Kelas : VII. K
Suatu hari seekor anjing pergi mencari makanan ke sebuah danau, disana terkadang terdapat
beberapa makanan terkadang pula tidak sama sekali ada makanan untuk sang anjing. Sang
anjing menggunakan penciuman, mata dan telingannya untuk mencari makanan hingga ketika
dia berjalan sang anjing mencium bau anyir lalu dia mengikuti arah bau itu dan sampailah dia
tepat dimana bau itu berasal namun dia tidak menemukan ikan itu di tanah maupun dekat air
danau. Ketika dia melihat ke atas ternyata seekor bangau bertengger di sebuah pohon,
paruhnya yang besar sedang memegang ikan di paruhnya. Burung bangau itu bukanlah
burung yang sering dilihat oleh sang anjing.
Sang anjing tersenyum bahagia karena dia telah menemukan makanan, meskipun makanan
itu dipegang oleh seekor burung bangau yang besar “ah aku tidak perlu mencari ke tempat
yang jauh karena aku sudah menemukan makanan yang aku cari dan makanan itu cukup
untuk membuatku kenyang.” pikir sang anjing. Sang anjing kini melihat sang burung bangau
yang bertengger di pohon itu dengan penuh rasa kagum lalu sang anjing berkata sambil
berteriak dengan keras “hai burung yang indah dan cantik, kau kelihatan sangat indah ketika
bertengger di dahan itu.” sang burung bangau menoleh ke arah sang anjing dengan
memiringkan kepalanya dia memperhatikan sang anjing dengan sangat curiga, sang burung
bangau tetap menutup paruhnya dan tidak membalas sahutan sang anjing.
Sang burung bangau ingin sekali disebut-sebut sebagai sang ratu burung dan kini dia
membuka mulutnya dan mengeluarkan suara-suaranya yang cukup keras. Tidak sadar sang
burung telah menjatuhkan ikan besarnya ke dekat sang anjing.
Sang anjing berhasil mengelabui sang burung, ketika ikan itu jatuh ke tanah sang anjing
menginjak itu sambil berkata “Kau memang burung besar dan cantik, kau memiliki suara
meskipun tidak semerdu burung lain tapi dimanakah otakmu kau menjatuhkan ikan yang
cukup besar ini, aku sangat berterima kasih.” Sang anjing menggigit dan pergi dari sang
burung sambil tersenyum manis dan sang burung kini menyesali perbuatannya.
Pesan moral dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Burung Bangau dan Seekor Anjing adalah
kesombongan akan membuat kita lupa diri, sehingga merugikan kita dimasa yang akan
datang. Hati-hati dalam menerima pujian karena bisa saja pujian justru akan menjatuhkan
kita.
Suatu hari seekor kijang keluar dari sebuah hutan untuk mencari makanan, kijang itu pergi ke
sebuah peternakan kambing dimana disana terdapat berbagai macan makanan dan berharap
dia bisa meminjamnya dari para kambing tapi dia berniat untuk tidak mengembalikan apa
yang telah dia pinjam. Sang kijang harus menempuh jarak yang jauh untuk mencapai tempat
peternakan kambing, setelah sampai disana dia melihat seekor kambing membawa sesuatu
dipunggungnya sang kijang penasaran dengan benda yang ada dipunggung sang kambing
kemudian dia mendekati sang kambing sambil memasang wajah sedih.
Ketika sang kijang menghampiri sang kambing dia bertanya kepada sang kambing mengenai
benda yang dia bawa dipunggungnya dan sang kambing menjawab bahwa benda itu adalah
sekantong gandum terbaik diladang petani dan gandum itu merupakan gandum pilihan.
Mendengar penjelasan sang kambing, sang kijang memohon kepada sang kambing untuk
meninjamkannya karena dia tidak memiliki makanan lagi dan sulitnya mencari makanan di
hutan. Sang kambing tidak percaya begitu saja dengan apa yang telah dikatakan sang kijang
“Kenapa aku harus meminjamkan gandum ini kepadamu?” Tanya sang kambing dengan
curiga “karena di hutan sulit sekali mencari makanan, lagi pula aku ini makhluk yang dapat
Sang kambing tetap saja tidak mempercayainya “aku masih tidak percaya.” kata sang
kambing “tuan kambing kata-kataku ini mampu kau pegang sang serigala bisa menjamin
kejujuran ku.” kata sang kijang “Serigala katamu?” teriak sang kambing “aku mengenal sang
serigala dengan sangat baik, dia memang mahkluk yang dapat dipercaya.” singgung sang
kambing “bahkan saking jujurnya apapun yang dia mau dia ambil dan tidak pernah aku
melihat apa yang dia ambil itu dikembalikan, dia seenaknya saja membawa sesuatu yang
bukan miliknya tanpa merasa bersalah.” tegas sang kambing “tuan kijang, mungkin anda
sama seperti tuan serigala, kau bisa saja lari ketika aku menagih hutangmu padaku.” jelas
sang kambing. Sang kambing tidak mempercayai kata-kata yang keluar dari mulut seorang
penjahat maka dari itu dia tidak meminjamkan gandumnya kepada sang kijang dan pergi
meninggalkan sang kijang.
