Anda di halaman 1dari 13

Dongeng Rusa dan Kura-Kura

Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia
meremehkan kemampuan hewan lain.
Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat
hanya mondar-mandir saja. "Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?"
"Aku sedang mencari sumber penghidupan," jawab si kura-kura.
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. "Jangan berlagak engkau, hei kurakura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!"
Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan
menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu
kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta
agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. "Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu
yang engkau bisa lakukan!"
Si kura-kura tidak bersedia melakukannya. Katanya, "Jika aku menendang betismu, engkau akan
jatuh dan tidak bisa membalas menendangku."
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia
berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuatkuatnya.
Ketika si rusa mengayunkan kakinya, si kura-kura segera memasukkan kaki-kakinya ke dalam
tempurungnya. Tendangan rusa hanya mengenai tempat kosong. Si rusa sangat marah mendapati
tendangannya tidak mengena. Ia lantas menginjak tempurung si kura-kura dengan kuat.
Akibatnya tubuh si kura-kura terbenam ke dalam tanah. Si Rusa menyangka si kura-kura telah
mati. Ia pun meninggalkan si kura-kura.
Si kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura akhirnya
berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah beberapa hari
mencari. "Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk menendang."
Si rusa hanya memandang remeh kemampuan si kura-kura. "Kerahkan segenap kemampuanmu
untuk menendang betisku. Ayo, jangan ragu-ragu!"
Si kura-kura bersiaga dan mengambil ancang-ancang di tempat tinggi. Ia lalu menggelindingkan
tubuhnya. Ketika hampir tiba di dekat tubuh si rusa, ia pun menaikkan tubuhnya hingga
tubuhnya melayang. Si kura-kura mengincar hidung si rusa. Begitu kerasnya tempurung si kurakura mengena hingga hidung si rusa putus. Seketika itu si rusa yang sombong itu pun mati.

Pesan Moral dari Cerita Hewan Fabel : Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan sombong
dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian dan
penyesalan di kemudian hari.

Anjing Gunung, Keledai dan Macan Tutul

Suatu hari seekor keledai pergi mencari seekor anjing gunung ke sebuah gunung yang sangat
tinggi, keledai itu sengaja mencari anjing gunung untuk berburu bersama di sebuah hutan yang
cukup lebat dan tidak lama keledai itu menaiki gunung akhirnya dia menemukan seekor anjing
gunung sedang berjalan. Kemudian anjing itu dia ajak untuk berburu bersama dan akhirnya
anjing gunung itu menerima ajakan dari sang keledai, kini sang keledai dan anjing gunung pergi
ke hutan lebat itu namun sebelum mereka memasuki hutan itu sang keledai menemui seekor
mancan tutul yang sedang tiduran di sebuah pohon besar. Sang keledai kemudian mengajak
macan tutul itu pergi berburu bersama dan macan tutul itupun menerima ajakan sang keledai.
Setelah sang keledai mengumpulkan teman berburunya yaitu Anjing gunung dan Macan Tutul
kini mereka pergi bersama-sama memasuki hutan lebat untuk berburu bersama, mereka
menangkap hewan-hewan dengan kerjasama yang baik hewan apapun bisa mereka tangkap
dengan mudah mereka berburu mulai dari pagi hari sampai dengan sore hari. Mereka berhasil
mengumpulkan hewan-hewan tangkapannya kemudian mereka bawa ke tempat terbuka dan
mereka tumpuk hewan-hewan hasil buruan mereka. Hewan hasil buruan mereka terdiri dari
seekor kelinci, kambing, rusa, kerbau, kijang dan uncal, kini waktunya mereka membagi-bgaikan
hewan tangkapan mereka.
Sang macan tutul menunjuk sang keledai untuk membagi hewan-hewan itu Keledai silahkan
kau bagi makanan-makanan itu Perintah sang macan tutul lalu keledai itu menghitung dengan
cermat hewan tangkapan itu, setelah sang keledai menghitung dia membagikan hewan-hewan itu
secara adil dengan membagi tiga bagian yang sama banyak. Melihat pembagian itu sang macan
tutul sangat marah kemudian dia menerkam sang keledai hingga keledai itu mati dan kini
tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian sang macan tutul menoleh ke arah anjing
gunung Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu. Perintahnya dengan marah, kini sang anjing
gunung mendekati makanan itu dia menumpukan kembali hewan-hewan yang telah dibagikan
oleh sang kedelai menjadi tumpukan yang besar kemudian dia menggigit seekor kelinci di
mulutnya untuk dirinya sendiri, itupun hanya seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan
tidak begitu berarti untuk sang macan tutul.
Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda dia melihat keputusan sang anjing gunung
dengan tersenyum Kau sangat pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing
gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil apakah kau mempelajarinya dari sang
keledai?. Tanya sang macan tutul Ya aku belajar dari sang keledai jawab anjing gunung itu
sambil pergi dari hadapan sang macan tutul aku juga tidak mau mengulangi nasib sama dengan
keledai itu celetuk sang anjing. Dalam hatinya anjing gunung sangat kecewa dengan
keserakahan macan tutul, dia berjanji tidak akan bekerjasama dan membantu macan tutul di
kemudian hari.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Anjing Gunung, Keledai dan Macan Tutul
adalah sifat serakah dan curang akan membuat orang lain menjauhi kita. Dan pada suatu saat kita
butuh bantuan orang lain mereka tidak akan mau membantu.

