Anda di halaman 1dari 6

No.

Struktur Teks Kalimat


1. Orientasi Suatu hari angin berhembus semilir-semilir
membuat penghuni hutan mengantuk. Begitu juga
dengan si kancil. Untuk mengusir rasa kantuknya si
kancil berjalan-jalan di hutan sambil
membusungkan dadanya. Sambil berjalan si kancil
berkata, “Siapa yang tak kenal kancil. Si pintar, si
cerdik dan si pemberani. Setiap masalah pastiselesai
olehku.” Ketika sampai di sungai, si kancil segera
minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Air
yang begitu jernih membuat si kancil dapat berkaca.
Si kancil berkata-kata sendirian. “Buaya, gajah,
harimau semuanya binatang bodoh, jika
berhadapan denganku mereka dapat aku perdaya.”
Si kancil tidak tahu kalau ia daritadi sedang
diperhatikan oleh seekor siput yang sedang duduk
di bongkahan batu besar. Si siput berkata, “Hei
kancil, kau asyik sekali berbicara sendirian. Ada
apa? Kamu sedang bergembira?” Kancil mencari-
cari sumber suara itu. Akhirnya si kancil
menemukan letak si siput.
2. Komplikasi “Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya? Siput
yang kecil dan imut-imut. Eh bukan! Kamu memang
kecil tapi tidak imut-imut, melainkan jelek bagai
kotoran ayam,” ujar si kancil. Siput terkejut mendengar
ucapan si kancil yang telah menghina dan
membuatnya jengkel. Lalu siput pun berkata, “Hai
kancil! Kamu memang cerdik dan pemberani karena
itu aku menantangmu lomba ada cepat.” Akhirnya,
meraka setuju perlombaan dilakukan minggu depan.
Setelah si kancil pergi, siput segera memanggil dan
mengumpulkan teman-temannya. Si siput meminta
tolong teman-temannya agar waktu perlombaan nanti
semuanya harus berada di jalur lomba. “Jangan lupa,
kalian bersembunyi di balik bongkahan batu, dan salah
satu harus segera muncul ketika kancil memanggil,
dengan begitu kita selalu berada di depan si kancil,”
kata siput. Hari yang dinanti tiba. Si kancil datang
dengan sombongnya, merasa ia pasti akan sangat
mudah memenangkan perlombaan ini. Siput
mempersilahkan kancil untuk berlari duluan dan
memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana
ia sampai. Perlombaan dimulai. Kancil berjalan santai,
sedang siput segera menyelam ke dalam air. Setelah
beberapa langkah, si kancil memanggil siput. Tiba- tiba
siput muncul di depan kancil sambil berseru, “Hai
kancil! Aku sudah sampai sini.” Si kancil terheran-
heran, segera ia mempercepat langkahnya. Kemudian
ia memanggil siput lagi. Ternyata siput juga sudah
berada di depannya. Akhirnya si kancil berlari tetapi ia
panggil si siput, ia selalu muncul di depan kancil.
Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan
nafasnya tersengal-sengal ketika hampir finish, ia
memanggil siput, tetapi tidak ada jawaban. Si kancil
berpikir siput sudah tertinggal jauh dan ia akan
menjadi pemenang perlombaan. Si kancil berhenti
berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan
senyum sinis kancil berkata, “Kancil memang tiada
duanya.” Si kancil dikagetkan ketika ia mendengar
suara siput yang sudah duduk di atas batu besar. “Oh
kasihan sekali kau kancil. Kelihatannya sangat lelah,
capai ya berlari?” ejek siput. Tidak mungkin!
Bagaimana kamu bisa lebih dulu sampai, padahal aku
berlari sangat kencang,” seru kancil.”Sudahlah, akui
saja kekelahanmu,” ujar siput.

