Anda di halaman 1dari 60

KUMPULAN-KUMPULAN DONGENG

Disusun oleh :

Kelompok 4
- Muhammad Faiz AlBaqory
- Dika
- Fajar Fadillah
- Rohmana
- Lidyan Tari
- Ashraf
Guru Pembimbing : Ibu Krisnita

SMP NEGRI 38 MED

1
1. Beruang dan Lebah Madu

Suatu hari, di sebuah hutan hiduplah seekor Beruang besar tinggal seorang diri. Ia memiliki
persediaan makanan yang cukup banyak. Namun, suatu hari. Persediaan makanan yang ia miliki
sudah hampir habis. Hari ke hari terus berjalan. Akhirnya, makanan yang ia punya sudah benar-
benar habis.

Suatu pagi, Beruang merasa kelaparan. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke dalam hutan
belantara. Beruang mencari buah-buahan dan madu kesukaannya ke dalam hutan. Namun, ia
tidak dapat mendapatkan apa-apa. Ia merasa sangat sedih.

Beruang, terus menyusuri hutan dan menyusuri danau yang berada dalam hutan. Beruang terus
berjalan dengan menahan rasa lapar. Namun, di tengah perjalanan Beruang melihat sarang Lebah
yang berada di sebuah lubang pohon yang tumbang di dekat sungai. Dengan sangat berhati-hati,
Beruang mendekati sarang Lebah.

Karena merasa sangat penasaran. Beruang mulai mengendus-endus dengan sangat berhati-hati di
dekat pohon tumbang tersebut. Beruang memastikan apakah Lebah-lebah berada dalam
sarangnya atau tidak. Namun, pada saat Beruang sedang asik mengendus-endus. Beruang tidak
menyadari bahwa sekumpulan Lebah sudah pulang dan membawa banyak madu.

Lebah-lebah, yang melihat seekor Beruang berdiri tepat di depan sarang mereka. Lebah-lebah
pun terbang mendekati Beruang besar tersebut. Tiba-tiba, sekumpulan Lebah tersebutmenyengat
pantat Beruang dengan sengatannya.

1
Beruang, sangat terkejut dan merasa sangat kesakitan. Ia pun sangat marah dan mengamuk.
Beruang menyerang balik sekawanan Lebah tersebut. Karena melihat Beruang sangat marah,
sekumpulan Lebah sangat ketakutan dan bersembunyi di balik pohon.

Sengatan lebah di pantatnya, membuat Beruang benar-benar sangat marah. Beruang meloncat ke
atas batang pohon yang sudah tumbang. Beruang segera menghancurkan sarang Lebah dengan
cakarnya yang sangat tajam.

Melihat Beruang menghancurkan sarangnya. Membuat sekawanan Lebah yang berada dalam
sarang sangat marah. Mareka segera keluar dan langsung menyerang Beruang besar tersebut.
Beruang, akhirnya lari terbirit-birit. Ia melarikan diri dengan bekas sengatan lebah di seluruh
tubuhnya.

Namun, sekumpulan Lebah terus mengejarnya. Beruang sangat kebingungan. Bagaimana ia


dapat melarikan diri dari kejaran kemarahan Lebah tersebut. Namun, akhirnya, ia mendapatkan
ide untuk menyelamatkan diri dari Lebah-lebah tersebut.

Beruang terus berlari dan akhirnya Beruang melihat sebuah sungai di tepi hutan. Untuk
menyelamatkan diri, Beruang menyelam ke dalam air yang sangat dalam. Ketika situasi sudah
aman. Beruang keluar dari air. Ia merasa sangat sedih. Seharian mencari makanan. Namun, ia
tidak mendapatkan apa-apa. Malah mendapatkan sengatan Lebah di seluruh tubuhnya.

Pesan moral dari Cerita Dongeng Indonesia : Beruang dan Lebah Madu adalah kuasai amarahmu.
Marah tanpa perhitungan hanya akan merugikan diri sendiri di kemudian hari.

2
2. Si Kancil dan Kura-Kura

Si Kancil dan kura-kura sudah lama bersahabat. Pada suatu hari mereka pergi menangkap ikan di
suatu danau. Berjumpalah si kancil dan kura-kura dengan seekor kijang. Kijang ingin ikut serta.
Lalu si kancil, kura-kura dan kijang pergi bertiga.

Sampailah mereka di sebuah bukit, si kancil, kura-kura dan kijang bertemu dengan seekor rusa.
Rusa juga ingin ikut. Segeralah rusa bergabung dalam rombongan.

Dalam perjalanan, di sebuah lembah berjumpalah mereka dengan seekor babi hutan. Babi hutan
menayakan apakah ia boleh ikut.

"Tentu saja, itu gagasan yang baik, daripada hanya berempat lebih baik berlima," jawab kura-
kura.

Setiba di bukit yang berikutnya, berjumpalah si kancil dan kura-kura beserta kijang, rusa dan
babi dengan seekor beruang. Lalu mereka berenam melanjutkan perjalanannya. Kemudian
mereka bertemu dengan seekor badak.

"Bagaimana kalau aku ikut," tanya badak.

"Mengapa tidak?", jawab mereka semua.

Bahkan bergabung pula seekor banteng. Dan berikutnya rombongan si kancil dan kura-kura
bertemu dengan seekor kerbau yang akhirnya ikut serta. Begitu pula ketika mereka bertemu
dengan seekor gajah.

Demikianlah, mereka bersepuluh berjalan berbaris beriringan mengikuti si kancil dan akhirnya
mereka sampai ke danau yang dituju. Bukan main banyaknya ikan yang berhasil ditangkap.

3
Ikan kemudian disalai dengan mengasapinya dengan nyala api sampai kering. Keesokan harinya,
beruang bertugas menjaga ikan-ikan ketika yang lainnya sedang pergi menangkap ikan. Tiba-tiba
seekor harimau datang mendekat. Tak lama kemudian beruang dan harimau terlibat dalam
perkelahian seru.

Beruang jatuh pingsan dan ikan-ikan habis disantap oleh harimau. Berturut turut mereka
kemudian mendapat giliran menjaga ikan-ikan, yaitu gajah, banteng, badak, kerbau, babi hutan,
rusa dan kijang, semuanya menyerah.

Sekarang tinggal si kancil dan kura-kura yang belum mendapat giliran menjaga ikan-ikan. Kura-
kura dianggap tidak mungkin berdaya menghadapi harimau, maka diputuskanlah si kancil yang
akan menjaga ikan-ikan tersebut.

Sebelum teman-temannya pergi menangkap ikan, si kancil meminta teman-temannya untuk


mengumpulkan rotan sebanyak-banyaknya. Lalu masing-masing dipotong kira-kira satu hasta.
Tak lama kemudian tampak si kancil sedang sibuk membuat gelang kaki, gelang badan, gelang
lutut dan gelang leher.

Sebentar-sebentar kancil memandang ke langit seolah-olah ada yang sedang diperhatikannya.


Harimau terheran-heran, lalu perlahan-lahan mendekati si kancil. Kancil pura-pura tidak
mempedulikan harimau.

Harimau bertanya, "Buat apa gelang rotan bertumpuk-tumpuk itu?".

Jawab si kancil, "Siapa yang memakai gelang-gelang ini akan dapat melihat apa yang sedang
terjadi di langit".

Lalu dia menengadah sambil seolah-olah sedang menikmati pemandangan di atas. Terbit
keinginan harimau untuk dapat juga melihat apa yang terjadi di langit.

Bukan main gembiranya si kancil saat mendengar permintaan harimau. Si kancil meminta
harimau duduk di tanah dan melipat tangan dan kaki. Lalu dilingkarinya kedua tangan, kedua
kaki dan leher harimau dengan gelang-gelang rotan sebanyak-banyaknya sehingga harimau tidak
dapat bergerak lagi.

4
Setelah dirasa cukup, rombongan si kancil berniat kembali pulang ke rumah, akan tetapi mereka
bertengkar mengenai bagian masing-masing. Mereka berpendapat, siapa yang berbadan besar
akan mendapatkan bagian yang besar pula.

Si Kancil sebenarnya tidak setuju dengan usulan tersebut. Lalu si kancil mencari akal. Tiba-tiba
melompatlah si kancil dan memberi tanda ada bahaya datang.

Mereka semuanya ketakutan dan terbirit-birit melarikan diri. Ada yang jatuh tunggang langgang,
ada yang terperosok ke lubang dan ada pula yang tersangkut di akar-akar pohon. Hanya si kancil
dan kura-kura yang tidak lari. Lalu si kancil dan kura-kura berdua pulang dan berjalan
berdendang sambil membawa banyak sekali bungkusan salai.

3. Anak Pengembala Dan Serigala

Di suatu perkampungan seorang anak gembala selalu mengembalakan domba milik tuannya
dekat suatu hutan yang gelap dan tidak jauh dari kampungnya, karena mulai merasa bosan
tinggal di daerah peternakan, dia selalu menghibur dirinya sendiri dengan cara bermain-main
dengan anjingnya dan memainkan serulingnya, suatu hari ketika dia menggembalakan dombanya
didekat hutan, dia muali berpikir apa yang harus dilakukannya apabila dia melihat serigala, dia
merasa terhibur dengan memikirkan berbagai macam rencana, tuannya pernah berkata bahwa
apabila dia melihat seriga menyerang kawanan dombanya, dia harus berteriak memanggil
bantuan, dan orang-orang sekampung akan datang membantunya, anak gembala itu berpikir
bahwa akan terasa lucu apabila dia pura-pura melihat serigala dan berteriak memanggil orang
sekampung untuk membantunya, dan saat ini walaupun ia tidak melihat seekor serigala, anak
gembala itu berpura-pura lari ke arah kampungnya dan berteriak sekeras-kerasnya "serigala,
serigala!" seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengarnya berteriak, cepat-

5
cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut untuk
membantunya, tetapi yang mereka temukan adalah anak gembala yang tertawa terbahak-bahak
karena berhasil menipu orang-orang sekampung, beberapa hari kemudian, anak gembala itu
kembali berteriak, "srigala! serigala ada serigala". orang-orang kampung berlari datang untuk
menolongnya, tapi mereka hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak, pada
suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar
domba yang digembalakan oleh anak gembala tersebut, dengan ketakutannya, anak gembala itu
berlari ke arah kampung dan berteriak, "serigala! serigala!" tetapi walaupun orang-orang
sekampung mendengarnya berteriak, mereka tidak datang untuk menolongnya "dia tidak akan
bisa menipu kita lagi," kata mereka, serigala itu akhirnya berhasil menerkam dan memakan
banyak domba yang digembalakan oleh anak gembala itu, kemudian serigala itu berlari masuk ke
dalam hutan kembali,

Pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah "Pembohong tidak akan pernah
dipercayai lagi, walaupun saat itu mereka berkata benar".

4. SANGKURIANG : ASAL GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

Alkisah pada jaman dulu kala seekor babi tengah melintas di sebuah hutan belantara. Babi hutan
sedang merasakan kehausan di tengah terik matahari. Pada saat dia mencari-cari mata air, dia
melihat ada air yang tertampung di pohon keladi hutan.

Segera diminumnya air itu untuk melepas dahaga. Tanpa disadarinya air itu adalah air seni Raja
Sungging Perbangkara. Karena kesaktian Raja Sungging Perbangkara, babi hutan itu pun
mengandung setelah meminum air seninya. Sembilan bulan kemudian si bayi hutan melahirkan
seorang bayi perempuan.

6
Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang sembuh karena air
seninya itu. Ia pun pergi ke hutan untuk mencarinya. Ditemukannya bayi prempuan itu. Dia pun
memberinya nama Dayang Sumbi dan membawanya pulang ke istana kerajaan.

Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak terbilang
jumlah raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak perempuan Raja
Sungging Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang Sumbi dengan halus.
Sama sekali tidak disangka oleh Dayang Sumbi, mereka yang menolak pinangannya itu saling
marah sendiri untuk memperebutkan dirinya.

Dayang Sumbi sangat bersedih mengetahui kenyataan bahwa para pangeran, raja dan bangsawan
yang menolaknya saling melakukan peperangan. Dia pun memohon kepada Raja Sungging
Perbangkara untuk mengasingkan diri. Sang Raja akhirnya mengizinkannya untuk mengasingkan
diri. Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani oleh seekor anjing jantan
bernama si tumang. Untuk mengisi waktu luangnya selama dalam pengasingan, Dayang Sumbi
pun menenun.