Kadal dan Ular Air


Disebuah kolam yang cukup besar dan dalam seekor kadal sedang berjalan di pinggiran kolam
kadal itu sedang mencari kegiatan baru kadal itu sangat ingin mencoba sesuati yang baru, dia
sangat ingin berpetualang ketika dia berjalan dipinggiran kolam sambil mengeluarkan lidahnya
dia melihat sesuatu muncul dari dalam air hal pertama yang dilihat oleh kadal itu adalah sebuah
kepala yang melenggak lenggok kesana kemari seperti sedang mencari sesuatu kemudian kadal
itu mendekati mahkluk yang muncul dari dalam air itu dan dia sedikit kaget ternyata dia melihat
seekor ular air.
Ketika itu ular air juga melihat kehadiran sang kadal lalu mendekatinya, setelah sampai dekat
dengan sang kadal ular itu meninggikan kepalanya dan berkata :Apa yang sedang dilakukan
oleh seekor kadal gemuk ini dipinggiran kolam? kadal itu menjauh dari sang ular karena dia
takut dimangsa olehnya Aku hanya sedang mencari kegiatan baru, aku hanya ingin mencari
sebuah petualangan. Kata sang kadal. Kenapa kau menghindar dariku? Aku tidak memakan mu
aku telah kenyang memakan ikan kecil yang ada di kolam itu kata sang ular jadi kau ingin
sebuah petualangan yang seru kata ular sambil mendesis Ya itu benar aku ingin sekali mencoba
sesuatu yang baru kata sang kadal dengan penuh semangat apa kau pernah melewati kolam ini
sendiri? Tanya sang ular.
Aku tidak pernah melewatinya kolam ini terlalu luas untuk aku sebrangi meskipun aku bisa
sedikit berenang tapi aku takut untuk menyebrangi kolam ini dari satu tepian ketepian lainnya.
Jawan sang kadal apa kau mau menyebaranginya aku akan membantunya ajak sang ular. Sang
kadal sangat ingin sekali menyebranginya dan tanpa berpikir panjang kadal itu menerima ajakan
dari sang ular Baiklah kalo begitu carilah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai tali! Pinta sang
ular Untuk apa tali itu? Tanya sang kadal dengan heran Tali itu untuk kau ikatkan ke ekorku
ketika kita berenang menyebrangi kolam ini kau tidak akan tenggelam, aku akan menarikmu
kepermukaan. jelas sang ular.
Lalu sang kadal mencari tali di pinggiran kolam dan dia mendapatkan nya, setelah itu sang kadal
menalikan kaki depannya ke ekor sang ular dengan sangat kuat. Selesai itu kini sang ular dan
sang kadal berenang menyebrangi kolam luas itu namun di tengah-tengah kolam sang ular
berpikir untuk menenggelamkan sang kadal sebelum mencapai tepian, ketika hal itu akan
dilakukan oleh sang ular tiba-tiba tibuhnya tertarik ke atas dia mencoba melepaskan diri dengan
sekuat tenaga namun hal itu percuma ternyata sang kadal disambar oleh seekor burung alap-alap
sehingga tubuh ular itu bergelantungan di udara. Saat itu sang alap-alap melihat bukan hanya
kadal saja yang dia tangkap namun begitu juga seekor ular air dimana ekornya terikat pada kaki
sang kadal.

Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kadal dan Ular Air adalah jauhkanlah diri kita
dari niat buruk, karena hanya akan merugikan kita dikemudian hari.

