Anda di halaman 1dari 5

Cerita Kancil dan Buaya

Singkat
sharesYoga Wahyu Aji | Februari 16, 2018 | Follow

Kancil dan Buaya


Cerita Kancil dan Buaya - Suatu hari, ada seekor kancil sedang duduk bersantai di bawah
pohon. Ia ingin menghabiskan waktu siangnya dengan menikmati suasana hujan yang asri
dan sejuk. Beberapa waktu kemudian, perutnya keroncongan. Ya, kancil yang konon
katanya cerdik itu lapar. Ia sedang berpikir untuk mendapatkan mentimun yang letaknya
berada di seberang sungai. Tiba-tiba terdengar suara kecipak keras dari dalam sungai.
Ternyata itu adalah buaya.

Kancil yang cerdik itu pun punya ide jitu untuk menghilangkan rasa laparnya. Ia bangkit
dari duduknya dan berjalan cepat ke arah sungai untuk menghampiri buaya. “selamat siang
buaya, apakah kau sudah makan?” Tanya kancil berpura-pura. Namun buaya itu tetap diam,
nampaknya ia tertidur pulas sehingga tidak menjawab pertanyaan kancil. Si kancil pun
mendekat. Kini jaraknya dengan buaya hanya satu meter saja “hai bbaya, aku punya banyak
daging segar. Apakah kau sudah makan siang?” Tanya kancil dengan suara yang
dikeraskan. Buaya itu tiba-tiba mengibaskan ekornya di air, ia bangun dari tidurnya. “ada
apa? Kau mengganggu tidurku saja” jawab buaya agak kesal. “sudah kubilang, aku punya
banyak daging segar. Tapi aku malas untuk memakannya. Kau tahu bukan kalau aku tidak
suka daging? Jadi aku berniat memberikan daging segar itu untukmu dan teman-temanmu”
jawab kancil polos. “benarkah itu? Aku dan beberapa temanku memang belum makan
siang.
Hari ini ikan-ikan entah pergi kemana, sehingga kami tak punya cukup makanan” jawab
buaya kegirangan. “kebetulan sekali, kau tidak perlu khawatir akan kelaparan buaya.
Selama kau punya teman yang baik sepertiku. Benarkan? Hehehe” ujar kancil sembari
memperlihatkan deretan gigi runcingnya. “terimaksih kancil, ternyata hatimu begitu mulia.
Sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh teman-teman di luar sana. Mereka bilang
kalau kau licik dan suka memanfaatkan keluguan temanmu untuk memenuhi segala
ambisimu” jawab buaya yang polos tanpa ragu-ragu. Mendengar itu, kancil sebenarnya
agak kesal. Namun, ia harus tetap terlihat baik demi mendapatkan mentimun yang banyak
di seberang sungai “aku tidak mungkin sejahat itu. Biarlah. Mereka hanya belum
mengenalku saja, sebab selama ini sikapku terlalu cuek dan tidak peduli dengan omong
kosong seperti itu. Cerita kancil dan buaya.

Sekarang, panggilah teman-temanmu” ujar kancil. Buaya itu pun tersenyum lega, akhirnya
ada jatah makan siang hari ini. “teman-teman, keluarlah. Kita punya jatah makan siang
daging segar yang sangat menggoda. Kalian sangat lapar bukan?” Pekik buaya dengan
suara yang sengaja dikeraskan agar teman-temannya cepat keluar. Tak lama kemudian, 8
ekor buaya yang lain pun keluar secara bersamaan. Melihat kedatangan buaya itu, kancil
berkata “ayo berbaris yang rapi. Aku punya banyak daging segar untuk kalian”. Mendengar
itu, 9 ekor buaya itu pun berbaris rapi di sungai. “baiklah, aku akan menghitung jumlah
kalian, agar daging yang aku bagikan bisa merata dan adil” tipu kancil.

Kancil pun meloncat-loncat girang melewati 9 ekor buaya sembari berkata ‘satu, dua, tiga,
empat, lima, enam, tuju, delapan, dan sembilan” hingga akhirnya ia sampai di seberang
sungai. 9 buaya itu berkata “mana daging segar untuk makan siang kami?”. Kancil
terbahak-bahak lalu berkata “betapa bodohnya kalian, bukankah aku tak membawa
sepotong pun daging segar di tangan? Itu artinya aku tak punya daging segar untuk jatah
makan siang kalian. Enak saja, mana bisa kalian makan tanpa ada usaha?”. 9 ekor buaya itu
pun merasa tertipu, salah satu diantara mereka berkata “akan ku balas semua perbuatanmu”.
Kancil pun pergi sembari berkata “terimakasih buaya bodoh, aku pamit pergi untuk mencari
mentimun yang banyak. Aku lapar sekali”.

