Anda di halaman 1dari 18

KISAH BUAYA YANG SERAKAH

Di pinggiran sungai ada seekor buaya yang sedang kelaparan, sudah tiga hari
Buaya itu belum makan perutnya terasa la sekali mau tidak mau hari ini dia harus makan
sebab kalau tidak bisa-bisa ia akan mati kelaparan. Buaya itu segera masuk ke dalam
Sungai ia berenang perlahan-lahan menyusuri sungai mencari mangsa.
Buaya melihat seekor bebek yang juga sedang berenang di sungai, Bebek tahu dia
sedang diawasi oleh Buaya, dia segera menepi. Melihat mangsanya akan kabur Buaya
segera mengejar dan akhirnya Bebekpun tertangkap.
Ampun Buaya, tolong jangan mangsa aku, dagingku sedikit, kenapa kamu tidak
memang sa kambing saja di dalam hutan,” ucapnya seraya menagis ketakutan
“Baik, sekarang kau antar aku ke tempat persembunyian Kambing itu,” perintah
buaya dengan menunjukkan taring yang sangat tajam.
Berada tidak jauh dari tempat itu ada lapangan hijau tempat Kambing mencari
makan, dan benar saja di sana ada banyak Kambing yang sedang lahap memakan rumput.
“Pergi sanah, aku mau memangsa Kambing saja,” Bebek yang merasa senang,
kemudian berlari dengan kecepatan penuh.
Setelah mengintai beberapa lama, akhirnya Buaya mendapatkan satu ekor anak
Kambing yang siap dia santap. “Tolong, jangan makan aku, dagingku tidak banyak, aku
masih kecil, kenpa kamu tidak makan gajah saja yang dagingnya lebih banyak, aku bisa
mengantarkan kamu ke sana”.
“Baik, segera antarkan aku ke sana!” Anak Kambing itu mengajak buaya ke tepi
danau yang luas, di sana ada anak Gajah yang besar. Buaya langsung mengejar dan
menggigit kaki anak Gajah itu. Walau besar, tapi kulit Gajah itu sangat tebal, jadi tidak
bisa melukainya.
Anak Gajah itu berteriak meminta tolong kepada ibunya. Buaya terus saja
berusaha menjatuhkan anak Gajah itu, tapi sayang tetap tidak bisa. Mendengar teriakan
anaknya, sekumpulan Gajah mendatangi dan menginjak Buaya itu sampai tidak bisa
bernafas. Buaya itu tidak bisa melawan, karena ukuran ibu Gajah itu sangat besar,
ditambah dia juga lemas karena belum makan. Buaya itu kehabisan tenaga dan mati.
ULAT YANG SOMBONG

Di sebuah hutan yang lebat, hiduplah 2 ekor ulat. Yang satu bernama Fintu yang
bersifat ramah, rendah hati dan baik. Sedangkan yang satunya bernama Tuvi yang bersifat
angkuh dan suka meremehkan binatang lain.
Pada suatu hari, saat Fintu sedang mencari makanan, ia bertemu Tuvi.
“Hai Tuvi, bolehkah aku meminta sedikit makananmu?” pinta Fintu.
“Hey, Fintu! Ini makananku dan tetap makananku. Sana cari makanan yang lain!”
tolak Tuvi.
“B-baiklah…” Fintu menunduk dan berlalu.
Lain hari, akan ada pesta hutan. Semua binatang diundang. Putha si burung hantu
dengan gesitnya membagikan undangan berupa daun itu dimalam hari dan menaruhnya
di depan pintu rumah para binatang.
Esok harinya, terdengar sorakan dari para binatang.
“Asyik! Pasti di sana ada banyak makanan! Aku bisa makan sepuasnya!” sorak
Cattya si anak kucing.
“Aku juga bisa makan biji-bijian, kan? Oh ya, bagi para ulat kalian tenang saja,
aku tak akan memakan kalian, kok!” pekik Chacky si ayam jago.
Fintu hanya tersenyum mendengar pernyataan teman-temannya itu
Namun tiba-tiba…
“Ah, ini hanya pesta kecil! Lihat saja, suatu saat nanti, aku akan membuat pesta
yang lebih besar!”
Dengan angkuh Tuvi berkata.
“Tuvi! Kau tak boleh begitu!” seru Piku si beruang madu.
“Huh! Biarkan saja!” balas Tuvi sambil pergi.
Beberapa hari kemudian, Tuvi dan Fintu sudah menjadi kepompong. Mereka
menjalani hidup sebagai kepompong biasa.
Beberapa minggu kemudian, mereka sudah keluar dari kepompongnya. Tak
disangka, sayap Tuvi ternyata berwarna hitam! Sedangkan Fintu malah berwarna-warni.
Tuvi tahu, ini akibat keangkuhannya. Ia sangat menyesal.
GAJAH, KERBAU DAN HARIMAU

