Anda di halaman 1dari 49

PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI/BALITA

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Strategi penanggulangan kurang Vitamin A yang pelaksanaannya terdiri dari pemberian kapsul
Vitamin A dosis tinggi setiap bulan februari dan agustus.
Tujuan : Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian Vitamin A melalui pembinaan sehingga
kegiatan pencegahan kekurangan Vitamin A dapat berjalan dengan baik.
Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan
SPO pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : 1. Pedoman pelayanan gizi di puskesmas tahun 2014
2. Rencana kerja pembinaan gizi masyarakat tahun 2014
Prosedur : 1. Petugas gizi melakukan persiapan bahan dan alat sebelum ke posyandu.
2. Petugas gizi membagikan kapsul Vitamin A kepada bidan sebagai penanggung jawab di
wilayah tersebut/kader sesuai dengan jumlah sasaran.
3. Petugas memberikan pelayanan kepada bayi/balita berdasarkan prosedur pelayanan
posyandu.
4. Bidan sebagai penanggung jawab di wilayah tersebut/kader membarikan kapsul Vitamin
A.
5. Petugas memberikan kapsul Vitamin A biru untuk anak umur 6-11 bulan dan untuk anak
umur 12-59 bulan diberikan kapsul Vitamin A merah.
6. Petugas mencatat dan membuat laporan hasil kegiatan pemberian kapsul Vitamin A.
Bagan Alir
Petugas gizi membagi kapsul Vitamin A pada
Petugas gizi melakukan bidan sebagai penanggung jawab di wilayah
persiapan bahan dan
tersebut/kader sesuai dengan jumlah sasaran.
alat

Petugas memberikan pelayanan kepada


bayi/balita berdasarkan prosedur pelayanan
posyandu
Bidan sebagai penanggung jawab di wilayah
tersebut/kader memberikan kapsul Vitamin A

Petugas memberikan kapsul Vitamin A biru


untuk umur 6-11 bulan dan untuk anak umur
12-59 bulan kapsil Vitamin A.

Petugas mencatat dan


membuat laporan hasil
kegiatan pemberian kapsul
Vitamin A

Unit terkait : - Poli Umum


- Rawat Inap
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DI POSYANDU

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Kegiatan yang di lakukan untuk memantau pertumbuhan balita setiap bulan.

Tujuan : Untuk memantau status gizi balita menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat) atau buku KIA.

Kebijakan :

Referesi : Pedoman pelayanan gizi di puskesmas tahun 2014

Prosedur : 1. Petugas mempersiapkan alat dan bahan sebelum ke lokasi posyandu.


2. Petugas memberikan pembinaan kepada kader posyandu agar mampu melakukan
pemantauan pertumbuhan di posyandu.
3. Petugas melakukan pemantauan dan memberikan pelayanan gizi dalam bentuk konseling
gizi pada ibu yang memiliki balita dengan grafik pertumbuhan yang kurang baik maupun
balita dengan grafik pertumbuhan yang sudah baik.
4. Petugas mencatat hasil kegiatan penimbangan pada format isian posyandu yang nantinya
akan menjadi laporan hasil kegiatan penimbangan pada bulan tersebut.
5. Petugas mempersilahkan pulang dan di harapkan partisipasinya untuk kembali ke
posyandu setiap bulan.
Bagan Alir
Petugas memberikan pembinaan
Petugas pada kader posyandu agar mampu
mempersilahkan alat melakukan pemantauan.
dan bahan sebelum ke
lokaso posyandu

Petugas melakukan pemantauan dan


memberikan pelayanan gizi dalam bentuk
konseling gizi pada ibu yang memiliki balita
dengan grafik pertumbuhan yang kurang baik
maupun balita dengan grafik pertumbuhan yang
baik.
Petugas mencatat hasil kegiatan penimbangan pada
format bantu laporan (isian posyandu) yang nantinya
akan menjadi laporan hasil kegiatan penimbangan pada
bulan tersebut.

Petugas mempersilahkan
pulang dan di harapkan
partisipasinya untuk kembali ke
posyandu setiap bulan

Unit terkait : - Poli umum


- Rawat inap
PENIMBANGAN BERAT BADAN DI POSYANDU
DENGAN MENGGUNAKAN DACIN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang di lakukan dan diselenggarakan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial
dasar.
Tujuan : Untuk mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga.

Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Buku rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat tahun 2014

Prosedur : 1. Petugas dalam hal ini kader menggantungkan dacin pada tempat yang kokoh dan kuat
seperti pada pelana rumah.
2. Petugas/kader selalu menempatkan bandul geser diangka nol, kemudian pasang sarung
timbang.
3. Petugas/kader menyeimbangkan kembali dacin yang telah di pasangkan sarung timbang,
apabila dacin tidak seimbang maka beri pemberat pada ujung batang dacin untuk
menyeimbangkannya.
4. Petugas/kader mempersilahkan ibu memasukkan balita ke dalam sarung timbang, sebelum
ditimbang kader harus melepaskan alas kaki yang dikenakan balita yang bisa
mempengaruhi hasil penimbangan.
5. Petugas dalam hal ini kader menggeser bandul sampai dacin seimbang.
6. Kader membaca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
7. Kader menggeser kembali bandul ke angka nol dan keluarkan balita dari sarung timbang.
8. Kader mencatat hasil penimbangan dengan benar pada buku KIA/KMS.
Bagan Alir Distribusi Makanan

Petugas dalam hal ini


kader menggantungkan Petugas/kader selalu menempatkan bandul
dacin pada tempat yang geser diangka nol, kemudian pasang sarung
kokoh dan kuat seperti timbang.
pada pelana rumah.

Petugas/kader menyeimbangkan kembali


dacin yang telah di pasangkan sarung
timbang, apabila dacin tidak seimbang
maka beri pemberat pada ujung batang
dacin untuk menyeimbangkannya.