Alkisah, ketika Dayang Sumbi sedang menenun, peralatan tenunannya terjatuh. Ketika itu
Dayang Sumbi merasa malas untuk mengambilnya. Terlontarlah ucapan yang tidak terlalu
disadarinya.” Siapapun juga yang bersedia mengambil peralatan tenunku yang terjatuh,
seandainya lelaki itu akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara.”

Tak disangka si tumang mengambil peralatan tenun yang terjatuh itu dan memberikannya kepada
Dayang Sumbi.

Tidak ada yang dapat diperbuat Dayang Sumbi selain memenuhi kelulusannya. Dia menikah
dengan Si Tumang yang ternyata titisan dewa. Si Tumang adalah dewa yang dikutuk menjadi
hewan dan dibuang ke bumi. Beberapa bulan setelah menikah, Dayang Sumbi pun mengandung
dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Dayang Sumbi memberinya nama Sangkuriang.

Waktu terus berlalu. Beberapa tahun kemudian terlewati. Sangkuriang telah tumbuh menjadi
seorang pemuda yang tampan wajahnya. Gagah. Tubuhnya kuat dan kekar. Sakti mandraguna
pula anak Dayang Sumbi ini.

7
Sejak kecil Sangkuriang telah senang menjadi sasarannya. Setiap kali melakukan pencarian di
hutan. Sangkuriang senantiasa ditemani oleh si tumang. Sama sekali Sangkuriang tidak tahu
bahwa si Tumang adalah ayah kandungnya.

Pada suatu hari Sangkuriang dengan di temani Si Tumang kembali meakukan perburuan di hutan.
Sangkuriang mempertimbangkan untuk mencari kijang karena ibunya sangat menuntut memakan
hati kijang. Setelah beberapa saat berada di dalam hutan, Sangkuriang melihat seekor kijang
yang tengah merumput di balik semak belukar. Sangkuriang memerintahkan si tumang untuk
mengejar kijang itu Sangat aneh, si Tumang yang biasanya penurut, ketika itu tidak menuruti
perintahnya. Sangkuriang menjadi marah. Katanya.” Jika Anda tetap tidak menuruti perintahku,
niscaya aku akan mebunuhmu.”

Ancaman Sangkuriang seakan tidak dipedulikan si Tumang. Karena jengkel dan marah,
Sangkuriang lantas membunuh si Tumang. Hati anjing hitam itu diambilnya dan dibawa pulang
ke rumah. Sangkuriang memberikan hati si Tumang kepada ibunya untuk dimasak.

Tanpa disadari Dayang Sumbi bahwa hati yang diberikan anaknya adalah hati suaminya. Dia
kemudian memasak dan memakan hati itu. Maka, tak terperikan amarah Dayang Sumbi kepada
Sangkuriang ketika dia tahu hati yang dimakannya adalah hati si Tumang. Dia lalu meraih
gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan memukul kepala Sangkuriang, hingga kepala
Sangkuriang terluka.

Sangkuriang sangat marah dan sakit hati dengan perlakuan ibunya itu. Menurutnya, Ibunya lebih
meniru si Tumang dibandingkan dirinya. Maka, tanpa pamit kepada ibunya Dayang Sumbi,
Sangkuriang lantas pergi mengembara ke arah timur.

Dayang Sumbi sangat menyesal setelah mengetahui kepergian Sangkuriang anaknya. Dia pun
bertapa dan memohon ampun kepada para dewa atas kesalahan yang diperbuatnya. Para dewa
mendengar permintaan Dayang Sumbi, mereka menerima permintaan maaf itu dan
mengaruniakan Dayang Sumbi kecantikan abadi.

Syahdan, Sangkuriang terus mengembara tanpa tujuan yang pasti. Dalam pengembaraanya
Sangkuriang terus menambah kesaktiannya dengan berguru kepada orang-orang sakti yang

8
ditemuinya selama pengembaraan. Bertahun-tahun Sangkuriang mengembara tanpa disadari dia
kembali ke tempat dimana dia dulu dilahirkan.

Sangkurian terpesona dengan kecantikan Dayang Sumbi yang abadi, dia tidak menyadari bahwa
perempuan cantik yang ditemuinya di hutan adalah ibu kandungnya sendiri. Hal yang sama
terjadi juga pada Dayang Sumbi yang tidak menyadari pemuda gagah yang sakti itu adalah
Sangkuriang putera. Karena saling jatuh cinta mereka merecenakan untuk menikah.

Sebelum pernikahan dialngsungkan Sangkuriang berniat untuk berburu. Dayang Sumbi


membantu Sangkuriang mengenakan penutup kepala. Ketika itulah dayang Sumbi melihat luka
di kepala calon suaminya. Teringatlah dia pada anak lelakinya yang telah meninggalkannya. Dia
sangat yakin pemuda gagah itu tidak lain adalah Sangkuriang anaknya.

Dayang Sumbi kemudian menjelaskan bahwa dai sesungguhnya adalah ibu kandung dari
Sangkuriang. Oleh karena itu dia tidak mau menikah dengan anak kandungnya tersebut. Namun,
Sangkuriang yang telah dibutakan oleh hawa nafsu tidak memperdulikan penjelasan Dayang
Sumbi, dia tetap bersikukuh akan menikahi Dayang Sumbi.

“Jika memang begitu kuat keinginanmu untuk menikahiku, aku mau engkau memenuhi satu
permintaanku” Kata Dayang Sumbi

“Apa permintaan yang Anda kehendaki.” Tantang Sangkuriang.

Dayang Sumbi mengajukan syarat yang laur biasa berat yaitu dia di sungai citarum dibendung
untuk dibuat danau, dan di dalam danau itu ada perahu besar.” Semua itu harus dapat Anda
selesaikan dalam waktu satu malam.” Ucapkan Dayang Sumbi.” Sebelum fajar terbit, kedua
permintaanku itu harus telah selesai dikerjakan.”

Tanpa ragu Sangkuriang menyanggupi permintaan dari Dayang Sumbi.” Baiklah, aku akan
memenuhi permintaanmu.”

Sangkuriang segera bekerja mewujudkan permintaan Dayang sumbi. Pertama kali dia menebang
pohon besar untuk membuatnya sebuah perahu. Cabang dan ranting pohon yang tidak
dibutuhkannya ditumpukan. Tumpukan cabang dan ranting pohon itu di kemudian hari menjelma

9
menjadi gunung Burangrang.Begitu pula tunggul pohpon itu kemudian berubah menjadi gunung
yang lebih dikenal gunung bukit tinggul.

Perahu besar itu akhirnya selesai dibuat Sangkuriang. Pemuda Sakti itu lantas mengusulkan
membedung aliran sungai Citarum yang deras untuk dibuat sebuah danau. Sangkuriang
kemudian memanggi para makhluk halus untuk membantunya mewujudkan permintaan Dayang
sumbi.

Semua yang dilakukan Sangkuriang diketahii oleh Dayang Sumbi. Terbit kecemasan dalam hati
Dayang Sumbi ketika melihat pekerjaan Sangkuriang sebentar lagi selesai. Dia harus
menggagalkan pekerjaan Sangkuriang agar pernikahan dengan anak kandungnya itu tidak
terlaksana. Dia pun memohon bantuan dari para Dewa.

Setelah berdoa, Dayang Sumbi mendapatkan petunjuk. Dayang Sumbi lantas menebarkan boeh
rarang (kain putih hasil tenunan). Dia juga memkasa ayam jantan berkokok disaat waktu masih
malam. Para makhluk halus sangat ketakutan ketika mengetahui fajar telah tiba. Mereka berlari
dan menghilang kesegala penjuru. Mereka meninggalkannya membuat danau dan perahu yang
belum selesai.

Sangkuriang sangat marah. Dia merasa Dayang Sumbi telah berlaku curang padanya. Ida sangat
yakin jika fajar sesungguhnya belum tiba. Dia merasa masih tersedia waktu baginya untuk
menyelesaikan pekerjaan. Dengan kemarahan yang tinggi, Sangkuriang lantas menjebol
bendungan di Sanghyang Tikoro. Sumbat aliran citarum lantas memainkannya ke arah timur
yang kemudian menjelma menjadi gunung Manglayang. Air yang semula memenuhi danau itu
pun menjadi surut. Serasa belum reda kemarahannya. Sangkuriang lantas menendang perahu
besar yang telah dibuatnya hingga terlempat jauh dan jatuh tertelungkup. Menjelmalah perahu
besar itu menjadi sebuah gunung yang kemudian di sebut gunung Tangkuban Perahu.

Kemarahan Sangkuriang belum reda. Dia mengetahui, semua itu sesungguhnya adalah siasat dari
Dayang Sumbi untuk menggagalkan pernikahan dengannya. Dengan amarah yang terus meluap,
Dayang sumbi pun dikejarnya. Dayang sumbi yang ketakutan terus berlari untuk menghindar
hingga akhirnya menghilang di sebuah bukit. Bukit itu kemudian menjelma menjadi gunung

10
Putri. Sedangkan Sangkuriang yang tidak berhasil menemukan Dayang Sunbi akhirnya
menghilang ke alam gaib.

“Pesan Moral dari Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu : Kisah Sangkuriang adalah
Bersikaplah jujur karena kejujuran akan membawa kebaikan dan kebahagiaan di kemudian hari.
Perbuatan curang akan merugikan diri sendiri serta bisa mendatangkan musibah bagi diri sendiri
ataupun orang lain.”

5. Burung Bangau yang Angkuh

Suatu pagi yang indah, seekor burung bangau sedang berdiri dipinggiran sungai. Ia melihat ke
sungai dan melihat ikan-ikan yang berenang dipinggiran sungai. Saat itu, ia berkata dengan
angkuh. “Aku tidak ingin memakan ikan-ikan yang kecil pagi ini. Ikan yang kecil tidak pantas
untukku bangau yang anggun.”

Saat ikan-ikan kecil lewat, Bangau tidak mau mengambilnya. Ia menunggu hingga ikan-ikan
yang lebih besar berenang dipinggiran sungai. Hingga akhirnya, seekor ikan besar lewat.

Namun, bukannya mengambil, ia justru kembali berkata. “Aku tidak mau makan ikan sebesar itu.
Itu terlalu besar untukku.”

Hingga akhirnya, Bangau menunggu lagi disana. Matahari mulai naik dan hari sudah mulai
panas. Air menyurut dan para ikan berenang ke tengah sungai.

11
Bangau berusaha mengejar mereka, tapi ia tidak bisa berenang ke tengah sungai. Akhirnya, ia
hanya bisa memakan siput-siput yang tertinggal di pinggiran sungai dan sama sekali tidak
mendapatkan ikan.

Nasihat :

Kita tidak boleh terlalu memilih-milih. Janganlah menolak sesuatu yang kecil. Karena bisa jadi
kamu tidak akan mendapatkan apapun selain yang kecil itu.

6. Malin Kundang

Dahulu kala di Perkampungan Nelayan Pantai Air Manis, hiduplah seorang janda bernama
Mande Rubayah dan anak laki-lakinya, Malin Kundang. Mande Rubayah sangat menyayangi dan
memanjakan Malin. Malin pun tumbuh jadi anak yang rajin dan penurut.

Ketika Mande Rubayah mulai menua, ia hanya bekerja sebagai penjual kue untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Suatu hari, Malin jatuh sakit. Tubuh Malin mendadak panas sekali. Mande
Rubayah pun berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Malin.

Berkat usaha keras ibunya sampai mendatangkan tabib, nyawa Malin berhasil diselamatkan.
Setelah sembuh, ibunya semakin sayang kepada Malin. Begitu pula dengan Malin, ia yang amat
menyayangi ibunya.

12
Kapal besar setahun sekali merapat ke Pantai Air Manis. Ketika sudah dewasa, Malin meminta
izin ibunya untuk merantau dengan kapal itu. Awalnya ibunya ragu. Tapi dengan berat hati,
akhirnya ia mengizinkan anaknya pergi.

Malin pun pergi berbekal tujuh bungkus nasi yang dibalut daun pisang dari ibunya. Malin juga
menenangkan ibunya bahwa tidak akan terjadi apa-apa kepada dirinya di perantauan.

Setelah kepergian Malin, hari-hari terasa berjalan lambat bagi Mande Rubayah. Ia selalu
memandang ke laut dan mendoakan anaknya agar selamat dalam pelayarannya.

Mande Rubayah selalu menanyakan kabar Malin setiap ada kapal besar yang merapat. Namun,
jawaban dari nahkoda dan awak kapal tidak ada yang memuaskannya. Malin pun tidak pernah
menitipkan barang atau pesan apa pun.

