Anda di halaman 1dari 3

Cerita Fabel dan Dongeng Binatang

"Buaya yang Tidak Tahu Balas Budi"

Di tengah rerumputan yang subur ada keluarga sapi, mereka baru memiliki satu ekor anak
yang baru beranjak remaja. Pemandangan tepi hutan yang indah dan rumput yang hijau
membuat mereka semakin senang. Anak sapi berlarian kesana kemari dan berloncat-loncatan
dengan riangnya.
"Bu, saya mau jalan-jalan melihat sungai", Kata anak sapi.
Ibu sapi menjawab, "Boleh, akan tetapi kau harus hati-hati dan jangan jauh-jauh yaa
mainnya!"
"Iya bu, ibu tenang saja, aku tak akan main terlalu jauh."
nak. Hati hati kalau kamu bertemu dengan buaya!, kalau dia meminta tolong atau apapun
itu jangan lekas engkau percaya, karena Buaya itu licik sifatnya! kata sang Ibu lagi berpesan
Iya Bu Jawab sang anak sapi itu.
Sapi muda lalu berjalan ke tepian sungai, ia melihat ikan-ikan kecil yang berenang kesana-
kemari beserta hewan-hewan kecil disekitaran sungai. Hatinya merasa senang saat melihat
katak yang berloncat-loncatan dari satu batu ke batu yang lain. Hingga tak terasa sapi muda
ternyata sudah sangat jauh berjalan dan semakin jauh dari kedua orang tuanya.
Tiba-tiba di balik pepohonan ada suara meminta tolong.
"Tolong, tolong......!!"
Aih, ternyata ketika ia menuju ke suara itu ternyata seekor buaya sedang tertindih pohon
besar sehingga ia tak dapat bergerak.
"Tolong aku, tolong!" Buaya menjerit seakan-akan sedang kesakitan.
"Kau kenapa pak buaya?" Tanya sapi sambil berjalan mendekati pak buaya.
"Aduh tolong aku sapi kecil yang baik, aku sudah seharian tertindih pohon besar ini."
"Siapa yang melakukan ini pak buaya?" Sapi muda bertanya seakan tak takut dengan pak
buaya.
"Gara-gara badai kemarin, pohon ini jatuh menimpaku. sekarang, tolonglah aku sapi kecil
yang baik hati..."
"Ahh, aku rasa aku tak bisa menolongmu." Kata sapi.
"Lho, kenapa kamu tak bisa menolongku? kau pasti kuat mendorong pohon ini."
"Aku sih kuat, emm tapi...." Kata sapi
"Tapi kenapa?"
Sapi muda teringat akan perkataan ibunya dulu bahwa bangsa buaya sangat tidak bisa
dipercaya. mereka suka menipu para mangsanya lalu setelah mangsanya tertipu ia lalu
memakannya mangsanya. "Tidak, tidak. Aku tak akan menolongmu." kata anak sapi.
"kalau aku tolong aku khawatir nanti kamu berbohong lalu memangsaku."
"Jangan khawatir sapi, aku berjanji aku tak akan memangsamu..."
"Tidak, tidak. Aku tak percaya kata-katamu itu"
"Ohh, sapi yang baik hati, apakah kau tidak merasa kasihan kepadaku. Aku tersiksa begini
selama seharian aku tak bisa makan dan minum."
"Tetapi kau itu binatang jahat" Kata sapi.
"Ohh sapi yang baik hati, itu kan dulu. Setelah aku tertindih begini, aku sadar bahwa aku
memerlukan bantuan hewan lain, maka sekarang aku bertobat dan tak akan memakan hewan
lain lagi kecuali hewan itu sudah mati. Tolonglah aku sapi muda yang baik hati....."
Rayuan buaya sembari mengeluarkan air mata itu ternyata membuat sapi muda sedikit merasa
iba kasihan kepadanya. "Baiklah aku akan menolongmu pak buaya, tetapi kau harus berjanji
agar tidak berbohongakan ucapanmu tadi" Kata sapi. "Aku janji dan aku tak akan berbohong
tentang perkataanku tadi" Kata pak buaya. Lalu sapi muda itu berusaha keras untuk
menolong pak buaya dengan mendorong pohon besar itu dengan sekuat tenaganya, akhirnya
bruk pohon umbang itu akhirnya terlepas juga dari tubuh pak buaya. namun begitu buaya
terlepas ternyata pak buaya langsung menggigit kaki anak sapi dengan gigi taringnya yang