Petugas/kader mempersilahkan ibu


Petugas dalam hal ini kader memasukkan balita ke dalam sarung
menggeser bandul sampai timbang, sebelum ditimbang kader harus
dacin seimbang. melepaskan alas kaki yang dikenakan balita
yang bisa mempengaruhi hasil
penimbangan.

Kader membaca berat badan


balita dengan melihat angka di Kader menggeser kembali bandul ke angka
ujung bandul geser. nol dan keluarkan balita dari sarung timbang.

Kader mencatat hasil


penimbangan dengan
benar pada buku
KIA/KMS

Unit terkait : 1. Bidan desa/kelurahan


2. Dokter gigi
3. Kader
PENANGANAN GIZI BURUK

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Rangkaian kegiatan penyelidikan investigasi terhadap faktor terjadinya gizi buruk dan penemuan
kasus balita buruk lainnya di suatu wilayah kerja.
Tujuan : Diterapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara konferhensif.

Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Referesi :

Prosedur : 1. Petugas mengarahkan pasien mendaftar untuk pengisian rekam medis.


2. Petugas mengarahkan ke poli umum untuk dilakukan pemeriksaan klinis serta
mengkordinasikan status gizi pasien kepada dokter poli.
3. Petugas akan melakukan tindak lanjut:
a. Pasien tanpa komplikasi dilakukan konseling dan pemberian obat-obatan gizi untuk
pemulihan.
b. Rujukan ke fayankes yang lebih tinggi (TFC) apabila pasien dengan komplikasi
medis/penyakit penyerta.
4. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan gizi buruk.
5. Petugas mempersilahkan pasien untuk pulang dan di harapkan untuk kembali mengontrol
kondisi pasien serta di lakukan kunjungan rumah.
Bagan Alir

Petugas
mengarahkan pasien Petugas mengarahkan ke poli umum untuk
mendaftar untuk dilakukan pemeriksaan klinis serta
pengisian rekam mengkordinasikan status gizi pasien kepada
medis. dokter poli.
Petugas akan melakukan tindak lanjut:
a. Pasien tanpa komplikasi dilakukan konseling dan
pemberian obat-obatan gizi untuk pemulihan.
b. Rujukan ke fayankes yang lebih tinggi (TFC)
apabila pasien dengan komplikasi medis/penyakit
penyerta.

Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan gizi


buruk.

Petugas mempersilahkan pasien untuk pulang dan di


harapkan untuk kembali mengontrol kondisi pasien
serta di lakukan kunjungan rumah.

Unit terkait : 1. Poli umum


2. Poli MTBS
3. Surveilans
4. Petugas promosi
5. Bidan desa/kelurahan
PEMBERIAN MP-ASI GAKIN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh Kementrian Kesehatan RI

Tujuan : Dalam rangka pencegahan dan penanggulangan gizi terutama di daerah rawan gizi/keadaan darurat
bencana.
Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Pedoman pelayanan gizi di puskesmas tahun 2014

Prosedur : 1. Petugas gizi menerima dropping MP-ASI dari dinas kesehatan kabupaten.
2. Petugas meminta data balita gakin dari bidan desa/kelurahan.
3. Petugas gizi puskesmas mengirim MP-ASI kebidan desa/kelurahan sesuai data.
4. Bidan desa/kelurahan membarikan MP-ASI langsung kesasaran.
5. Bidan desa/kelurahan memberikan penjelasan tentang pemberian MP-ASI ke sasaran.
6. Bidan desa/kelurahan melaporkan hasil pelaksanaan distribusi MP-ASI.
7. Petugas gizi puskesmas memantau proses penerimaan dan pendistribusian MP-ASI.
8. Petugas gizi melaporkan pendistribusian MP-ASI ke dinas kesehatan kabupaten.
Bagan Alir

Petugas gizi menerima Petugas meminta data balita gakin dari bidan
dropping MP-ASI dari desa/kelurahan.
dinas kesehatan
kabupaten.

Petugas gizi puskesmas mengirim MP-ASI


kebidan desa/kelurahan sesuai data.

Bidan desa/kelurahan memberikan


Bidan desa/kelurahan membarikan
penjelasan tentang pemberian MP-
MP-ASI langsung kesasaran.
ASI ke sasaran.
Bidan desa/kelurahan melaporkan Petugas gizi puskesmas memantau
hasil pelaksanaan distribusi MP- proses penerimaan dan
ASI. pendistribusian MP-ASI.

Petugas gizi
melaporkan
pendistribusian MP-
ASI ke dinas kesehatan
kabupaten.

Unit terkait : Bidan desa/kelurahan


PMT PEMULIHAN BAGI BALITA

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Pemberian makanan bergizi yang diperuntukkan bagi balita usia 6-59 bulan sebagai makanan
tambahan untuk pemulihan gizi.
Tujuan : Untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai proses pembelajaran dan komunikasi
antara ibu dan balita sasaran.
Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gigi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Referesi : Panduan penyelenggaraan pemberian makanan pemulihan bagi balita gizi kurang dan ibu hamil
KEK, Tahun 2012.
Prosedur : 1. Petugas melakukan konfirmasi status gizi calon penerima PMT pemulihan kepada bidan
wilayah desa/kelurahan, baik dari hasil kegiatan PSG maupun balita dengan kondisi BGM.
2. Petugas menentukan jumlah dan alokasi sasaran.
3. Petugas merencanakan menu makanan tambahan pemulihan.
4. Petugas menyerahkan dana kepada kader yang dipercayakan untuk mengelolah pembuatan
serta pembelian bahan makanan lokal yang di gunakan dalam pembuatan PMT pemulihan.
5. Kader dalam hal ini akan memasak selama 30 hari makan anak, dengan mengumpulkan
sasaran disuatu tempat yang disepakati.
6. Petugas dalam hal ini petugas gizi akan memantau serta membuat pelaporan hasil kegiatan
PMT pemulihan setiap bulannya.
Bagan Alir
Petugas menentukan jumlah dan
Petugas melakukan konfirmasi alokasi sasaran.
status gizi calon penerima
PMT pemulihan kepada bidan
wilayah desa/kelurahan, baik
dari hasil kegiatan PSG Petugas merencanakan menu
maupun balita dengan kondisi makanan tambahan pemulihan.
BGM.
Petugas menyerahkan dana kepada
kader yang dipercayakan untuk
mengelolah pembuatan serta
pembelian bahan makanan lokal
yang di gunakan dalam pembuatan
PMT pemulihan.

