Anda di halaman 1dari 2

Kisah Singa Dan Lalat Yang Sombong

Dahulu kala, ada seekor singa yang suka melintasi hutan rimba sambil
mengaum dengan kerasnya.

la ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah raja hutan.

Singa terus mengaum sepanjang hari sampai-sampai mengganggu


binatang lainnya yang sedang tidur. Namun, tidak ada yang berani
mengingatkan apalagi melarang singa. Jadi, seenaknya saja singa
mengaum seharian, "Auuuummmm."

"Aduh, berisik sekali singa itu. Anak-anakku tidak bisa tidur kalau
begini terus," kata induk merpati.

"Iya, aku juga susah tidur," timpal kelinci.

"Tapi, bagaimana lagi? Tidak ada yang berani mengingatkan singa,"


lanjut kelinci lagi.

"Aku berani," tiba-tiba lalat berkata.

"Lihat saja! Aku akan menghentikan kesombongan singa itu," timpal


lalat.

Lalat lalu terbang menghampiri singa yang sedang asyik mengaum.

"Mengapa kau mengaum terus? Tidak tahukah kau bahwa ada banyak
binatang lain di sini? Mereka tidak bisa tidur karena aumanmu?" tegur
lalat pada singa.

Singa marah karena kelancangan lalat. "Aku ini raja hutan. Aku bebas
melakukan apa pun sesuka hatiku," katanya sambil membusungkan
dada.

Lalat kesal dan ingin memberi singa pelajaran. la segera terbang dan
masuk ke dalam hidung singa. la menggelitik bagian dalam hidung
singa. Singa mencoba bersin, tapi tidak berhasil mengeluarkan lalat.
Singa juga mencoba menggaruk hidungnya dan melompat ke sana-sini,
tapi tetap saja lalat tidak bisa dikeluarkan. Akhirnya, ia menyerah.

"Apakah kau menyerah?" kata lalat di dalam hidung singa.

"Apakah kau menerima, bahwa walaupun raja hutan, kau tidak boleh
seenaknya terhadap binatang lain?" kata lalat lagi.

Sambil menahan sakit, singa berkata, "Ya, ya, aku menyerah. Aku minta
maaf."

Lalat keluar sambil membusungkan dada. Binatang lain bertepuk tangan


memuji lalat. Kini, lalatlah yang menjadi sombong. la terbang kesana-
kemari sambil membusungkan dada.

Tanpa disadari, karena lengah saat terbang, ia terjebak di perangkap


laba-laba. Akhirnya, lalat mati dimakan laba-laba. ltulah akhir dari
sebuah kesombongan

Anda mungkin juga menyukai