Demikian cerita dan dongeng fabel kancil dan buaya sebagai dongeng anak sebelum tidur
anda. Semoga bermanfaat.
Kancil dan Buaya

Pada suatu hari, si Kancil yang cerdik sedang berjalan-jalan di hutan. Karena merasa haus, Kancil pun mencari sungai agar
ia bisa minum. Ketika sedang minum, Kancil melihat kalau di seberang sungai ada banyak pohon ketimun, buah yang sangat
digemarinya. Tapi sayangnya, arus sungai terlalu deras. Kancil tahu bahwa ia tidak mungkin berjalan atau berenang
menyeberangi sungai itu.

Kancil pun berpikir keras. Ia mencari cara untuk menyeberangi sungai yang arusnya deras itu. Tiba-tiba
ada sekelompok buaya yang berenang melewatinya. Kancil pun mendapatkan ide yang cemerlang. "Hai buaya buaya!"
teriak Kancil dengan lantang. "Aku punya makanan untuk kalian!" lanjut Kancil. Para buaya itu pun berhenti dan salah
satunya ke pinggir sungai mendekati Kancil. "Hmm, kamu benar, kamu lah makanan kami!" katanya. "Eit tunggu dulu," kata
Kancil. "Ini aku punya makanan yang sangat banyak, bahkan masih terlalu banyak untuk kalian semua," lanjutnya. "Coba
panggil teman-teman kalian yang lainnya, dan akan aku tunjukkan makanan itu," kata Kancil.

Buaya tadi lalu memanggil teman-temannya yang lain, dan semuanya berkumpul di sungai itu. Karena banyaknya jumlah
buaya yang berkumpul, sungai yang lebar dan airnya deras itu sampai hampir penuh. "Oke, sekarang aku harus menghitung
jumlah kalian dulu supaya semuanya kebagian!" kata Kancil. Ia pun lalu melompat dari punggung satu buaya ke punggung
buaya yang lainnya, sambil menghitung. "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam," dan seterusnya, sampai ia tiba di seberang
sungai.
Sambil berlari pergi, Kancil pun berteriak, "terima kasih buaya-buaya, kalian sudah membantu aku menyeberang sungai!"
Beberapa buaya marah karena sudah dibohongi, dan mencoba mengejarnya. Tapi mereka gagal karena Kancil sangat
lincah dan cepat.
Si Kancil dan Buaya
Suatu hari Si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, sedang berjalan-jalan di
pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar dan melihat matahari yang
cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap karena pohon-pohon sangat lebat.

Si Kancil ingin berjemur di bawah terik matahari. Di sana ada sungai besar yang
airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa ada yang
berbunyi di perutnya.

kruuuk…kruuuuuk…kruuuuuk.

Wah, rupanya Si Kancil sudah lapar. Si Kancil membayangkan betapa nikmatnya


kalau ada makanan kesukaannya yaitu ketimun. Namun kebun ketimun ada di
seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Si Kancil berfikir
sejenak.

Tiba-tiba Si Kancil melompat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo


keluaaaaar….. Aku punya makanan untukmu…!!” seperti itulah si Kancil berteriak
kepada buaya-buaya yang banyak tinggal di sungai yang dalam itu.
Sekali lagi Kancil berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar
tidaaaak?”

Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Bruaaar… siapa yang
teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.” “Hei Kancil, diam kau..
kalau tidak aku makan nanti kamu.” Kata buaya kedua yang muncul bersamaan.

“Wah…. bagus kalian mau keluar, mana buaya yang lain?” kata si Kancil
kemudian. “Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanannya ini. Ayo
keluar semuaaa…!” si Kancil berteriak lagi.

“Ada apa Kancil sebenarnya, ayo cepat katakan,” kata buaya.

“Begini buaya, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi
daging segar buat buaya-buaya di sungai ini,” makanya kalian harus keluar
semua untuk menghabiskan daging-daging segar ini.

Mendengar bahwa mereka akan dibagikan daging segar, buaya-buaya itu segera
memanggil teman-temannya untuk keluar semua.

“Hei, teman-teman semua, ada makanan gratis nih! Ayo kita keluaaaar….!”
pemimpin dari buaya itu berteriak memberikan komando. Tak berapa lama,
bermunculanlah buaya-buaya dari dalam air.

“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo
kalian para buaya segera baris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana,”
“Nanti aku akan menghitung satu persatu.”
Lalu tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris
berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga membentuk seperti
jembatan.

“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata si Kancil yang segera
melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak,

“Satuuu….. duaaaa….. tigaaaa…..”

begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya yang satu ke
buaya lainnya. Hingga akhirnya si Kancil sampai di seberang sungai. Dan di
dalam Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata.”

Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya-buaya
bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau
lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya
ingin menyeberangi sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu
saya ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf kalau aku mengerjai
kalian,” kata si Kancil.
“Haaaa!….huaaaaaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Awas
kau kancil ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu
geram.

Si Kancil segera berlari menghilang di balik pepohonan dan menuju kebun Pak
Tani untuk mencari ketimun makanan kesukaannya.

Anda mungkin juga menyukai