Kader dalam hal ini akan memasak


selama 30 hari makan anak, dengan
mengumpulkan sasaran disuatu
tempat yang disepakati.

Petugas dalam hal ini petugas


gizi akan memantau serta
membuat pelaporan hasil
kegiatan PMT pemulihan
setiap bulannya.

Unit terkait : - Rawat Inap


SPO PELAYANAN POSYANDU

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak, yang
kegiatannya dilakukan secara koordinatif dan integratif.
Tujuan : Untuk mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga.

Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gigi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Referesi : Buku panduan kader posyandu tahun 2011.

Prosedur : 1. Petugas dalam hal ini mendaftar balita yang dating ke posyandu, pada buku pencatatan.
2. Petugas dalam hal ini kader melakukan penimbangan berdasarkan SPO penimbangan
dacin.
3. Petugas dalam hal ini kader mencatat hasil penimbangan pada KMS/buku KIA balita.
4. Petugas dalam hal ini kader meregistrasi hasil penimbangan pada buku SIP
posyandu/registrasi posyandu.
5. Setelah itu ibu balita di arahkan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan antara lain
konseling gizi, imunisasi maupun pemantauan SDIDTK.
Bagan Alir
Petugas dalam hal ini kader melakukan
Petugas dalam hal ini
penimbangan berdasarkan SPO penimbangan
mendaftar balita yang
dacin.
dating ke posyandu,
pada buku pencatatan.
Petugas dalam hal ini kader mencatat hasil
penimbangan pada KMS/buku KIA balita.

Petugas dalam hal ini kader meregistrasi hasil penimbangan


pada buku SIP posyandu/registrasi posyandu.
Setelah itu ibu balita di
arahkan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan antara
lain konseling gizi, imunisasi
maupun pemantauan
SDIDTK.

Unit terkait : - Unit Pantry


DETEKSI DINI BALITA RESIKO TINGGI

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian :  Balita adalah anak yang berumur 1 tahun sampai dengan umur 59 bulan 29 hari.
 Deteksi balita adalah pemantauan tumbuh kembang anak secara komfrehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi. Deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang balita.
 Balita Resti adalah balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan pengembangan.
Tujuan : Untuk mengetahui lebih dini adanya penyimpangan dalam pertumbuhan dan pengembangan balita.

Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gigi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Referesi : Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ditingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar.
Prosedur : A. Petugas melakukan registrasi.
B. Petugas memisahkan balita yang akan dilakukan deteksi sesuai ketentuan (umur 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, dan 60 bulan).
C. Petugas melalukan deteksi pada balita sesuai dengan:
1. Aspek Pertumbuhan
a. Petugas melakukan penimbangan dan pengukuran Panjang Badan, Lingkar
Kepala.
b. Petugas lihat garis pertambahan Berat Badan, Tinggi Badan dan Lingkar Kepala
pada grafik.
2. Aspek Perkembangan
a. Petugas tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuisener Pra Skrening
Perkembangan).
b. Petugas tanyakan daya pendengaran dengan TDD (Tes Daya Dengar) dan
Mpenglihatan TDL.
3. Aspek Mental Emosional
a. KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional).
b. CHAT (Chek For Autisme Toddles).
c. GPHH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktifitas.
D. Petugas mencatat hasil deteksi balita di Kuesiner SDIDTK.
E. Apabila hasil pemeriksaan didapatkan, petugas menetapkan hasil:
1. Petugas mengajukan untuk melakukan stimulasi rutin di rumah.
2. Meragukan petugas melakukan intervensi selang waktu 2 minggu dan jika tidak
berhasil maka petugas merujuk ke klinik balita puskesmas.
Bagan Alir
Menjaga kondisi agar
Balita hadir Menyiapkan tetap nyaman
di posyandu materi

Member materi

Melakukan Tanya
jawab

Melakukan
pendokumentasian

Unit terkait : - Dokter


- Perawat/Bidan
- PHN
PENGUKURAN PANJANG BADAN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Proses kegiatan yang digunakan untuk mengetahui panjang badan untuk anak umur <24 bulan
yang diukur terlentang.
Tujuan : Untuk mendapatkan data panjang badan balita, mendapatkan data status gizi di tingkat kecamatan
dan sebagai acuan dalam keperluan perencanaan, penetapan kebijakan dan evaluasi program
program perbaikan gizi di tingkat kabupaten/kota.
Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gigi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Referesi : Kep. Menkes RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang standar antropometri penilaian status
gizi anak.
Prosedur : 1. Petugas mencatat nama balita, orang tua, tanggal lahir dan berat badan bayi.
2. Petugas melepas alas kaki aksesoris yang digunakan di bagian kepala yang bisa
mempengaruhi pengukuran panjang badan.
3. Petugas mengukur panjang bayi yang telah ditimbang dengan cara menelentangkan bayi,
dimana posisi kepala harus bertumpuh pada ujung pengukur panjang badan bayi.
4. Petugas menggeser pengukur panjang badan sampai ke telapak kaki bayi.
5. Petugas membaca dan mencatat hasil pengukuran panjang bayi pada tumpuan telapak kaki
bayi yang di luruskan.
6. Petugas memasukkan hasil pengukuran dalam nilai indeks Antropometri.
Bagan Alir

Petugas mencatat Petugas melepas alas kaki aksesoris yang


nama balita, orang digunakan di bagian kepala yang bisa
tua, tanggal lahir dan mempengaruhi pengukuran panjang badan.
berat badan bayi.
Petugas mengukur panjang bayi yang telah
ditimbang dengan cara menelentangkan
bayi, dimana posisi kepala harus bertumpuh
pada ujung pengukur panjang badan bayi.