Suatu hari ada seekor kerbau mencari gajah didalam hutan. Kerbau tersebut
mencari gajah untuk menemaninya mencari makanan dihutan. Setelah lama mencari
akhirnya kerbau melihat gajah yang sedang berjalan. Gajah tersebut mau menemani
kerbau untuk mencari makanan, tetapi sebelum bertemu gajah sang kerbau menemui
harimau terlebih dahulu. Sang kerbau juga meminta harimau untuk menemaninya
mencari makanan dihutan dan harimau menerima ajakannya. Setelah kerbau
mengumpulkan gajah dan harimau. Kemudian mereka berusaha melakukan perburuan
makanan bersama. Mereka berusaha menangkap hewan hewan lain dan merebut makanan
hewan lain juga. Ketiga hewan itu bekerja sama untuk memburu makanan dihutan.
Hewan hewan tersebut mulai dari pagi sampai sore mencari makanan. Mereka
berhasil menangkap hewan lain dan merebut makanannya. Berbagai jenis makanan
dikumpulkan mulai dari buah buahan sampai hewan hewan hidup. Harimau menunjuk
kerbau untuk membagi makanannya. Kerbau tersebut menghitung banyaknya makanan
dan membagi tiga dengan adil. Sang harimau merasa tidak adil dan marah, akhirnya ia
menerkam kerbau dan tumpukan makanannya menjadi bertambah. Setelah itu harimau
menunjuk gajah untuk membagi makanannya. Akhirnya karena harimau merasa masih
kurang akhirnya ia juga menerkam gajah. Harimau tersebut serakah karena merasa
kekurangan makanan dan menerkam kedua temannya tadi.
SEMUT DAN GAJAH

Suatu hari hiduplah seekor raja semut. Tak lama kemudian sekelompok gajah
menyerang kawasan Raja Semut tersebut. Karena disana terdapat bahan makanan gajah,
yaitu tebu. Banyak sekali kawanan semut yang menjadi korban karena terinjak-injak oleh
sekelompok gajah. Hanya sedikit semut yang tertolong dalam kejadian itu. Lalu, Raja
Semut mencoba menghentikan para gajah-gajah itu, namun ketua gajah tidak akan
berhenti menyerang kawasan itu dengan syarat berperang.
Raja semut menerima tantangan dari gajah. Penasihat raja semut berbicara kepada
rajanya. “Bagaimana kita akan berperang? Kita ini kan kecil, tidak mungkin melawan
gajah-gajah yang besar itu.” Kemudian Raja Semut berkata. “Tenanglah, aku ada ide yang
sangat bagus, yaitu berunding dengan kancil yang pandai”
Lalu raja semut pergi menemui sang kancil untuk berunding dan raja semut
menjelaskan apa yang terjadi. Lalu sang kancil berkata “Bagaimana kamu akan berperang
semut? Badanmu kecil, lemah, selalu terinjak-injak. Tetapi, kamu juga ada kelebihan
yaitu kamu bisa menggigit dengan keras”. Raja Semut berkata “Kamu benar juga kancil.
Kamu memang pandai”. Raja Semut berterima kasih dan pulang ke sarangnya. Raja
semut akan selalu ingat pesan kancil.
Pada malam harinya, Raja Semut memfikirkan strategi dalam perang. Ia
memanfaatkan batang-batang pohon di sekitar medan perang untuk persembunyian.
Dengan begitu semut-semut itu bisa menyerbu tubuh gajah. Raja Semut mempunyai ide
lain, yaitu menyerang bagian dalam belalainya. Dengan ukuran tubuh yang kecil, semut
bisa menyelinap masuk ke dalam belalai gajah dengan mudah.
Keesokan harinya, Raja Semut memerintahkan pasukannya untuk
mempersiapkan persenjataan yang akan digunakan dalam perang. Raja Semut juga
memerintahkan untuk membuat beberapa kelompok. Kelompok satu agar langsung
menyerbu gajah dengan berhadapan langsung. Kelompok lain agar bersembunyi dan
menunggu aba-aba dari Raja Semut.
Di sisi lain, gajah tanpa strategi/rencana apapun. Mendatangi semut. Setelah tiba
di medan perang, kawanan gajah disambut oleh pasukan semut yang ada di hadapannya.
Raja Semut berseru “Tunggu apa lagi gajah?! … Serang!!!”
Pasukan gajah dan semut saling bertarung. Gajah hanya memanfaatkan kakinya
untuk menginjak semut dan belalainya untuk meniup pasukan semut. Semut dengan susah
payah menaiki tubuh gajah. Selesai menaiki tubuh gajah, pasukan yang bersembunyi
telah diberi aba-aba dan langsung menyerbu belalai gajah. Gajah memberontak kesakitan
karena belalainya disakiti oleh pasukan semut. Gajah sangat kesakitan hingga mengakui
kekalahannya dan mengakui kalah semut lebih hebat daripada gajah. Raja Semut
menghentikan serangan pasukannya dan membiarkan gajah kabur. Raja Semut sangat
senang karena kawasannya sudah aman. Raja Semut memberitahukan kepada pasukannya
bahwa perang telah selesai. Sekarang mereka bisa beraktivitas seperti biasanya.
AYAM DAN BURUNG ELANG

