Tani berlutut di tanah untuk mengetahui jejak si pencuri.
Hmm, pencurinya pasti binatang, kata Pak Tani. Jejak
kaki manusia tidak begini bentuknya.
Pemilik ladang yang malang itu bertekad untuk menangkap si
pencuri. Aku harus membuat perangkap untuk
menangkapnya!
Maka Pak Tani segera meninggalkan ladang. Setiba di
rumahnya, dia membuat sebuah boneka yang menyerupai manusia. Lalu dia melumuri orang-
orangan ladang itu dengan getah nangka yang lengket!

Pak Tani kembali lagi ke ladang. Orang-orangan itu dipasangnya di tengah ladang timun.
Bentuknya persis seperti manusia yang sedang berjaga-jaga. Pakaiannya yang kedodoran
berkibar-kibar tertiup angin. Sementara kepalanya memakai caping, seperti milik Pak Tani.
Wah, sepertinya Pak Tani tidak sendiri lagi, ucap Kancil, yang melihat dari kejauhan. Ia
datang bersama temannya. Tapi mengapa temannya diam saja, dan Pak Tani
meninggalkannya sendirian di tengah ladang?
Lama sekali Kancil menunggu kepergian teman Pak Tani. Akhirnya dia tak tahan. Ah, lebih
baik aku ke sana, kata Kancil memutuskan. Sekalian minta maaf karena telah mencuri
timun Pak Tani. Siapa tahu aku malah diberinya timun gratis.

Maafkan saya, Pak, sesal Kancil di depan orangorangan ladang itu. Sayalah yang telah
mencuri timun Pak Tani. Perut saya lapar sekali. Bapak tidak marah, kan?
Tentu saj,a orang-orangan ladang itu tidak menjawab. Berkali-kali Kancil meminta maaf.
Tapi orang-orangan itu tetap diam. Wajahnya tersenyum, tampak seperti mengejek Kancil.
Huh, sombong sekali! seru Kancil marah. Aku minta maaf kok diam saja. Malah
tersenyum mengejek. Memangnya lucu apa? gerutunya.
Akhirnya Kancil tak tahan lagi. Ditinjunya orangorangan ladang itu dengan tangan kanan.
Buuuk! Lho, kok tangannya tidak bisa ditarik? Ditinjunya lagi dengan tangan kiri. Buuuk!
Wah, kini kedua tangannya melekat erat di tubuh boneka itu.
Lepaskan tanganku! teriak Kancil j engkel. Kalau tidak, kutendang kau! Buuuk! Kini
kaki si Kancil malah melekat juga di tubuh orang-orangan itu. Aduh, bagaimana ini?

Sore harinya, Pak Tani kembali ke ladang. Nah, ini dia pencurinya! Pak Tani senang
melihat jebakannya berhasil. Rupanya kau yang telah merusak ladang dan mencuri

timunku. Pak Tani tertawa ketika melepaskan Kancil. Katanya kancil binatang yang
cerdik, ejek Pak Tani. Tapi kok tertipu oleh orang-orangan ladang. Ha ha ha.
Kancil pasrah saja ketika dibawa pulang ke rumah Pak Tani. Dia dikurung di dalam kandang
ayam. Tapi Kancil terkejut ketika Pak Tani menyuruh istrinya menyiapkan bumbu sate.
Aku harus segera keluar malam ini j uga I tekad Kancil. Kalau tidak, tamatlah riwayatku.

