Anda di halaman 1dari 24

Pada suatu hari, sapi yang tengah berjalan-jalan sendirian mendengar

suara jeritan dari arah bebatuan. Ternyata seekor buaya terjebak di bawah
tumpukan batu tersebut dan meminta pertolongan.

Sapi merasa ragu-ragu sejenak, ia berniat untuk meninggalkan tempat


tersebut segera. Namun terpikirkan olehnya bahwa buaya tersebut
memerlukan pertolongan.

Akhirnya sapi memutuskan menolong buaya tersebut. Buaya kemudian


meminta sapi mengantarnya ke tepi sungai dengan alasan kakinya terluka
sehingga sulit untuk bergerak.

“Ku mohon, bantulah aku! Gendong aku dan antarkan ke tepi sungai” kata
buaya dengan air mata meleleh.

Sapi pun merasa iba dan kemudian menggendong buaya di punggungnya.


Namun sesampainya mereka di sungai, buaya menolak untuk turun.

“Aku lapar, kelihatannya daging di punggungmu ini enak juga” ujar buaya.

Mendengar hal tersebut, sapi mulai menangis hingga terdengar oleh si


kancil yang sedang berada tidak jauh dari sana.

Kancil yang mendengar suara tangisan itu pun mendekat, “Lho sapi,
kenapa kamu menangis? Kenapa buaya ada di gendonganmu?” tanya
kancil pada sapi.

Sapi pun lantas menceritakan kejadian yang ia alami.

Kancil yang cerdik, kemudian mencoba memancing buaya untuk


memperagakan kembali peristiwa tersebut.

“Aku tidak percaya buaya sehebat ini bisa terjebak sehingga membutuhkan
bantuan dari seekor sapi,” ujar si kancil.

Buaya yang terpancing, kemudian mengajak mereka kembali ke tumpukan


batu besar lalu merangkak kembali ke dalamnya.

Setelah itu, si kancil mengakui kebenaran cerita tersebut lalu mengajak


sapi untuk pergi.

Mereka meninggalkan si buaya yang tidak tahu terima kasih, sehingga


kembali terjebak di bawah tumpukan batu.
Moral dari kisah kancil tersebut yang dapat Bunda ajarkan kepada anak-
anak ialah ketika ada yang menolong, sudah seharusnya berterima kasih
dan membalas kebaikan tersebut. Jangan sampai kebaikan tersebut
dibalas dengan kejahatan seperti apa yang dilakukan buaya kepada
kerbau.

2. Kisah Si Kancil dan Buaya


Cerita singkat ini berawal ketika si kancil melihat banyak pohon yang sudah
berbuah di area di seberang sungai. Namun karena aliran air sungai yang
deras, kancil kesulitan untuk melompat.

Lantas ia menemukan ide cemerlang dan memanggil seekor buaya. “Hey,


buaya keluarlah! Aku punya kabar gembira!” seru si kancil.

Buaya pun datang menghampirinya, kemudian kancil bercerita bahwa ia


akan membagikan daging segar untuk seluruh buaya di sungai.

Mendengar hal tersebut, si buaya lantas memanggil teman-temannya.

Agar bisa membagikan daging dengan adil, si kancil meminta para buaya
untuk berbaris rapi. “Berbarislah agar aku bisa menghitung berapa jumlah
kalian,” perintahnya.

Para buaya lantas percaya dan mulai berbaris membentuk jembatan.

Kesempatan ini kemudian si kancil gunakan untuk menyeberang sungai


sambil berpura-pura menghitung.

Sesampainya di seberang, ia pun tertawa terbahak-bahak.

“Sebenarnya aku tidak punya daging, aku hanya membutuhkan bantuan


kalian untung menyeberang! Hahaha” kata kancil.

Para buaya pun marah dan mencoba menangkapnya, tetapi si kancil


sudah terlanjur lari menjauh dari tepian sungai.