Doa Mande Rubayah yang tak putus-putusnya itu, terus dilakukan sampai ia semakin menua.
Tubuhnya mulai dimakan usia dan jalannya mulai terbungkuk-bungkuk.

"Ibu sudah tua, Malin. Kapan kau pulang?" rintih Mande Rubayah tiap malam. Namun, Malin
tak juga datang mengunjungi ibunya. Nahkoda kapal yang membawa Malin pun, membawa
kabar kalau Malin sudah menikah dengan gadis bangsawan.

Keyakinan Mande Rubayah diaminkan dengan kedatangan kapal megah. Penduduk


perkampungan menyambut gembira kapal itu. Mereka berkumpul di sekitar kapal itu karena
mengira itu milik sultan atau pangeran.

Mande Rubayah pun turut berdesakan di dekat kapal. Ia melihat sepasang muda-mudi di
anjungan kapal. Pasangan itu mengenakan baju berkilau dan tersenyum. Ibu Malin itu,
mengetahui bahwa lelaki muda itu adalah anaknya.

Ibu Malin mendahului sesepuh kampung untuk menghampiri Malin. Ia langsung memeluk erat-
erat seakan takut kehilangan anaknya lagi. Isak tangis Mande Rubayah pun pecah.

"Malin, anakku. Kau benar anakku, kan?" kata Mande. "Mengapa begitu lamanya kau tidak
memberi kabar?" katanya lagi. Malin terkejut disambut oleh perempuan tua dan berpakaian
compang-camping. Ia tak percaya bahwa perempuan itu ibunya.

13
Dongeng 'Malin Kundang' untuk Pengantar Tidur Anak Agar Tidak Durhakapopmama.com

Malin mengingat ibunya adalah perempuan tegar dan kuat menggendongnya ke mana saja
sehingga ia tak percaya dengan orang yang memeluknya. Malin tidak sempat berpikir karena
istrinya langsung mengatakan hal yang merendahkan.

"Wanita jelek inikah ibumu? Mengapa dahulu kau bohong padaku?" ucapnya sinis. "Bukankah
dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat denganku?" tanyanya
lagi.

Mendengar perkataan istrinya, Malin pun mendorong Mande Rubayah hingga terguling ke pasir.
Ibu Malin tidak percaya akan perlakuan anaknya. Ia jatuh dan berkata, "Malin, Malin, anakku.
Aku ini ibumu, Nak! Mengapa kau jadi seperti ini Nak?"

Malin tidak peduli perkataan ibunya. Ia tidak mau mengakui ibunya karena malu kepada istrinya.
Mande bersujud di kaki Malin dan hendak memeluk kakinya. Namun, Malin malah
menendangnya.

"Hai, perempuan gila! Aku bukan anakmu! lbuku tidak seperti engkau, melarat dan kotor!" kata
Malin kepada ibunya. Mande Rubayah pun pingsan. Ketika ia tersadar, pantai sudah sepi dan
kapal Malin sudah pergi menjauh.

Hati Mande Rubayah perih seakan ditusuk-tusuk. Ia tak menyangka anak laki-laki
kesayangannya, tega kepada ibunya sendiri. Ia menengadahkan tangan ke langit dan berdoa
dengan hati pilu.

“Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi, kalau
memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, ya Tuhan!”
ucapnya pilu sambil menangis.

Tiba-tiba, cuaca di tengah laut yang cerah berubah menjadi gelap. Hujan lebat turun. Badai dan
petir menghantam kapal Malin Kundang.

14
Badai yang datang tiba-tiba itu, menghancurkan kapal Malin Kundang hingga berkeping-keping.
Puing kapalnya terbawa sampai ke pantai. Pagi harinya, terlihat puing kapal Malin Kundang
yang terdampar telah menjadi batu.

Tubuh Malin Kundang pun turut menjadi batu. Ia dikutuk oleh ibunya karena durhaka. Di sela-
sela batu, ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri berenang. Ikan itu berasal dari tubuh istri
Malin yang mencari suaminya.

Pesan yang bisa disampaikan ke anak dari kisah ini adalah sayangilah orangtua ketika gembira
atau sedih. Jangan lupakan jasa mereka yang telah menyayangimu!

7. Batu Menangis

Dahulu kala, hidup seorang ibu dengan anak perempuannya yang bernama Darmi. Ayah Darmi
telah lama meninggal. Dahulu mereka hidup berkecukupan. Namun setelah ayahnya meninggal,
ibu Darmi harus bekerja keras di ladang demi hidup mereka.

Setiap hari bekerja di ladang membuat kulit ibu Darmi jadi kian gelap. Berat tubuhnya juga
menyusut. Semua dilakukannya demi Darmi putri satu-satunya. Namun Darmi tidak mau
membantu ibunya. Kerjanya setiap hari hanya berdandan dan enggan keluar rumah karena takut
kulitnya gelap seperti ibunya.

Suatu hari ibu Darmi hendak bekerja di ladang. Dia akan bekerja sampai sore hari. Sebab musim
panen sudah tiba dan ibunya berkata pada Darmi.

15
"Darmi bisakah kamu memasak hari ini, nak? Ibu tidak bisa pulang siang ini karena harus
menyelesaikan panen kita. Jika sudah selesai memasak maukah mengantarkannya ke ladang
untuk ibu?" ucap ibu Darmi.

Darmi yang sedang menyisir rambutnya yang indah pun terkejut. "Tidak mau bu jika aku
memasak. Rambut ku bisa bau tungku bu. Aku kan habis keramas, lalu jika aku mengantarkan
makan ke ladang nanti kulitku jadi hitam. Aku kan habis luluran," jawab Darmi.

Ibu Darmi yang mendengar jawaban tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan sedih.
Saat di ladang, ibu Darmi bekerja dengan keras dia mengumpulkan hasil panen dan besok akan
dijualnya ke pasar. Ibu Darmi bekerja keras tanpa mempedulikan perutnya yang lapar.

Saat lelah dia beristirahat sambil meminum air kendi yang dibawanya. Dia pun berdoa dalam
hati. "Ya Tuhan tolong kami. Ubahlah anakku dan lepaskan dia dari sifat malasnya."

Setelah pulang dari ladang, dia langsung pergi ke rumahnya. Betapa terkejutnya di sana tidak ada
makanan yang bisa untuk dimakan. Ternyata Darmi sama sekali tidak memasak, Darmi yang
melihat ibunya pulang malah marah-marah.

"Ibu ini ke mana saja sih. Masa tidak ada makanan di rumah. Aku kan lapar seharian tidak
makan," ucap Darmi.

Ibunya pun menjawabnya dengan sabar. "Darmi, tadi kan ibu sudah menyuruhmu untuk
memasak." Darmi yang mendengar jawaban itu langsung pergi meninggalkan ibunya yang
kelaparan dan juga lelah.

Keesokan harinya, ibu Darmi sudah bersiap dengan hasil panennya. Dia akan pergi ke
pasar,"Darmi ikutlah ibu ke pasar nak, ibu membutuhkanmu untuk membawa hasil ladang kita,"
ucap sang ibu.

"Tidak mau bu. Nnti kulitku kotor apalagi pasar kan becek. Aduh aku tidak bisa membayangkan
kulitku yang bersih ikutan kotor," kata Darmi.

16
Akhirnya, ibu ke pasar sendiri dengan membawa hasil ladang itu. Sorenya, ibu Darmi membawa
uang hasil panen. Tidak terlalu banyak, tapi cukup untuk membeli kebutuhan beberapa hari.
Darmi yang melihat ibunya sedang menghitung uang segera mendekati ibunya.

"Bu, bedakku habis tolong belikan dong bu,"ucap Darmi.

"Iya ibu belikan tapi kamu harus ikut supaya ibu tidak salah beli," jawab sang ibu.

Akhirnya Darmi dengan terpaksa ikut perginya ke pasar dengan menggunakan payung, tapi dia
berbisik kepada ibunya. "Bu nanti kita jalannya jangan berdampingan, ibu dibelakang ku saja."

Mendengar hal itu ibunya pun bertanya," kenapa Darmi?"Tanpa memberikan alasan, Darmi pun
tetap memaksa ibunya untuk berjalan di belakangnya. Darmi sebenarnya malu berjalan bersama
ibunya yang berkulit gelap dan wajah yang tak terawat.

Tiba-tiba di tengah jalan ada seorang perempuan yang merupakan teman Darmi yang
menghampiri dan bertanya.

"Hai Darmi kamu mau kemana?" tanya teman Darmi. Darmi menjawab,"Aku mau ke pasar."
Teman perempuan Darmi yang melihat ibunya dengan pandangan bertanya,"Dia siapa Darmi?
Ibumu ya?"

Darmi yang tak ingin temannya tahu jika dia mempunyai ibu yang kotor dan jelek segera
menjawab. "Oh ini pembantuku, tentu saja bukan ibuku. Ih amit amit deh."

Betapa sedihnya sang Ibu mendengarnya, namun hanya ditahan dalam hati.

Mereka melanjutkan perjalanan, Darmi bertemu dengan seorang laki-laki yaitu temannya yang
lain. "Darmi kamu mau kemana?" tanya teman laki-laki tersebut.

"Aku mau ke pasar," jawab Darmi. Lalu temanya pun kembali bertanya kepada Darmi,
"Ngomong-ngomong siapa di belakangmu? Dia ibumu?" Dengan segera Darmi langsung
menjawab, "Bukan dia bukan ibuku, tetapi pembantuku," ucap Darmi.

Sungguh hati Ibu Darmi semakin sedih melihat anaknya yang begitu tega, mengakui dirinya
sebagai pembantu. Namun sekuat tenaga dia berusaha menahannya.

17
Sampailah Darmi dan ibunya di pasar. Saat mereka akan memasuki pasar lagi-lagi dia bertemu
dengan temannya yang lain. Darmi dan temannya melakukan pembicaraan yang sama seperti
teman-teman sebelumnya, dan mengakui ibunya sebagai pembantu.

Ibu Darmi tak kuasa menahan air matanya, dia sudah tidak tahan lagi dengan apa yang dikatakan
anaknya itu. Maka dia pun berdoa dalam hati.

"Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat lagi dengan sikap anak hamba. Tolong hukumlah dia agar
menjadi jera."

Setelah selesai berdoa, tiba-tiba Darmi menjerit. "Aaaahhhhh, ibu kenapa aku? Ada apa dengan
kakiku? Kenapa tidak bisa digerakkan lagi," ucap Darmi.

Sedikit demi sedikit Darmi pun menjadi batu. Ibunya menangis pilu. "Maafkan aku nak, ini
semua karena perlakuanmu terhadap ibu," ucap sang ibu sambil menangis.

"Ampun bu. Ampun. Ampun bu. Darmi tidak akan mengulanginya lagi,"ucap Darmi.

Darmi pun menangis dan merintih kesakitan sambil meminta ampunan kepada ibunya. Sayang,
semua tak bisa kembali. Darmi pun tetap menjadi batu.

Dia harus menanggung hukuman atas perbuatannya karena durhaka terhadap ibunya yang sudah
merawat dan menjaganya hingga dia besar.

Batu Darmi itu lalu dipindahkan oleh orang-orang dan disandarkan di tebing. Hingga sekarang
batu itu masih ada di Kalimantan Barat dan dinamakan Batu Menangis.

8. Semut dan Belalang

18
Pada suatu hari di musim panas, di sebuah ladang di hutan yang rimbun, seekor Belalang sedang
melompat-lompat riang, berkicau dan bernyanyi sepuas hati. Pada saat itu seekor semut lewat,
membawa dengan susah payah butir jagung yang dia bawa ke sarangnya.

“Hai semut, kamu sedang apa. Ayo kemari dan bermain denganku. Lihat hari ini sangat cerah”
tanya Belalang, “Ayo kita nikmati hidup kita?”

“Aku sedang menyimpan makanan untuk musim dingin,” kata si Semut, “dan aku
menyarankanmu untuk melakukan hal yang sama.”

“Kenapa repot-repot menyiapkan makanan untuk musim dingin, musim dingin masih lama?”
kata Belalang. “Lihat banyak sekali makanan saat ini, ini tidak akan habis.”

Tapi Semut tidak memperdulikan ajakan si Belalang. Dia melanjutkan perjalanan dan
melanjutkan kerja kerasnya. Sementara itu Belalang kembali bernyanyi dan memainkan
violinnya.