Malam harinya, ketika seisi rumah sudah tidur, Kancil memanggil-manggil Anjing, si
penjaga rumah. Ssst Anjing, kemarilah, bisik Kancil. Perkenalkan, aku Kancil.
Binatang piaraan baru Pak Tani. Tahukah kau? Besok aku akan diajak Pak Tani menghadiri
pesta di rumah Pak Lurah. Asyik, ya?
Anjing terkejut mendengarnya. Apa? Aku tak percaya! Aku yang sudah lama ikut Pak Tani
saja tidak pernah diajak pergi. Eh, malah kau yang diajak.
Kancil tersenyum penuh arti. Yah, terserah kalau kau tidak percaya. Lihat saja besok! Aku
tidak bohong!
Rupanya Anjing terpengaruh oleh kata-kata si Kancil. Dia meminta agar Kancil membujuk
Pak Tani untuk mengajakn-ya pergi ke pesta.
Oke, aku akan berusaha membujuk Pak Tani, janji Kancil. Tapi malam ini kau harus
menemaniku tidur di kandang ayam. Bagaimana? Anjing setuju dengan tawaran Kancil. Dia
segera membuka gerendel pintu kandang, dan masuk. Dengan sigap, Kancil cepat-cepat
keluar dari kandang.
Terima kasih, kata Kancil sambil menutup kembali gerendel pintu. Maaf Iho, aku terpaksa
berbohong. Titip salam ya, buat Pak Tani. Dan tolong sampaikan maafku padanya. Kancil
segera berlari meninggalkan rumah Pak Tani. Anjing yang malang itu baru menyadari
kejadian sebenarnya ketika Kancil sudah menghilang.

Kancil yang cerdik, temyata mudah diperdaya oleh Pak Tani. Itulah sebabnya kita tidak
boleh takabur.

Si Kancil Anak Baik dan Disayangi, Tak


Ingin Mencuri Lagi
November 18, 2011 by alids

Rate This

Berbekallah,

Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa

dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.

(QS. al-Baqarah : 197)

Masih ingat lirik lagu ini ?

Si kancil anak nakal, Suka mencuri ketimun


Ayo Lekas dikurung, jangan diberi Ampun

Saya yakin sebagian besar para orang tua generasi saya di masa kanak-kanaknya sangat
familiar dengan lagu ini dan juga kisah ceritanya. Saya sendiri, begitu hapal lirik lagunya
sehapal surat al-fatihah, di luar kepala dan dinyanyanyikan dengan sangat refleks. Tentang
ceritanya, alhamdulillah sejak balita saya suka sekali membaca, bercerita dan mendengar
cerita, mendongeng dan didongengi ditambah pula Bapak selalu rajin membawa oleh2 buku
untuk saya dan adik2 sehingga membuat passion dan atensi diri terhadap kemampuan verbal
saya begitu besar sejak kecil. Karena semua itu, saya amat menyukai dongeng, termasuk yang
ini, saya mengingat detail kisah kancil ini, rangkaian percakapannya, bahkan intonasi suara
dan pemenggalan kata-kata saat dongeng ini diceritakan kepada saya terekam dengan baik
diingatan saya sejak saya balita sampai sekarang. Begitu kuatnya memori saya mengingatnya,
sampai sampai saat ini, saat saya telah dewasa dan menjadi seorang ibu, saya bertekad agar di
usia balita anak-anak saya, lagu dan fabel fenomenal ini TIDAK akan saya perkenalkan.

Ya, alih alih menjadi nasihat sederhana bahwa anak yang mencuri itu anak nakal, kisah kancil
ini bisa menjadi boomerang bagi anak kita sendiri jika kita membagi pada mereka tak tepat
waktu. Pada usia anak-anak terutama balita apalagi batita, otak sedang berkembang dengan
sangat cepat sedangkan memorinya merekam tanpa ampun semua yang dilihat didengar dan
dirasakannya, karena area kritisnya belum terbentuk akibatnya belum bisa menerima
penjelasan dan diskusi atas apa yang dilihat didengar dan dirasakannya itu, mereka belum
mengerti tentang konsep baik dan tidak baik, sehingga seluruhnya masuk ke alam bawah
sadar mereka tanpa pandang bulu, tertanam dengan kuat dalam ranah persepsi yang tak
disadarinya.
Ide memberi nasihat mencuri itu tidak baik itu bagus, tapi mengingat isi dan tekstual
ceritanya, saya lebih sepakat ini diberikan kepada mereka yang sudah memiliki konsep benar
dan salah, bisa diajak berkomunikasi dan berdiskusi tentang hal-hal yang ditemukan di
sekelilingnya. Dan yang pasti bukan pada anak-anak, apalagi Balita terlebih lagi batita kita.
Sehingga orang tua tidak serta merta mengajari mereka sebuah lagu atau sekedar
mendongengkan cerita, tapi juga memberi pemaknaan dan ikhtibar atas lagu dan cerita yang
mereka ajarkan. Baik contoh kebaikan yang bisa diteladani, dan tidak lupa contoh
ketidakbaikan yang harusnya dihindari dan ditinggalkan.