3. Resolusi Si kancil masih heran dan tak percaya kalau ia


dikalahkan oleh binatang yang lebih kecil darinya. Si
kancil menundukkan kepala dan mengakui
kekalahannya. “Sudahlah tidak usah sedih. Aku tidak
minta hadiah kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu
hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan
kecerdikanmu. Semua binatang mempunyai kelebihan
dan kekurangan masig-masing, jadi jangan suka
menghina dan menyepelekan mereka,” ujar siput.
4. Koda “Sudahlah tidak usah sedih. Aku tidak minta hadiah
kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu hal, janganlah
sombong dengan kepandaian dan kecerdikanmu.
Semua binatang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masig-masing, jadi jangan suka menghina
dan menyepelekan mereka,” ujar siput. Si kancil
menundukkan kepala dan mengakui kekalahannya.
“Sudahlah tidak usah sedih. Aku tidak minta hadiah
kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu hal, janganlah
sombong dengan kepandaian dan kecerdikanmu.
Semua binatang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, jadi jangan suka
menghina dan menyepelekan mereka,” ujar siput. Siput
segera menyelam ke dalam sungai. Tinggallah si kancil
dengan rasa menyesal dan malu

Kelas VIII.2
Kelompok 6
 Raidatul Zahidah Sahrir
 Amalia Rahmadani
 Luthfiyah Zulfa M.
 Nurul Febrianti S.
Penyesalan Kupu Kupu
Cerpen Karangan: Nur Indah Amalia Putri
Lolos moderasi pada: 7 August 2015

Pada suatu hari terdapat seekor kupu-kupu yang cantik, namun karena kecantikannya dan
lebih disukai oleh manusia ia menjadi sombong. Ia merasa dirinya lebih baik dari hewan
lainnya. Tiba-tiba datanglah seekor lalat yang menghampirinya.
“hai, boleh aku disini?..” Ujarnya
“eh! Siapa kau! Berani-beraninya kau mendekati aku!!” Ujar kupu-kupu.
Lalat terdiam.
“kamu tuh nggak pantes ya berteman denganku! Kamu tuh hewan yang jijik! Tidak pantes
berteman dengan saya yang cantik! Tidak seperti kamu! Dari makanannya saja tentu aku
yang lebih baik!” Ujar Kupu-kupu sombong.
“Aku kesini hanya ingin berteman dengan kau! Kalau kau tidak mau ya sudah! Tidak perlu
kau menghinaku!” Ujar Lalat yang hatinya tersakit oleh kupu-kupu yang sombong itu.

Lalat merasa harga dirinya telah diinjak-injak oleh kupu-kupu. Lalu ia pergi meninggalkan
kupu-kupu tersebut. Ia menangis, lalu datanglah lebah menghampirinya.
“Hai! Mengapa kau menangis?” Ujar lebah penuh perhatian.
“Aku telah dihina oleh si kupu-kupu yang sombong itu!” Jawabnya terisak.
“Sudahlah tidak usah kau dengarkan perkataan dia. Biar dia nanti yang akan mendapatkan
balasannya dari Allah SWT. Banyak kok hewan lain yang dihina oleh kupu-kupu, termasuk
aku…” Ujar lebah menenangkannya.
“Makasih yaa kau memang sahabat yang baik…”
Lebah mengangguk seraya tersenyum.

Di sore hari kupu-kupu sedang asik melayang terbang di taman bunga. Tiba-tiba dua orang
anak kecil hendak menangkapnya menggunakan jaring. Kupu-kupu panik, lalu ia terbang
sekencang-kencangnya untuk menghindari dua anak kecil itu.

Kupu-kupu akhirnya lolos dari dua anak kecil tersebut. Namun ia merasakan sayapnya sakit
akibat terbang dengan terlalu kencang. Ia pun merasakan kepalanya yang sangat pusing. Ia
meminta bantuan kepada hewan lainnya, namun mereka semua enggan menolong kupu-kupu.
Akhirnya ia pingsan dengan sayapnya yang patah.

Kupu-kupu tersadar dari pingsannya. Namun ia terkejut saat ia tau bahwa ia sedari tadi
pingsan. Tiba-tiba Lalat datang membawa obat-obatan..
“syukurlah Kau sudah pulih” Ujarnya senang.
Kupu-kupu terkejut karena yang menolongnya adalah hewan yang tadi pagi ia hina. Dia
merasa berhutang budi padanya.
“mm.. Terimakasih ya kau mau menolongku, padahal aku telah menghinamu..” Ujarnya
malu-malu.
“Tidak apa kok, sudahlah kau tiduran saja. Biar aku dapat mengobati sayapmu yang patah”
Kupu-kupu menurut, lalu ia diobati oleh lalat.