Kelinci dan Anjing Petani

Disebuah perkebunan jagung yang cukup luas terdapat seekor anjing petani sedang mencari
kelinci yang berkeliaran untuk dimangsa. Anjing itu dilatih untuk mengejar hewan pengganggu
perkebunan jagung ketika jagung masih muda. Daun jagung itu sering dimakan oleh kelinci
sehingga tanaman jagung itu tidak dapat tumbuh dengan baik dan jika tanaman itu tidak tumbuh
dengan baik hasil panen jagung juga akan sangat berkurang, maka dari itu sang petani
menempatkan seekor anjing terlatih di perkebunan itu. Setiap hari anjing itu berkeliaran
memeriksa hewan pengganggu tanaman jagung di perkebunan petani.
Pada suatu pagi anjing itu bangun dari tidurnya kemudian dia berjalan mengitari perkebunan
jagung itu sambil mengendus-ngendus bau hewan lain dengan hidung nya, penciuman anjing itu
sangat tajam bahkan anjing itu mampu mencium bau kelinci dari jarak yang sangat jauh, ketika
dia berjalan anjing itu mencium bau kelinci dari kejauhan anjing itu mengikuti arah bau itu
sampai akhirnya dia melihat seekor kelinci sedang asik memakan pucuk jagung yang masih
muda. Anjing itu berjalan perlahan mendekati kelinci tersebut ketika dia sudah sangat dekat
dengan kelinci itu sang anjing langsung mengejarnya dengan sangat cepat, namun sang kelinci
mendengar langkah anjing itu karena kelinci memiliki telinga yang panjang dan sangat peka
terhadap suara. Kelinci itu menhindari sang anjing dengan cepat dia melompat dengan sangat
cepat dan lompatan kelinci itu sangat jauh.
Sang anjing terus mengejarnya meskipun kelinci itu semakin menjauh dari jarak sang anjing
namun sang anjing tidak menyerah begitu saja. Anjing itu memiliki kemampuan berlari tanpa
henti sehingga dia mampu mengejar sang kelinci tanpa kelelahan. Meskipun demikian sang
kelinci yang sangat cepat melompat menghindari kejaran anjing itu membuat anjing itu
kehilangan jejaknya, anjing itu mulai mengendus-ngendus bau sang kelinci dan tidak lama
kemudian dia menemukan kelinci itu kini dia mengejarnya lebih cepat dari sebelumnya namun
sang kelinci itu tidak dapat dia kejar hingga akhirnya anjing itu menyerah dan tidak melakukan
pengejaran terhadap kelinci itu lagi. Ternyata kejadian itu ditonton oleh seekor burung gagak
yang sedang bertengger di sebuah pohon yang daunnya sedang gugur ketika anjing itu melewati
pohon tersebut sang gagak bertanya kepadanya Ternyata kelinci itu lebih kencang dibandingkan
dengan dirimu kemudian sang anjing berkata dengan tenang Apa kau tidak melihat perbedaan
yang begitu mencolok antara aku dengan kelinci itu? sang gagak menjawab aku tidak melihat
perbedaan itu, memang apa perbedaan yang kau maksudkan itu? Sang anjing menjawab Aku
berlari untuk menangkap makanan sedangkan dia berlari mempertahankan hidupnya, sebuah
keinginan akan menentukan kerasnya sebuah usaha.

Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kelinci dan Anjing Petani adalah jika kita
memiliki keinginan dan semangat yang kuat untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, maka
cepat atau lambat keinginan itu pasti akan terwujud.

Kuda Yang Memakai Kulit Harimau

Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat, kuda
itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu dia terlihat gembira karena tidak ada
petani gandum menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju hutan lebat di tengah jalan sang kuda melihat sesuatu dengan heran seperti
sebuah kulit harimau lalu kuda itu mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dia lihat
adalah sebuah kulit harimau yang tidak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu harimau. Kuda
itu mencoba memakai kulit harimau itu dan ternyata pas ditubuhnya.
Lalu terlintas di benak kuda itu untuk menakuti hewan-hewan hutan yang melewati dirinya, kuda
itu bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Tempat itu harus terlihat gelap dan sering
dilalui oleh beberapa hewan hutan. Akhirnya dia menemukan semak-semak yang cukup gelap
untuk bersembunyi dan kuda itupun masuk ke semak-semak dengan menggunakan kulit
harimaunya, di semak-semak kuda itu bersembunyi menunggu hewan hutan yang melewatinya
dan tidak lama kemudian beberpa domba gunung berjalan ke arah dirinya kuda itu kini bersiapsiap untuk meloncat.
Ketika domba-domba itu melewati kuda yang sedang bersembunyi kuda itu meloncat ke arah
domba-domba itu dan serentak domba-domba itu berlarian kesana kemari mereka ketakukan
dengan kulit harimau yang di pakai oleh kuda itu. Sang kuda hanya tertawa setelah dombadomba itu berlarian dia amat senang sekali menjaili domba-doma itu.
Lalu sang kuda kembali bersembunyi kedalam semak-semak dia menunggu hewan lain datang
melewati semak-semak itu dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil mengunyah sesuatu
dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat mendekati semak-semak namun ketika kuda
itu meloncat ke arah tapir itu sang tapir terkejut dan lari sekencang-kencangnya menghindari
menghindari kuda yang memakai kulit harimau itu. Sang kuda kini semakin senang mengganggu
hewan-hewan lainnya dan dia kembali ke semak-semak itu menunggu hewan lain untuk dia
kagetkan.
Kini sang kuda menunggu lebih lama dari biasanya namun hal itu tidak membuatnya bosan tibatiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus dimulutnya. Kucing itu tidak
melewati semak-semak kucing itu hanya duduk menyantap tikus yang ia tangkap di dekat pohon
besar, melihat hal itu sang kuda berinisiatif untuk mengagetkannya dari arah belakang. Kuda itu
keluar dari semak-semak dan berjalan dengan hati hati agar lebih dekat dengan sang kucing
ketika sudah sangat dekat dengan sang kucing, kuda itu mengaum seperti halnya seekor harimau
namun kuda itu tidak sadar bahwa suara aumannya bukanlah suara harimau melainkan suara
seekor kuda, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke belakang dan dia melihat kuda itu
dengan kulit harimau namun bersuara kuda.
Hal itu membuat sang kucing tertawa terbahak-bahak Apabila aku melihatmu memakai kulit
harimau itu aku akan lari ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara harimau melainkan
suara seekor kuda.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kuda yang memakai kulit harimau adalah
sepandai-pandainya kita berpura-pura maka suatu saat akan terlihat juga kebohongannya.
Kejujuran merupakan kata yang paling indah di dunia ini.