Petugas menggeser pengukur panjang badan


sampai ke telapak kaki bayi.

Petugas membaca dan mencatat hasil


pengukuran panjang bayi pada tumpuan
telapak kaki bayi yang di luruskan.

Petugas memasukkan hasil


pengukuran dalam nilai
indeks Antropometri.

Unit terkait : - Dokter


- Perawat/Bidan
- PHN
DETEKSI DINI BAYI RESIKO TINGGI

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman :1
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian :  Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan manusia setelah terlahir dari rahim seorang
ibu (0-11 bulan 29 hari).
 Deteksi bayi adalah pemantauan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi. Deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang bayi pertama kehidupan.
 Bayi Resti adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami
hambatan dalam tumbuh kembang selanjutnya dibandingkan bayi lainnya.
Tujuan : Untuk mengetahui secara dini adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi.

Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gigi;
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas
Referesi : Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak tahun 2006.

Prosedur : A. Petugas melakukan registrasi.


B. Petugas memisahkan bayi yang akan dilakukan deteksi sesuai ketentuan (umur 3, 6, 9, dan
12 bulan).
C. Petugas melakukan deteksi pada bayi sesuai dengan:
1. Aspek Pertumbuhan
a. Melakukan penimbangan dan pengukuran panjang Badan, Lingkar Kepala.
b. Petugas melihat garis pertambahan Berat Badan, Tinggi Badan dan Lingkar
Kepala pada grafik.
2. Aspek Perkembangan
a. Petugas menanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuisener Pra Skrening
Perkembanagan).
b. Petugas menanyakan daya pendengaran TDD (Tes Daya Dengar) dan penglihatan
TDL.
3. Aspek Mental Emosional
a. KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional).
b. CHAT (Chek For Autisme Toddles).
c. GPHH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hyperaktifitas).
D. Petugas mencatat hasil pemeriksaan didapatkan:
1. Jika sesuai maka bayi distimulasi rutin di rumah.
2. Jika hasil meragukan selama 3 kali intervensi selang waktu 2 minggu maka di rujuk ke
klinik MTBS Puskesmas.
3. Jika terjadi penyimpangan bayi di rujuk ke RS atau fasilitas lebih lengkap.
Bagan Alir

Bayi Petugas melakukan registrasi.


Kumpul/hadir di
Posyandu

Umur bayi yang akan dilakukan deteksi 3,


6, dan 9 bulan.

Petugas melakukan deteksi pada bayi


sesuai dengan aspek pertumbuhan,
perkembangan dan aspek mental
emosional.

Mencatat hasil deteksi bayi di kuesioner


SDIDTK.

Jika sesuai maka bayi distimulasi rutin


dirumah.

Jika hasil meragukan selama 3 kali


Jika ada penyimpangan
maka di rujuk ke RS yang intervensi selang waktu 2 minggu
lebih lengkap. maka di rujuk ke klinik MTBS
Puskesmas.
Unit Terkait 1. Posyandu.
2. Puskesdes/polindes.
3. Puskesmas.
4. Rumah sakit.
PENCATATAN DAN PELAPORAN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian :  Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk
tulisan.
 Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan
hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu.
Tujuan : Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodic dan teratur.

Kebijakan : 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
4. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Permenkes RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.

Prosedur : 1. Petugas melakukan pengumpulan data primer dari sumber data di puskesmas dan
jaringannya.
2. Petugas merekap di buku bantu.
3. Petugas menginput data di laptop/computer sesuai format laporan.
4. Print out laporan.
5. Mengarsipkan laporan.
Bagan Alir

Pengumpulan data
primer dari sumber
Merekap dibuku bantu
data di Puskesmas
dan jaringannya.

Input data di laptop


Arsip Laporan Print Out Laporan

Unit Terkait 1. Rekam Medis


2. Klinik Umum
3. Imunisasi
4. Konseling
5. Bidan Desa/Kelurahan
6. Promkes
7. Gizi
PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A UNTUK IBU
NIFAS
No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Pemberian dua kapsul Vitamin A setelah melahirkan.

Tujuan : Untuk meningkatkan keberhasilan kegiatan pemberian vitamin A melalui pembinaan sehingga
kegiatan pencegahan kekurangan vitamin A dapat berjalan dengan baik.
Kebijakan : 5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
6. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : 1. Pedoman pelayanan gizi di puskesmas tahun 2014.
2. Rancana kerja pembinaan gizi masyarakat tahun 2014.
Prosedur : 1. Petugas mendata jumlah ibu hamil yang akan diberikan Vitamin A.
2. Petugas gizi membagi kapsul Vitamin A ke pada bidan wilayah/kader sesuai dengan jumlah
sasaran.
3. Bidan wilayah memberikan kapsul vitamin A merah dosis 200.000 IU pada ibu nifas.
4. Satu kapsul Vitamin A merah segera diberikan kepada ibu setelah melahirkan.
5. Setelah 24 jam berikutnya diberikan kembali satu kapsul Vitamin A merah kepada ibu.
6. Setelah selesai pemberian kapsul vitamin A, petugas mencatat kemudian melaporkan
kepada penanggung jawab program mengenai rekapan hasil kegiatan.
Bagan Alir
Petugas gizi membagi kapsul Vitamin A
Petugas mendata ke pada bidan wilayah/kader sesuai
jumlah ibu hamil dengan jumlah sasaran.
yang akan diberikan
Vitamin A.
Bidan wilayah memberikan kapsul
vitamin A merah dosis 200.000 IU pada
ibu nifas.
Satu kapsul Vitamin A merah segera
diberikan kepada ibu setelah
melahirkan.