Setidaknya ada beberapa sisi negatif dari sedikit sisi positif hadirnya lagu ini yang bisa kita
kritisi untuk anak sekolah maupun usia prasekolah yaitu usia balita atau batita:

1. Kancil Suka Mencuri Ketimun.

Baiklah, para pemerhati anak telah banyak mengangkat salah satu sisi negatif dari kisah si
kancil yang ini yaitu menanamkan di alam bawah sadar balita bahwa mencuri itu sebagai
sekedar nyanyian, seru-seruan, lucu-lucuan, kancil digambarkan begitu cerdas mencurangi
dan berbuat licik kepada orang lain. pemikiran anak sekolah dan juga prasekolah yang belum
bisa menyaring sempurna informasi yg didapatkannya menelan mentah2 merasuk ke alam
bawah sadarnya bahwa mencuri itu biasa saja, mencuri itu lucu, mencuri itu senda gurau, dan
lebih parah mencuri itu cerdas.

Pemikiran seperti ini yg secara tidak sadar ketika ia tumbuh menjadi anak-anak usia sekolah,
remaja, dewasa, bahkan usia bekerja tertanam bahwa mencuri dalam arti yang luas adalah
hal yang biasa. okelah jika komunikasi antara orang tua dan anak terbentuk intens dan
terbuka, mendiskusikan apa yang baik dan tidak baik berikut alasan dan solusinya, dsb. Tapi
jika tidak maka persepsi yang telah terbentuk di kepala saat otaknya masih berkembang
dengan cepat di usia balita tertanam kuat dan sulit digugurkan. Dia akan mudah mengambil
barang/meminjam barang tanpa ijin, memasuki rumah tanpa salam tanpa risih, mengambil
uang di dompet ortu tanpa permisi, memetik bunga di taman kota tanpa rasa bersalah, dsb.
lalu yang banyak disinggung orang bahwa maraknya korupsi di negeri ini tak lain dan tak
bukan salah satunya karena di saat balita para koruptor telah diperkenalkan oleh
masyarakatnya tentang kisah si kancil cerdik yang suka mencuri timun.

Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas dasar fithrah. Lalu kedua orang tuanya yang
menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Si Kancil Anak Nakal.

Si Kancil yang masih anak-anak dengan julukan Anak Nakal. Ini dia, saya suka sekali
mensosialisasikan kepada kerabat dan rekan-rekan saya tentang pentingnya hal ini, bahwa
untuk ranah anak-anak terutama balita yang sekali lagi saya katakan belum bisa menyaring
dengan sempurna informasi yang didapatkan dari lingkungan sekitar adalah sebaiknya tidak
memberikan kepada mereka julukan-julukan negatif seperti Nakal, Bandel, Bengal, Bodoh,
Jelek, Malas, kamu tidak bisa, gak bisa gak usah aja,dsb.

IntermezzoIni menjadi salah satu materi diskusi tersendiri saat proses Taaruf saya dan
suami dulu, materi ini menjadi materi yang vital dan harus selaras (dalam hal hal vital kami
menjadikan keselarasan visi misi sebagai syarat wajib lanjut atau tidaknya proses Taaruf
itu). Karena jika sudah sepakat dan satu persepsi tentangnya maka kita akan lebih mudah
untuk bersinergi saat mensosialisasikannya ke lingkungan yang lebih luas yaitu kepada
kakek nenek anak-anak, kepada kerabat dan saudara, kepada sahabat, kolega, pengasuh
anak di rumah, khadimah rumah tangga, tetangga atau paling tidak pada mereka yang akan
berinteraksi dengan anak kita harus tahu bagaimanapun caranya tentang bagaimana aturan
pokok memperlakukan anak kita berlaku. Karena seberapapun matangnya rencana dan
detail kita susun dalam rangka proses mendidik dan merawat anak kita, tidak akan berhasil
diterapkan jika tidak ada dukungan dari orang2 sekitar. Semua harus mendukung proses ini
agar output yang dihasilkan seperti yang telah kita harapkan.
Pertama, anak usia sekolah, balita apalagi batita belum benar benar tahu bahwa apa yang
dilakukannya itu baik atau tidak baik. Tugas orang tua lah mengarahkan. Alam bawah sadar
akan menelan mentah2 apa yang telah didengarkan, dan orang tua adalah orang yang
harusnya paling sering terdengar perkataannya oleh anak. Konsekuensinya, segala perkataan
orang tua dan orang-orang di dekatnya akan memiliki efek kompleks terhadap tumbuh dan
kembang dirinya. Sekecil apapun, seremeh apapun perbuatan, kata dan kalimat itu yakinlah
akan memiliki konsekuensi yang besar dan melekat pada dirinya.