Ketika musim dingin tiba, Belalang mendapati dirinya lemah karena kelaparan, sementara itu
semut-semut terlihat berbahagia dan bersenang-senang. Mereka membagikan, setiap hari,
jagung dan biji-bijian dari lumbung makanan yang mereka kumpulkan di musim panas.

Pesan moral Kisah Semut dan Belalang adalah kita harus bekerja keras untuk mendapatkan
kesuksesan dimasa yang akan datang. Menabung untuk sesuatu yang kita inginkan dimasa yang
akan datang adalah sesuatu hal yang baik.

19
9. Jack Dan Pohon Kacang

Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang anak yang bernama Jack. Jack adalah seorang anak
Inggris yang sangat pemberani. la tinggal bersama ibunya. Mereka hidup miskin. Harta yang
mereka miliki hanyalah seekor sapi yang air susunya mulai mengering.

Suatu hari, ibu Jack memutuskan akan menjual sapi itu. la menyuruh Jack menjualnya ke pasar.
Di tengah jalan menuju pasar, Jack bertemu dengan seorang kakek.

“Hai, Jack. Maukah kau menukar sapimu dengan kacang ajaib ini?” kata kakek itu pada Jack.

“Apa? Menukar sebutir kacang kecil itu dengan sapiku? Kau main-main, Kakek,” kata Jack
terkejut campur heran.

“Jangan menghina, ya. Ini adalah kacang ajaib. Jika kau menanamnya, dalam semalam kacang
ini akan tumbuh sampai ke langit,” kata si kakek menjelaskan.

Sejenak Jack berpikir. Kemudian, ia memutuskan setuju dengan tawaran si kakek.

Sesampainya di rumah, ibu Jack marah besar. “Benar-benar bodoh kau ini, Jack. Bagaimana
mungkin kita hidup hanya dengan sebutir biji kacang ini?” kata sang ibu sambil melempar biji
kacang ajaib itu ke luar.

20
Tapi, apa yang terjadi keesoi:an harinya? Ternya- ta kacang itu tumbuh menjadi pohon raksasa
yang tinggi menjulang mencapai langit.

“Wah, ternyata benar apa yang dikatakan oleh kakek itu,” gumam Jack.

Dengan hati-hati, Jack memanjat pohon raksasa itu. Tapi, meskipun sudah lama sekali memanjat,
Jack tidak kunjung menemukan pucuk pohonnya.

“Aduh, mengapa tidak sampai juga ke ujung po- hon, ya?” pikir Jack. Jack melihat ke bawah.
Rumah- rumah telah terlihat sangat kecil.

Akhirnya, ketika Jack sampai ke awan, ia melihat sebuah istana raksasa. Jack menghampiri
istana itu dan mengetuk pintunya.

Tiba-tiba, pintu itu terbuka. Lalu, muncul se- orang wanita yang besar. “Ada apa, Nak?” tanya
wanita raksasa.

“Selamat pagi, saya lapar. Bolehkah saya minta sedikit makanan?” jawab Jack.

“Wah, kau anak yang sopan sekali. Baiklah, masuklah, Nak,” kata wanita raksasa.

Ketika Jack sedang makan, tiba-tiba terdengar suara Iangkah kaki yang keras. Ternyata, suami
wanita raksasa yang datang. Tidak seperti si wanita, ia adalah raksasa jahat pemakan manusia.

“Nak, cepatlah sembunyi! Suarniku datang,” kata wanita raksasa.

“Huahahaha. lstriku, aku pulang. Cepat siapkan makan!” teriak raksasa itu. Raksasa itu tiba-tiba
mencium bau manusia.

Cepat-cepat istrinya berkata, “Itu bau manusia yang kita bakar kemarin. Sudahlah tenang saja.
Ini makanan untukmr sudah aku siapkan di meja.”

Setelah makan, raksasa mengeluarkan pundi- pundi yang berisi uang emas hasil curiannya. Tak
berapa lama ia pun tertidur. Melihat hal itu, Jack segera keluar dari persembunyiannya. Sebelum
pulang, ia mengambil beberapa uang emas si raksasa itu untuk ibunya.

Jack pun menuruni pohon kacang dan akhirnya sampai di rumah.

21
“Ibu, lihatlah emas ini. Mulai sekarang, kita akan menjadi orang kaya.”

“Tak mungkin kau mendapat uang sebanyak ini dengan mudah. Apa yang kamu lakukan?” tanya
ibu Jack.

Jack pun menceritakan semua kejadian pada ibunya. Sejak saat itu, Jack dan ibunya tidak pernah
lagi hidup dalam kekurangan.

Pesan Moral dari Jack Dan Pohon Kacang adalah jadilah anak pernberani dan sayangilah orang
tua kalian. Kemudian, jadilah anak yang punya sopan-santun. Anak yang punya sopan santun
akan disukai banyak orang.

10. Monyet Dan Unta Peniru

Suatu hari, ada suatu perayaan di hutan. Perayaan itu untuk merayakan terpilihnya Singa sebagai
raja hutan. Monyet yang pandai menari di suruh maju oleh Singa.

Monyet segera meliuk-liukkan badannya dan menghibur semua hewan dengan tariannya yang
indah. Semua orang memujinya. Unta merasa iri dan merasa bisa menirukan tarian Monyet.

Tanpa disuruh, Unta maju dan menirukan gaya menari Monyet.

Namun, tubuhnya yang besar dan kakinya yang panjang, membuatnya sulit menari. Bahkan, ia
menabrak beberapa hewan disekitarnya. Ia junga hampir mengenai hidung Singa.

Semua hewan yang ada di sana merasa jengkel pada Unta. Mereka pun mengusir Unta dan
membuangnya kepadang gurun.

22
Nasihat :Iri hati akan membuatmu kehilangan sahabat. Lakukanlah sesuatu sesuai
kemampuanmu.

11. Biji Pohon Oak Dan Labu

Seorang petani yang tinggal di desa suatu saat berpikir tentang besarnya sebuah labu dan
kecilnya batang dimana labu tersebut tumbuh. "Apa yang Tuhan pikirkan kira-kira ya?" katanya
pada diri sendiri. "Tuhan mungkin menumbuhkan labu tersebut di batang yang kurang sesuai.
Seandainya saya yang menciptakan labu ini, saya akan menumbuhkan dan menggantungnya di
pohon oak. Seharusnya disanalah tempat yang tepat. Buah yang besar, sepantasnya berasal dari
pohon yang besar! sayang sekali!" katanya kepada diri sendiri, "Sebagai contoh, biji pohon oak
ini, yang sekecil jari tangan saya, seharusnya di gantungkan pada batang labu yang kurus ini."

Karena terlalu banyak berpikir dan berangan-angan, petani tersebut menjadi mengantuk dan
berbaring di bawah pohon Oak, dan tidak berapa lama kemudian, dia tertidur dengan pulas.

Saat itulah sebuah biji pohon oak jatuh tepat di atas hidungnya. Petani itu terkejut dan terbangun
dari tidurnya sambil mengusap hidungnya yang kesakitan dan mengeluarkan darah. "Aduh..
aduh..!" teriaknya, "Hidungku berdarah, bagaimana seandainya sesuatu yang lebih berat jatuh
dari pohon ini dan menimpa kepala saya; bagaimana seandainya biji pohon oak ini adalah sebuah
labu? Saya tadinya meragukan ciptaanNya, sekarang saya telah mengerti semuanya dengan
sempurna."

23
Lalu sang Petani itupun memuji dan bersyukur kepada Tuhan sambil berjalan pulang ke
rumahnya.

Jadi pembelajaran yang dapat teladani dari dongeng biji pohon oak dan labu ini adalah

Semua yang diciptakan oleh Tuhan adalah sempurna, untuk membuktikannya kita hanya perlu
melihat, mendengar dan merasakan kebesaran-NYA.

12. Burung elang dan burung gagak

Seekor burung Elang, dengan kekuatan sayapnya menyambar seekor anak domba dengan
kukunya dan membawanya pergi jauh ke angkasa, seekor burung gagak melihat kejadian itu, dan
terbayang dibenaknya sebuah gagasan bahwa dia mempunyai kekuatan untuk melakukan hal
yang sama dengan burung elang tersebut. Dan dengan membuka sayapnya lebar-lebar kemudian
terbang di udara dengan galaknya, dia meluncur kebawah dan dengan cepat menghamtam bagian
punggung seekor domba, tetapi ketika dia mencoba untuk terbang kembali dia baru sadar kalau
dia tidak bisa mengangkat domba tersebut dan dia tidak dapat terbang lagi karena kukunya telah
terjerat pada bulu domba, walaupun dia mencoba untuk melepaskan dirinya, jeratan itu terlalu
sulit untuk dilepaskan sehingga dia merasa putus ada dan tetap tinggal di atas punggung domba
tersebut.

Seorang pengembala yang melihat burung gagak itu mengibas-ngibaskan sayapnya berusaha
melepaskan diri, pengembala itu menyadari apa yang telah terjadi, pengembala itupun berlari dan

24
segera menangkap burung itu lalu mengikat dan mengurung burung gagak tersebut, setelah
menjelang sore dia memberikan burung gagak itu kepada anak-anaknya di rumah untuk bermain.

"Betapa lucunya burung ini!" mereka sambil tertawa, "ini disebut burung apa ayah?"

"itu burung gagak, anakku. Tetapi jika kamu bertanya kepadanya, dia akan menjawab dia adalah
dia seekor burung elang."

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng burung elang dan burung gagak ini
adalah

Jangan biarkan kesombonganmu membuat kamu lupa diri akan kemampuanmu.

13. Dongeng Pinokio (Pinocchio)

Geppetto adalah seorang kakek tua miskin pemahat kayu, dia bergumam ketika sedang membuat
boneka dari cabang pohon

"Kamu akan menjadi anak saya dan aku akan menamaimu 'Pinokio'".

Dia bekerja berjam-jam sambil hati-hati dengan ukiran setiap detailnya. Ketika sampai di mulut,
boneka kayu mulai meledek Geppetto.

"Hentikan itu, anak nakal" Geppetto dimarahi, "Hentikan itu sekarang juga! Aku tidak akan
berhenti berteriak!" teriak Pinokio.

"Kamu bisa bicara!" seru Geppetto.

"Tentu saja saya bisa, konyol" kata boneka kayu. "Anda telah memberi saya sebuah mulut untuk
bicara".

Lalu Pinokio berdiri dan menari-nari di atas meja.

"Lihat apa yang bisa kulakukan!" ia menjerit.

"Pinokio, ini bukan waktu untuk menari", jelas Geppetto.

25
"Kamu harus segera beristirahat malam karena besok akan mulai pergi ke sekolah dengan anak
lainnya.. kamu akan belajar banyak hal, termasuk bagaimana berperilaku yang baik!."

Dalam perjalanan ke sekolah keesokan harinya, Pinokio berhenti untuk melihat pertunjukan
boneka.

"saya bisa menari dan bernyanyi lebih baik daripada boneka kayu itu" membual Pinokio.

Dia lantas naik ke panggung.

"Pergi dari panggungku " raung sang dalang.

Lalu ia menyadari banyak orang menyukai Pinokio. Dia tidak mengatakan apa-apa dan
membiarkan Pinokio tinggal.

"Di sini, kamu telah menerima lima koin tembaga," kata dalang.

"Ambil koin ini dan langsung pulang," kata dalang.

Pinokio meletakkan koin ke dalam karungnya.

Dia tidak pergi terlalu jauh sebelum ia bertemu dengan rubah yang lemah dan kucing buta.
Mengetahui bahwa Pinokio punya uang, mereka berpura-pura menjadi teman-temannya.

"Mari bersama kami. Kami akan mengajarkan bagaimana mengubah potongan-potongan


tembaga menjadi emas," membujuk kucing dengan licik.

"Kami ingin membantumu menjadi kaya caranya menimbun koin emasmu di bawah pohon ajaib
ini.. Dalam beberapa jam mereka akan berubah menjadi emas yang banyak," kata rubah.

"Tunjukkan dimana aku harus menimbun koin emasku," kata Pinokio bersemangat.

Kucing dan Rubah menunjuk sepetak tanah. Pinokio menggali lubang dan meletakkan karung
yang berisi koin emas di dalamnya, dan menandainya dengan sebuah batu.

"Beres!" seru si kucing.

"Sekarang mari kita pergi ke penginapan untuk makan malam."