Pada zaman dahulu hiduplah seekor ayam jantan. Ayam jantan itu memiliki sifat
iri pada seseorang dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki seseorang.
Pada suatu hari Ayam sedang mencari makan di hutan. Ayam itu sedang mencari
cacing sebagai makanannya. Ia mencarinya dengan menggaruk-garukkan kukunya ke
tanah. Pada saat itu, Elang sedang terbang mencari mangsa. Ayam takut dengan
keberadaan Elang. Karena ia takut dimangsa oleh Elang.
Elang tidak berniat memakan Ayam karena Ayam buka menunya. Namun karena
Elang sedang kelaparan, ia terbang dengan cepat mencekik ayam. Ayam sangat
ketakutan. Ayam ingin menyelamatkan dirinya dengan cara menenangkan Elang dan
memutar balikkan kondisi. Ayam iri dengan Elang, karena Elang bisa terbang dengan
cepat. Selain itu Elang juga dapat dengan mudah dari ketinggian. Ayam ingin tahu rahasia
kenapa Elang bisa terbang. Padahal ayam juga mempunyai sayap.
Karena Ayam sangat ingin tahu rahasianya. Elang menceritakan rahasianya.
Sebenarnya Elang dulu juga tidak bisa terbang. Namun, karena bantuan jarum emas itu,
Elang bisa terbang. Ayam ingin meminjam jarum emas itu, namun Elang menolaknya.
Ayam memohon kepada Elang. Apabila ayam bisa terbang mereka bisa mencari makan
bersama.
Elang berpesan agar menjaga baik-baik jarum emas ini, dan memberinya kepada
Ayam. Apabila Ayam menghilangkannya, Elang akan memangsa seluruh kaumnya.
Ayam sangat berterima kasih kepada Elang. Elang pergi untuk mencari makan lagi.
Ayam segera menjahit sayapnya supaya bisa terbang seperti Elang. Setelah selesai
menjahit, Ayam mencoba terbang dari buku. Alhasil Ayam bisa terbang seperti Elang.
Namun, ia menghilangkan jarum emas itu. Jarum emas itu jatuh disaat ayam terbang.
Ayam menggaruk-garuk kukunya agar menemukan jarum emas.
Pada saat itu juga Elang dating mengambil jarum emas. Namun Ayam masih
merahasiakan jika jarum emas Elang menghilang. Elang memaksanya agar
mengembalikan jarumnya. Ayam sangat ketakutan saat itu. Ayam mengatakan jika ia
menghilangkannya. Elang sangat marah dan mencekik ayam lalu merusak sayap ayam.
Elang sudah mengatakan kalau jarum emasnya hilang ia akan memangsa seluruh kaum
ayam. Elang pergi meninggalkannya. Ayam sangat menyesali perbuatannya.
KURA-KURA DAN MONYET