Anak Ayam Paling Mungil


Di sebuah pohon besar, seekor burung penyanyi bersarang. Di bawah pohon itu, seekor induk
ayam sedang mengeram. Saat induk burung penyanyi pergi, tanpa sengaja sebutir telurnya jatuh.
Wah, jatuhnya tepat di dalam sarang ayam. Telur mungil itu tergeletak di tengah-tengah telur
lainnya. Sorenya, induk ayam pulang dari mencari makan. Ia tidak sadar kalau telur-telurnya
bertambah satu. Ia mengerami telur itu sampai semuanya menetas.
Ketika memandangi anak-anaknya yang baru menetas, induk ayam bingung. Salah satu anaknya
kecil sekali dibandingkan anak-anak lain. Tetapi, ia tetap menyayanginya. Sekelompok anak
ayam nakal sering mengejek anak burung itu. Namun, anak burung itu tetap bahagia bersama
keluarganya. Induk dan saudara-saudaranya selalu menjaganya. Sang induk ayam juga sering
menghiburnya. Suatu saat, kamu akan dikagumi. Asal kamu tidak menyerah, mencari apa yang
paling kamu bisa, pesannya.
Suatu hari, sekelompok anak ayam nakal mengejarnya. Kebetulan, saudara-saudara si anak
burung sedang pergi. Jadi, tidak ada yang menjaganya. Anak burung berlari ketakutan. Karena
panik, tanpa sengaja ia mengepakkan sayapnya. Semakin lama, semakin cepat. Tubuhnya lalu
mulai terangkat. Semakin lama, semakin tinggi. Anak-anak ayam nakal tidak bisa lagi
menjangkaunya. Wah, kamu hebat. Bisa terbang setinggi itu! teriak saudara-saudara anak
burung yang baru datang.
Anak burung itu kebingungan. Ternyata ia bisa terbang. Ibunya benar. Ia akan dikagumi. Sejak
saat itu, anak burung rajin belajar terbang. Jika lelah, ia bertengger di atas pohon. Saat berada di
atas pohon, anak burung kadang merasa sepi. Maka, ia pun mulai bernyanyi. Suaranya yang
merdu terdengar oleh gadis petani. Gadis itu merasa bahagia dan menebarkan remah-remah roti
sebagai hadiah. Anak burung membawa pulang remah-remah roti itu. Ia memakannya bersama
induk dan saudara-saudaranya. Bila berlebih, induk ayam akan membagikannya pada ayamayam lain. Anak burung kini bahagia. Mesik tubuhnya mungil, ia berhasil menjadi makhluk yang
dikagumi. Tidak hanya oleh para ayam, tetapi juga manusia. Karena, ia pandai berny anyi.

Ibu Kuda Laut

Pada suatu hari, di sebuah laut yang indah dan asri dengan terumbu karang berwarna-warni,
tinggallah sepasang kuda laut yang bernama Bu Timy dan Pak Tomy. Mereka saling menyayangi
dan bahagia hidup di laut itu. Namun mereka merasakan kesepian karena belum dikaruniai anak.