Bunda dapat mengajarkan nilai-nilai kebaikan dari pesan moral si kancil di


atas agar sebaiknya gunakan kecerdasan hanya untuk hal-hal yang baik.
Jangan meniru perbuatan si kancil yang hanya menggunakan
kecerdasannya untuk menipu para buaya di sungai.
Dongeng Cerita Nusantara Kancil dan Air Mata Buaya/ Foto: HaiBunda / Dwi Rachmi

3. Cerita Si Kancil dan Kura-kura


Alkisah suatu hari, si kancil hendak pergi ke sungai untuk minum, di tengah
perjalanan ia melihat kerbau, ibu rusa, dan kura-kura tengah berkumpul. Si
kancil bertanya-tanya, mengapa ketiga binatang tersebut bisa akrab.

Maka kemudian, si kancil bertanya pada kerbau.

“Kenapa kamu akrab sekali dengan kura-kura?” tanya si kancil.

Mendengar hal tersebut, kerbau menjawab, “Karena kura-kura sangat baik


dan tidak sombong”.

Namun, si kancil tidak percaya mendengar jawaban tersebut. Ia kemudian


pergi meninggalkan kura-kura dan menemui ibu rusa.

“Ibu rusa, aku tadi melihat engkau tadi sangat akrab dengan kura-kura.”
ujar si kancil.

“Ya memang, sebab kura-kura sangat baik. Namun ada apa kancil?” ibu
rusa lalu bertanya balik.

Kancil tidak menjawab, ia kemudian pergi meninggalkan ibu rusa dan


bergumam penuh rasa iri.

“Semua berpihak pada kura-kura. Tidak ada yang mengatakan aku baik.
Teman kura-kura juga lebih banyak daripada aku.” katanya kesal.

Kancil pun kemudian mendapatkan ide agar kura-kura dijauhi oleh teman-
teman binatang lain.

Lalu kancil bergegas menemui kerbau. “Kerbau gawat! Kamu harus


berhati-hati dengan kura-kura!” kata kancil.

“Mengapa begitu kancil?” tanya kerbau penasaran.

“Tadi, aku melihat kura-kura membawa minum untuk merpati. Namun


setelah merpati meminumnya, ia langsung kejang-kejang dan kura-kura
langsung meninggalkannya.” cerita si kancil. Tentu saja, cerita tersebut
hanya karangan bohong dari si kancil.

Mendengar cerita tersebut, sontak kerbau langsung ketakutan.

“Aku tidak mau berteman lagi dengan kura-kura.” kata kerbau.


Kancil pun tertawa dalam hati, ia merasa senang rencananya berhasil.

Setelah berhasil membohongi kerbau, ia lantas juga menemui ibu rusa


agar rencananya semakin berjalan mulus.

Saat bertemu dengan ibu rusa, kancil kembali menceritakan


kebohongannya tentang kura-kura.

“Ibu rusa! Ibu rusa!” teriak si kancil dengan keras.

“Ada apa kancil?” ujar ibu rusa bertanya-tanya.

“Lebih baik jaga anak-anakmu mulai dari sekarang ibu rusa. Aku tadi
melihat kura-kura memberikan buah pada anak-anak tupai. Namun tak
lama kemudian mereka mati. Dan dengan bahagianya, kura-kura langsung
tertawa melihat hal tersebut.” jelas si kancil bohong.

“Apa? Tega sekali dia. Terima kasih, kancil. Mulai sekarang, aku akan
menjaga anak-anakku.” jawab ibu rusa.

Kancil kembali tertawa di dalam hati, ia puas rencananya berhasil.

Semenjak kancil menceritakan kebohongan tersebut pada kerbau dan ibu


rusa, kura-kura mulai dijauhi teman-temannya.

Kura-kura lantas merasa curiga namun juga sedih. Ia bertanya-tanya


mengapa teman-temannya berubah menjadi tidak peduli, bahkan seperti
membencinya.

“Ada apa dengan teman-temanku? Mengapa mereka semua menghindari


dariku?” kura-kura bergumam sedih.