Pada zaman dahulu hiduplah seekor kura-kura. Kura-kura itu memiliki teman,
yaitu monyet. Mereka sedang makan bersama teman-teman yang lainnya di sebuah
taman. Mereka berbincang-bincang saat itu. Pada saat itu, monyet memiliki niat buruk
kepada kura-kura, karena kura-kura mempunyai banyak sekali makanan.
Monyet memiliki niat untuk menjebak kura-kura supaya makanan yang ia miliki
dapat monyet miliki. Monyet memiliki ide untuk mengajak kura-kura pergi ke suatu
tempat yang sangat indah. Tempat itu adalah telaga yang indah. Keesokan harinya monyet
pergi menemani monyet pergi ke telaga. Monyet berjanji apabila kura-kura menemaninya
monyet akan memberi imbalan. Kura-kura menerima ajakannya dengan ikhlas. Monyet
sangat berterima kasih karena mau menemaninya. Monyet juga berpesan untuk membawa
makanan yang banyak dalam perjalanan.
Keesokan harinya monyet menemui kura-kura agar segera berangkat seperti pesan
monyet, kura-kura membawa banyak makanan. Dalam perjalanan awalnya monyet
bersama kura-kura. Tetapi, monyet meninggalkan kura-kura dan bilang agar kura-kura
tetap berjalan. Karena monyet sudah ada di depan, maka ia segera membuat jebakan.
Jebakan yang monyet buat agar kura-kura bisa terperosok ke dalam lubang yang ia buat.
Karena kura-kura seger mendekat. Monyet bersembunyi di semak-semak dan
menyaksikan kura-kura terjebak. Kura-kura dating mendekati jebakan itu tanpa ia
ketahui. Namun, alhasil kura-kura tidak terjebak. Monyet sangat kecewa karena tidak
terperangkap.
Monyet kembali meninggalkan kura-kura dan membuat jebakan selanjutnya.
Jebakan yang ia buat supaya kura-kura tergelantung di atas pohon. Kura-kura kembali
dating ke perangkap itu. Namun, ia tidak terpengaruh. Kura-kura segera berlari menjauh
karena perasaannya tidak enak. Monyet heran, mengapa jebakan yang ia buat tidak
berfungsi. Jadi monyet memeriksa jebakannya. Dan … terjadilah! Monyet terjebak dalam
jebakannya sendiri. Inilah yang dinamakan senjata makan tuan.
Karena kura-kura merasa telah ditinggalkan. Ia pulang melewati jalan
sebelumnya. Kura-kura melihat monyet yang sedang tergelantung di atas pohon. Kura-
kura bertanya, mengapa monyet bisa tergelantung. Monyet mengakui kesalahannya
karena sejak awal ia memiliki niat jahat. Kura-kura memaafkannya dan menolong
monyet. Monyet meminta maaf kepada kura-kura. Mereka berbaikan kembali dan segera
pulang ke rumahnya.
KUCING HITAM YANG DIKUTUK