Pesan moral dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Kijang dan Seekor Kambing adalah
perbuatan buruk yang pernah dilakukan oleh seseorang akan diingat, sehingga orang lain
akan sulit percaya dikemudian hari.
Suatu hari di saat matahari hampir tenggelam seekor kucing kota dengan bulu lebat dan
menawan datang menjenguk saudaranya di sebuah desa, kucing desa amat senang dengan
kedatangan sang kucing kota, sang kucing kota berbincang-bincang mengenai pengalamanya,
dan sang kucing desa hanya mendengarkan cerita itu. Sang kucing desa menjamu sang kucing
kota dengan makanan yang sederhana. Sang kucing kota mengunyah makanan-makanan
hidangan itu dengan sangat sopan meskipun itu hanyalah sekedar basa-basi belaka. Sang
kucing desa sangat tertarik mendengar cerita dari kucing kota itu sang kucing ingin sekali
mencicipi bagaimana enaknya hidup di sebuah perkotaan yang penuh dengan makanan.
Hingga akhirnya mereka tidur berdua dengan tenang dan nyaman di atas rerumputan dan
jerami kering di bawah sebuah pohon yang rindang hingga ayam berkokok menandakan pagi
hari telah tiba. Ketika tidur semalam sang kucing desa bermimpi hidup di sebuah kota dengan
segala kemewahaannya hingga dia mau ketika sang kota mengajaknya untuk pergi ke kota
bersamanya dengan janji bahwa sang kucing kota akan memberikan kesenangan, kemewahan
dari kehidupan kota. Lalu mereka berdua berangkat ke kota dengan penuh harapan.
Sampailah mereka di sebuah rumah yang cukup besar dan mewah ketika mereka masuk sang
kucing desa kaget dengan makanan di atas meja, dia mencium aroma yang sangat enak dan
Dengan penuh amarah penghuni rumah mengambil sapu lalu memukul sang kucing desa,
sang kucing desa merasa ketakutan dengan kelakuan penghuni rumah dia berlari menjauh
darinya, lalu sang kucing kota menjelaskan kepada kucing desa bahwa bukan begitu cara
mendapatkan makanan disini. “Pertama biarkan para penghuni rumah makan dengan tenang,
kemudian kau harus mendekatinya sambil meminta-minta dan mengesek-gesekan tubuhmu
ke penghuni rumah itu maka cara itu akan berhasil kau pasti mendapatkan makanan dari
penghuni rumah.” jelas sang kucing kota, sang kucing desa mencoba apa yang dikatakan sang
kucing kota, memang benar dia mendapatkan makanan dari penghuni rumah namun makanan
itu adalah makanan sisa seperti tulang belulang.
Sang kucing desa kecewa dengan keadaannya di kota dia berbicara kepada sang kucing kota
“aku memang memiliki kemewahan disini tapi apa mewahnya jika aku hanya mendapatkan
sisa makanan, dan hidupku tidak tenang ketika aku akan mencicipi makanan di meja itu
sebilah kayu menghantam tubuhku.” lalu sang kucing keluar dan meninggalkan kota tersebut,
kini dia kembali ke desa dengan makanan yang sederhana namun penuh dengan kedamaian
dan ketenangan.
Pesan moral dari Contoh Cerita Hewan Fabel : Kucing Kota Dan Kucing Desa adalah
bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini.
Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia
meremehkan kemampuan hewan lain.
Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang
terlihat hanya mondar-mandir saja. “Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?”
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. “Jangan berlagak engkau, hei kura-
kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber
penghidupan!”
Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam
akan menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk
mengadu kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta
agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. “Tendanglah sekeras-kerasnya,
semampu yang engkau bisa lakukan!”
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia
berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-
kuatnya.
Si kura-kura berusaha keras keluar dari tanah. Setelah seminggu berusaha, si kura-kura
akhirnya berhasil keluar dari tanah. Ia lalu mencari si rusa. Ditemukannya si rusa setelah
beberapa hari mencari. “Bersiaplah Rusa, kini giliranku untuk menendang.”