Ia pun kemudian berusaha mencari tahu dengan bertanya pada si kancil.


Kura-kura bergegas mencari si kancil.

“Kancil!” sapa kura-kura.

“Hai kura-kura! Ada apa?” tanya si kancil.

“Ada apa dengan teman-teman kita? Mengapa mereka semua


menjauhiku?” tanya kura-kura penasaran.

“Aku tidak tahu.” jawab si kancil.


Namun kura-kura tidak patah semangat, ia terus membujuk kancil untuk
menjawab dengan jujur.

Kancil lama kelamaan merasa jengkel dengan berbagai pertanyaan dari


kura-kura kemudian memilih pergi. “Aku tidak tahu. Dasar cerewet!”
teriaknya pada kura-kura.

Kancil tidak mau jujur atas perbuatannya yang telah membohongi teman-
temannya agar mereka menjauhi kura-kura.

Ia terus berjalan menjauh meninggalkan kura-kura sendirian.

“Rasakan! Memangnya enak tidak punya teman.” gumamnya.

Tak berselang lama, kemudian kancil tiba-tiba terperosok ke dalam lubang


besar di hutan.

“Apa ini? Kenapa aku tiba-tiba masuk ke dalam jebakan? Oh tidak!” kata si
kancil panik.

Kancil berusaha meminta bantuan dengan cara berteriak. “Tolong! Tolong!


Tolong!”

Namun usahanya sia-sia. Setelah berkali-kali meminta pertolongan, tak


ada satupun binatang yang datang dan menolongnya.

Banyak pesan moral yang dapat Bunda ajarkan kepada si kecil dari cerita
di atas. Ajarkan kepada anak-anak agar jangan saling memiliki perasaan iri
dan dengki kepada sesamanya. Sifat iri dan dengki justru akan membuat
seseorang berperilaku jahat seperti halnya yang dilakukan si kancil kepada
kura-kura.

Jika ingin memiliki banyak teman, maka berbuat baiklah kepada siapa saja
dengan tulus. Sehingga orang lain akan senang berteman dengan kita.

4. Dongeng Kisah Si Kancil dan Siput


Dongeng kali ini, menceritakan tentang kesombongan kancil sebagai
binatang hutan. Kisah bermula dari Kancil yang merasa jika dirinya adalah
hewan paling cerdik dan pandai di hutan. Saking yakinnya, si kancil sampai
menyombongkan hal tersebut di hadapan binatang lainnya.

Semua temannya yang melihat hal tersebut merasa kesal dan


menganggap tingkah kancil yang mendadak sombong. Mereka memang
mengakui kecerdikan si kancil, namun mereka tidak dengan dengan
tingkahnya hari ini.

Si siput yang mendengar kesombongan kancil kemudian menantangnya


untuk melakukan lomba lari. Lomba tersebut dilakukan untuk membuktikan
siapa yang paling cerdik.

Kancil menerima tantangan tersebut sambil tertawa menghina, “Mana


mungkin kamu lebih cerdik dari aku! Apalagi kamu yang sekecil itu dan
berjalan lambat tidak mungkin bisa menang lomba lari!”

Namun siput bersikeras untuk lomba lari. Diam-diam, si siput


mengumpulkan semua saudara dan teman-temannya. Kemudian ia
meminta agar mereka semua berbaris di sepanjang jalur lomba lari.

“Ingat! Setiap kali Kancil memanggilku, kalian yang harus menjawabnya!”


perintahnya kepada semua siput.

Keesokan harinya, tepat ketika hitungan ketiga oleh wasit, si kancil dan
siput langsung berlari kencang. Namun tentu saja, larinya si siput tidak
akan mungkin lebih kencang.

Meyakini hal tersebut, si kancil berlari dengan gembira. Kemudian ia


berhenti ketika merasa sudah jauh meninggalkan siput.

“Hei, Siput! Kamu dimana?” teriaknya ke arah belakang.

“Aku di sini!” jawab siput dari arah depan.

