Anda di halaman 1dari 7

Si Kancil Dan Kerbau yang Malas

Pada suatu hari si kancil merasa lelah sekali, seharian ia


memanen jagung yang ia dapatkan dari ladang jagung pak
petani. Tak lama kemudian datanglah si kerbau yangtak
sengaja melewati ladang jagung tersebut.
Si kerbau yang berjalan pelan sambil melihat si kancil yang
sedang sibuk membereskan jagung hasil panennya yang
kemudian dimasukkan ke dalam gudang milik pak petani.
"Hai kancil, kamu sibuk sekali sih? emangnya nya kamu
diberi apa oleh pak petani?" tanya si kerbau kepada si kancil sambil terkekeh-kekeh.
Kancil yang sedang sibuk membereskan jagung mendengar si kerbau menegurnya, kemudian
ia berhenti sejenak dan berjalan menuju si kerbau yang berhenti dan berteduh di sebuah
pohon yang rindang.
"Hai kerbau yang malas, apakah kau tidak melihat aku kerja keras seperti ini, karena aku
ingin pak petani tidak menuduhku lagi sebagai pencuri ketimun, dan supaya aku bisa
mendapatkan ketimun gratis darinya" tukas si kancil kepada si kerbau yang malas.
"Oh begitu ya, ya sudahlah kalau kau memang ingin bekerja keras, lihat ni aku, aku tidak
bekerja tapi rerumputan ada dimana-mana dan itu sumber makananku..hehehe" kata si kerbau
sambil mengunyah rerumputan yang masih ada sisa di luar mulutnya.
Si kancil terbelalak mendengar perkataan si kerbau, ingin marah rasanya si kancil, karena ia
mementingkan pertemanan maka ia tidak jadi marah kepada si kerbau, ia memilih
melanjutkan pekerjaannya dibanding harus berdebat dengan kerbau yang malas.
Kerbau memang makhluk yang besar dan gagah, tenaganya memang kuat, tapi tak jarang ia
memilih bermalas-malasan dan menghabiskan waktunya untuk mengunyah rumput. Namun
kemalasan si kerbau tidak bisa si kancil langsung menyalahkan si kerbau, karena si kerbau
lah yang mengambil keputusan kenapa ia menjadi malas.
Berbeda dengan si kancil, walau badannya kecil namun semangat untuk hidupnya besar dan
masih ada keinginan untuk merubah hidup dan memperbaiki sikap serta mental dalam

Rubah Yang Rakus


Seekor rubah pergi berburu disebuah rawa yang penuh dengan hewan-hewan lain sedang
mencari makanan seperti burung-burung yang sangat
menyukai ikan-ikan kecil. Rubah itu mengendapmendap mencari seekor burung besar untuk dijadikan
makanannya di bawah bayang-bayang rumput rawa
rubah itu bergerak sekaligus mengamati mangsanya
tidak jauh dari tempat rubah itu berjalan munculah
dari udara seekor burung bangau yang ukuran
tubuhnya yang sangat besar kepalanya panjang dan
bulunya berwarna putih kakinya panjang sehingga burung bangau itu terlihat tinggi dan
menawan ketika mendarat dia melihat kebeberapa arah untuk memastikan tempat itu tidak
dihuni hewan seperti rubah namun burung bangau itu tidak melihat kehadiran rubah yang
bersembunyi pada rumput rawa yang tinggi.
Rubah itu mulai mendekati dengan perlahan-lahan dan hampir-hampir langkahnya sama
sekali tidak mengeluarkan suara sedikitpun terlebih lagi suara yang terdengar pada saat itu
adalah suara kicauan burung yang hadir di rawa itu. Rubah itu sampai pada posisi untuk
menangkap burung bangau itu kemudian dia meloncat namun ketia dia meloncat burung
bangau itu kaget dan mematuk kepala rubah itu sambil terbang menghidari serangan rubah itu
akhirnya burung itu berhasil lolos dari tangkapan sang rubah.
Rubah itu gusar karena mangsanya telah mematuk dirinya dan pergi kemudian rubah itu pergi
meninggalkan tempat itu dia berjalan mencari makanan tiba-tiba dia mencium bau daging
dari arah kejauhan rubah itu mengikuti bau tersebut hingga akhirnya sampai pada tempat bau
itu tercium.
Ternyata bau itu adalah tumpukan daging hasil perburuan beberapa serigala. Rubah itu
melihat serigala memakan daging dengan lahapnya hingga air liurnya menetes rubah itu
mencari kesempatan untuk menyelinap dan mencuri daging besar untuk dia makan.
Beberapa saat rubah itu diam memperhatikan para serigala memakan santapannya hingga
mereka lupa akan kehadirannya, disaat itulah rubah itu segera menyelinap dan menggigit
daging yang cukup besar untuk dirinya tanpa disadari oleh para serigala dia berlari ke arah
sungai yang tenang. Ketika rubah itu merasa aman dia berjalan dengan wajah terlihat
gembira. Saat rubah itu melewati sungai yang tenang dengan berjalan di atas pohon tumbang
yang melintang dengan santainya rubah itu berjalan namun dia kaget ketika rubah itu melihat
kearah sungai yang tenang.
Rubah itu melihat bayangan dirinya di sungai yang tenang itu rubah itu mengira bayangannya
adalah rubah lain padahal itu adalah bayangannya sendiri. Rubah itu melihatnya dengan
sangat gusar karena banyangannya terlihat menggigit daging yang lebih besar dari dirinya
hingga dia ingin sekali merebut daging itu. Lalu rubah itu menjatuhkan daging dimulutnya
dan berharap bisa mengambil daging lebih besar dari bayangannya. Namun setelah rubah itu