Jaman dahulu kala, hiduplah kucing betina yang cantik di negeri kucing. Ia
bernama Bunga. Karena bulunya mulus dan putih, ia selalu menyombongkan diri saat
berkumpul dengan temannya.
Suatu hari, ia bertemu dengan Punky, kucing berbulu abu-abu. Punky adalah
teman Bunga. Begitu Bunga lewat, ia berkata, “Aiih buluku yang indah ini pasti idaman
para pejantan!” Bunga menyombongkan dirinya.
“Iya kau cantik sekali Bunga” puji Punky. “Kalau buluku, tak seindah kamu. Tapi
buluku bersih kok!” tambah Punky. Ia tak iri pada Bunga yang mempunyai bulu putih.
“Tapi, kau tak secantik aku!” kata Bunga sedikit membentak. Namun Punky
hanya diam dan berfikir. Sombong sekali dia.
“Sudah ya.” Bunga pergi meninggalkan Punky yang terdiam.
Hari ini waktunya membersihkan kebun para kucing. Namun, Bunga tak mau
mengerjakannya.
“Huh, Panas banget. Kalau membersihkan kebun, buluku pasti kotor!” keluh
Bunga. Ia hanya bermalas-malasan di atas batu.
“Halo Bunga! Tak ikut kami bekerja?” sapa Alfian, salah satu kucing jantan yang
tampan.
“Ah, anu” Bunga tak mungkin bicara bahwa ia malas mengerjakannya, jadi ia
mencari alasan yang cukup tepat.
“Tidak, habis kalau aku ikut buluku akan lusuh dan kotor. Dan itu membuat
kucing jantan jijik padaku.” Ujar Bunga dengan santai.
“Lagipula, membersihkan kebun itu kerjaan para jantan!” tambah Bunga.
“Bunga! Itu nggak benar!” bentak Alfian.
“Ah! Lihat sudah selesai kok!” kata Bunga tersenyum saat melihat para pekerja
usai membersihkan kebun.
“Eh iya, aku harus membereskan alat-alatku!” Alfian seakan lupa dengan yang ia
bicarakan tadi. Ia lalu beranjak pergi meninggalkan Bunga yang tersenyum sini.
Sore hari, Bunga sedang ingin bermain di taman negeri kucing. Eh, ada kucing
betina yang tua berbulu oranye.
Ia berkata pada Bunga, “Kucing yang cantik, tolonglah aku. Ambilah makananku
yang jatuh di atas lumpur itu. Kakiku tak kuat melompat.” Minta kucing tua itu.
Bunga mendengar itu kaget. Ia tak mau bulu putihnya terkena lumpur yang kotor.
“Tak mau, ambil saja sendiri!” ujar Bunga dengan memalingkan muka.
“Kenapa kucing yang cantik?” tanya kucing tua agak kecewa.
“Aku tak mau buluku kotor terkena lumpur!” bentak Bunga.
“Lihat! Buluku tak seindah bulumu kucing tua!” tambahnya.
Itu membuat kucing tua sakit hati. Ia memandang Bunga dengan tajam
“Lihat saja nanti. Apa yang terjadi dengan bulumu kucing cantik!” kata kucing
tua dengan pandangan tajam, lalu pergi meninggalkan Bunga.
“Huh! Dasar kucing tua!” tiba-tiba Bunga terjatuh ke kolam berisi lumpur.
Semua badannya diguyur lumpur termasuk bulunya
“Aaah! Tolong aku!” teriak Bunga.
Punkypun menolongnya dengan hati-hati. Ajaibnya lumpur yang ada pada tubuh
Bunga tak mengenai tubuh Punky.
“Argh! Buluku!” Bunga panik saat melihat bulunya yang terkena lumpur cukup
tebal, apalagi di daerah wajah.
“Yang penting kau selamat!” kata Punky agak cuek.
“Sudah ya, hari mulai malam. Dah!” Punky dengan sengaja meninggalkan Bunga.
“Ah lengket!” keluh Bunga.
Lalu ia pun berjalan pelan menuju rumahnya.
Cit-cit suara burung bernyanyi merdu. Hari mulai pagi, dari malam Bunga
membersihkan tubuhnya namun susah sekali. Alhasil bulu atau wajah di selimuti lumpur
yang mulai mongering.
Tiga hari, Bunga tak makan apapun. Ia hanya menangis, menyesali perbuatannya.
Warga negeri kucing, terutama betina agak cuek mengenai Bunga. Mata Bunga kini
merah dan aneh, karena tiap hari ia menangis. Bunga mulai mencari makan keluar rumah.
“Hei itu si Bunga ya?” kata para pejantan kucing.
“Iya. Sayang sekali sudah tak secantik dulu.”
Bunga yang mendengar itu diam aja, ia malu jika marah. Mulai saat ini, Bunga
menjadi kucing pendiam yang selalu diejek oleh temannya. Tapi ia berusaha tak sombong
dan membantu kucing lain. Meskipun wajah ataupun bulunya tak akan kembali seperti
awal.