Pesan Moral dari Cerita Hewan Fabel : Dongeng Rusa dan Kura-Kura adalah jangan
sombong dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan
kerugian dan penyesalan di kemudian hari.
Suatu hari seekor keledai pergi mencari seekor anjing gunung ke sebuah gunung yang sangat
tinggi, keledai itu sengaja mencari anjing gunung untuk berburu bersama di sebuah hutan
yang cukup lebat dan tidak lama keledai itu menaiki gunung akhirnya dia menemukan seekor
anjing gunung sedang berjalan. Kemudian anjing itu dia ajak untuk berburu bersama dan
akhirnya anjing gunung itu menerima ajakan dari sang keledai, kini sang keledai dan anjing
gunung pergi ke hutan lebat itu namun sebelum mereka memasuki hutan itu sang keledai
menemui seekor mancan tutul yang sedang tiduran di sebuah pohon besar. Sang keledai
kemudian mengajak macan tutul itu pergi berburu bersama dan macan tutul itupun menerima
ajakan sang keledai.
Setelah sang keledai mengumpulkan teman berburunya yaitu Anjing gunung dan Macan
Tutul kini mereka pergi bersama-sama memasuki hutan lebat untuk berburu bersama, mereka
Sang macan tutul menunjuk sang keledai untuk membagi hewan-hewan itu “Keledai silahkan
kau bagi makanan-makanan itu” Perintah sang macan tutul lalu keledai itu menghitung
dengan cermat hewan tangkapan itu, setelah sang keledai menghitung dia membagikan
hewan-hewan itu secara adil dengan membagi tiga bagian yang sama banyak. Melihat
pembagian itu sang macan tutul sangat marah kemudian dia menerkam sang keledai hingga
keledai itu mati dan kini tumpukan makanan telah bertambah. Kemudian sang macan tutul
menoleh ke arah anjing gunung “Sekarang kamu bagikan hewan-hewan itu”. Perintahnya
dengan marah, kini sang anjing gunung mendekati makanan itu dia menumpukan kembali
hewan-hewan yang telah dibagikan oleh sang kedelai menjadi tumpukan yang besar
kemudian dia menggigit seekor kelinci di mulutnya untuk dirinya sendiri, itupun hanya
seekor kelinci yang dagingnya sangat kecil dan tidak begitu berarti untuk sang macan tutul.
Macan tutul yang tadinya marah kini mulai reda dia melihat keputusan sang anjing gunung
dengan tersenyum “Kau sangat pandai dalam mengambil sebuah keputusan wahai anjing
gunung, kau membagikan makanan ini dengan sangat adil apakah kau mempelajarinya dari
sang keledai?”. Tanya sang macan tutul “Ya aku belajar dari sang keledai” jawab anjing
gunung itu sambil pergi dari hadapan sang macan tutul “aku juga tidak mau mengulangi nasib
sama dengan keledai itu” celetuk sang anjing. Dalam hatinya anjing gunung sangat kecewa
dengan keserakahan macan tutul, dia berjanji tidak akan bekerjasama dan membantu macan
tutul di kemudian hari.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Anjing Gunung, Keledai dan Macan
Tutul adalah sifat serakah dan curang akan membuat orang lain menjauhi kita. Dan pada
suatu saat kita butuh bantuan orang lain mereka tidak akan mau membantu.
Disebuah kolam yang cukup besar dan dalam seekor kadal sedang berjalan di pinggiran
kolam kadal itu sedang mencari kegiatan baru kadal itu sangat ingin mencoba sesuati yang
baru, dia sangat ingin berpetualang ketika dia berjalan dipinggiran kolam sambil
mengeluarkan lidahnya dia melihat sesuatu muncul dari dalam air hal pertama yang dilihat
oleh kadal itu adalah sebuah kepala yang melenggak lenggok kesana kemari seperti sedang
mencari sesuatu kemudian kadal itu mendekati mahkluk yang muncul dari dalam air itu dan
dia sedikit kaget ternyata dia melihat seekor ular air.