Kancil terkejut mendengarnya, ia kemudian bergegas berlari sekencang


mungkin. Setelah berlari cukup jauh, si kancil berhenti lagi.

“Hei, Siput! Kamu pasti di belakang kan?” teriaknya memanggil-manggil.

“Tidak. Aku di depan!” jawab siput lagi.

Kancil kembali terkejut. Ia bingung, bagaimana mungkin siput ada di


depannya terus?

Kancil lalu berlari lagi sekuat tenaga. Ia sama sekali tidak menyadari jika
yang menjawab tadi adalah siput-siput lain.

Kejadian tersebut berulang beberapa kali, sampai akhirnya garis finish


mulai terlihat.
Kancil semakin berlari kencang untuk bisa melewati garis finish. Ia yakin si
siput telah kalah.

“Lihat aku menang!” serunya kegirangan.

Tiba-tiba terdengar suara siput “Kamu salah! Aku sudah dari tadi di sini”
ujarnya menghampiri si kancil yang terkejut.

“Kamu mengalahkanku?!” seru si kancil tidak percaya.

“Tentu saja. Jadi aku lebih cerdik darimu bukan?” tanya si siput.

“Iya, kamu memang lebih cerdik dari aku.” jawab kancil dengan perasaan
sedih dan malu.

Kancil kemudian meminta maaf pada Siput karena telah sombong. Siput
memaafkannya, dan berkata pasti ada yang lebih cerdik dari mereka
berdua.

Itu sebabnya sombong itu tidak baik. Karena setiap binatang pasti memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil bahwa sifat sombong


merupakan perbuatan tidak terpuji. Ajarkan juga bahwa setiap manusia
pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga
tidak dapat dibandingkan satu sama lain.

5. Kisah Si Kancil dan Petani


Kisah Si Kancil dan Petani menjadi cerita fabel terpopuler di kalangan
anak-anak Indonesia. Kisahnya bermula ketika kancil yang kelaparan
menemukan ladang milik Pak Tani dan mulai menyantap mentimun yang
sudah matang.

Si kancil melakukan aksinya tersebut berulangkali, hingga membuat Pak


Tani jengkel. Pak Tani memasang jebakan berbentuk orang-orangan
sawan yang dilumuri getah nangka untuk menangkapnya.

“Rupanya kamu yang memakan hasil jerih payahku?” kata Pak Tani ketika
jebakannya berhasil menangkap si kancil.

Sebagai hukuman, kemudian Pak Tani meminta si kancil membantunya


untuk membereskan ladang serta menanam ulang bibit mentimun.
Menyadari kesalahannya, si kancil bertekad untuk bekerja dengan giat
agar Pak Tani mau memaafkannya.

Tibalah hari terakhir hukuman bagi si kancil, setelah seminggu ia bekerja di


ladang.

“Terima kasih sudah bekerja dengan rajin, Kancil. Jangan mencuri lagi,
lebih baik kamu berusaha dengan hasil jerih payahmu sendiri” kata Pak
Tani menasihatinya.

Kemudian Pak Tani memberikan si kancil bekal berupa sekarung


mentimun sebelum ia kembali ke hutan. Kacil yang sudah belajar dari
kesalahannya pun memutuskan untuk membuat kebun mentimum sendiri
dari bekal yang diberikan oleh Pak Tani.

Dari cerita di atas, Bunda dapat mengambil pesan moral kepada si kecil
bahwa jika ingin mendapatkan sesuatu, mereka harus berusaha terlebih
dahulu.

6. Dongeng Kisah Si Kancil dan Serigala


Dongeng kali ini bermula ketika seekor serigala tengah asik istirahat di tepi
sungai sampai ia tertidur. Namun tiba-tiba terdengar suara ranting patah
yang membuat serigala terbangun.

Ia lalu mencari asal suara tersebut. Ternyata asal suara tersebut adalah
ranting pohon yang jatuh dan tak sengaja terinjak oleh si kancil.

Si serigala yang kelaparan kemudian perlahan mendekati kancil. Kancil


yang sadar lantas melarikan diri dan berusaha bersembunyi.