Maka jika orang tua menyampaikan kebaikan dan berkata baik kepada dirinya, maka dia akan
mengekspresikan kebaikan dalam perilaku sehari-harinya yang kemudian akan terbiasa dan
refleks untuk melakukan dan mengucapkan kebaikan serta menjadikan dirinya baik.
Sebaliknya, jika orang tua menyampaikan keburukan dan berkata hal hal buruk kepada
dirinya, maka dia akan mengekspresikan keburukan dalam perilaku sehari-harinya yang
kemudian akan terbiasa dan refleks untuk melakukan dan mengucapkan keburukan serta
secara tidak sadar dia mengusahakan dirinya sendiri menjadi pribadi yang buruk. Teori ini
menjadi penjelasan yang realistis mengapa akhir akhir ini kita banyak mendengar dan melihat
berita tentang balita yang dengan mudahnya mengumpat dengan kata kata kasar, berteriak
dengan kalimat yang porno dan tidak pantas, mengapa balita mudah sekali menjuluki
seseorang dengan julukan yang tidak sopan, dan sebagainya. Mari kita coba menganalisis
sebuah kasus berikut:

Seorang balita yang sedang mendapat kemampuan baru yaitu memukul-mukulkan


kardus bekas pasta gigi ke sekeliling, ke tembok, ke pintu, ke tivi, ke meja, dan suatu
saat dia memiliki ide untuk memukulkan kardus itu ke muka ibunya, dia penasaran
sekali seperti apakah sensasinya. Respon ibu ketika mendapatkan pukulan kardus
bekas di mukanya bisa bermacam-macam :

a. Ibu terkaget dan dengan refleks mendorong anaknya hingga terjengkang karena sensasi
perih di mukanya. Si Anak yang merasa kaget karena telah didorong ibunya kemudian
menangis keras

b. Ibu terkaget karena rasa sakit di mukanya lalu dengan refleks memukul pantat si anak atau
juga mencubitnya. Si anak yang terkaget atas rasa sakit yang dirasakan tubuhnya menangis
sekencang kencangnya.

c. Ibu terkaget karena rasa sakit di mukanya lalu berkata pada anaknya : Kamu Nakal telah
memukul Ibu. Si Anak kembali memukul mukul muka ibu dengan kardus, dan si ibu kembali
berkali-kali berkata si anak nakal hingga berteriak-teriak dengan muka marah dan mata
melotot.
d. Ibu terkaget menahan rasa sakit, tidak mendorong anaknya, tidak memukul atau mencubit
anaknya, tapi ngeloyor pergi dengan kesal dan ngambek kepada anaknya

e. Ibu terkaget menahan rasa sakit, dengan mata perih dan berair karena goresan kardus di
matanya si Ibu tersenyum, duduk setengah berlutut agar tingginya sejajar dengan si anak dan
bisa menatap mata anaknya lurus lurus, kemudian ia berkata : Budi anak yang baik dan
pintar, ibu beritahu ya Nak, anak baik itu tidak memukul, karena Budi anak baik maka budi
tidak memukul. Orang yang dipukul seperti ibu akan merasa sedih karena dipukul itu sakit,
Nak . Lalu si anak tersenyum dan kembali memukul ibunya. Lalu ibunya kembali
mengulang kata2nya kemudian mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya melihat ikan
di akuarium.

