Anda di halaman 1dari 2

KANCIL YANG SANGAT JAHIL

Siang hari itu di sebuah hutan. Tempat tinggal si Kancil, dia telah merencanakan suatu
rencana untuk menjahili buaya. Dia akan menjebak buaya di sebuah kolam dengan satu jalan
keluar lalu dia akan menutup jalan keluarnya dengan sebuah batu besar. "Hehe tunggu saja,
Buaya! Kau akan menyesal telah mengancam ku kemarin!" Ucap Kancil dalam hatinya. Rencana
itu berhasil, Buaya telah terjebak di kolam itu.
Buaya menjadi kesal melihat kancil menjebaknya. "Apa yang sedang kau lakukan kancil!
awas saja kau, akan kujadikan santapan bila kita bertemu lagi!" Teriak buaya. Kemudian kancil
meninggalkannya.
Esok harinya, cuaca sangat panas. Kancil merasa kehausan, dia pun melihat sebuah mata
air dan tidak ragu melompat kedalamnya tanpa mengetahui dia masuk ke kolam yang sama
dengan tempat dia menjebak Buaya.
Kancil mulai panik, dia meminta tolong kepada Gajah yang sedang lewat. "Hai siapa
yang ada di kolam itu?" Tanya Gajah.
‘’Aku ... Si Kancil, sahabatmu.’’
Kancil terdiam sesaat, mencari akal agar Gajah mau menolongnya, “Tolong aku
mengangkat ikan ini.’’
“Yang benar kau mendapat ikan?’’
“Benar … benar! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar.’’
Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika
naiknya nanti.
“Kau mau memanfaatkanku ya, Cil? Kau akan menipuku untuk kepentingan dan
keselamatanmu?’’ tanya Gajah.
Kancil hanya terdiam, “Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil
meninggalkan tempat itu. Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Ia mulai putus asa.
Ketika Gajah pergi, seekor Rusa menghampirinya. "Ada apa pak Gajah?, kamu terlihat
kesal." Ujar Rusa. "Baru saja di kolam itu, kancil ingin menipuku untuk menyelamatkan dirinya
sendiri" Balas Gajah.
"Lalu, kenapa tidak membantunya? kita semua kan memiliki kesalahan, maafkan saja
dia .Setelah itu, dia akan menjadi baik" Ujar Rusa.
Gajah berpikir. "Baik, aku akan membantunya. Tetapi, jika dia tidak berubah maka akan
kujatuhkan dia kembali!".
Tidak lama kemudian, tiba-tiba Buaya muncul. Kancil meminta maaf kepada buaya.
"Maafkan aku Buaya, aku hanya iseng."
"Hahahah, kamu kira aku akan melepaskanmu begitu saja setelah terakhir kali kau menjahiliku?
Tentu saja tidak, aku akan memakanmu disini! Hahahah." Kancil merasa dia akan hidup tidak
lama lagi.
Tiba-tiba, Gajah muncul dan mengusir Buaya dengan menakut nakutinya dengan
badannya yang besar. Lalu Buaya kabur ketakutan. Kancil merasa sangat bersyukur, kemudian
dia berterima kasih dan meminta tolong kembali pada Gajah.
“Terima kasih banyak, Pak Gajah. Tolong aku, aku berjanji tidak akan jahil lagi.”
“Janji?” Gajah menekankan.
“Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan
merugikan binatang lain?’’
“Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ Gajah menjulurkan belalainya yang panjang
untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas.
“Terima kasih, Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini” ujar kancil saat
sudah sampai di atas.
Sejak itu, Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi berbuat iseng seperti
yang pernah ia lakukan pada binatang lain. Memang kita harus berhati-hati kalau bertindak. Jika
tidak hati-hati akan celaka. Jika kita hati-hati kita akan selamat. Bahkan bisa menyelamatkan
orang lain.
Pesan Moral: Kita harus berhati-hati saat berperilaku agar selamat, dan bisa
menyelamatkan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai