Anda di halaman 1dari 5

1.

Di suatu hutan belantara, hidup banyak satwa salah satunya seekor


kancil yang cerdik

Disebuah hutan belantara yang luas, tinggal beraneka ragam satwa. Salah
satunya seekor kancil. Kancil yang satu ini dikenal memiliki kecerdikan
yang luar biasa. Tak hanya cerdik, kancil pun dikenal sebagai satwa yang
ramah akan sesama.
Tak hanya ramah, kancil yang terkenal akan kecerdikannya ini juga sering
membantu satwa-satwa hutan dalam memecahkan masalah. Banyak
satwa yang datang ke kancil jika mereka memiliki masalah, kancil pun
dengan senang hati membantu dan memecahkan masalah kawan-
kawannya.
2. Seperti suatu ketika, saat tengah berjalan menelusuri hutan ia
menemukan seekor kelinci yang terluka karena terkena peluru
pemburu.
Kancil pun segera menghampiri Kelinci tersebut. Kelinci yang terluka
merintih pelan sambil menangis. “Tolong aku kancil. Kakiku terluka. Aku
tidak bisa berlari seperti teman-temanku”
“Tenanglah wahai Kelinci. Akan kucarikan tanaman obat yang bisa
menyembuhkan lukamu”. Kancil pun teringat akan manfaat tanaman lidah
buaya yang sangat baik untuk mengobati luka bakar. Namun sayang,
tanaman tersebut ada di hutan seberang sungai. Hutan tersebut memang
ditumbuhi banyak tumbuhan obat, namun untuk menuju kesana, harus
menyeberang sungai yang dipenuhi para buaya yang kelaparan.

Di sisi lain, derasnya air sungai tidak memungkinkan kancil untuk


menyebrangi sungai tersebut. Ia pun mencari cara agar bisa menyebrangi
tanpa bahaya. Sampai suatu ide ia dapatkan dan ia pun tersenyum dengan
ide yang muncul diotaknya. Kira-kira apa ya ide si kancil yang cerdik?
3. Kancil menyebrangi sungai dengan mengelabui para buaya yang ada
di sungai

Sesampainya di sungai, kancil sengaja memainkan air untuk memancing


seeor buaya datang kepadanya. Seekor buaya keluar ke tepi sungai
menghampiri kancil yang terlihat senang, “Hei Kancil! Ada apa kamu ke
sungai? Apa kamu mau menjadi santapan kami?” tanya buaya itu pada
kancil.
Kancil pun menjawab pertanyaan buaya dengan senang hati, “Hmmm Aku
sih tidak keberatan dimakan olehmu. Tapi lihatlah aku. Dagingku sedikit
karena aku kurus sekali bukan? Itu karena persediaan makanan di hutan ini
sangat sedikit. Aku bingung bagaimana membaginya kepada kalian.
Bagaimana kalau kalian berjejer agar aku bisa menghitung jumlah kalian
sehingga kalian bisa membagiku secara rata?”
Merasa senang mendengar bahwa kancil pasrah untuk dimakan, buaya
tadi kemudian menyanggupi permintaan kancil dan memanggil seluruh
buaya yang berada di sungai untuk berjejer hingga membentuk jembatan.
“Sudah siap!” kata semua buaya bersemangat. Kancil pun dengan girang
melompati buaya dan pura-pura menghitung buaya-buaya yang sudah
berjejer membentuk jembatan itu.
Setelah sampai ujung, kancil pun melompat ke tepi sungai. Lalu ia berkata,
“Terima kasih para buaya, berkat kalian, aku jadi bisa menyebrangi sungai
ini. Aku berjanji akan kembali setelah puas makan dan menjadi gemuk”
Setelah berkata seperti itu pada buaya, kancil langsung berlari kencang
meninggalkan buaya yang marah karena perbuatannya. Kancil pun
langsung mencari tanaman lidah buaya untuk mengobati kelinci yang
sedang menunggunya.
4. Kancil bertemu Harimau yang ingin memangsanya
Ketika sibuk mencari, kancil merasa ada yang mengintainya dari jauh.
Dannn HAP! Dari belakangnya muncul seekor harimau yang siap
memangsa. Harimau pun terlihat senang melihat kancil yang kaget. “Hai
kancil. Dagingmu terlihat segar seperti biasa. Aku mendadak merasa
lapar.” kata harimau mengancam kancil. Mendengar kalimat tersebut,
kancil hanya tersenyum kemudian berkata: “selamat siang tuan harimau.
Kau terlihat sangat gagah seperti biasanya.” mendengar itu harimau tentu
saja merasa senang. Harimau adalah makhluk yang selalu haus akan
pujian. Tahu bahwa harimau memakan umpannya, kancil melanjutkan
“Hari ini aku sedang sibuk harimau. Aku sedang mencari lidah buaya untuk
mengobati temanku. Apakah harimau yang berhati baik ini mau
menolongku?”
Harimau yang semakin senang dipuji berpura-pura berpikir “baiklah. Tapi
kau harus jadi mangsaku setelah kau menemukan tanaman itu.”
Harimau pun membantu kancil mencari lidah buaya dengan perasaan
senang bahwa ia akan memakan kancil setelahnya. Kancil yang tahu ia
dalam bahaya, merpikir bagaimana ia bisa lolos. Singkat cerita mereka
menemukan tanaman yang dicari. Kancil jelas senang. Harimau lebih
senang karena ia akan langsung memakan kancil.