Hari terus berganti akhirnya kupu-kupu telah pulih kembali. Ia dapat terbang kemana ia suka.
Namun kupu-kupu yang sekarang telah berbeda dengan kupu-kupu yang lama. Ia kini mau
berteman dengan siapa saja. Teman-temannya pun telah memaafkan perbuatan dia yang lalu.
Kupu-kupu telah menyadari bahwa kecantikannya itu hanya pemberian semata dari Allah
SWT. Ia mau berteman dengan siapa saja. Karena tanpa teman ia tak bisa berbuat apa-apa.
Buaya dan Kerajaan Katak
Cerpen Karangan: Marisa Ulfa Vera
Lolos moderasi pada: 25 May 2015

Pada suatu hari, ada sebuah kerajaan katak. Yang dipimpin oleh seekor katak yang dapat
sihir. Akan tetapi di sana juga hiduplah seekor buaya. Ia senang memangsa warga dari
kerajaan katak. Raja yang mendengar berita ini langsung menjadi marah. Karena
mendengar berita dari pasukannya yang dimangsa oleh seekor buaya.

Lalu raja katak siang itu langsung mendatangi sang buaya dengan didampingi oleh para
pasukan di belakangnya.
“Wahai buaya!” Sentak sang raja.
“Ada apa katak kecil?” Sahut buaya dengan sindiran.
“Mengapa kau memakan para wargaku yang tidak punya salah kepadamu?” Tanya raja
dengan agak marah.
“Aku lapar” Jawab sang buaya. “Dan aku hanya ingin makan katak” Lanjut sang buaya.
“Jika kau terus memakan para wargaku, kau akan ku sihir menjadi seekor katak! Agar
kau juga merasakan bagaimana dimakan oleh temanmu sendiri” Ancam sang raja dengan
nada keras.
“Apa?! Sihir katamu? Apakah seekor katak yang kecil dapat menyihir aku yang besarnya
lebih dari sepuluh kali lipat dari besar badan seekor katak kecil sepertimu?” Kata buaya
dengan nada menyindir dan sedikit tertawa geli.
“Jika kau masih berani memakan dari wargaku! Lihat saja nanti! Aku tidak main-main
dengan perkataanku tadi!” Bicara sang raja dengan kembali mengancam.
“Baiklah… hahahaha..” Jawab sang buaya dengan nada tidak serius.
Akhirnya raja dan pasukannya pergi meninggalkan sang buaya yang sepertinya
membandel.

Ternyata setelah diancam oleh sang raja, buaya masih berani memakan warga dari
kerajaan katak. Raja yang kesal akibat sikap sang buaya yang membandel dan sulit
dibicarakan. Langsung menghampiri sang buaya dengan kekesalan.

Sesampainya di tempat sang buaya, Raja Katak pun langsung mengeluarkan tongkat
sihirnya yang sudah lama tidak dipakainya. Dan ia langsung menyihir sang buaya dengan
tongkatnya menjadi seekor katak kecil. Sama seperti perkataannya saat berbicara kepada
buaya kemarin siang.

Buaya takut akan dimangsa oleh buaya lainnya, karena ia telah berubah menjadi seekor
katak kecil. Lalu ia pergi ke Kerajaan Katak. Dan menghadap sang raja. Ia meminta maaf,
ia menyesal karena telah memakan dan mengabaikan pembicaraan sang raja kemarin
siang. Dan ia berjanji untuk tidak memakan warga Kerajaan Katak lagi. Raja yang merasa
iba, langsung membebaskan buaya dari kekuatan sihir sang raja. Akhirnya, karena merasa
hutang budi, buaya lalu menjadikan dirinya sebagai benteng pertahanan Kerajaan Katak.
Agar kerajaan katak aman dari mangsaan buaya lainnya.

Nama : Raidatul Zahidah Sahrir


Kelas : VIII.2
NIS : 11163

Anda mungkin juga menyukai