Mari kita cermati bersama, orang tua yang terbiasa menggunakan fisik untuk mendidik atau
menghukum anaknya, maka refleks yang ia keluarkan adalah refleks fisik entah itu
mendorong, memukul, ataupun mencubit. Efeknya, anak akan tersakiti secara fisik, dan yang
paling penting adalah anak akan terluka secara psikis. Luka diingatannya akan tetap
membekas dan mempengaruhi pribadinya. Ia bisa mudah menggunakan kekerasan fisik
terhadap orang lain, memukul atau mencubit temannya. Bukan tidak mungkin anak2 sekolah
yang suka tawuran sekarang2 ini berangkat dari hukuman fisik yang dulu sering
didapatkannya di masa kecil.

Anak adalah peniru yang ulung, silakan orang tua tunjukkan muka marah dan melototlah
seseram-seramnya, maka jangan kaget jika anak jadi pemarah dan pintar sekali menunjukkan
raut melotot dan tidak ramah kepada orang lain. orang tua yang alih alih berusaha
berkomunikasi dengan anak malah ngeloyor pergi dan ngambek membuat anak menjadi
bingung dan tidak bisa mendefinisikan sebab akibat dari perbuatannya.

Berbeda dengan ibu di option E, hanya dalam satu momen peristiwa kecil dengan sedikit
bersabar menahan rasa sakit atas pukulan kardus di muka si ibu telah meninggalkan banyak
jejak kebaikan di memori anaknya yang sedang tumbuh dan meraup segala informasi yg
datang pada dirinya:

pertama, dengan tetap tersenyum ibu mengajarkan kepada anaknya untuk mudah tersenyum
dan mudah membahagiakan orang lain. kedua, dengan duduk berlutut dan menyejajarkan
mata dengan anaknya saat berkomunikasi si ibu memberitahukan pada anaknya bahwa
dirinya terbuka untuk berdiskusi membahas sesuatu untuk anaknya tanpa menganggap
anaknya berkemampuan di bawah si ibu, anak akan merasa dihargai dan akan lebih percaya
diri.

Ketiga, dengan memberi penjelasan atas perbuatan yang baik dan tidak baik maka anak akan
melihat sinyal demokrasi di rumahnya, ia bebas berdiskusi dan mengutarakan pendapat
sehingga kelak ia akan menjadi anak yang terbuka kepada orang tuanya, dia tidak akan
merasa perlu menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya dan menjadikan orang tuanya
sebagai tempat curhat dan mencari solusi yang utama.

Keempat, dengan memberi julukan anak baik dan anak pintar kepada anaknya maka secara
tidak sadar saat ia tumbuh ia akan terpacu untuk menjadi pribadi yang baik dan pintar.
Kelima, dengan mengatakan orang yang dipukul itu akan sedih karena merasakan sakit, ia
kelak akan mudah berempati terhadap lain dan sensitifitas sosialnya akan terasah dengan
baik,

Keenam, dengan memberi solusi mencari kesenangan yang lain seperti melihat ikan di
akuarium, ibu mengajarkan si anak mencari alternatif dan menciptakan naluri kreatif. Anak
akan melihat bahwa selalu ada solusi untuk apapun dan tidak ada jalan buntu. Anak menjadi
mudah diajak melihat sesuatu yang baru dan tertanam di pikirannya banyak hal yang bisa
dilihat dan menyenangkan di sekelilingnya. Si anak yang masih belum sempurna
pengertiannya terhadap perkataan ibunya itu memang masih terus memukul. Tapi memorinya
akan merekam dengan kuat nasihat ibunya tersebut. Paling tidak, dia seketika belajar
tersenyum seperti yang dilakukan oleh ibunya.