melepaskan daging dari mulutnya dia melihat bayangannya sendiri tidak lagi menggigit
daging besar.
Rubah itu sadar bahwa itu hanyalah bayangannya rubah itu menysesal atas apa yang
dilakukannya tadi. Padahal baru saja aku mendapat makanan kini hanya karena aku iri pada
bayanganku sendiri aku menjatuhkan makananku. Sesal sang rubah.

Kucing di Kandang Ayam


Seekor kucing sedang tidur di sebuah kandang ayam yang
dipenuhi oleh jerami kering saat itu dalah dikala matahari
hampir terbenam dimana para ayam kembali pulang dari
kebun tempat mereka mencari makanan. Kucing itu tidur
dengan sangat pulasnya padahal kucing itu tau bahwa
tempat itu adalah bukan miliknya melainkan tempat untuk
seekor ayam. Hingga pada saat ayam telah tiba di
kandangnya ayam itu kaget melihat seekor kucing sedang
tertidur pulas dan tenang.
Ayam itu kemudian membangunkan kucing itu perlahan supaya kucing itu tidak kaget dan
mencakar dirinya namun ketika kucing itu bangun kucing itu sangat kesal telah dibangunkan
dari tidurnya dia menggeram dan mencoba mengusir ayam itu ayam itu berkokok sambil
mengusir sang kucing namun kucing itu lebih marah karena sang ayam berusaha
mengusirnya.
Sang ayam berkata kepada sang kucing Hei kucing kenapa kau menempati tempat tidurku
kenapa kau tidak tidur saja di tempat tidurmu?
Kucing menjawab Siapa bilang ini tempat tidurmu siapapun yang tidur duluan di tempat ini
adalah miliknya. Cepat pergi dari sini kau hanya menggangguku sedang tidur!
Sang ayam menjawab Ini adalah tempat tidurku tempat ini dibuat khusus untukku kau malah
mengaku ini milikmu, bahkan kau malah memarahiku dan mengusirku itu adalah perbuatan
yang sangat tidak bijaksana!
Apa kau ingin aku pergi dari tempat ini enak saja kau ini aku akan tetap disini dan jika kau
mencoba mengusirku aku akan menerkammu.
Lalu dengan kesal sang ayam mengalah dan keluar dari kandang dia memilih mencari tempat
diluar untuk tidur setelah beberapa saat dia menemukan pohon yang dahannya tidak terlalu
tinggi lalu mencoba bertengger di dahan itu dan mencoba tidur dsana.
Beberapa saat kemudian pemilik kandang ayam itu datang menghampiri kandangnya ketika
dia masuk ke kandang ayam itu dia tidak melihat ayamnya berada dikandangnya dia hanya
melihat seekor kucing yang sedang tidur pulas. Lalu dia mencari ayamnya itu dia mencari