TAMAT
KELINCI DAN ANJING PETANI

Di sebuah perkebunan jagung yang cukup luas, terdapat seekor anjing petani
sedang mencari kelinci yang berkeliaran untuk dimangsa. Anjing itu dilatih untuk
mengejar hewan pengganggu perkebunan jagung ketika jagung masih muda.
Daun jagung itu sering dimakan oleh kelinci sehingga tanaman jagung itu tidak
dapat tumbuh dengan baik dan jika tanaman itu tidak tumbuh dengan baik hasil panen
jagung juga akan sangat berkurang, maka dari itu sang petani menempatkan seekora
anjing terlatih di perkebunan itu. Setiap hari anjing itu berkeliaran memeriksa hewan
pengganggu tanaman jagung di perkebunan petani.
Pada suatu pagi, anjing itu bangun dari tidurnya, kemudian dia berjalan
melingkari perkebunan jagung itu sambil mengendus-endus bau hewan lain dengan
hidungnya. Penciuman anjing itu mampu mencium bau kelinci dari jarak yang sangat
jauh. Ketika berjalan, anjing mencium bau kelinci dari kejauhan anjing itu mengikuti arah
bau itu sampai akhirnya dia melihat seekor kelinci sedang asik memakan pucuk jagung
yang masih muda.
Anjing itu berjalan perlahan mendekati kelinci tersebut. Ketika dia sudah sangat
dekat dengan kelinci itu, sang anjing langsung mengejarnya dengan sangat cepat. Namun
sang kelinci memiliki telinga yang panjang dan sangat peka terhadap suara. Kelinci itu
menghindari sang anjing dengan cepat dan lompatan kelinci itu sangat jauh.
Sang anjing terus mengejarnya meskipun kelinci itu semakin menjauh dari jarak
sang anjing, namun sang anjing tidak menyerah begitu saja. Anjing itu memiliki
kemampuan berlari tanpa henti sehingga dia mampu mengejar sang kelinci tanpa
kelelahan.
Meskipun demikian, sang kelinci yang sangat ahli melompat, menghindari
kejaran anjing itu membuat anjing itu kehilangan jejaknya. Anjing itu mulai mengendus-
endus bau sang kelinci, tidak lama kemudian, dia menemukan kelinci itu dikejarnya lebih
cepat dari sebelumnya namun sang kelinci itu tidak dapat dikejarnya hingga akhirnya
anjing itu menyerah dan tidak melakukan pengejaran terhadap kelinci itu.
Ternyata kejadian itu ditonton oleh seekor burung gagak yang sedang bertengger
di sebuah pohon yang daunnya sedang gugur. Ketika anjing itu melewati pohon tersebut,
sang gagak bertanya “Ternyata kelinci itu lebih kencang dibandingkan dengan dirimu.”
“Apa kau tidak melihat perbedaan yang begitu mencolok antara aku dengan
kelinci itu?”
Sang gagak menjawab, “Aku tidak melihat perbedaan itu, memang ada perbedaan
yang kau maksud itu?
Sang anjing menjawab, “Aku berlari untuk menangkap makanan, sedangkan dia
berlari mempertahankan hidupnya, sebuah keinginannya akan menentukan
kerasnya sebuah usaha.”
KADAL DAN ULAR AIR