Karena terus berlari, si kancil merasa kelelahan, hingga akhirnya serigala


bisa menyusulnya.

Kancil yang merasa dalam bahaya kemudian mendapatkan ide cemerlang


untuk bisa meloloskan diri dari serigala.

“Ada apa Tuan Serigala? Sudah lama kita tidak bertemu.” ujar kancil
dengan nada santai.

“Sudah lama aku mencarimu kesana kemari. Sekarang jangan banyak


bicara lagi. Hari ini kamu akan menjadi santapanku! Aku adalah raja hutan!
Siapa saja harus tunduk padaku!” si serigala berseru, menyombongkan
dirinya.
“Raja hutan? Siapa? Kau raja hutan ini? Sebelum aku sampai disini, aku
bertemu dengan dengan seekor Serigala yang sangat gagah perkasa. Ia
mengaku sebagai Raja Hutan. Ia juga ingin memangsaku seperti kau saat
ini.

Namun, karena aku kehausan, akhirnya aku meminta izin untuk minum dan
kembali lagi menemuinya. Jika kamu ingin memangsaku, sebaiknya kamu
mengalahkannya! Karena dagingku terlalu sedikit untuk dibagi dua.” kata
kancil menjelaskan.

“Benarkah? Siapa yang berani mengaku sebagai Raja di hutan ini selain
aku? Di mana dia sekarang?” tanya serigala geram.

Kancil lalu membawa si serigala ke sebuah sumur tua di tengah hutan.


Mereka kemudian mendekati sumur tersebut.

“Inilah sumur tua tempat tinggal Raja Serigala gagah perkasa yang aku
ceritakan. Aku ragu kau bisa mengalahkannya!” kata kancil.

Lantas si serigala mendekati lubang sumur dan begitu ia menengok ke


bawah, alangkah terkejutnya ia melihat seekor serigala di dalam lubang
sumur.

Serigala pun langsung mengaum dengan keras. Namun ia kemudian


mendengar suara auman yang lebih keras dari dalam sumur.

Mendengarnya, si serigala lalu marah besar. Tanpa pikir panjang, ia


langsung melompat ke dalam sumur.

Terdengar suara yang menggema dari dalam sumur. Sekejap air yang
awalnya jernih berubah menjadi keruh. Si serigala tidak menemukan
serigala lainnya selain dirinya. Ia pun menyadari bahwa dirinya telah ditipu
oleh si kancil.

Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil untuk menggunakan


kecerdasannya ketika dihadapkan dengan permasalahan. Seperti halnya
dengan yang dilakukan oleh si kancil yang cerdik. Selain itu janganlah
mudah menyerah dan putus asa, karena setiap permasalahan pasti ada
solusinya.

7. Dongeng Sang Kancil dan Cicak Badung


Dikisahkan pada suatu hari, si kancil tengah bercengkerama dengan
kawanan semut di pinggir parit. Tak lama kemudian, kawanan semut itu
melihat sebuah apel merah yang menjulur ke arah sungai. Kemudian
mereka meminta kancil untuk membantu mereka memotong apel menjadi
kecil-kecil agar lebih mudah dinikmati.

Ketika kawanan semut sedang menikmati apel tersebut, datanglah seekor


cicak yang tiba-tiba mengambil potongan besar dari apel tersebut. Para
semut pun berteriak dan berkata bahwa cicak adalah pencuri.

Kancil yang lalu mengetahui hal tersebut, lantas memberikan sebuah ide
guna mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi hak dari para
semut. Kancil membawa satu genggam buah kecil berwarna merah.

Para semut yang melihatnya tertawa karena menganggap rencana si kancil


sangat lucu.

Namun pada akhirnya, para semut tidak menanggapi rencana kancil


tersebut. Tetapi tabiat si cicak mencuri buah apel berlangsung terus
menerus, sampai membuat kawanan semut menyetujui rencana kancil.