Studi kasus yang lain :

1. Bandel banget sih kamu, dibilangin ngeyel


Anak akan mencap dirinya Bandel seperti Mama yang me-label-i dirinya sebagai anak
bandel. Maka secara tidak sadar dia benar benar akan berperilaku bandel
Anak akan dengan ringannya melabeli orang lain. Dia anak bodoh, Si Anu orang miskin. Si Itu
orang pelit, Si Ini orang jelek, dst.
Gaya bahasa yang lebih baik ; Rani anak shalihah, Ayah sedih kamu mengerjakan apa yang
kamu inginkan tanpa persetujuan Ayah

2. sini papa aja yang bukain, kamu gak bisa nanti patah

Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang peragu dan krisis percaya diri, tidak berani tampil.
Ini menjelaskan mengapa di sekolah bangku belakang lebih dulu penuh dibanding bangku
baris depan.
Anak cenderung menjadi individu yang memilih zona nyaman meski tahu bahwa
menghadapi tantangan baru akan meningkatkan kesejahteraan dirinya.
Anak menjadi pribadi yang kurang kreatif karena kreatifitasnya selalu dihambat sehingga
lama kelamaan naluri alami kreatifnya yg seharusnya ada dan bisa berkembang lebih luas
menjadi tumpul dan tidak lagi berbuah.
Anak cenderung tidak bisa diajak kerjasama/kooperatif. Sulit melakukan pekerjaan
teamwork
Anak akan mudah merendahkan kemampuan orang lain dan sulit menghargai usaha dan
kebaikan orang lain dan sudut pandang yang ia miliki adalah sudut pandang negatif
Gaya bahasa yang lebih baik ; Yuk dicoba, kamu pasti bisa. Kalau ada yang salah nanti kita
perbaiki sama-sama
3. Pokoknya Bunda bilang pulang ya pulang, harus nurut

Anak tidak familiar dengan alternatif. Mudah putus asa. Tidak terasah untuk menyampaikan
ide
Anak meniru sikap Bunda-nya menjadi anak yang suka memaksakan kehendak
Gaya bahasa yang lebih baik ; boleh Bunda tahu mengapa kamu tidak ingin kita pulang
sekarang?

4. Yuk cepetan tidur yuk, tuh tuh tuh Nanti kalo gak tidur tidur ditangkep orang gila/Polisi
atau jangan kesitu, Nak.. gelap.. nanti ada setan lhooo atau Ayo makan banyak kalo gak
disuntik Bu dokter lho

Kata2 seperti ini terbukti sukses membentuk anak menjadi penakut. Bukankah lebih
menyenangkan jika anak jadi pemberani?
Orang gila, Polisi, Dokter, Setan, Kegelapan, jarum suntik menjadi hal hal yang sangat
menyeramkan dalam persepsi mereka. Apakah tidak lebih indah jika membuat hal hal
tersebut menjadi sesuatu yang biasa saja untuk mereka.
Gaya bahasa yang lebih baik : Anak Shalih, sekarang sudah malam waktunya kita tidur yuk,
esok kita main bersama lagi atau Nisa, main disini saja yuk,Nak.. disitu tidak ada orang,
semua berkumpul disini untuk bermain bersama kamu

5. adek jatuh ya.. kasian,mana sini Nenek pukul kodoknya. uuh.. kodok nakal ya bikin adek
jatuh

Anak diajari untuk terbiasa mencari kambing hitam atas permasalahannya.


Anak sulit untuk mengakui kesalahan dan cenderung tak mau disalahkan
Anak sulit meminta maaf.
Gaya bahasa yang lebih baik ; Adek jatuh ya, sini Nenek obati.. lain kali belajar lebih hati
hati agar tidak terjatuh lagi ya, Pinter..

Terkejut bukan? Dengan hanya permainan kata dan gaya bahasa bisa memiliki pengaruh yang
begitu besar terhadap anak dan masa depannya. Hanya sedikit saja mengubah cara kita
berbahasa, kita akan dapatkan manfaat dan output positif jauh lebih banyak dari yang kita
duga.