Di sebuah kolam yang cukup besar dan dalam, seekor kadal sedang berjalan di
pinggiran kolam. Kadal itu sedang mencari kegiatan baru, kadal itu sangat ingin mencoba
sesuatu yang baru. Dia sangat ingin berpetualang. Ketika ia berjalan di pinggiran kolam
sambil mengeluarkan lidahnya, dia melihat sesuatu muncul dari dalam air. Hal pertama
yang dilihat oleh kadal itu adalah sebuah kepala yang melenggak-lenggok kesana kemari
seperti sedang mencari sesuatu kemudian kadal itu mendekati makhluk yang muncul dari
dalam air itu dan dia sedikit kaget, ternyata dia melihat seekor ular air.
Ketika itu ular air juga melihat kehadiran sang kadal lalu mendekatinya. Setelah
sampai dekat dengan sang kadal, ular itu meninggikan kepalanya dan berkata “Apa yang
sedang dilakukan oleh seekor kadal gemuk ini dipinggiran kolam?”
Kadal itu menjauh dari sang ular karena takut dimangsa olehnya
“Aku hanya sedang mencari kegiatan baru. Aku hanya ingin mencari sebuah
petualangan.” kata sang kadal.
“Kenapa kau menghindar dariku? Aku tidak akan memakanmu, aku telah kenyang
memakan ikan kecil yang ada di kolam itu” kata sang ular.
“Jadi kau ingin sebuah petualangan yang seru?” kata ular sambil mendesis.
“Ya, itu benar, aku ingin sekali mencoba sesuatu baru” kata sang kadal dengan
penuh semangat.
“Apa kau pernah melewati kolam ini sendiri?” tanya sang ular.
“Aku tidak pernah melewatinya, kolam ini terlalu luas untuk aku sebrangi
meskipun aku bisa sedikit berenang, tapi aku takut untuk menyebrangi kola mini
dari satu tepian ke tepian lainnya.” jawab sang kadal.
“Apa kau mau menyebranginya? Aku akan membantu” ajak sang ular.
Sang kadal sangat ingin sekali menyebranginya dan tanpa berfikir panjang, kadal
itu menerima ajakan dari sang ular.
“Baiklah, kalau begitu carilah sesuatu yang bisa dijadikan tali!” pinta sang ular.
“Untuk apa tali itu?” tanya sang kadal dengan heran.
“Tali itu untuk aku ikatkan ke ekorku dan ketika kita berenang menyeberangi
kolam ini, kau tidak akan tenggelam, aku akan menarikmu ke permukaan.” jelas
sang ular.
Lalu sang kadal mencari tali di pinggiran kolam dan ia mendapatkannya. Setelah
itu sang kadal menalikan kaki depannya ke ekor sang ular dengan sangat kuat. Selesai itu,
kini sang ular dan sang kadal berenang menyebrangi kolam luas itu. Namun di tengah-
tengah kolam, sang ular berfikir menenggelamkan sang kadal sebelum mencapai tepian,
ketika hal itu akan dilakukan oleh sang ular, tiba-tiba tubuhnya tertarik ke atas. Dia
mencoba melepaskan diri dengan sekuat tenaga, namun hal itu percuma, ternyata sang
kadal disambar oleh seekor burung alap-alap sehingga tubuh ular itu bergelantungan di
udara. Saat itu sang alap-alap melihat bukan hanya kadal saja yang dia tangkap, namun
begitu juga seekor ular air, dimana ekornya terikat pada kaki sang kadal.
HARIMAU DAN KANCIL

Suatu saat, hiduplah seekor kancil yang tinggal di hutan yang sangat lebat. Kancil
itu keluar dari tempat ia tinggal untuk mencari makan di luar. Seperti biasa, si kancil
sebelum keluar rumah kancil memberitahu teman-temannya.
Saat kancil itu berjalan, dia bertemu dengan harimau. Si harimau berjalan ke
rumah kancil dan gembira karena disana ada banyak mangsa untuk disantap. Harimau
dengan cepat beranjak ke rumah kancil dan mengetok pintu dengan keras.
Harimau itu berkata “Cepat buka pintunya, ini aku pulang bukan itu buka suara
temanku” kata teman-teman kancil. Si harimau itu ada akal untuk mewarnai kukunya dan
mengubah kuku hitam itu agar semua sama seperti kancil.
Dan harimau mengetok pintu dan akhirnya teman-teman kancilpun keluar dan
harimau tanpa basa-basi langsung menerkam dan memakan 4 sekaligus. Harimau itupun
kekenyangan dan ia pun tertidur di bawah pohon.
Dan tak lama kancil itupun sampai kerumah dan ia kaget setelah ia melihat banyak
darah yang terceceran di rumahnya dan teman-temannya tidak ada. Dan dia langsung
mencari teman-temannya dan bertemu dengan temannya yang selamat dari terkaman
harimau.
Si harimaupun bangun dan dia merasa haus. Harimau berlari ke genangan air dan
pada keadaan itu perut harimau terlalu besar karena melahap 4 kancil. Si harimau pun
minum sambil membungkuk dan harimau terpeleset dan tenggelam ke dalam genangan
air yang cukup dalam.
MONYET DAN KURA-KURA