Kapan ya Pak kita bisa punya anak? tanya Bu Timy penuh harap.
Aku belum tahu! jawab Pak Tomy dengan pasrah.
Aku bersumpah jika suatu hari nanti aku mempunyai anak aku akan merawat semua anakku
hingga tumbuh dewasa! ucap Bu Timy penuh semangat. Hingga pada suatu hari.
Pak, sepertinya Ibu sedang mengandung, lihatlah perutku sudah membesar! Bu Timy
memberitahukan Pak Tomy jika dia sedang mengandung.

Iya Bu, ya sudah sekarang Ibu istirahat saja jaga kandungannya baik-baik! Bapak mau pergi
bekerja dulu. Pak Tomy pergi bekerja dengan semangat karena istrinya sedang mengandung.

Setelah sekian lama menunggu akhirnya Bu Timy melahirkan 5 ekor kuda laut yang sangat lucu,
mereka sangat sempurna dan cantik-cantik, tetapi anaknya yang terakhir tidak begitu
sempurna, dia memiliki sirip yang besar sebelah sehingga susah untuk berenang. Dia diberi nama
Toreng. Bu Timy semakin terpuruk ketika mendengar berita dari temannya jika Pak Tomy
meninggal saat bekerja.

Toreng, cepat cari makan, kerjaanmu malas-malasan saja, apa karena siripmu cacat jadi kau tak
mau bekerja, sehingga saudara-saudaramu dan Ibu yang bekerja? jangan seenaknya kamu!!
marah Bu Timy kepada Toreng.

Bukan begitu Bu, Toreng lelah, Toreng tidak bisa berenang Bu,
jangan beralasan kamu!! hardik Bu Timy.

Toreng sangat sedih dengan perlakuan ibunya yang selalu membandingkannya dengan saudarasaudaranya yang memiliki sirip sempurna. Toreng selalu disalahkan dan dicaci maki. Sehingga
Toreng memutuskan untuk berusaha sekuat mungkin belajar berenang agar ibunya dapat bangga.
Namun ketika Toreng belajar berenang dia terjatuh dan memecahkan benda kesanyangan ibunya.

Toreeeng, apa yang kamu lakukan, lihat kelakuanmu, benda-benda kesayangan Ibu pecah
semua, kamu memang anak tak berguna! Bu Timy hampir menampar Toreng, namun Bu Timy
tiba-tiba sesak napas.

Ibu, Ibu, Ibu kenapa? Kak, Kakak tolong bantu Ibu!!


semua saudara Toreng datang dan berkata, Biarkan saja, paling nanti sembuh sendiri. Bu Timy
langsung kaget mendengar anak-anak yang diistimewakannya berkata begitu. Akhirnya dengan
susah payah Toreng membawa Bu Timy ke dokter.

Bagaimana keadaan Ibu saya dok?


Ibu kamu menderita penyakit ginjal sehingga harus diganti!!
Baiklah dok, cek ginjal saya mungkin cocok!
Setelah melakukan tes dan hasilnya cocok, Toreng segera dioperasi pemindahan ginjal.

Semuanya berjalan lancar. Namun Toreng kehabisan darah dan tak bisa diselamatkan. Setelah Bu
Timy sadar, dia sangat menyesal atas perbuatannya kepada Toreng, sedangkan Toreng rela
berkorban untuk ibunya, Bu Timy ingat sumpahnya dulu jika dia mempunyai anak dia akan
merawatnya dengan baik, namun semua itu diingkari.

Semut Yang Hemat


Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja yang sangat terkenal keadilannya. Raja tersebut
sangat mencintai rakayatnya. Yang lebih istimewanya lagi Raja ini adalah seorang yang
penyayang binatang. Suatu hari sang Raja pergi jalan-jalan menemui seekor Semut.
Bagaimana kabarmu Semut? tanya sang Raja.
Hamba baik-baik saja, baginda. jawaba Semut sangat gembira.
Dari mana saja kau pergi?
Hamba sejak dari pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan
baginda.
Jadi, sejak tadi pagi kamu belum makan?
Benar baginda. Raja itu pun termenung sejenak. Kemudian berkata.
Hai Semut. Seberapa banyak makanan yang kau butuhkan untuk dalam satu tahun?
Hanya sepotong roti baginda, jawab Semut.
Kalau begitu, maukah kau ku beri sepotong roti untuk hidupmu setahun?
Hamba sangat senang baginda.
Kalau begitu, ayo engkau ku bawa pulang ke istana, ujar Raja tersebut.