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.
Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa mereka. (An-Nisaa : 63)

3. Ayo lekas dikurung, jangan diberi ampun.

Seringkali orang tua memilih memberi hukuman terutama hukuman fisik sebagai jalan keluar
untuk membuat anak jera dan tidak melakukan kesalahan lagi. Tapi tahukah orang tua bahwa
hukuman satu arah yang diberikannya itu memberi efek buruk bagi tumbuh kembang
anaknya? Dipastikan dengan hukuman satu arah anak akan tertekan dan selalu terkungkung
dalam keadaan yang negatif.
Membuat anak lebih disiplin dan taat aturan dan bertanggungjawab atas perbuatannya tidak
selalu harus berwarna tegang dan menyebalkan. Hukuman bisa dimodifikasi atau dibuat agar
lebih menyenangkan dan diterima oleh anak. Skalanya bisa dimulai dari tidak memberi
hukuman sama sekali sampai menerapkan hukuman yang dibuat sesuai kesepakatan. Dengan
hukuman model seperti ini tetap ada konsekuensi dari kesalahan yang dibuat tanpa ada
intervensi fisik yg menyakitkan jasmani dan yg terutama melukai jiwa anak. Dan dalam
pelaksanaannya, sekali lagi, orang tua tidak perlu menyertakan marah dan emosi karena
hanya akan memunculkan atmosfer negatif dalam hubungan anak dan orang tua. Orang tua
bisa menerapkan aturan dengan tetap bersikap baik dan manis. Ajari anak memaafkan dengan
cara orang tua memaafkan pula kesalahan yang ia perbuat.

Saat anak melakukan kesalahan berikan kesempatan kepadanya untuk memberikan alasan,
agar ia merasa dihargai pendapatnya dan membuatnya menjadi lebih terbuka terhadap orang
tua. dan hukuman yang dibuat sebaiknya adalah hukuman yang telah dirancang dan disusun
bersama dengan melibatkan anak di dalamnya. Silakan orang tua memberi usulan atau
alternative tapi biarkan dia memilih sendiri konsekuensi apa yang akan dia dapat jika dia
melakukan kesalahan. Dengan begitu dia akan lebih ringan hati menerima hukumannya dan
tidak akan merasa tertolak, karena yang paling penting disini adalah bukan seberapa berat
atau seperti apa hukumannya tapi rangkaian proses pelaksanaanya yang membuat anak akan
belajar dari kesalahannya dan akan melakukan perbaikan di kemudian hari.

Metode hukuman yang sekarang ini sedang menarik diperbicangkan di dunia parenting
adalah metode hukuman time-out. Metode Time Out adalah suatu konsekuensi yang harus
dilakukan oleh anak jika ia melakukan kesalahan atau tidak menaati peraturan seperti yang
telah disepakati dengan berdiri atau duduk sejenak di ujung ruangan selama waktu yang
sudah disepakati, biasanya disesuaikan dengan usia anak, 3 menit untuk anak 3 tahun, 5
menit untuk anak 5 tahun dan seterusnya. dengan TIME OUT kita memberi waktu untuknya
bermuhasabah tentang paling tidak 2 hal:

dia mengerti bahwa dia telah melakukan kesalahan,


dia diberi waktu utk berpikir apa yg akn dilakukannya untuk memperbaiki kesalahannya
setelah hukuman time out-nya dijalani.

setelah TIME OUT selesai tugas ortu untuk melakukan komunikasi 2 arah dari hati ke
hati/diskusi untuk menawarkan solusi tentang kesalahan yg dilakukannya.
Perlu digarisbawahi bahwa bentuk komunikasi hukuman seperti ini sifatnya adalah sebuah
proses, bukan instan. hukuman ini hanya akan efektif terhadap anak2 yg sejak dalam
kandungan, bayi, batita, balita,dst ortunya commit utk selalu berkomunikasi, menjelaskan apa
yg baik dilakukan dan buruk dilakukan. dan dari awal komit untuk tidak menggunakan kata2
keras/kasar pula julukan2 negatif apalagi hukuman fisik. yg paling penting adalah memberi
contoh dari diri ortu sendiri. sehingga ketika mulai besar dia bisa lebih mudah diajak
berkomunikasi karena telah terbiasa sebelumnya.

Karena itu rangkaian model parenting diatas sifatnya adalah komprehensif dan
berkesinambungan, langkah yang satu saling berkaitan dengan langkah yang lain. Oleh
karenanya, proses pendidikan anak sejak awal kehamilan direncanakan sudah mulai
diterapkan agar kelak pelaksanaannya lebih mudah dan sistematis.

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya ia meninggalkan di


belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar (Surat an-Nisaa: 9)

Anda mungkin juga menyukai