ayam itu di dekat kebun dan akhirnya dia menemukan ayamnya sedang bertengger di dahan
pohon yang tidak terlalu tinggi.
Ayam itu dia bawa ke kandangnya dan sekaligus membawa sebuah ranting kecil, setelah itu
dia masuk ke kandang dan langsung memukul kucing yang sedang tertidur pulas itu. Ketika
kucing itu dipukul kucing itu langsung terbangun dan lari terbirit-birit karena takut dipukul
lagi oleh pemilik ayam itu. Kemudian ayam itu diletakan dikandangnya.
Disisi lain kucing itu berpikir bahwa jika kita mengambil tempat milik orang lain kita akan
mendapatkan balasan yang setimpal. Kucing itu kini pergi mencari tempat untuk tidur namun
tempat itu bukan milik hewan lainnya.

Semut Dan Gajah


Dahulu kala di sebuah hutan sangat rimba.
Hiduplah bermacam-macam binatang, dari
yang paling kecil seperti Semut dan binatang
yang paling besar seperti Gajah.
Gajah sangat angkuh, ia mengakui dirinya
paling kuat. Gajah binatang yang di segani di
hutan tersebut karena berhasil mengalahkan
Harimau si raja hutan.
Gajah dengan mudah mengalahkan Harimau, dengan belalainya yang panjang, Harimau
diangkat timggi-tinggi dan di banting ke tanah. Karena dapat mengalahkan Harimau, Gajah
mengaku sebagai pengusa hutan rimba yang baru.
Gajah sangat sombong. Karena badannya yang sangat besar, ia berpikir dapat mengalahkan
semua binatang. Ia menyepelekan hewan-hewan yang berada di hutan. Karena kesombongan
itu, ia tidak di senangi oleh hewan-hewan lainnya.
Pada suatu hari, Gajah mengadakan suatu sayembara, siapapun yang dapat mengalahkannya,
ia berhak menggantikannya sebagai Raja hutan. Sayembara itu di sambut sangat antusias dari
berbagai binatang. Terutama binatang buas yang suka memangsa binatang kecil yang tidak
berdaya. Sayembara yang dinanti sudah tiba. Semua bintang berkumpul. Termasuk binatang
yang besar seperti. Harimau, Badak, Landak, dan Beruang. Namun, pada saat mereka melihat
Gajah, mereka merasa takut untuk melawannya. Semua binatang tidak ada yang berani
berhadapan dengan binatang raksasa itu.

Melihat tidak ada seekor pun yang dapat mengalahkannya. Kesombongannya pun sangat
meningkat. Gajah pun menakut-nakuti hewan lainya dengan menjulurkan belalainya yang
panjang di depan semua hewan. Ia merasa paling kuat dan di takuti semua hewan. Ketika
Gajah menunjukan kesombongannya. Tiba-tiba turunlah seekor Semut dari batang pohon.

Aku ingin mengikuti sayembara ini! Bolehkan aku ikut? Tanya Semut dengan ramah.
Hei kau hewan kecil! Kau bukan lawanku. Kau aka melawanku yang sebesar ini? Tubuhmu
saja tidak ada sebesar ujung ekorku.! Jawabnya sambil tertawa.
Mendengar ucapan Gajah, Semut pun merasa kesal. Namun, ia tetap rendah hati.
Baiklah Gajah, sekarang kau boleh smbong di hadapanku. Namun, kau belum pernah
merasakan gigitanku bukan? jawabnya.
Gajah pun mulai marah mendengar yang di ucapkap Semut. Ia langsung masuk kedalam
arena pertarungan.
Majulah hei kau Semut! kata sang Gajah.
Dengan gagah berani Semut maju ke dalam arena. Pertempuran terjadi sangat tidak
seimbang. Semut di injak-injak Gajah dengan sangat mudah. Namun, Semut yang cerdik dan
berani itu mencari kesempatan. Tanpa Gajah sadari, Semut berhasil naik ke atas punggung
Gajah yang besar itu. Kesempatan itu tidak di sia-siakan oleh si kecil Semut. Semut hatu
kelemahan Gajah terletak pada telinga yang besar dan lebar itu. Perlahan-lahan ia masuk ke
lubang telinga Gajah. Semut mulai menggerogoti isi telinga Gajah. Gajah mulai merasa
kesakitan. Tubuhnya yang sangat besar itu berguling-guling di atas tanah karena menahan
kesakitannya. Gajah berusaha mengeluarkan Semut itu dari telinganya. Namun, usahanya
sia-sia.
Ampun Semut! Aku mengaku bersalah. Teriak Gajah. Heban besar itu mulai menyerah.
Mendengar teriakan Gajah, ia merasa sangat kasihan. Semut keluar dari lubang telinga.
Mangkannya hidup tidak boleh sombong dan angkuh. Kamu besar. Namun, ada lagi yang
lebih besar. Sekarang kamu kuat. Namun, ada yang lebih kuat dari kamu. Kekuatan tenaga
tidak selalu dapat menolong. Namun, kecerdikan otak selalu di atas segalanya. Ujarnya.
Gajah hanya terdiam. Ia merasa sangat malu, hewan-hewan lain hanya menyaksikan
kekalahan Gajah dan tertawa dan bersorak-sorak. Salah satu binatang yang turut menonton
pertarungan member komentar.
Mangkannya jangan suka meremehkan hewan lainnya. Semut, memang binatang yang
sangat kecil. Namun, Semut adalah pahlawan yang dapat mengalahkan kesombongan dan
keangkuhan.