Semut sangat gembira karena mendapatkan anugerah makanan dari sang Raja. Ia tidak susah lagi
mencari makan dalam setahun. Dan tentu saja roti pemberian dari sang Raja lebih enak dan
manis. Sekarang engkau masuklah ke dalam tabung yang telah ku isi sepotng roti ini, perintah
san Raja.
Terima kasih baginda. Hamba akan masuk.
Setahun yang akan datang tabung ini baru akan ku buka, ujar sang Raja lagi.
Hamba sangat gembira baginda.
Tabung berisi roti dan Semut itu pun segera ditutup rapat oleh sang Raja. Tutup tabung itu
terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk di dalam tabung. Tabung tersebut
disimpan di tempat khusus di dalam istana. Hari-hari berikutnya sang Raja tetap memimpin
rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya, setelah genap setahun,
teringatlah sang Raja akan janjinya pada sang Semut. Perlahan-lahan sang Raja membuka tutup
tabung berisi Semut itu. Ketika tutup tabung terbuka, si Semut baru saja menikmati roti
pemberian Raja setahun yang lalu.
Bagaimana kabarmu Semut? tanya sang Raja ketika matanta melihat Semut di dalam tabung.
Keadaan hamba baik-baik saja baginda.
Tdak pernakah kau sakit dalam setahun di dalam tabung ini?
Tidak baginda, selama setahun hamba tidak pernah sakit.
Kemudian sang Raja termenung sejenak sambil melihat sisa roti milik Semut tersebut.
Mengapa roti pemberianku tidak kau habiskan sedangkan dalam setahun kau hanya
memerlukan sepotong roti? tanya sang Raja. Begini baginda, roti itu memang hamba sisakan
separuh. Sebab hamba khawatir jangan-jangan, baginda lupa membukanya, tentu saja hamba
masih bisa makan roti setahun lagi. Tapi untunglah baginda tidak lupa membuka tutup tabung
ini. Hamba sangat senang sekali baginda. sang Raja sangat terkejut sekali mendengar penjelasan
sang Semut yang tahu hidup hemat.
Sang Raja pun tersenyum kecil melihat Semut tersebut. Kau adalah Semut yang hebat, kau
dapat menghemat kebutuhanmu. Hali ini akan ku siarkan ke seluruh negeri, agar rakyat-rakyatku
dapat mencontohmu. Kalau Semut saja dapat menghemat, mengapa manusia justru hidup
boros?
Sebaiknya baginda jangan terlalu memuji hamba, jawab si Semut. Semut itu akhirnya
mendapat hadiah lagi dari sang Raja. Sebagai tanda terima kasih karena telah mengajarinya tanda
hidup hemat.

2 Burung Dan Seekor Monyet


Pada zaman dahulu terdapat dua ekor burung bernama Dani dan Doni serta teman mereka seekor
monyet bernama Bobby. Diceritakan mereka adalah hewan yang paling akrab di hutan itu. Dan
kedua burung dan monyet tersebut selalu membantu para penghuni hutan. Pada suatu hari
mereka sedang berjalan-jalan di hutan, lalu tiba-tiba sang monyet terlihat pucat dan langsung
jatuh pingsan. Melihat temannya jatuh pingsan kedua burung itu pun langsung membawa sang
monyet pulang. Tetapi kedua burung itu bingung, bagaimana cara membawa sang monyet.
Doni berkata, Bagaimana kalau kita bawa menggunakan daun pisang?
Dani langsung menjawab, Kau ini bagaimana sih? Masa kita membawa teman baik kita
menggunakan daun pisang. Nanti malah teman kita tambah sakit karena punggungnya pada

lecet.
Ya kan siapa tahu saja? jawab Doni. Lalu mereka mencari cara yang lain, dan Dani
mendapatkan sebuah ide.
Bagaimana kalau kita minta tolong gajah untuk mengangkat Bobby?
Boleh juga. jawab Doni.
Lalu mereka mencari gajah hingga ke pinggiran hutan. Dan bertemulah mereka dengan gajah,
lalu mereka menjelaskan tentang keadaan mereka dan meminta pertolongan kepada gajah, dan
gajah mau membantunya. Sesampainya mereka di tempat monyet tadi ditinggal, mereka tidak
melihat monyet. Lalu mereka mencari monyet tetapi tidak ketemu, tetapi saat mereka melihat ke
atas mereka melihat monyet sedang makan.
Ternyata monyet telah ditolong oleh para sekumpulan orangutan yang sedang kebetulan lewat,
lalu Dani dan Doni melihat keadaan Bobby, yang ternyata tadi Bobby hanya lemas karena belum
makan. Sontak mereka semua yang ada di sana langsung tetawa terbahak-bahak. Lalu mereka
bertiga berterima kasih kepada mereka semua karena telah menolong mereka. Lalu mereka
bertiga pergi untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.