Keesokan harinya, para semut meninggalkan sisa apel yang diletakkan di


pinggir dan tidak ada yang menjaga. Cicak yang melihat hal tersebut
langsung mengambil sisa apel tersebut.

Para semut yang mengetahuinya tidak marah dan malah tertawa senang.
Cicak lantas merasa curiga. Kemudian ia mengintip kawanan semut
tersebut saat mereka sedang membahas strategi dengan si kancil.

“Kancil, apakah buah yang dicuri cicak tadi bukan cabai?” tanya seekor
semut.

Kancil menjawab, bahwa yang dicuri cicak memang bukan cabai. Ia


menjelaskan bahwa jika cicak mendengarkan tawa semut dan tahu bahwa
buah yang dicurinya adalah cabai, maka cicak tidak akan memakannya.
Karena cicak tidak menyukai cabai dan akan mencuri buah lainnya.

Oleh karena itu, buah yang disiapkan oleh si kancil untuk dicuri cicak
adalah strawberry. Jika cicak kekenyangan dan tertidur setelah
memakannya, maka cicak tidak akan mencuri makanan semut lagi.

Kancil pun berkata bahwa keesokan harinya, ia akan membawa satu


keranjang strawberry ke rumah cicak dan menasihatinya agar tidak
mencuri lagi.

Cicak yang mendengar hal tersebut menangis dan diam-diam menyesali


perbuatannya.
Moral cerita dari kisah si kancil dan cicak badung di atas ialah bahwa ada
banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan perbuatan jahat
seseorang tanpa harus membuatnya tersinggung. Seperti apa yang
dilakukan si kancil kepada cicak badung sehingga membuatnya tersadar
dan menyesali perbuatannya karena telah mencuri makanan milik kawanan
semut.

8. Dongeng Kancil dan Beruang


Alkisah, di sebuah hutan, pada awalnya kehidupan berjalan dengan
tenteram, damai, dan semua kebutuhan hewan terpenuhi. Namun suatu
hari, hutan tersebut kedatangan tamu tak diundang yang serta merta
membuat penghuni hutan merasa ketakutan.

Tak ada satupun binatang di hutan yang berani keluar dari sarangnya
meskipun mereka merasa lapar.

Jauh dari hutan, hiduplah si kancil yang sudah lama tidak mendatangi
hutan tersebut. Tiba-tiba terbesit keinginannya untuk mengunjungi hutan
dan bertemu dengan teman-temannya.

Tanpa mengetahui situasi yang tengah terjadi, si kancil terus melangkah


memasuki hutan. Setelah berjalan cukup lama, si kancil menyadari
suasana hutan yang mendadak berubah sepi. Ia pun merasa curiga dan
penasaran.

“Mengapa hutan ini sunyi sekali?” gumam si kancil.

Tak lama, si kancil mendengar seruan dari Burung Balam yang gerakannya
cepat dan mengisyaratkan untuk waspada.

“Hei kancil! Segeralah bersembunyi sebelum kau dimangsanya! Karena


hutan ini sudah tidak aman lagi! Anak-anak kami banyak yang mati
dibuatnya.” teriak Burung Balam.

Kancil bertanya-tanya, siapa dan dimana hewan itu tinggal.

“Aku tidak tahu dimana ia tinggal. Tapi yang pasti, ia akan keluar tiba-tiba
dan memangsa setiap hewan yang berjumpa dengannya.” ujar Burung
Balam yang langsung membuat ciut nyali si kancil.

Tidak hanya Burung Balam, hewan-hewan lain yang kebetulan mendengar


percakapan mereka juga membenarkan peringatan tersebut.
Kancil lalu berusaha lari untuk mencari tempat persembunyian. Namun
sebelum jauh berlari, ternyata binatang yang teman-temannya bicarakan
tadi ternyata telah berdiri di hadapannya.

Badannya besar dan cakarnya yang tajam membuat hewan-hewan kecil


takut padanya.

Kancil berusaha melarikan diri. Namun gerakan hewan itu ternyata lebih
cepat dari si kancil.