Setelah 24 jam berikutnya diberikan


kembali satu kapsul Vitamin A merah
kepada ibu.

Setelah selesai pemberian


kapsul vitamin A, petugas
mencatat kemudian
melaporkan kepada
penanggung jawab
program mengenai
rekapan hasil kegiatan.

Unit Terkait 1. Bidan desa/kelurahan.


2. Kamar bersalin
PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Proses kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui konsumsi garam beryodium di rumah tangga.

Tujuan : Untuk menanggulangi masalah gangguan akibat kekurangan yodium dan sebagai pedoman petugas
gizi puskesmas dalam melaksanakan pemantauan garam beryodium tingkat rumah tangga.
Kebijakan : 7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
8. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Rencana kerja pembinaan gizi masyarakat tahun 2014.

Prosedur : 1. Petugas menentukan sampel dengan mengacu pada metodologi yang telah disepakati.
2. Petugas membuat jadwal kegiatan.
3. Petugas menyurat di H-2 Kegiatan, ke sekolah-sekolah yang akan diambil sebagai sampel
dari kelas 4 dan kelas 5 dengan jumlah sampel 26 anak.
4. Petugas menyampaikan alat adan bahan serta menghimbau anak-anak membawa garam
secukupnya dari rumah.
5. Di hari ke 2 petugas melakukan pemeriksaan dengan mengambil satu sendok makan garam
kemudian diletakkan di talenan.
6. Petugas meneteskan 2-3 tetes cairan yodium test ke permukaan garam.
7. Setelah dilakukan pemeriksaan maka petugas membaca hasil pemeriksaan garam dengan
criteria:
a. Baik jika garam yang diberi yodium test berwarna ungu tua (≥30 ppm).
b. Kurang baik apabila garam yang diberi yodium test berwarna ungu pucat/putih
(≥30ppm).
c. Bila tidak berubah warna sama sekali maka garam yang digunakan tidak mengandung
yodium.
8. Setelah selesai pemeriksaan petugas memberikan informasi tentang garam beryodium
kepada guru dan siswa/siswi yang menjadi sampel.
9. Petugas melaporkan hasil kegiatan PSG ke pala puskesmas dan dilanjutkan ke dinas
kesehatan kabupaten.

Bagan Alir
Petugas membuat jadwal kegiatan.

Petugas menentukan
sampel dengan
mengacu pada
Petugas menyurat di H-2 Kegiatan, ke
metodologi yang telah
sekolah-sekolah yang akan diambil
disepakati.
sebagai sampel dari kelas 4 dan kelas 5
dengan jumlah sampel 26 anak.

Petugas meneteskan 2-3 tetes Petugas menyampaikan alat adan bahan


cairan yodium test ke serta menghimbau anak-anak membawa
permukaan garam. garam secukupnya dari rumah.

Setelah dilakukan pemeriksaan


Di hari ke 2 petugas melakukan
maka petugas membaca hasil
pemeriksaan dengan mengambil satu
pemeriksaan garam dengan
sendok makan garam kemudian
criteria:
diletakkan di talenan.
a. Baik jika garam yang diberi
yodium test berwarna ungu Setelah selesai pemeriksaan petugas
tua (≥30 ppm). memberikan informasi tentang garam
b. Kurang baik apabila garam beryodium kepada guru dan siswa/siswi
yang diberi yodium test yang menjadi sampel.
berwarna ungu pucat/putih
(≥30ppm).
Bila tidak berubah warna sama
sekali maka garam yang Petugas melaporkan hasil
digunakan tidak mengandung kegiatan PSG ke pala
yodium. puskesmas dan
dilanjutkan ke dinas
kesehatan kabupaten.
Unit Terkait Kepala sekolah dan guru.
KECACINGAN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Kumpulan gejala gangguan kesehatan akibat adanya kecacingan parasit di dalam tubuh.

Tujuan : Untuk mengendalikan kecacingan.

Kebijakan : 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
10. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : KMK. No. 424. 2006, Tentang Pedoman Pengendalian Kecacingan.

Prosedur : 1. Petugas kecacingan mengumpulkan data di poliklinik setiap minggu.


2. Petugas pengelola kecacingan mengumpulkan data dari bidan desa/kelurahan dan pustu.
3. Petugas pengelola kecacingan merekap data setiap akhir bulan.
4. Petugas mengirimkan data yang telah di rekap ke dinas kesehatan kabupaten.
Bagan Alir

Petugas kecacingan Petugas pengelola kecacingan


mengumpulkan data mengumpulkan data dari bidan
di poliklinik setiap desa/kelurahan dan pustu.
minggu.

Petugas pengelola kecacingan merekap


data setiap akhir bulan.

Petugas mengirimkan data yang telah di


rekap ke dinas kesehatan kabupaten.
Unit Terkait 1. Bidan desa/kelurahan.
2. Poli umum.
3. Klinik gizi.
SURVEI KEPADA SASARAN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Teknik pengumpulan informasi yang di lakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang
diajukan kepada responden.
Tujuan : Untuk mengetahui sejauh mana kebutuhan masyarakat tentang kesehatan.

Kebijakan : 11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
12. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Wikipedia bahasa Indonesia.

Prosedur : 1. Petugas mengumpulkan sasaran di tempat pelaksanaan kegiatan.