26
Setelah makan malam rubah dan kucing menyelinap pergi keluar dan menyamar sebagai pencuri.
Mereka bersembunyi dibalik pohon menunggu Pinokio dan menggali koin. Setelah Pinokio
menggali koin mereka menerkamnya.

"Berikan uangnya!". Tapi Pinokio tetap memegang koin dan menolak untuk memberikan kepada
mereka. Sekali lagi mereka menuntut, "Beri kami koin itu!"

Tiba-tiba sesosok peri muncul dan menyuruh seekor serigala mengejar kucing serta rubah itu.

"Kenapa kau tidak pergi ke sekolah hari ini?" tanyanya kepada Pinokio dengan suara manis.

"Akuuu?" jawab Pinokio.

Saat itu hidungnya memanjang seperti cabang pohon.

"Apa yang terjadi terhadap hidung saya?" dia menangis.

"Setiap kali berbohong hidungmu akan tumbuh panjang namun ketika mengatakan yang
sebenarnya hidungmu akan menyusut kembali" kata Peri Biru.

"Pinokio, kamu akan dapat menjadi anak yang nyata jika kamu belajar bagaimana menjadi anak
yang berani, jujur dan murah hati."

Peri Biru menyuruh Pinokio pulang, diperjalanan dia selalu mengingat perkataan peri tersebut.

Ayah, sekarang aku sudah membuktikan sendiri, aku sedang menunggu sesuatu terjadi," bisiknya
saat ia tertidur.

Pagi berikutnya Pinokio berlari menuruni tangga, melompat dan melambaikan tangannya. Dia
berlari ke Geppetto sambil berteriak,

"Ayah lihat!, sekarang aku berubah menjadi seorang anak laki-laki sejati!"

14. Dongeng ayam jantan yang cerdik dan rubah yang licik

27
Suatu senja saat matahari mulai tenggelam, seekor ayam jantan terbang ke dahan pohon untuk
bertengger. Sebelum dia beristirahat dengan santai, dia mengepakkan sayapnya tiga kali dan
berkokok dengan keras. Saat dia akan meletakkan kepalanya di bawah sayap-nya, mata nya
menangkap sesuatu yang berwarna merah dan sekilas hidung yang panjang dari seekor rubah.

Sudahkah kamu mendengar berita yang bagus?" teriak sang Rubah dengan cara yang sangat
menyenangkan dan bersemangat.

"Kabar apa?" tanya sang Ayam Jantan dengan tenang. Tapi dia merasa sedikit aneh dan sedikit
gugup, karena sebenarnya sang Ayam takut kepada sang Rubah.

"Keluargamu dan keluarga saya dan semua hewan lainnya telah sepakat untuk melupakan
perbedaan mereka dan hidup dalam perdamaian dan persahabatan mulai dari sekarang sampai
selamanya. Cobalah pikirkan berita bagus ini! Aku menjadi tidak sabar untuk memeluk kamu!
Turunlah ke sini, teman, dan mari kita rayakan dengan gembira."

"Bagus sekali!" kata sang Ayam Jantan. "Saya sangat senang mendengar berita ini." Tapi sang
Ayam berbicara sambil menjinjitkan kakinya seolah-olah melihat dan menantikan kedatangan
sesuatu dari kejauhan.

Apa yang kau lihat?"tanya sang Rubah sedikit cemas.

"Saya melihat sepasang Anjing datang kemari. Mereka pasti telah mendengar kabar baik ini dan
-"

28
Tapi sang Rubah tidak menunggu lebih lama lagi untuk mendengar perkataan sang Ayam dan
mulai berlari menjauh.

"Tunggu," teriak sang Ayam Jantan tersebut. "Mengapa engkau lari? sekarang anjing adalah
teman-teman kamu juga!"

"Ya,"jawab Fox. "Tapi mereka mungkin tidak pernah mendengar berita itu. Selain itu, saya
mempunyai tugas yang sangat penting yang hampir saja saya lupakan."

Ayam jantan itu tersenyum sambil membenamkan kepalanya kembali ke bawah bulu sayapnya
dan tidur, karena ia telah berhasil memperdaya musuhnya yang sangat licik.

Jadi pembelajaran yang dapat diambil dari dongeng ayam jantan yang cerdik dan rubah yang
licik ini adalah

Janganlah kita menipu orang lain, jadilah cerdik tetapi tidak licik

15. Dongeng banteng yang berkelahi dan katak di rawa-rawa

Dua ekor banteng berkelahi dengan sengitnya di dekat suatu rawa-rawa. Katak tua yang hidup di
rawa-rawa menjadi gemetar ketakutan saat melihat perkelahian sengit itu.

"Apa yang kamu takutkan?" kata katak yang masih muda.

"Tidakkah kamu melihat," balas sang Katak Tua, "bahwa banteng yang kalah akan terdorong
menuju ke rawa-rawa di sini, dan kita semua akan terinjak sampai masuk ke dalam lumpur?"
29
Benar apa kata sang Katak Tua itu, tidak berapa lama kemudian, banteng yang kalah terdorong
sampai ke rawa-rawa, dan telapak kakinya yang besar dan keras tanpa sengaja menginjak
beberapa katak di rawa-rawa tersebut hingga tewas.

Jadi pembelajaran yang dapat diambil dari dongeng banteng yang berkelahi dan katak di rawa-
rawa ini adalah

Hindarilah perkelahian dan janganlah terlibat dalam perkelahian karena damai itu jauh lebih
indah.

16. Dogeng Putri Duyung

Raja Triton adalah raja lautan yang perkasa, ia mempunyai banyak anak perempuan. Mereka
mencintai dunia bawah laut dimana tempat mereka tinggal. Tetapi Ariel yaitu anak bungsunya,
memimpikan dunia di atas permukaan air, dunia manusia. Meskipun ayahnya telah
memperingatkannya agar tidak ke dunia manusia, Ariel mengabaikannya. Dia sering berenang ke
permukaan laut untuk melihat dunia yang berada di atas permukaan air.

Ariel dan sahabatnya yang bernama Flounder, senang sekali mengunjungi Skatel si burung
camar. Skatel itu memberitahu mereka tentang segala barang manusia yang ditemukan Ariel di
dasar laut.

Suatu hari Raja Triton mengetahui bahwa Ariel sering pergi ke permukaan laut. Mengetahui itu
Raja Triton sangat marah. Dia mencemaskan keselamatan anak perempuannya, Ariel. Raja
Triton meminta sahabat kepercayaannya, Sebastian si kepiting untuk mengawasi Ariel.
30
Beberapa hari kemudian Ariel melihat ada kapal melintas di permukaan laut.

“Manusiaaaa!!!” seru Ariel sambil bergegas berenang mendekati kapal itu.

“Oh, tidak!” teriak Sebastian si kepiting. Sebastian dan Flounder segera mengejar Ariel.

Ketika Ariel muncul di permukaan air, Ariel melihat sebuah kapal besar penuh pelaut yang
bernyanyi dan menari- nari. Mata Ariel bercahaya ketika dia melihat pemuda gagah, para pelaut
lain memanggilnya Pangeran Erik. Ariel jatuh cinta pada pangeran Erik di pandangan pertama
itu. Tiba-tiba langit menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar. Kapal yang dinaiki Pangeran
Erik bukanlah tandingan badai yang dasyat itu. Kapal itu terombang-ambing, ombak begitu besar
dan seketika Pangeran Erik terlempar ke laut.

“Aku harus menyelamatkannya!” teriak Ariel.

Dengan cepat Ariel berenang ke tempat Pangeran Erik terlempar, Pangeran Erik hampir
tenggelam, lalu Ariel membawanya berenang ke tepi pantai. Pangeran Erik tidak bergerak ketika
Ariel menyentuh wajahnya dengan lembut dan menyanyikan sebuah lagu cinta yang indah
untuknya. Sebuah nyanyian yang indah dengan suara Ariel yang merdu. Tak lama kemudian
Ariel mendengar anak buah Pangeran Erik sedang mencarinya. Ariel tak ingin dilihat manusia.
Diciumnya Pangeran Erik, lalu Ariel segera menyelam kembali ke laut.

Pangeran Erik siuman dan menemukan Sir Grimsby, seorang pelayannya yang setia di sisinya.

“Apa yang terjadi?” Tanya Sir Grimsby kepada Pangeran Erik.

Dia senang Pangeran Erik masih hidup.

"ada seorang gadis,” kata Pangeran yang masih kelihatan bingung.

Seorang gadis telah menyelamatkan aku lalu menyanyi. Suaranya begitu merdu. Belum pernah
aku mendengar suara semerdu itu. Aku ingin menemukan gadis itu dan aku ingin menikahinya!”
Rupanya Pangeran Erik juga telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

31
Raja Triton mendengar bahwa Ariel jatuh cinta pada seorang manusia, mengetahui hal itu Raja
Triton sangat marah. Dia segera berenang ke gua tempat Ariel menyimpan koleksi barang-
barang miliknya.

“Ayah, aku mencintainya!” kata Ariel,

“Aku ingin bersamanya!”.

“Dia itu manusia, pemakan ikan!” teriak Raja Triton,

“Tidak boleh!” Diangkatlah trisula saktinya.

Sambaran-samnbaran kilat dari trisula sakti itu menghancurkan semua harta kesayangan Ariel.
Lalu Raja Triton itu pergi. Ariel merasa sangat sedih dan menangis.

Sementara itu, tak jauh dari situ, kekuatan jahat sedang bekerja di kerajaan bawah laut. Seorang
penyihir laut yang bernama Ursula, ia dulu memerintah kerajaan bawah laut sebelum Raja Triton,
penyihir itu sedang mencari cara untuk menggulingkan kepemimpinan Raja Triton. Melalui bola
kristalnya, Ursula melihat Ariel yang sedang menangis. Si penyihir itu mendapat ide,

“Aku bisa mengalahkan Raja Triton lewat anaknya.”

Lalu si penyihir itu mengirim sepasang pelayan belutnya yang bernama Flotsam dan Jetsam
untuk pergi ke gua dimana Ariel berada. Flotsam dan Jetsam berhasil meyakinkan Ariel bahwa
Ursula bisa membantunya mendapatkan Pangeran Erik yang dicintainya. Saat itu Ariel sedang
sedih sekali, dia mengabaikan peringatan Sebastian si kepiting dan ikut pergi bersama Flotsam
dan Jetsam untuk menemui si penyihir laut.

“Aku punya tawaran untukmu, anak cantik,” kata Ursula ketika Ariel sudah memasuki tempat
kediamannya.

“Tawaran?” Tanya Ariel lugu.

Raja Triton setuju. Sekarang Raja Triton yang menjadi tawanan Ursula menggantikan Ariel.
Ursula memiliki trisula sakti Triton dan menguasai kerajaan bawah laut. Tiba- tiba sebuah
pedang menusuk bahu penyihir laut itu. Rupanya Pangeran Erik datang untuk menyelamatkan

32
Ariel. Ariel berenang ke permukaan laut bersamanya. Tetapi Ursula mengikuti tepat di belakang
mereka. Seiring dengan bertambahnya kemarahannya, tubuhnya pun semakin besar, sampai
muncul ke atas permukaan laut.

Kemudian Pangeran Erik berenang ke arah kapalnya, lalu segera naik. Lalu Pangeran Erik segera
menuju ke kemudi dan diarahkan kapalnya ke tubuh Ursula. Tepat ketika Ursula akan mengirim
sambaran kilat ke arah Ariel dengan trisulanya, kapal Pangeran Erik menabraknya. Si Penyihir
Laut yang jahat binasa.

Karena Penyihir Laut telah mati, Raja Triton bebas. Dia muncul ke atas permukaan laut dan
memegang trisulanya. Raja Triton melihat Ariel sedang menatap Pangeran Erik dengan tatapan
cinta.

“Ariel sangat mencintai pangeran itu,” kata si Raja Lautan kepada Sebastian yang berada di
sampingnya.

Sebastian mengangguk.

“Aku akan rindu padanya,” Raja Triton menambahkan, kemudian diangkat trisula saktinya dan
diarahkannya kilat ke arah ekor Ariel.

Seketika ekor si Putri Duyung lenyap dan sekali lagi dia punya kaki. Ariel sekarang menjadi
manusia sungguhan. Pangeran Erik pun mencium gadis yang dicintainya itu. Tak lama kemudian
mereka menikah dan berlayar bersama.

17. Aladin Dan Lampu Ajaib

33
Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin.
Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-
laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar
kota dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh, Aladin
mengeluh kecapaian kepada pamannya tetapi ia dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar,
jika tidak mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan
pamannya melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan
kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. “Kraak…” tiba-tiba tanah menjadi berlubang
seperti gua.