Wibi Si Kupu Kupu


Hore.. Dapat madu banyak.. Wibi melonjak girang sambil memegangi perutnya. Ia baru saja
menghisap madu dari bunga matahari di taman milik seorang nenek-nenek. Nenek-nenek itu
bernama Tina. Nek Tina senang melihat banyak kupu-kupu cantik yang sering hinggap di bunga
matahari miliknya.
Nek, terima kasih ya. Wibi sudah kenyang nih. Ayo teman-teman, kita pulang. Hari sudah sore.
Wibi berterima kasih pada Nek Tina. Lalu pamit pulang. Sekelompok teman Wibi mengikutinya.
Nek Tina tersenyum. Lalu, dengan tergopoh-gopoh, Nek Tina menyirami bunga mataharinya
oleh air yang ada di dalam teko tanah lihat.
Wibi adalah kupu-kupu penghisap nektar. Ia menyukai nektar madu bunga matahari milik Nek
Tina. Hampir setiap hari, Wibi dan kupu-kupu lainnya datang ke taman milik Nek Tina. Taman
itu berada di belakang rumah Nek Tina. Nek Tina tidak mempunyai anak. Suami beliau
meninggal dunia 2 tahun yang lalu. Jadi, Nek Tina sering kesepian di rumah. Nek Tina hanya
bersahabat dengan kupu-kupu, yaitu Wibi dan teman-temannya.
Keesokan harinya, Wibi datang lagi ke taman Nek Tina. Ia ingin minta izin dulu untuk
menghisap nektar bunga Nek Tina. Wibi terbang ke arah rumah Nek Tina. Tepat di ambang
pintu, Nek Tina sedang berhadapan oleh 2 orang berbadan besar bermuka menyeramkan.
Sepetinya, mereka perampok. Wibi ketakutan sekali. Nek Tina pingsan. Setelah itu, 2 orang
berbadan besar masuk ke dalam rumah Nek Tina.
Wah, gawat. Aku harus memberitahukan hal ini pada teman-teman, Wibi berbalik arah. Ia
menyusun rencana untuk menolong Nek Tina. Ia berkumpul bersama teman-temannya,
membisikkan sebuah rencana. Teman-teman Wibi mengangguk. Wibi terbang ke arah kantor
polisi di kota Zeiylin. Ia memberitahukan kalau rumah Nek Tina dirampok pada polisi.
Sedangkan teman-teman Wibi mengerumuni mata si perampok agar tidak bisa melihat.
Hei, ini kejadian aneh. Mataku dikerumuni oleh banyak kupu-kupu, kata salah satu perampok
sambil berusaha menyingkirkan banyak kupu-kupu di hadapannya. Sedangkan perampok yang
satunya lagi ikut menyingkirkan kupu-kupu yang mengerumuni mata temannya. Heh, sial.
Padahal, berlian milik nenek tua itu hampir berhasil ku dapatkan, kata perampok itu. Tepat saat
itu, Wibi datang bersama 4 orang polisi. Mereka menyergap perampok itu. Dan Nek Tina sudah
siuman.
Nenek tidak apa-apa, kan? Tadi hampir nenek dirampok, ujar Wibi sambil hinggap di tangan
Nek Tina.
Nenek tidak apa-apa Wibi. Kenapa perampokan bisa gagal.. Padahal tadi.. Nek Tina bingung.
Wibilah yang menyelamatkanmu nek, kata Lilini, teman Wibi. Wibi tersenyum. Lalu
menceritakan semuanya.
Terima kasih Wibi. Kau sangat berjasa bagi nenek. Begitu juga dengan temanmu. Sekali lagi
terima kasih ya! Nek Tina terharu. Aih indahnya persahabatan Wibi dengan Nek Tina.