Singa dan Beruang


Suatu hari, seekor Singa mengajak Beruang untuk mencari makanan bersama. Beruang pun
setuju dengan ajakan Singa, dan pergi mencari makan bersama.
Mereka berdua pun pergi kedalam hutan.
Setelah melakukan perjalanan yang lumayan cukup jauh.
Akhirnya, mereka sampai di sebuah hutan belantara. Mereka
berdua besembunyi di balik semak-semak untuk mencari mangsa.
Setelah menunggu lama. Akhirnya, mereka menemukan
mangsanya masing-masing. Mereka pun megamati mangsa
tersebut. Namun, mereka berdua tidak menyadari bahwa mangsa
yang mereka incar adalah mangsa yang sama. Yaitu seekor Rusa.
Dengan sangat mudah Rusa tersebut dapat tertangkap. Namun,
kedua binatang terebut langsung bertengkar untuk memperebutkan Rusa tersebut. Menjelang
sore, mereka masih memperebutkan Rusa tersebut. Lama-kelamaan mereka berdua kelelahan
dan berhenti bertengkar. Mereka berdua duduk kelelahan.
Tanpa mereka sadari. Ternyata, ada seekor Serigala yang mengamati pertengkaran antara
Singa dan Beruang. Ia terus mengamati kedua binatang tersebut. Ia pun mengetahui bahwa
Singa dan Beruang yang sudah kelelahan.
Serigala mencari akal untuk mendapatkan Rusa yang sudah mereka tangkap. Ia mencari
kesempatan untuk merebut Rusa tersebut. Serigala langsung berlari menghampiri Singa dan
Beruang, ia pun segera merebut Rusa tersebut.
Kalian terlalu kelelahan untuk memakan Rusa ini. Rusa ini akan aku bawa pulang.
Terimakasih, kalian teman yang baik sudah memberiku seekor Rusa yang lezat ini. Silahkan

teruskan pertengkaran kelian berdua wahai temanku. Ucap Serigala sambil tersenyum
senang.
Singa dan Beruang sangat terkejut melihat kedatangan Serigala yang sangat tiba-tiba. Dengan
sekuat tenaga Singa dan Beruang berusaha untuk mendapatkan Rusa tersebut. Namun, usaha
mereka sia-sia. Mereka terlalu lelah untuk mengejar Serigala yang sudah berlari dengan
sangat cepat. Akhirnya, Rusa tersebut berhasil di rebut oleh Serigala.
Singa dan Beruang sangat sedih. Mangsa yang mereka cari dan di tunggu-tungga seharian
dicuri begitu saja. Mereka pun sangat menyesali pertengkaran mereka tersebut.
Semuanya salah kita berdua. Seandainya, kita mau berbagi dan tidak memperebutkan Rusa
tersebut. pasti saat ini kita sama-sama kenyang dan merasa senang karena sudah berhasil
mendapatkan mangsa bersama-sama ucap Singa dan Beruang dengan wajah yang sangat
sedih dan menyesal.

Anda mungkin juga menyukai