2. Petugas menyiapkan kuesioner yang akan di bagikan kepada masyarakat, LSM dan atau
sasaran.
3. Petugas memberikan penjelasan tentang kuesioner yang akan di isi.
4. Petugas mempersilahkan sasaran untuk mengisi kuesioner yang sudah dibagikan.
5. Petugas mengumpulkan hasil kuesioner yang telah di isi.
6. Petugas merekapitulasi hasil kuesioner.
Bagan Alir

Petugas mengumpulkan Petugas menyiapkan kuesioner yang akan


sasaran di tempat di bagikan kepada masyarakat, LSM dan
pelaksanaan kegiatan. atau sasaran.

Petugas menyiapkan kuesioner yang


akan di bagikan kepada masyarakat,
LSM dan atau sasaran.
Petugas mempersilahkan sasaran untuk
mengisi kuesioner yang sudah
dibagikan.

Petugas merekapitulasi Petugas mengumpulkan hasil kuesioner


hasil kuesioner. yang telah di isi.

Unit Terkait Petugas Promkes.


ASUHAN GIZI

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk identifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tujuan : Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan asuhan gizi di pelayanan kesehatan
sehingga terlaksana pelayan gizi yang baik.
Kebijakan : 13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
14. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Buku pedoman pelayanan gizi di puskesmas (Kemenkes RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
tahun 2014).
Prosedur : 1. Petugas mempersilahkan ibu dan balita untuk duduk.
2. Petugas mencatat dan mengidentifikasi problem gizi dan atau kondisi khusus melalui
pengumpulan data (melihat buku KMS untuk mengetahui perkembangan balita setiap
bulannya, melakukan pengukuran antropometri).
3. Petugas mengarahkan untuk pemeriksaan laboratorium jika di perlukan ( apabila ada
indikasi kecacingan).
4. Petugas memberikan asuhan gizi baik dalam bentuk konseling gizi atau pembuatan F100.
5. Petugas mengevaluasi hasil pada kunjungan ulang apakah tercapai target/baik.
6. Petugas melanjutkan asuhan gizi/tidak.
Bagan Alir
Petugas mencatat dan mengidentifikasi

Petugas problem gizi dan atau kondisi khusus

mempersilahkan ibu dan melalui pengumpulan data (melihat buku

balita untuk duduk. KMS untuk mengetahui perkembangan


balita setiap bulannya, melakukan
pengukuran antropometri).
1. Petugas mengarahkan untuk
pemeriksaan laboratorium jika di
perlukan ( apabila ada indikasi
kecacingan).
Petugas mengarahkan untuk pemeriksaan
laboratorium jika di perlukan ( apabila
ada indikasi kecacingan).

Petugas memberikan asuhan gizi baik


dalam bentuk konseling gizi atau
pembuatan F100.

Petugas melanjutkan Petugas mengevaluasi hasil pada


asuhan gizi/tidak. kunjungan ulang apakah tercapai
target/baik.

Unit Terkait 1. Dokter Poli Umum


2. Dokter Poli MTBS
3. Poliklinik TB
4. Bidan desa/kelurahan
ALUR PELAYANAN GIZI

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Upaya memperbaiki gizi, makanan, dietetic pada masyarakat, kelompo, individu dan klien yang
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan,
anjuran, implementasi dan evaluasi gizi. Makanan dan dietetic dalam rangka mencapai status
kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit diselenggarakan baik di dalam dan diluar gedung.
Tujuan : Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di puskesmas dan jejaringnya.

Kebijakan : 15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
16. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Buku pedoman pelayanan gizi di puskesmas (Kemenkes RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA
tahun 2014).
Prosedur : 1. Petugas menerima rujuk pasien dari posyandu, poli Umum, poli MTBS, poli TB dengan
kondisi BB (2T, BGM, Grafik pertumbuhan di garis kuning)/datang sendiri.
2. Petugas mempersilahkan ibu dan balita untuk duduk.
3. Petugas memberikan pelayanan berdasarkan SPO Asuhan Gizi.
4. Apabila petugas menemukan pasien yang bermasalah gizi dan atau kondisi khusus maka
petugas akan mengarahkan untuk diberikan rujukan ke fayankes yang lebih tinggi.
5. Petugas memperbolehkan pasien untuk pulang.
Bagan Alir

Petugas menerima rujuk pasien dari


posyandu, poli Umum, poli MTBS,
poli TB dengan kondisi BB (2T,
BGM, Grafik pertumbuhan di
garis kuning)/datang sendiri.
Petugas mempersilahkan ibu dan balita
untuk duduk.

Petugas memberikan pelayanan


berdasarkan SPO Asuhan Gizi.

Apabila petugas menemukan pasien yang


bermasalah gizi dan atau kondisi khusus maka
petugas akan mengarahkan untuk diberikan
rujukan ke fayankes yang lebih tinggi.

Petugas memperbolehkan
pasien untuk pulang.

Unit Terkait 1. Poli Umum


2. Poli MTBS
3. Poliklinik TB
4. Bidan desa/kelurahan
ANTROPOMETRI (PENILAIAN STATUS GIZI
BALITA)
No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Satu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimana tubuh manusia dalam hal ini, Panjang/Tinggi,
Betar dan lain-lain.
Tujuan : Sebagai acuan bagai dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, fasilitas pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan ddan pihak lain yang terkait dalam menilai status gizi anak.
Kebijakan : 17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
18. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Kep. Menkes RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak.
Prosedur : 1. Petugas memasukkan hasil pengukuran di dalam nilai indeks antropometri (BB/U, TB/U,
atau BB/TB) dengan nilai rujukan WHO, NCHS, dengan menggunakan ambang batas
masing-masing dengan indeks sebagai berikut:
I. Indeks BB/U
a. Gizi Lebih
Bila Z_Score terletak ˃ + 2 SD.
b. Gizi Baik
Bila Z_Score terletak dari ≥ - 2 SD s/d +2.
c. Gizi Kurang
Bila Z_Score terletak dari ˂ - 2 SD s/d -3 SD.
d. Gizi Buruk
Bila Z_Score terletak ˂ - 3 SD.
II. Indeks TB/U
a. Normal
Bila Z_Score terletak ≥ 2 SD.
b. Pendek
Bila Z_Score terletak ˂ 2 SD.
III. Indeks BB/TB
a. Gemuk
Bila Z_Score terletak ˃ + 2 SD.
b. Normal
Bila Z_Score terletak dari ≥ 2 SD s/d + 2 SD.
c. Kurus
Bila Z_Score terletak dari ˂ - 2 SD s/d – 3 SD.
d. Kurus Sekali
Bila Z_Score terletak ˂ - 3 SD.
2. Petugas membaca status gizi.