Sepasang Merpati
Alkisah sepasang merpati nan elok terbang di angkasa menikmati cinta mereka yang murni. Bulu
putih mereka menyinarkan warna biru cerah saat terkena sinar matahari. Saat sedang asyik
terbang tiba-tiba angin kencang menerpa mereka. Akhirnya mereka terbang tanpa arah hingga
tanpa sadar mereka menabrak pohon besar dan tersangkut. Angin kencang akhinya merda. Sang
Merpati Betina selamat dan terbang mengitari pohon besar yang ia tabrak untuk mencari Sang
Merpati Jantan kekasihnya.
Setelah beberapa kali berputar mengitari pohon itu akhirnya merpati betina menemukan
pasangannya. Sang Merpati Jantan tersangkut di antara dua ranting pohon yang berdempetan.
Lehernya terjerat di tengah ranting itu dan tubuhnya menggantung di atas pohon yang cukup
tinggi dari tanah. Sang Merpati Jantan terus mengkepak-kepakkan sayapnya dan berusaha
menarik lehernya yang terjerat. Melihat Sang Merpati Jantan sedang kewalahan Sang Merpati
Betina langsung terbang mendekati Sang Merpati Jantan dan berusaha membantunya ke luar dari
himpitan batang pohon.
Lima hari berlalu dan Sang Merpati Jantan masih tetap terjerat dan semakin terjepit karena
seiring berjalannya waktu. Dahan pohon itu pun selalu berkembang semakin besar. Sayap Sang
Merpati Jantan yang putih mulus kini berwarna merah legam karena setiap waktu sayapnya terus
terkepak tanpa henti. Lehernya semakin terhimpit dan Sang Merpati Jantan semakin sulit untuk
menghirup oksigen. Sayapnya kini berhenti berkepak dan tak mampu berkepak lagi. Tubuhnya
kini tergantung sepenuhnya dan itu membuat lehernya semakin tercekik. Setiap hari Sang
Merpati Betina selalu setia menemani Sang Merpati Jantan. Setiap pagi dan sore merpati betina
selalu terbang mencari makan untuk Sang Merpati Jantan.
Bukan hanya itu. Setiap saat Sang Merpati Betina selalu mematuk-matukkan paruh kecilnya
pada dahan pohon yang menghimpit kekasihnya. Berharap dahan pohon itu akan patah. Semakin
hari paruh indah merpati betina semakin rusak dan hampir patah dan selalu mengalir darah segar
dari paruhnya. Matanya pun sembab dan semakin cekung ke dalam dikelilingi warna hitam gelap
di sekeliling matanya karena merpati betina selalu bergadang menjaga merpati jantan. Merpati
betina juga selalu menangis karena tidak tega melihat kekasihnya semakin tersiksa. Sang Merpati
Jantan pun sedih dan merasa bersalah kepada Sang Merpati Betina yang semakin hari semakin
kurus dan terlihat begitu letih.
Satu minggu berlalu. Keadaan sepasang merpati itu semakin mengkhawatirkan. Sang Merpati
Jantan akhirnya meminta kepada kekasihnya merpati betina untuk membunuhnya. Awalnya
merpati betina tidak mau karena ia masih sangat sayang kepada merpati jantan. Tapi melihat
mepati jantan sudah sangat sulit bernapas apalagi menelan makanan. Akhirnya Sang Merpati
Betina mau melakukannya meskipun itu menyakitkan. Sang Merpati Betina menancapkan sisa
paruhnya tepat di bagian jantung merpati jantan. Hingga akhirnya merpati jantan tewas. Sisa
paruh Sang Merpati Betina patah dan tetap tertancap di dada merpati jantan. Dengan deraian air
mata. Merpati betina terbang tinggi dan pergi sajauh mungkin meninggalkan kekasihnya merpati
jantan yang sudah tak bernyawa.

Kisah Gagak Dan Kupu Kupu


Alkisah pada suatu hari seekor burung Gagak sedang berterbangan melintasi Hutan Mejiku. Dia
baru saja diusir oleh kawanannya. Orangtuanya entah di mana. Ia hidup sebatang kara. Di dekat
danau, ia bertemu dengan Angsa. Burung Gagak menyapa Angsa yang sedang berenang di danau
itu.
Hai Angsa, apa yang kau lakukan? tanya si Gagak basa-basi.
Tidakkah kau lihat aku sedang berenang, wahai Gagak yang jelek? Jangan memandangku
seperti itu. Aku tahu kau iri dengan keindahan buluku. Ya, buluku memang putih, bersih, indah,
tidak seperti kau yang hitam dan kusam. Ejek Si Angsa. Burung Gagak merasa sedih. Ia terbang
lagi mencari kawan baru. Di depan sebuah gua, ia bertemu dengan ular. Ular menjulur-julurkan
lidahnya.
Hei
jelek!
Jangan
menghalangi
jalanku
atau
ku
gigit
kau!
katanya.
Gagak putus asa. Dia menuju ke sebuah pohon. Hinggap dan bertengger di dahannya. Ia
merenung, kemudian seekor kupu-kupu mendekatinya.
Jangan menghampiriku kalau kau juga ingin mengejekku, katanya. Wajahnya murung.
Kenapa kau murung? Terbang dan bermainlah bersamaku, kata si kupu-kupu.
Aku malu,
Kenapa?
Sayapmu indah. Sangat indah. Bercorak. Warna-warni, aku merasa rendah di hadapan kalian,
tak
ada
sesuatu
dariku
yang
bisa
dibanggakan,
kata
Gagak
sedih.
Hatimu. Hatimu putih. Jangan malu, aku juga dulu begitu. Tahukah kau aku dulu hanya seekor
ulat menjijikkan. Dan aku telah bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang disukai banyak orang.
Namun hidupku tak lama lagi. Di setiap kekurangan akan ada kelebihan walau sekecil apa pun.
Percayalah.

Anda mungkin juga menyukai