sangat tajam.
"Aduh, aduh... tolong...." Pekik sapi minta minta tolong sembari menahan sakit.
"Kenapa kamu menggigit kakiku?" kata sapi.
"Loh aku kan sudah minta tolong kepadamu, bahwa aku sudah tidak makan dan minum
selama seharian. Dan sekarang kau harus menolongku untuk membebaskan aku dari rasa
haus dan lapar ini." Kata buaya.
"Dengan memakan dagingku?" kata sapi.
"Iya benar dengan memakan dagingmu." jawab pak buaya.
"Dasar buaya licik! tak tahu balas budi!"
"Sudahlah sapi muda yang bodoh, serahkan saja tubuhmu untuk aku makan!" Paksa pak
buaya.
"Tidak, ini tidak adil!" teriak sapi.
"Lho ini kan sudah hukum rimba, siapa yang kuat dialah yang menang."
"Tidak, aku tidak bisa menerima ini." Sahut sapi
"Begini saja, kau boleh bertanya kepada hewan apa saja pasti mereka membelaku." Kata
buaya. Tiba-tiba ada seekor bebek yang sedang berenang disungai, lalu sapi pun meminta
pendapat bebek itu. Bebek mendengarkan semua cerita sapi dengan serius tetapi apa
jawabannya. "Kukira buaya benar, sebab aku juga mengalami hal serupa denganmu sapi
muda. Ketika aku masih muda dulu, aku selalu dirawat dan diberi makan untuk bertelur. akan
tetapi ketika aku sudah tua seperti sekarang, aku mau disembelih karena manusia mau
memakanku. Tetapi untungnya aku bisa melarikan diri sebelum aku disembelih mereka."
"Hahaha, mau mengadu kemana lagi kau sapi? Sudahlah semua jawaban pasti mendukungku
karena memang aku yang benar."
"Tidak, dasar buaya licik. Kau salah..."
Ketika buaya jahat itu mau menggigit sapi, kebetulan kancil lewat dibelakang mereka. Buaya
pun akhirnya belum jadi memakan sapi. Dan saat itu pula buaya langsung yang menanyakan
hal tersebut kepada kancil. Pak buaya yakin sekali bahwa jawaban kancil akan sama dengan
yang lainnya. Sapi pun berhenti karena buaya memanggilnya.
"Ehmm... kalau aku diminta untuk menjadi hakim kalian berdua, sebaiknya aku harus tahu
dari awal cerita kejadiannya!"
"Apakah kalian keberatan jika kalian mereka ulang kejadian ini dari awal?" Kata Kancil
"Tidak, kami tak keberatan!" Jawab sapi dan buaya bersamaan.
"Aku sangat senang sekali jika menjadi hakim yang bisa menegakan keadilan!" Kata kancil
Akihirnya kejadian itu diulang dari awal. Buaya pun kembali ketempatnya semula dan sapi
mengembalikan pohon yang roboh itu kepunggung buaya dan buaya tak bisa bergerak lagi.
"Benarkah kejadiannya seperti ini?" Tanya kancil. "Benar...." jawab sapi dan buaya serentak.
"Lalu setelah ini, pak buaya berteriak meminta tolong dan aku pun mendekat. Lalu ia
meminta tolong kepadaku untuk melepaskannya dari pohon besar yang menimpanya." Jelas
sapi. "Benar, memang begitu kejadiannya!" Sahut buaya
Lalu kancil mendekati sapi dan berbisik-bisik. "Ayo cepat kita tinggalkan buaya ini, dia itu
jahat dan tak tahu balas budi. Ayo cepat kita tinggalkan dia sendiri." Kancil mengajak sapi
untuk meninggalkan buaya. Sapi baru sadar inilah kesempatan dia untuk bisa lolos dari buaya
yang mau memangsanya. Mereka pun berlari meninggalkan buaya. "Hey kalian mau
kemana? bebaskan aku dulu dari pohon besar ini! ini tak adil aku tak bisa menerimanya!
hey.... jangan lari dulu!" Buaya merintih meminta tolong. "Makanya jadi binatang itu harus
tahu balas budi!" Bentak sapi dan kancil bersamaan.
Lalu sapi dan kancil segera meninggalkan pak buaya yang sedang tertindih pohon itu dan
mereka pun akhirnya bebas dari bahaya itu.

Anda mungkin juga menyukai