Bagan Alir
Gizi Lebih. Bila Z_Score
terletak ˃ + 2 SD.

Gizi Baik. Bila Z_Score


terletak ≥ - 2 SD s/d + 2 SD.
Indeks BB/ s
Gizi Kurang. Bila Z_Score
terletak ˂ - 2 SD s/d – 3 SD.

Petugas Gizi Buruk. Bila Z_Score


memasukkan
hasil terletak ˂ - 3 SD.
pengukuran di
dalam nilai
Nornal. Bila Z_Score
indeks
antropometri Indeks terletak ≥ 2 SD.
(BB/U, TB/U, TB/U
atau BB/TB) Pendek Bila Z_Score
dengan nilai
rujukan WHO, terletak ˂ - 2 SD s/d
NCHS, dengan + 2 SD
menggunakan
ambang batas
Gemuk. Bila Z_Score
masing-masing
terletak ˃ + 2 SD.

Indeks
BB/TB Normal. Bila Z_Score
terletak ≥ - 2 SD s/d +2 SD.
Kurus. Bila Z_Score
terletak ˂ - 2 SD s/d – 3
SD.

Kurus Sekali. Bila Z_Score


terletak ˂ - 3 SD.

Petugas membaca
status gizi.

Unit Terkait Bidan desa/kelurahan.


PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG)

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Proses kegiatan yang dilakukkan secara berkala yang menghasilkan informasi besaran masalah gizi
dan trend status gizi penduduk dengan mengukur keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan zat-zat gizi dari waktu ke waktu.
Tujuan : Untuk mendapatkan data berat badan dan panjang /berat badan balita, mendapatkan data status gizi
di tingkat kecamatan dan sebagai acuan dalam keperluan perencanaan, penetapan kebijakan dan
evaluasi program perbaikan gizi di tingkat kabupaten/kota.
Kebijakan : 19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
20. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Kep. Menkes RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Gizi.
Prosedur : 1. Petugas melakukan pengukuran berdasarkan prosedur pengukuran panjang/tinggi badan
setelah balita ditimbang berdasarkan prosedur pemantauan berat badan.
2. Petugas mencatat hasil pengukuran panjang/tinggi badan balita.
3. Petugas menentukan status gizi balitaberdasarkkan nilai indeks antropometri (berdasarkan
prosedur antropometri penilaian status gizi balita).
4. Petugas membuat laporan hasil pengukuran dan penentuan hasil gizi anak.
5. Petugas melaporkan hasil keagiatan PSG ke kepala puskesmas dan dilanjutkan ke dinas
kesehatan kabupaten.
Bagan Alir

Petugas melakukan pengukuran


Petugas mencatat hasil
berdasarkan prosedur pengukuran
pengukuran panjang/tinggi
panjang/tinggi badan setelah balita
badan balita.
ditimbang berdasarkan prosedur
pemantauan berat badan.
Petugas menentukan status gizi
balitaberdasarkkan nilai indeks
antropometri (berdasarkan prosedur
antropometri penilaian status gizi balita).

Petugas membuat laporan hasil


pengukuran dan penentuan hasil gizi
anak.

Petugas melaporkan hasil


keagiatan PSG ke kepala
puskesmas dan dilanjutkan ke
dinas kesehatan kabupaten.

Unit Terkait Bidan desa/kelurahan.


PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)
PENYULUHAN
No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Pembarian makanan bergizi sebagai tambahan selain makanan utama bagi kelompok sararn guna
memenuhi kebutuhan gizi yang diberikan setiap hari buka posyandu.
Tujuan : Selain untuk menambah asupan gizi balita, juga menjadi contoh menu yang akan dipraktekkan
orang tua di rumah.
Kebijakan : 21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
22. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : 1. Pedoman pelayanan gizi di puskesmas tahun 2014.
2. Stategi peningkatan penimbanganbalita di posyandu tahun 2014
Prosedur : 1. Petugas membuat jadwal pelaksanaan, biaya dan membuat daftar menu PMT penyuluhan
yang akan di buat di buat dihari posyandu.
2. Petugas dalam hal ini kader mmelakukan pembelian bahan-bahan makanan yang akan
diolah.
3. Kader mengolah PMT di hari H posyandu.
4. Petugas melayani balita, dilayani berdasarkan standar pelayanan posyandu.
5. Kader membagikan PMT pada anak usia 6-59 bulan.
Bagan Alir

Petugas membuat jadwal Petugas dalam hal ini kader


pelaksanaan, biaya dan membuat mmelakukan pembelian bahan-
daftar menu PMT penyuluhan
bahan makanan yang akan
yang akan di buat di buat dihari
diolah.
posyandu.
Kader mengolah PMT di hari H
posyandu.

Kader membagikan
Petugas melayani balita, dilayani
PMT pada anak usia 6-
berdasarkan standar pelayanan
59 bulan.
posyandu.