Dongeng Aladin dan Lampu Ajaib | DONGENG ANAK DUNIA

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. “Ayo turun! Ambilkan aku lampu
antik di dasar gua itu”, seru si penyihir. “Tidak, aku takut turun ke sana”, jawab Aladin. Penyihir
itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. “Ini adalah cincin
ajaib, cincin ini akan melindungimu”, kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu
dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata.
Setelah buah permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali.
Tetapi, pintu lubang sudah tertutup sebagian. “Cepat berikan lampunya !”, seru penyihir. “Tidak !
Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar”, jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir
menjadi tidak sabar dan akhirnya “Brak!” pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu
meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk
termenung. “Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !”, ucap Aladin.
34
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi
merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat
ketakutan. “Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan”, saya adalah peri cincin kata raksasa
itu. “Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah.” “Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita
akan segera pergi dari sini”, ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di
depan rumahnya. “Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan.”

Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. “Mengapa penyihir itu
menginginkan lampu kotor ini?”, kata Ibu sambil menggosok untuk membersihkan lampu itu.
“Suuuut !” Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. “Sebutkanlah
perintah Nyonya”, kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini
berkata, ”kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami”. Dalam waktu singkat peri Lampu
membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. “Jika ada yang diinginkan lagi,
panggil saja saya dengan menggosok lampu itu”, kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang
sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia
sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan
keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja. “Tenang Aladin, Ibu akan
mengusahakannya”. Ibu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan
Aladin. “Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku.” Raja amat senang.
“Wah…, anakmu pasti seorang pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian
dengan membawa serta putriku”.

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan
sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang
dengan Istana megah di punggungnya. “Tuan, ini Istananya”. Esok hari sang Raja dan putrinya
datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. “Maukah engkau menjadikan anakku
sebagai istrimu?”, tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua
melaksanakan pesta pernikahan.

35
Di tempat nan jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola
kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan
Istana Aladin. Ia berteriak-teriak, “tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !”. Sang
permaisuri yang melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya
dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu
memboyong istana beserta isinya dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan
bertanya kepadanya apa yang telah terjadi. “Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya
kepadaku”, seru Aladin. “Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu,” ujar peri cincin.
“Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan aku kesana”, seru Aladin.
Sesampainya di Istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung.
“Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum bir”, ujar sang Putri. “Baik, jangan kuatir
aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu, kita nanti akan menang”, jawab Aladin.

Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari
kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. “Singkirkan penjahat
ini”, seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri
lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas. “Terima kasih peri lampu, bawalah kami
dan Istana ini kembali ke Persia”. Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia
mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

18. Anak - Anak Dan Katak Dikolam

36
Pada suatu hari, beberapa orang anak laki-laki bermain-main di pinggiran sebuah kolam di mana
pada kolam tersebut hiduplah beberapa keluarga katak. Anak laki-laki tersebut bermain-main
dengan cara melemparkan batu-batu ke atas permukaan kolam.

Batu-batu yang beterbangan dengan cepat di atas permukaan kolam membuat anak-anak tersebut
tertawa terbahak-bahak sedangkan katak-katak yang menghuni kolam tersebut gemetar ketakutan.

Lalu seekor katak yang paling tua dan paling berani, mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan
berkata, "Oh, anak-anak, mohon hentikanlah permainan kalian! walaupun permainan kalian
merupakan hiburan bagi kalian, permainan itu bisa menyebabkan kematian bagi kami!"

Jadi pembelajaran yang dapat diambil dari dongeng anak-anak dan katak di kolam ini adalah

Pertimbangkan dahulu dengan baik sebelum melakukan sesuatu, apakah dapat merugikan orang
lain atau tidak.

19. Telur Ayam Emas

37
Di suatu desa ada sepasang suami istri serakah yang membeli seekor ayam yang aneh. Ketika
sampai di rumah mereka kehabisan uang. Tiba-tiba ayam itu mengeluarkan sebutir telur emas.
Mereka berdua sangat girang lalu menjual telur itu. Kini setiap hari mereka selalu hidup dengan
mewah, sehingga uangnya cepat menjadi habis.

Di rumah sudah tak ada persediaan roti sekerat pun. Dan lagi, ayam itu sekarang sudah tidak
mengeluarkan telur emas.

"Kalau begitu tak salah lagi, pasti di perut ini ada telur emas, yuk kita potong perutnya," kata
sang istri.

"Wah, kau cerdik sekali!" kata sang suami menyetujui usul istrinya.

Si istri memegangi kepalanya, dan si suami mulai menyembelih ayam itu dengan pisau dapur.

"Hei kau, mulai sekarang kita akan hidup enak setiap hari," kata sang suami.

Setelah suami istri memotong perut ayam itu, mereka mencari telur dengan perasaan harap-harap
gembira. Tetapi tak ada satupun telur dalam perut ayam itu. Kini, ayam mereka mati, dan tak
bisa bertelur lagi.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng telur emas ini adalah
38
Kalau terlalu serakah, akhirnya akan kehilangan semuanya.

20. Nelayan Dan Ikan Kecil

Seorang nelayan miskin yang hidup berdasarkan ikan hasil tangkapannya, pada suatu hari
mengalami nasib kurang beruntung dan hampir tidak mendapatkan tangkapan apapun selain
seekor ikan kecil. Saat sang Nelayan itu akan memasukkan ikan tersebut ke keranjang yang
dibawanya, ikan kecil itu berkata:

"Mohon lepaskan aku, tuan nelayan! Saya sangat kecil hingga tidak berharga untuk dibawa
pulang ke rumah. Saat saya menjadi lebih besar nanti, saya akan menjadi santapan yang lebih
lezat untuk tuan."

Tetapi sang Nelayan tetap menaruh ikan tersebut di keranjangnya.

"Betapa bodohnya saya jika melepaskan ikan ini." kata Nelayan. "Bagaimana kecilpun ikan yang
saya tangkap, tetap lebih baik daripada tidak ada tangkapan sama sekali."

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng nelayan dan ikan kecil ini adalah

Hasil yang kecil lebih berharga dibandingkan dengan janji-janji muluk.

21. Si Bungsu Dan Ikan Mas Ajaib

39
Di sebuah desa hiduplah tujuh orang gadis beradik kakak yang telah di tinggal ayahnya. Dari
ketujuh gadis itu si bungsulah yang paling cantik dan baik hati, sehingga kakak- kakaknya sangat
iri sekali jika si bungsu lebih disayang ibunya.

Setiap ibu mereka pergi bekerja sibungsu selalu disuruh untuk memasak, membersihkan rumah,
mencuci dan sebagainya. Namun ketika sibungsu ingin bermain bersama mereka selalu diusir
dan dikucilkan. Untung si bungsu memiliki sahabat seekor ikan emas yang dapat berbicara. Dia
sangat menyayangi, memberi makan dan bercanda berdua sehingga segala kesedihan harinya
bisa terobati.

Namun pada hari itu dia kehilangan satu- satunya sahabat yang dimilikinya. Ternyata kakaknya
telah memasak ikan mas tersebut. Tapi anehnya ketika dia menguburkan tulang ikan mas ajaib
itu, tumbuhlah pohon berbuah yang sangat enak sekali dan gesekan daunnya mengeluarkan
bunyi yang merdu sekali.

Keajaiban pohon ini terdengar sampai keistana, maka pengeranpun penasaran dengan siapa
pemilik pohon tersebut. Ketika bertemu dengan si bungsu pangeran langsung jatuh cinta padanya.
Akhirnya sibungsu di boyong ke istana untuk menikah dengan pangeran. Akhirnya si bungsu dan
pangeran hidup berbahagia.
40
22. Persahabatn Tikus dengan Singa

Suatu Hari Seekor Singa sedang Berbaring Tidur di Hutan

Kisah bermula ketika Singa selesai berburu dan merasa kenyang, ia kemudian memutuskan
untuk beristirahat. Ia terlelap dengan kepalanya yang besar bertumpu pada kedua cakarnya. Tiba-
tiba datanglah Tikus nakal dan langsung berlari menuju punggung Singa dan naik ke atas
surainya.

Tikus menari dan melompat-lompat tepat di atas kepala Singa. Tikus seolah tidak peduli bahwa
hewan yang ia ganggu adalah penguasa hutan yang ditakuti oleh para binatang lain di hutan
tersebut.

Akibat aksi jahil Tikus, Singa terbangun dari tidurnya. Ia langsung menangkap Tikus dengan
cakarnya yang besar.

Singa langsung mengaum kencang, “Beraninya kau membangunkanku! Apakah kamu tidak tahu
bahwa aku adalah Raja di hutan ini? Siapapun tidak boleh mengganggu istirahatku. Aku akan
memakanmu!”

Tikus Ketakutan Memohon kepada Singa


41
Tikus yang mendengar auman tersebut langsung ketakutan dan gemetar. Ia memohon untuk
dilepaskan.

“Tolong lepaskan aku! Aku tak bermaksud untuk membangunkanmu. Aku hanya ingin bermain
saja.” pinta Tikus yang malang.

“Biarkan aku pergi. Aku berjanji akan membalas jasamu. Siapa yang tahu jika suatu hari nanti,
aku bisa menyelamatkan hidupmu!” ucapnya lagi.

Singa yang mendengar hal itu tertawa geli. Ia menganggap konyol janji Tikus yang berpikir
dapat membantunya suatu saat nanti.

Namun karena Singa sedang dalam suasana hati yang bahagia, maka ia bermurah hati dan
membiarkan Tikus pergi.

Tikus Menyelamatkan Singa dari Jeratan Pemburu

Beberapa hari kemudian, ketika Singa tengah berburu di hutan, ia terjebak dalam jerat pemburu.
Meskipun ia sudah berusaha sekuat tenaga, namun usahanya malah semakin membuatnya terjerat
dalam jaring. Singa kemudian mengeluarkan auman kemarahan yang terdengar ke seluruh
penjuru hutan. Semua binatang di hutan dapat mendengarnya, termasuk Tikus.

Temanku Singa sedang dalam kesulitan.” teriak Tikus. Ia berlari secepat mungkin menuju asal
suara auman Singa.

“Tunggu, Singa! Aku akan segera membebaskan kamu dari sana!”” cicit Tikus.

Tanpa butuh waktu lama, Tikus mulai menggigit tali dengan gigi-gigi kecilnya yang tajam.
Segera setelah itu, Singa bisa terbebas.

Persahabatan Singa dan Tikus

Singa berterima kasih kepada Tikus karena telah menolongnya terbebas dari jeratan pemburu.

“Aku tidak percaya bahwa kamu menyelamatkanku hari ini. Terima kasih banyak, Tikus.” kata
Singa dengan rendah hati. Singa tak menyangka dirinya yang memiliki badan besar dan malah
diselamatkan oleh makhluk berbadan kecil yang terlihat lemah seperti Tikus.
42
“Dulu kamu tertawa ketika aku berjanji akan membalas kebaikanmu.” balas Tikus. “Namun
sekarang, kamu bisa melihat bahwa tikus bisa membantu singa.”

Semenjak itu, Singa dan Tikus menjadi teman baik.

Pesan Moral dari Cerita Singa dan Tikus

Tema cerita yang diangkat mengenai bagaimana persahabatan singa dan tikus di atas
mengajarkan kita banyak pesan moral. Kita diajarkan untuk tidak menyepelekan orang lain dan
selalu berbuat baik kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Karena siapa tahu saat kita mengalami
kesusahan, orang tersebut yang akan membantu kita.

Selain itu, kita juga diajarkan untuk tidak menjadi seseorang yang sombong. Karena sifat
sombong pada akhirnya akan merugikan kita sendiri. Jika kita sombong, maka kita akan dijauhi
oleh orang lain dan berakhir tidak akan ada yang mau menolong ketika kita mengalami
kesusahan.

23. Cinderella dan sepatu kaca

Alkisah, hiduplah seorang gadis cantik dan baik bernama Cinderella. Sejak ayahnya meninggal
dunia, Cinderella hidup di sebuah rumah besar bersama ibu dan dua saudara tirinya.

Ibu tiri tidak pernah suka dengan Cinderella. Setiap hari dia akan memberikan banyak tugas
rumah untuk Cinderella kerjakan. Pekerjaan ini termasuk membersihkan rumah dan melayani
semua keperluan ibu dan dua saudara tirinya.
43
Kedua saudara tiri Cinderella tidak pernah mau bekerja membersihkan rumah. Keduanya suka
hidup mewah dan selalu meledek penampilan Cinderella yang dianggap jelek.