5. Kancil melihat lebah hutan


Kancil yang sedang berpikir bagaimana cara melarikan diri, melihat sarang
lebah hutan yang sangat besar tak jauh dari pohon lidah buaya yang ia
cari. Ia pun berkata pada harimau “wahai harimau yang agung, lihatlah
keatas sana” sambil menunjuk sarang lebah beracun. “Itu adalah seruling
Raja Sulaiman yang telah lama hilang. Baginda raja sangat sedih karena
telah mencarinya kemana-mana. Kalau kau bisa mengembalikannya, aku
yakin kau akan dapat hadiah besar!” sahut kancil yakin.
Harimau yang mendengar itu jelas senang. Iapun membayangkan
sudahlah kenyang makan kancil, dapat hadiah pula dari raja Sulaiman.
Melihat harimau yang tertawa senang, kancil pun melanjutkan: “wahai
harimau yang bijak, aku akan memetik lidah buaya ini. Kau pergilah ambil
seruling itu. Jangan kahwatir, aku tak akan kabur. Setelah mengambil
seruling, kembalilah kesini dan makan aku” kata kancil.
Karena keserakahannya, tanpa pikir panjang harimau pun langsung berlari
kencang dan menerkam sarang lebah tersebut. Lebah-lebah didalamnya
yang kaget oleh serangan harimau langsung beterbangan keluar dengan
marah. Merekapun langsung beramai-ramai menyengat harimau. Harimau
yang disengat rastusan lebah beracun menjerit kesakitan.
Mengetahui rencananya berjalan lancar, kancil langsung memetik lidah
buaya dan berlari kencang meninggalkan harimau yang meraung murka;
“Kanciiiiilllllll”
Kancil lalu berlari kembali ke sungai dan kembali bertemu dengan buaya
yang marah karena ditipu olehnya. Seekor buaya berkata “hai teman-
teman berkumpulah! Kancil sudah kembali”
Kancil yang sudah menyiapkan rencana cerdiknya pun langsung
menjawab “wahai para buaya, aku telah menepati janji dan kembali. Tapi
lihatlah, aku memegang mahkota Raja Sulaiman. Biarkan aku
mengembalikan ini dulu agar kalian tak ikut dihukum karena telah
mencegatku!”
Buaya pun heboh menyahut; “mahkota nabi sulaiman?” sambil melihat
tanaman indah yang dibawa kancil. Kancil menjawab “ya benar. Lihatlah
mahkota ini. Berwarna hijau karena terbuat dari permata zamrud. Berduri
halus melambangkan bahwa kekuatan tapi juga kebijaksanaan. Kalian
akan diberi hadiah jika Sang Raja tau kalian telah membantuku. Tapi jika
kalian menghalangiku, maka sebaliknya, sang raja akan menghukum
kalian”
Mendengar itu buaya pun berteriak senang. “Apa yang bisa kami bantu
wahai kancil?”
“Sangat mudah. Berjejerlah seperti tadi agar aku bisa menghitung kalian
lagi. Aku akan meminta hadiah sesuai jumlah kalian”
Mendengar mereka akan mendapat hadiah satu-satu, mereka langsung
berjejer rapi. Kancilpun melompati punggung mereka sambil berhiung, 1,
2, 3 dan seterusnya sampai ia berhasil menyeberang sungai. Ia pun
berucap, “terimakasih buaya. Aku jadi bisa menyebrang lagi.” dan kancil
langsung berlari meninggalkan para buaya.
Setelah berlalri cukup jauh, kancil pergi ke tempat kelinci yang terluka.
Kancil lalu mengupas lidah buaya itu dan membersihkannya. Ia
menempelkan bagian lidah buaya yang dikupas kepada luka kelinci dan
membebatnya.
Bebera[a hari kemudian luka kelinci mengering dan merekapun kembali
menjelajahi hutan untuk berpetualang.

Anda mungkin juga menyukai