Kancil yang terus berlari tidak sadar menabrak hewan itu dan membuatnya
jatuh ke dalam lumpur.

Walaupun dalam kondisi terancam, kancil tidak mau menyerah. Si kancil


yang cerdik lalu mendapatkan ide untuk bisa terlepas dari hewan
menyeramkan itu.

“Stop! Jangan kau makan mangsamu dalam keadaan seperti ini. Nanti
rasanya tidak akan nikmat seperti yang kau bayangkan.” ucap si kancil.

“Kalau begitu, aku harus bagaimana?” tanya hewan buas itu.

“Di sekitar sini, ada sungai. Izinkan aku membersihkan diri. Dan setelah itu,
kau boleh menyantapku.” jawab si kancil memohon.

Hewan buas itu setuju dan mengikuti si kancil dari belakang saat berjalan
menuju sungai.

Selama perjalanan, si kancil menyempatkan diri untuk bertanya.

“Apakah kau hewan yang bernama Beruang?”

“Iya! Aku beruang! Aku adalah raja hutan. Semua hewan takut kepadaku.”
ucap beruang dengan sombongnya.

“Jika kau beruang, tentulah kau suka madu ketimbang memakanku yang
kelezatannya masih diragukan.” si kancil berusaha mencoba mengelabui
beruang.

“Ya! Jelas aku lebih suka madu. Tapi di hutan ini, aku belum menemukan
madu itu.” ungkap beruang.

“Aku tahu tempat yang menyimpan madu lezat. Jika kau berkenan, aku
akan mengantarmu kesana setelah aku membersihkan tubuhku dulu.” kata
si kancil.
Beruang yang tidak menyadari siasat si kancil spontan setuju. Tidak ada
sedikitpun pikiran curiga di benak beruang.

Sesampainya di sungai, kancil langsung membersihkan tubuhnya. Lantas


si kancil dan beruang melanjutkan perjalanan menuju gua yang ada
madunya.

Begitu sampai di mulut gua, si kancil berkata “Gua ini gelap. Tapi di dasar
gua, ada madu yang sangat lezat.”

Kancil menjelaskan sambil menunjuk ke arah mulut gua.

“Tidak apa. Kita akan kesana” ucap beruang dengan semangat.

Setelah berjalan ke dalam gua tersebut, kancil memberitahu beruang “Hei


beruang. Dengarkanlah suara lebah itu. Kita sudah sangat dekat dengan
madunya. Tapi kita kesulitan melihat dimana letak madunya. Jadi
tunggulah disini. Aku akan keluar mengambil api dan akan segera
kembali.” ucap si kancil.

Beruang membalasnya dengan anggukan.

Kancil segera keluar dari gua untuk mengambil api. Namun di luar dugaan
beruang, si kancil yang tadinya berjanji untuk membawa api ke dalam gua,
malah menyulutkan api di mulut gua.

Akibatnya mulut gua tertutup seketika dan beruang terjebak di dalam gua.

Tidak lama setelah itu, tiba-tiba terdengar suara.

“Terima kasih kancil. Kau telah menolongku dengan memberi makanan


untukku. Sejujurnya aku sudah sangat kelaparan karena sudah lama
sekali aku tidak makan.” ucap buaya yang telah memangsa beruang.

“Sama-sama buaya. Aku memberikannya padamu karena dulu kau pernah


membantuku menyeberang sungai.” sahut si kancil.

Ternyata sesungguhnya gua yang dimaksud si kancil tadi adalah mulut


buaya yang sudah lama menunggu mangsa. Sedangkan suara lebah yang
dimaksud si kancil adalah laron yang sedang bermain-main di mulut
buaya.

Kini beruang telah mati di dalam mulut buaya. Hutan pun kembali seperti
sedia kala, tenteram, damai dan aman, Tidak ada lagi hewan yang hidup
dalam ketakutan.
Bunda dapat mengajarkan kepada si kecil untuk menggunakan
kecerdasannya ketika dihadapkan dengan permasalahan. Selain itu
janganlah mudah menyerah dan putus asa, karena setiap permasalahan
pasti ada solusinya.