Unit Terkait 1. Bidan desa


2. kader
PENGUKURAN TINGGI BADAN BALITA

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Proses kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui tinggi badan anak umur ˃ 24 bulan yang di ukur
berdiri.
Tujuan : Untuk mendapatkan data tinggi badan pasien atau balita, mendapatkan data status gizi di tingkat
kecamatan dan sebagai acuan dalam keperluan perencanaan, penetapan kebijakan dan evaluasi
program perbaikan gizi di tingkat kabupaten/kota.
Kebijakan : 23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
24. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Kep. Menkes RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Gizi.
Prosedur : 1. Petugas mencatat nama balita, orang tua, tanggal lahir, dan berat badan balita.
2. Petugas mengukur tinggi balita setelah ditimbang dengan cara balita berdiri tanpa
menggunakan alas kaki dengan posisi membeakangi pengukuran tinggi badan, pandangan
lurus kedepan.
3. Petugas menarik pengukuran tinggi badan hingga menyentuh kepala balita.
4. Petugas membaca dan mencatat hasil penggukuran tinggii badan.
5. Petugas memasukkan hasil pengukuran dalam nilai indeks antropometri.
Bagan Alir
Petugas mengukur tinggi balita setelah
Petugas mencatat nama ditimbang dengan cara balita berdiri
balita, orang tua, tanpa menggunakan alas kaki dengan
tanggal lahir, dan berat posisi membeakangi pengukuran tinggi
badan balita. badan, pandangan lurus kedepan.
Petugas menarik pengukuran tinggi
Petugas membaca dan mencatat hasil
badan hingga menyentuh kepala
penggukuran tinggii badan.
balita.

Petugas memasukkan hasil


pengukuran dalam nilai indeks
antropometri.

Unit Terkait 1. Poli Blita MTBS


2. Bidan desa/kelurahan
PENGATURAN JADWAL PERUBAHAN WAKTU DAN
TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Pengaturan jadwal perubahan dan tempt pelaksanaan kegiatan yang sedang di laksanakan dapat
direvisi bila perlu.
Tujuan : Pelaksanaan kegiatan dapat terkontrol dengan memperhatikan dari usulan-usulan dari pelaksana
lintas program dan lintas sector.
Kebijakan : 25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
26. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Prosedur : 1. Salah satu contoh program UKM yang erring mengalami perubahan jadwal adalah kegatan
pelayanan kesehatan di posyandu.
2. Petugas akan melakukan perubahan jadwal apabila ada jadwal yang telah ditentukan
bertepatan dengan hari libur.
3. Petugas menginformasikan kepada masyarakat tentang perubahan jadwal pelayanan balita di
posyandu pada bulan berikutnya pasa saat kegiatan pelayanan posyandu balita sebelumnya.
4. Petugas melakukan pengumuman pada hari H-1 tentang perubahan jadwal pelayanan di
posyandu pada tempat umum seperti mesjid.
5. Pada hari H petugas kembali melakukan pemngumuman keliling di wilayah/tempat
kwgiatan berlangsung.
Bagan Alir
Petugas menginformasikan kepada
Petugas akan melakukan
masyarakat tentang perubahan jadwal
perubahan jadwal apabila
pelayanan balita di posyandu pada
ada jadwal yang telah
bulan berikutnya pasa saat kegiatan
ditentukan bertepatan
pelayanan posyandu balita sebelumnya.
dengan hari libur.
Pada hari H petugas kembali Petugas melakukan pengumuman
melakukan pemngumuman keliling di pada hari H-1 tentang perubahan
wilayah/tempat kwgiatan berlangsung. jadwal pelayanan di posyandu pada
tempat umum seperti mesjid.

Unit Terkait 1. Bidan desa


2. Lintas program
3. Lintas sektor
4. Pengelola mesjid
5. kader
PELACAKAN GIZI BURUK

No. Dokumen :
No. Refisi :
SPO Tanggal terbit :
Halaman : 1 dari 2
PUSKESMAS Tanda Tangan Kepala Puskesmas Mangarabombang
MANGARABOMB
ANG

Muhammad Irwan, SKM,M.Si


Nip. 196705191987031005
Pengertian : Pengaturan jadwal perubahan dan tempt pelaksanaan kegiatan yang sedang di laksanakan dapat
direvisi bila perlu.
Tujuan : Pelaksanaan kegiatan dapat terkontrol dengan memperhatikan dari usulan-usulan dari pelaksana
lintas program dan lintas sector.
Kebijakan : 27. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi
puskesmas, klinik pratama, tempat klinik mandiri dan dokter gizi;
28. Surat Keputusan Kepala Puskesmas No. 009/PKM-MB/SK/I/2016 tentang Penerapan SPO
pada Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Mangarabombang;
Referesi : Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Prosedur : 6. Salah satu contoh program UKM yang erring mengalami perubahan jadwal adalah kegatan
pelayanan kesehatan di posyandu.
7. Petugas akan melakukan perubahan jadwal apabila ada jadwal yang telah ditentukan
bertepatan dengan hari libur.
8. Petugas menginformasikan kepada masyarakat tentang perubahan jadwal pelayanan balita di
posyandu pada bulan berikutnya pasa saat kegiatan pelayanan posyandu balita sebelumnya.
9. Petugas melakukan pengumuman pada hari H-1 tentang perubahan jadwal pelayanan di
posyandu pada tempat umum seperti mesjid.
10. Pada hari H petugas kembali melakukan pemngumuman keliling di wilayah/tempat
kwgiatan berlangsung.
Bagan Alir
Petugas menginformasikan kepada
Petugas akan melakukan
masyarakat tentang perubahan jadwal
perubahan jadwal apabila
pelayanan balita di posyandu pada
ada jadwal yang telah
bulan berikutnya pasa saat kegiatan
ditentukan bertepatan
pelayanan posyandu balita sebelumnya.
dengan hari libur.
Pada hari H petugas kembali Petugas melakukan pengumuman
melakukan pemngumuman keliling di pada hari H-1 tentang perubahan
wilayah/tempat kwgiatan berlangsung. jadwal pelayanan di posyandu pada
tempat umum seperti mesjid.

Anda mungkin juga menyukai