"Lihatlah pakaianmu itu, begitu kotor dan jelek," kata salah satu saudara tiri.

Suatu hari, surat dari Raja datang ke rumah Cinderella. Di surat itu diberitahukan bahwa Raja
akan mengadakan pesta dansa untuk mencari calon istri Pangeran. Setiap wanita di negara itu
pun harus datang ke pesta.

Semua begitu senang menerima kabar ini. Kedua saudara tiri Cinderella tak sabar ingin
memamerkan gaun mahalnya untuk menarik perhatian pangeran.

Mendengar undangan tersebut, Cinderella juga ingin datang ke pesta dansa. Sayangnya, ibu tiri
justru melarangnya datang dan memintanya membersihkan seisi rumah saat pesta dansa itu
berlangsung. Cinderella juga diminta untuk menyiapkan semua perlengkapan pesta dua saudara
tirinya.

"Kamu tidak bisa pergi ke pesta dansa karena banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Kamu juga harus membantu dua saudaramu untuk bersiap ke pesta. Kalau kamu mau datang,
sebaiknya selesaikan dulu semua tugasmu," kata ibu tiri.

Cinderella pun bekerja dengan giat untuk menyelesaikan semua tugasnya. Ia sangat ingin pergi
ke pesta dansa.

Sayang, usahanya tak membuahkan hasil baik. Masih ada pekerjaan rumah yang belum
diselesaikan Cinderella, sehingga dia tidak bisa datang ke pesta dansa.

Cinderella sedih dan berlari ke kebun. "Tidak ada keinginanku yang terkabul," kata Cinderella.

"Itu tidak benar," tiba-tiba terdengar suara di dekat Cinderella. Ia lalu menoleh dan melihat
seorang wanita kecil dengan tongkat sihir tersenyum kepadanya. Dia ternyata adalah ibu peri.

Ibu peri meminta Cinderella untuk percaya pada keajaiban. Ia lalu membantunya untuk bersiap
pergi ke pesta dansa.

44
Ibu peri menggunakan tongkat sihirnya dan mengubah labu menjadi kereta kencana yang indah.
Ia juga mengubah penampilan Cinderella.

Cinderella tampil begitu cantik dengan gaun berkilau berwarna biru muda dan sepatu kaca.
Melihat penampilannya, Cinderella begitu bahagia dan tidak sabar untuk datang ke pesta dansa.

Sebelum pergi, ibu peri bilang bahwa Cinderella tidak boleh terlalu lama di pesta dansa. Ia harus
kembali ke rumah sebelum tengah malam.

"Sihir ini tidak akan bertahan setelah tengah malam, jadi kamu harus sudah kembali sebelum
waktu itu ya," kata ibu peri.

Ketika Cinderella sampai ke istana, semua mata tertuju padanya. Ia menjadi perempuan paling
cantik yang datang ke pesta dansa itu. Penampilannya pun sampai tidak dikenali ibu dan dua
saudara tirinya.

Pangeran yang melihat Cinderella pun langsung jatuh cinta kepadanya. Ia lalu mendekati
Cinderella dan mengajaknya berdansa, membuat semua perempuan yang hadir cemburu.

Sepanjang malam Cinderella berdansa dan mengobrol dengan pangeran. Tanpa disadari, dia lupa
bahwa sebentar lagi tengah malam dan sihir ibu peri akan hilang.

Cinderella lalu berlari meninggalkan pangeran yang kebingungan. Karena terburu-buru,


Cinderella tanpa sengaja meninggalkan salah satu sepatu kacanya. Pangeran yang tak berhasil
mengejar hanya bisa mendapatkan sepatu kaca itu dan menyimpannya.

Keesokan harinya, pangeran bertekad untuk mencari Cinderella ke seluruh penjuru negeri. Ia
meminta prajuritnya untuk memeriksa setiap rumah dan meminta setiap perempuan mencoba
sepatu kaca yang disimpannya.

Ketika sampai di rumah Cinderella, prajurit meminta dua saudara tiri untuk mencoba sepatu itu.
Tapi, sepatu itu tidak sesuai ukuran kaki keduanya.

Cinderella pun diberi kesempatan untuk mencobanya setelah diminta oleh prajurit. Sepatu itu
seperti menemukan pemiliknya karena sesuai ukuran kaki Cinderella.

45
Semua orang yang melihat itu terkejut. Cinderella akhirnya memberanikan diri mengaku bahwa
dialah pemilik sepatu itu. Pangeran yang mengetahui kabar ini langsung bertemu Cinderella dan
langsung mengenalinya.

"Benar, kamu adalah perempuan cantik yang aku temui di pesta dansa. Kamu adalah pemilik
sepatu kaca ini," kata pangeran.

Pangeran lalu langsung melamar Cinderella untuk menjadi istrinya. Keduanya pun menikah dan
hidup bahagia selamanya.

24. Semut Dan Belalang

Suatu ketika di sebuah ladang yang subur, tinggallah keluarga semut yang rajin dan seekor
belalang yang pemalas. Meskipun begitu, belalang sangatlah bersahabat dengan keluarga semut.
Tidak jarang mereka menyapa satu sama lain ketika berjumpa.

Di ladang itu, belalang dikenal sebagai sosok hewan yang malas. Ia senang sekali menghabiskan
waktunya untuk bersantai, bernyanyi, menari, atau sekedar berbaring di rumput hijau yang
lembut. Belalang menikmati hari-harinya dengan bahagia tanpa pernah memiliki rencana apapun
untuk masa depan. "Hidup mengalir seperti air," begitulah katanya.

Berbeda dengan belalang, keluarga semut sangatlah rajin. Mereka bekerja dengan keras mencari
dan mengumpulkan makanan setiap harinya. Keluarga semut melakukan semuanya ini tanpa
merasa lelah.

46
Di suatu siang ketika belalang sedang asyik bernyanyi tiba-tiba rombongan keluarga semut
datang melewati tempat peristirahatannya. Merasa semut bekerja lebih rajin membuat belalang
keheranan. Ia pun bertanya pada keluaga semut.

“Hai keluarga semut! Mengapa kamu terlihat bekerja lebih keras? Daripada kelelahan, bukankah
lebih menyenangkan jika kalian bersantai di tempatku ini?” Tanya belalang.

“Kami sedang bekerja keras menyiapkan makanan untuk musim dingin nanti. Karena saat musim
dingin tiba, tidak ada tanaman yang bisa tumbuh dan kita akan mati kelaparan jika tidak mulai
menyiapkannya sedari dini,” jawab semut.

belalang tertawa mendengar jawaban semut. "Musim dingin masih lama temanku, mengapa
kalian begitu khawatir. Lihat hari ini sangatlah cerah! Ayo kemari dan bernyanyi bersamaku,"
ungkap belalang dengan penuh semangat.

"Tidak! Kami rasa kau juga sebaiknya ikut bekerja bersama kami. Musim dingin kali ini akan
berjalan sangat panjang. Kamu sebaiknya mulai bekerja menyimpan makanan," balas semut
sembari melanjutkan pekerjaannya.

Belalang tidak mempedulikan perkataan keluarga semut. Ia pun kembali bermain musik dan
menyanyi sedangkan semut kembali bekerja menyimpan makanan.

Sudah beberapa jam belalang keluar mencari makan, tiba-tiba saja ia mengingat semut yang
bekerja amat keras dari musim semi. Karena merasa tidak menemukan jalan keluar, belalang pun
memutuskan untuk mendatangi keluarga semut.

belalang tiba di sarang semut dengan tubuh yang lemas. Telihat dari luar semut sedang
menikmati makanannya di dalam sarang yang hangat dan rapi. Seekor semut pun menyadari
kehadiran belalang dan segera menghampirinya.

"Bicaralah, ada apa belalang?" Tanya semut pada belalang.

"Aku hampir mati kelaparan. Bolehkah aku meminta sebutir gandum, sedikit jelai atau apapun.
Tolonglah aku sangat kelaparan." belalang memohon kepada semut.

47
"Apa yang kamu lakukan dari musim semi ketika kami sibuk bekerja mengumpulkan makanan?"
Semut berbalik bertanya.

Belalang pun menyadari apa yang ia lakukan selama ini. Hari-harinya ia habiskan tanpa
melakukan hal-hal yang berguna. Ia hanya bernyanyi, makan, tidur, dan bermain setiap harinya.
Kini ia menyesal atas tindakannya selama ini.

Semut awalnya berniat tidak mempedulikan belalang karena ia tahu apa yang belalang lakukan
selama ini. Namun semut merasa kasihan dan akhirnya membagikan sedikit makanan mereka
kepada belalang yang kelaparan. Belalang pun terlihat sangat terharu dan berterimakasih atas
kebaikan hati semut.

"Ingat ya belalang, lain kali kamu harus ikut bekerja bersama kami sebelum musim dingin tiba!"
Semut menasihati belalang dengan tegas.

"Iya semut, aku berjanji. Mulai saat ini aku tidak akan bermalas-malasan lagi," ungkap belalang
dengan penuh penyesalan.

Semenjak saat itu, belalang mendapatkan pelajarannya yang amat berharga. Mulai dari musim
semi berikutnya ia pun bersemangat membantu keluarga semut bekerja dan mengumpulkan
makanan.

25. Kisah Gunung

48
Seorang anak dan ayahnya sedang berjalan diatas gunung. Tiba tiba, anaknya terjatuh, Dia
terluka dan berteriak :

“Aduuuhhhhhh!!!!!!!.” Tetapi Ia sangat kaget mendengar ada suara pantulan dari gunung
sebelah.”Aduuuuuuuuhhhhhhh!!!!!!!.”

Dengan penuh rasa penasaran, diapun kembali berteriak : “Siapa kamu?” Diapun menerima
kembali jawaban yang sama : Siapa kamu?” dan kemudian dia berteriak ke gunung itu: “Saya
mengagumimu!” dan suara itupun kembali : “Saya mengagumimu!.”

Dengan muka marah pada jawaban itu, dia berteriak : “Penakut” Dia masih menerima jawaban
yang sama, “Penakut!.”

Dia menatap ayahnya dan bertanya : “Apa yang sedang terjadi?” Ayahnya sembari tersenyum
dan berkata : “Sayang, perhatikan.” Kembali ayah akan berteriak : “Kamu Juara.” Diapun
menerima jawaban yang sama : “Kamu Juara.”

Anak ini kembali kaget dan tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, kemudian Ayahnya
menjelaskan bahwa itulah yang disebut dengan ECHO (Gema suara), tetapi itulah sesungguhnya
hidup.

Segalanya akan kembali kepada kita, apa yang kita katakan, apa yang kita lakukan. Hidup kita
secara sederhana adalah gambaran dari kelakuan yang kita perbuat.

Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari Cerita Dongeng Anak : Kisah Gunung ini adalah
jika kita menjadi orang yang baik maka kehidupan akan memberikan kebaikan juga untuk kita,
namun apabila kita berperilaku buruk maka kehidupan akan akan membuat kita sengsara dan
tidak bahagia.

49
26. Putri Tikus Dan SiBungsu

Suatu hari si petani meminta anak-anaknya untuk mencari calon istri.

Karena tidak tahu kemana harus mencari calon istri, ketiga anak lelaki si Petani, menebang
pohon dan berjalan ke arah pohon itu jatuh, sampai mereka menemukan istri.

Pohon yang di tebang putra tertua mengarah ke utara. Sangat sesuai dengan keiinginan putra
tertua yang ingin menikahi putri cantik pemilik peternakan yang ada di utara.

Pohon yang di tebang putra kedua mengarah ke selatan, dimana di arah tersebut tinggal seorang
putri cantik seorang petani yang selama ini diidam-idamkan oleh putra kedua.

Namun pohon yang ditebang putra bungsu justru jatuh kearah hutan yang tidak berpenghuni.

27. Pangeran Katak Dan Putri Kerajaan

50
Pada zaman dahulu di suatu kerajaan, hiduplah seorang putri cantik yang tinggal bersama kedua
orangtuanya, yakni raja dan ratu. Putri itu hidup bahagia dengan segala kemudahan yang selalu
ia dapatkan.

Suatu ketika, putri sedang menikmati waktu sorenya dengan bermain bola karet di area belakang
kerajaan. Ia terus melemparkan bola dengan nuansa emas itu ke sana dan ke mari. Sampai tiba-
tiba bola yang dimainkan putri terlempar dan masuk ke dalam kolom besar.