Bunda, yuk download


Pilihan Redaksi aplikasi digital Allo
• 25 Surat Pendek Juz Amma yang Bank di sini. Dapatkan
Mudah Dihafal, Bisa Diajarkan pada diskon 10 persen dan
Anak cashback 5 persen.
• 10 Nama Malaikat dan Tugasnya yang Simak cerita dongeng
Perlu Diketahui Si Kecil pengantar tidur dalam
video di bawah ini:

(rap/rap)

Simak Video di Bawah Ini, Bun:

5 Dongeng Anak Sebelum Tidur Paling Populer

Share yuk, Bun!

Komentar

cerita anak
Pantau terus tumbuh kembang Si Kecil setiap bulannya hanya di Aplikasi HaiBunda!

ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda

Dear Ibuku, Nilai Raport Cucumu Tidaklah Sempurna dan Apa Salahnya?
Mom's Life

Hadir di Pernikahan Mewah Khas Nigeria, Bunda Ini Terkejut Uang Sawerannya Berkarung-karung
Kehamilan

Perjuangan Cut Mini & Suami untuk Hamil, Kini Ikhlas Belum Dikaruniai Anak setelah 20 Th
Trending

Terpopuler: Kisah Bunda Datang ke Pernikahan Mewah Khas Nigeria, Kaget Sawerannya
Berkarung-karung
Mom's Life

Kisah Bunda Datang ke Pernikahan Mewah Khas Nigeria, Kaget Sawerannya Berkarung-karung
Cerita Bunda
Aku Sering Nangis setelah Si Bungsu Lahir, Bersyukur Suami Lebih Perhatian saat LDR

FOTO TERKAIT

Komik Bunda

Saingan Nilai Anak

Komik Bunda

Cerita Fabel: Anak Singa yang Tidak Mau Mengaum

TERPOPULER
01
Alasan Tika Panggabean Diet Intermittent & Olahraga, Ternyata Alami Pengentalan Darah

02
Sedihnya Mutia Ayu saat Gewa Diopname karena Pneumonia, Demam hingga 42 Derajat

03
5 Potret Pohon Natal Artis, Punya Sandra Dewi Dikirim dari Amerika Serikat

04
Dear Ibuku, Nilai Raport Cucumu Tidaklah Sempurna dan Apa Salahnya?

05
Waspada Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru, Begini Kata BMKG
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang
di Aplikasi HaiBunda!

REKOM ENDASI

Mom's Life

Begini Cara Rayakan Hari Ibu yang Berkesan, Gunakan 25 Twibbon Spesial Ini!

Rekomendasi Produk
Review Stella Naturalist Mist Diffuser - Refill, Harumnya Segar dan Alami

Parenting

Sedihnya Mutia Ayu saat Gewa Diopname karena Pneumonia, Demam hingga 42 Derajat

Kehamilan
10 Cara Membuat Anak Jenius Sejak dalam Kandungan

Mom's Life

Waspada Cuaca Ekstrem Saat Natal dan Tahun Baru, Begini Kata BMKG

DETIK NETWORK
Thalita Latief Belum Pikirkan Menikah, Sang Anak Mulai Dekat dengan Pacar

Tanda Kiamat yang Sudah Muncul di Dunia Menurut Hadis, Apa Saja?
Mau Liburan Sendirian? Ini 5 Negara yang Aman untuk Solo Traveling dan Bebas Visa
Momen Viral Aktris China Jatuh di Red Carpet Sampai Mimisan, Tetap Pose Cantik

Rekomendasi Parfum Ini untuk Si Sagitarius yang Berani Coba Hal Baru. Hangat, Mewah, dan
Memikat!

Lihat Versi Desktop

Copyrights @ 2023 | HaiBunda. All Rights Reserved Tentang Kami Pedoman Media Siber Disclaimer

Anda mungkin juga menyukai