Di suatu hutan yang rimba, hiduplah 2 ekor binatang yaitu Cref si monyet dan
Nori si kura-kura. Si kura-kura/Nori mempunyai sifat pemurung dan si monyet/Cref
mempunyai sifat sebaliknya.
Suatu hari si Nori pergi ke rumah Cref. Setelah menempuh perjalanan yang cukup
jauh, akhirnya si Nori pun telah sampai di rumah Cref. Saat sore itu si Cref sedang tidur
nyenyak di atas kasur yang berwarna putih.
Si Nori berkata agak keras dari luar jendela dan ia berkata “Kudengar kau binatang
yang paling bijaksana di hutan ini.”
Si Nori bertanya, “Apakah aku boleh meminta nasehatmu?”
Dan si Cref berkata “Silahkan, apa yang mau kaukatakan saja.”
Si Nori berkata “Begini, aku hidup tak pernah merasa bahagia dalam hidup ini.
Apakah aku terkena kutukan dari dewa?”
Si Cref terdiam sejenak dan berkata “Ohoo… Nori, kamu tidak terkena kutukan.
Aku ada nasihat buatmu. Pergilah cari pohon Bonga buahnya berwarna hitam.
Petik buahnya lalu makanlah. Dengan memakan satu buah Bonga itu kau akan
bahagia seumur hidupmu.”
Esoknya Nori bergegas mencari pohon Bonga dan setelah beberapa jam mencari,
akhirnya bertemu dengan babi hutan dan Nori menginap di rumah babi hutan itu. Dan
pagi hari, Nori langsung berpamitan kepada babi hutan tersebut.
Pada pagi harinya Nori ke rumah Cref dan berkata “Aku sudah mencari tetapi aku
sudah menemukan kebahagiaan. Karena aku menikmati perjalanan menjelajahi
plosok dunia.”
SI SIPUT DAN RUSA

Pada suatu hari di hutan belantara yang banyak hewan. Hiduplah dua ekor hewan
yang bernama Jobi si siput dan si Boni si rusa. Dan pada suatu hari, si Boni yang sombong
dan suka mengejek binatang lain yang lemah.
Pada suatu saat, si Boni mencari mangsa untuk diejek dan si Boni bertemu dengan
si Jobi, dan berkata ke Jobi, kenapa jalanmu lambat sekali dan tak secepat aku? Kata “si
Boni”. Memang jalanku lambat, tetapi yang penting selamat.
Daripada cepat jatuh dan terluka “jawab si Jobi”.
Si Boni yang tak terima diejek Jobi, si Boni pun mengajak Jobi adu lari.
Harus mau dan tidak boleh menolak. Kalau kamu menang, nanti aku kasih hadiah
apapun yang kamu minta. Mana mungkin aku beradu lari denganmu yang pasti aku yang
kalahlah. Karna larimukan cepat. Sedangkan aku hanya bisa jalan pelan-pelan “kata si
Jobi”.
Pagi haripun tiba dan saatnya si Jobi dan Boni adu lari. Si Boni pun sudah
menunggu dengan penuh kesombongan dan Srigala pun sudah datang untuk menjadi
wasit dan binatang lainpun menyaksikan balapan itu.
Balapanpun dimulai, si Boni pun sudah lari dengan cepat dan si Jobi berjalan
sangat lambat. Si Boni berhenti berlari dan mengejek si Jobi. Dan si Boni pun berkata
“Aku tunggu di sini saja” dan si Bonipun tertidur.
Si Jobi yang melihat si Boni tertidur sangat nyenyak. Si Jobi mengambil
kesempatan dan Jobi masuk kedalam cangkangnya dan berguling dengan cepat. Dan si
Jobi pun memenangkan adu lari itu. Dan si Boni baru saja bangun. Si Jobi pun sangat
gembira lalu si Jobi pun bertanya “Kau sudah berjanji untuk mengabulkan
permintaanku.” Dan si Jobi meminta untuk si Boni meminta maaf kepada binatang lain.

Anda mungkin juga menyukai