"Bolaku! Ah, kenapa aku begitu ceroboh," ujar putri sembari menghampiri area pinggir kolam.

Dengan raut wajah sedih, Putri terus menatap ke arah kolam dan memikirkan bagaimana caranya
bola miliknya bisa diambil dari dasar kolom. Namun, tiba-tiba munculah seekor kodok yang
membuat putri sedikit terkejut.

"Hai putri cantik, mengapa kamu terlihat bersedih?" tanya kodok yang ternyata bisa berbicara.

Putri yang sudah dibuat terkejut karena kehadiran kodok dari dalam kolam, kini semakin terkejut
karena kodok itu bisa berbicara kepadanya.

"Bagaimana bisa seekor kodok bisa bicara?" tanya putri kebingungan.

Kodok tak menjawab pertanyaan putri, ia justru kembali bertanya mengapa putri cantik di
hadapannya ini nampak begitu murung. Putri pun menjelaskan bahwa ia baru saja menjatuhkan
bola emas miliknya ke dasar kolam tersebut.

"Masalahnya, bola emas itu adalah pemberian dari Papaku (sang raja). Aku sedih karena
kecerobohanku itu, bolanya jadi masuk ke dalam dan tidak bisa ku ambil," sambung putri
menceritakan.

Kodok pun menawarkan sebuah ide kepada putri untuk bisa mengambilkan bola emasnya di
dasar kolam. Kodok itu berkata, "Akan aku ambilkan bola emas itu, namun kamu harus
mengabulkan satu syarat padaku.

Karena tahu betapa berharganya bola emas itu, sang putri pun langsung menyetujuinya. Ia
bertanya, "Apa syaratnya? Kamu bisa memberitahuku."

51
"Aku ingin masuk ke dalam istana kerajaan, izinkan aku untuk bisa masuk ke dalam sana," pinta
kodok.

"Baiklah kalau hanya itu. Sekarang cepat kamu ambilkan bola milikku," jawab Putri yang
langsung dilaksanakan oleh kodok.

Si kodok pun langsung masuk ke dalam kolam dan mengambilkan bola emas itu yang ada di
dasar kolam. Tak lama, ia benar-benar kembali membawakan bola milik sang putri.

28. Pohon Kehidupan

Dikisahkan seorang lelaki tua yang hidup bersama keempat orang anaknya. Sang Papa ingin
anaknya menajdi manusia yang tidak terlalu cepat menghakimi sesuatu.

Untuk itu, sang Papa mengirimkan mereka berempat untuk melihat pohon pir yang berada jauh
dari rumah mereka. Namun yang membedakan, sang Papa meminta masing-masing anak pergi
dimusim yang berbeda, yaitu pada musim dingin, semi, panas, dan gugur.

Saat keempat anaknya kembali, sang Papa pun bertanya pada mereka apa yang dilihat di sana.
Anak pertama mengatakan pohon yang dilihatnya terlihat jelek, gundul, dan bengkok terkena
angin.

Namun sebaliknya, anak kedua justru mengatakan pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat
menjanjikan. Kemudian ada anak ketiga yang menyebutkan pohon tersebut dipenuhi bunga-
bunga yang wangi. Terakhir, anak keempat berkata jika pohon tersebut memiliki banyak buah
yang terlihat nikmat.

52
Setelah mendapat jawaban dari masing-masing anak, sang Papa membenarkan semua
jawabannya. Ini dikarenakan masing-masing anak hanya melihat pohon pir tersebut dalam satu
musim saja.

Kemudian sang Papa berkata pada keempat anaknya untuk tidak boleh menilai pohon, apalagi
manusia hanya dari satu sisi saja.

Dari kisah ini, bisa dijadikan pelajaran kepada anak bahwa janganlah menjadi manusia yang
terlalu cepat menilai orang lain hanya dengan waktu yang cepat.

29. Putri Cantik Dan Pangeran Buruk Rupa

Pada suatu ketika, hiduplah sebuah keluarga kaya yang terdiri dari seorang pria dan tiga anak
perempuan.

Dua putrinya sangat sombong dan lancang, berbeda dengan salah satu putrinya yang sangat baik,
pekerja keras, dan suka membaca. Nama gadis yang baik ini adalah, Cantik atau Beauty.

Suatu hari, pria kaya itu mendapat berita bahwa kapalnya hilang dalam badai.

Inilah yang membuatnya menjadi rugi dan kehilangan banyak uang.

Ia pun menceritakan situasi ini pada ketiga putrinya, dengan harapan mereka dapat
menghiburnya.

53
Namun dua saudara perempuan yang sombong ini malah mengeluh tentang situasinya sepanjang
hari. Sedangkan Cantik berusaha menghibur sang Papa yang bersedih dengan memeluknya.

Suatu pagi, sang Papa menerima berita bahwa salah satu kapal yang hilang telah tiba di
pelabuhan. Ia pun berpamitan pada ketiga anaknya untuk segera pergi ke pelabuhan.

"Putriku jika kapalku masih utuh, aku akan membawakanmu hadiah dalam perjalanan pulang.
Katakan padaku apa yang kamu ingin aku bawakan?" tanya sang Papa.

"Cincin, berlian, batu rubi, gelang, emas yang banyak!" jawab kedua anaknya yang sombong.

"Bagaimana denganmu, Cantik?" tanyanya pada putrinya yang baik hati tersebut.

"Bawakan aku bunga mawar yang paling indah" jawab Cantik.

Cantik kemudian melihat ada catatan kecil di atas meja.

"Terimakasih telah memilih untuk tinggal di sini. Aku ingin melihatmu bahagia, keinginanmu
adalah perintah untukku." tulis monster.

Cantik mengira bahwa monster itu adalah sosok yang jahat. Ia kemudian berpikir, apakah dirinya
boleh melihat Papanya sekali lagi.

Menjelang malam tiba, Cantik pergi ke aula untuk makan malam.

Beberapa saat kemudian, monster buruk rupa itu masuk ke aula.

"Cantik, bolehkah saya menemanimu makan malam?" tanya monster.

"Kamu adalah pemilik kastil ini, mengapa kamu bertanya kepadaku?" kata Cantik sambil
terheran-heran.

"Tidak, kamu sekarang juga pemilik tempat ini. Jika kamu mau, aku akan segera pergi. Aku
yakin kamu menganggapku sangat jelek, dan kamu memiliki wajah yang menawan." ujar
monster.

54
Cantik sangat terkejut dengan jawaban monster itu, hingga ia tidak tahu lagi harus berkata apa.

"Aku berharap kita menikah dan hidup bahagia bersama."kata monster itu.

"Tidak, saya tidak ingin menikahimu!" jawab Cantik dengan tegas.

Karena merasa sakit hati, monster itu kemudian meninggalkan aula.

Namun pada setiap makan malam, monster menyiapkan makanan yang luar biasa untuk Cantik
dan sangat baik padanya.

Setelah semakin banyak hari-hari berlalu, Cantik menyadari bahwa ia mulai terbiasa dengan
monster buruk rupa itu, dan mereka bersenang-senang bersama. Apalagi dia tidak lagi takut pada
monster itu.

Suatu hari, Cantik mengatakan kepada monster bahwa ia ingin pergi menemui Papanya, karena
ia sangat merindukannya.

"Tentu saja kamu bisa pergi. Tetapi berjanjilah padaku, kamu akan kembali." kata sang monster.

"Aku berjanji, aku akan kembali dalam tiga hari" kata Cantik.

"Sebelum kau pergi, aku punya hadiah untukmu" ujar monster yang membawa kotak kecil
ditangannya.

Ia pun membuka kotak yang berisi sebuah cincin ajaib. Kemudian monster itu meletakkan cincin
di jari Cantik.

"Ketika kamu melepas cincin ini, kamu akan kembali ke kastil ini lagi" kata sang monster.

Cantik kemudian memakai cincin itu dan pergi mengunjungi Papanya.

Papanya sangat senang untuk melihat anaknya kembali pulang, tetapi saudara perempuannya
sangat cemburu.

"Cincinmu sangat jelek dan tidak terlihat bagus padamu sama sekali!" ucap saudaranya dengan
penuh iri.

55
Tiga hari berlalu dengan cepat. Cantik tetap di sana sampai hari keempat, karena ia bersenang-
senang dengan Papanya.

Saat malam tiba, Cantik mengalami mimpi buruk yang mengerikan dalam tidurnya. Dalam
mimpi buruknya itu, sang monster tergeletak di taman dengan wajah yang sangat sedih.

Segera setelah Cantik bangun, ia menyadari bahwa ia harus kembali ke kastil.

Cantik segera melepaskan cincin dari jarinya, sehingga ia tiba-tiba menemukan dirinya di dalam
kastil.

Cantik lalu bergegas ke taman, ia melihat monster yang terbaring lemah di taman dengan
kesedihan seperti yang dilihatnya dalam mimpi.

Ia pun mendekatinya dan memeluknya.

"Bangun, jika sesuatu terjadi padamu aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri" ujar
Cantik.

Monster itu kemudian membuka matanya.

"Cantik, aku pikir kamu tidak akan kembali lagi. Saya menjadi sakit karena sedih, kembali hidup
sendiri di kastil meski hanya beberapa hari" ujar monster dengan suara yang sangat lemah.

Karena kondisinya yang sangat lemah, monster itu tidak sadarkan diri. Cantik kemudian
menangis sambil memeluk monster buruk rupa. Saat itu juga, air mata Cantik metetes ke tubuh
monster.

Saat Cantik memalingkan wajahnya, monster itu dipenuhi cahaya di sekitarnya. Cantik terkejut,
dan bahwa monster itu berubah menjadi seorang pangeran tampan.

"Siapa kamu? di mana monster itu?!" tanyanya penuh ketakutan.

"Monster itu adalah aku, Cantik. Aku berada di bawah pengaruh mantra jahat. Sihir itu akan
hilang bila ada seseorang yang benar-benar tulus mengasihiku" kata pangeran.

56
Berkat hatinya yang baik dan cinta sejati, Putri Cantik dan pangeran pun akhirnya menikah dan
hidup bahagia selamanya di kastil yang cerah.

30. Semut Dan Burung Merpati

Diceritakan pada suatu hari, terdapat seekor semut yang sedang mencari makan di dalam hutan.
Semut kecil ini terus menelusuri hutan sampai akhirnya ia tiba di tepi sungai.

Setelah merasa cukup mencari makanan, semut pun merasa kehausan dan berniat untuk
meminum air dari sungai tersebut. Ia pun mulai menjulurkan setengah badan mungilnya ke arah
sungai. Namun sayangnya, tubuh semut tergelincir dan hanyut ke dalam sungai.

57
Ia mencoba berteriak untuk meminta bantuan kepada hewan lain yang sekiranya berada didekat
sungai. Namun sayang, tidak ada satupun yang datang menolongnya.

Semut kemudian pasrah dan hampir tenggelam karena sudah tidak memiliki cukup tenaga.
Ketika ingin menyerah, datang seekor burung merpati yang melihat semut di dalam sungai.

Melihat hal tersebut, merpati segera menarik sehelai daun yang ada di dekatnya dan
menjatuhkannya ke sungai tepat di dekat semut. Dengan sisa tenaga yang ada, semut pun naik ke
atas daun yang digigit oleh merpati.

Untungnya, semut berhasil diselamatkan dan dibawa kembali ke tepi sungai. Meski kelelahan,
semut beryukur karena merpati telah menyelamatkan hidupnya.

Jika sebelumnya merpati berhasil menyelamatkan semut yang hampir tenggelam di dalam sungai,
kini semutlah yang gantian menolong dan menyelamatkan merpati dari ancaman pemburu.

Keduanya pun mengucapkan terima kasih karena sudah saling menolong, kemudian semut dan
merpati itu menjadi sahabat yang selalu bersama dan hidup rukun saling berdampingan.

Nah, itulah cerita fabel anak tentang 'Semut dan Burung Merpati'. Dari cerita di atas, pesan moral
yang bisa Mama tanamkan pada anak adalah untuk selalu berbuat kebaikan kepada siapapun,
tanpa memandang fisik dan siapa orangnya.

Tak hanya berbuat kebaikan, cerita fabel anak ini juga mengajarkan kepada anak mama bahwa
sebagai makhluk hidup harus saling tolong menolong. Sebagai makhluk hidup, kita tidak bisa
hidup sendiri jika tidak ada bantuan orang lain.

58
59

Anda mungkin juga menyukai