Ketika itu ular air juga melihat kehadiran sang kadal lalu mendekatinya, setelah sampai dekat
dengan sang kadal ular itu meninggikan kepalanya dan berkata :”Apa yang sedang dilakukan
oleh seekor kadal gemuk ini dipinggiran kolam?” kadal itu menjauh dari sang ular karena dia
takut dimangsa olehnya “Aku hanya sedang mencari kegiatan baru, aku hanya ingin mencari
sebuah petualangan”. Kata sang kadal. “Kenapa kau menghindar dariku? Aku tidak memakan
“Aku tidak pernah melewatinya kolam ini terlalu luas untuk aku sebrangi meskipun aku bisa
sedikit berenang tapi aku takut untuk menyebrangi kolam ini dari satu tepian ketepian
lainnya”. Jawan sang kadal “apa kau mau menyebaranginya aku akan membantunya” ajak
sang ular. Sang kadal sangat ingin sekali menyebranginya dan tanpa berpikir panjang kadal
itu menerima ajakan dari sang ular “Baiklah kalo begitu carilah sesuatu yang bisa dijadikan
sebagai tali!” Pinta sang ular “Untuk apa tali itu?” Tanya sang kadal dengan heran “Tali itu
untuk kau ikatkan ke ekorku ketika kita berenang menyebrangi kolam ini kau tidak akan
tenggelam, aku akan menarikmu kepermukaan”. jelas sang ular.
Lalu sang kadal mencari tali di pinggiran kolam dan dia mendapatkan nya, setelah itu sang
kadal menalikan kaki depannya ke ekor sang ular dengan sangat kuat. Selesai itu kini sang
ular dan sang kadal berenang menyebrangi kolam luas itu namun di tengah-tengah kolam
sang ular berpikir untuk menenggelamkan sang kadal sebelum mencapai tepian, ketika hal itu
akan dilakukan oleh sang ular tiba-tiba tibuhnya tertarik ke atas dia mencoba melepaskan diri
dengan sekuat tenaga namun hal itu percuma ternyata sang kadal disambar oleh seekor
burung alap-alap sehingga tubuh ular itu bergelantungan di udara. Saat itu sang alap-alap
melihat bukan hanya kadal saja yang dia tangkap namun begitu juga seekor ular air dimana
ekornya terikat pada kaki sang kadal.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kadal dan Ular Air adalah jauhkanlah
diri kita dari niat buruk, karena hanya akan merugikan kita dikemudian hari.
Disebuah perkebunan jagung yang cukup luas terdapat seekor anjing petani sedang
mencari kelinci yang berkeliaran untuk dimangsa. Anjing itu dilatih untuk mengejar hewan
pengganggu perkebunan jagung ketika jagung masih muda. Daun jagung itu sering dimakan
oleh kelinci sehingga tanaman jagung itu tidak dapat tumbuh dengan baik dan jika tanaman
itu tidak tumbuh dengan baik hasil panen jagung juga akan sangat berkurang, maka dari itu
sang petani menempatkan seekor anjing terlatih di perkebunan itu. Setiap hari anjing itu
berkeliaran memeriksa hewan pengganggu tanaman jagung di perkebunan petani.
Pada suatu pagi anjing itu bangun dari tidurnya kemudian dia berjalan mengitari
perkebunan jagung itu sambil mengendus-ngendus bau hewan lain dengan hidung nya,
penciuman anjing itu sangat tajam bahkan anjing itu mampu mencium bau kelinci dari jarak
yang sangat jauh, ketika dia berjalan anjing itu mencium bau kelinci dari kejauhan anjing itu
mengikuti arah bau itu sampai akhirnya dia melihat seekor kelinci sedang asik memakan
pucuk jagung yang masih muda. Anjing itu berjalan perlahan mendekati kelinci tersebut
ketika dia sudah sangat dekat dengan kelinci itu sang anjing langsung mengejarnya dengan
sangat cepat, namun sang kelinci mendengar langkah anjing itu karena kelinci memiliki
telinga yang panjang dan sangat peka terhadap suara. Kelinci itu menhindari sang anjing
dengan cepat dia melompat dengan sangat cepat dan lompatan kelinci itu sangat jauh.
Ternyata kejadian itu ditonton oleh seekor burung gagak yang sedang bertengger di
sebuah pohon yang daunnya sedang gugur ketika anjing itu melewati pohon tersebut sang
gagak bertanya kepadanya “Ternyata kelinci itu lebih kencang dibandingkan dengan dirimu”
kemudian sang anjing berkata dengan tenang “Apa kau tidak melihat perbedaan yang begitu
mencolok antara aku dengan kelinci itu?” sang gagak menjawab “aku tidak melihat
perbedaan itu, memang apa perbedaan yang kau maksudkan itu?” Sang anjing menjawab
“Aku berlari untuk menangkap makanan sedangkan dia berlari mempertahankan hidupnya,
sebuah keinginan akan menentukan kerasnya sebuah usaha”.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kelinci dan Anjing Petani adalah jika
kita memiliki keinginan dan semangat yang kuat untuk mewujudkan apa yang kita inginkan,
maka cepat atau lambat keinginan itu pasti akan terwujud.
Seekor kuda sedang berjalan dari sebuah ladang gandum menuju sebuah hutan yang lebat,
kuda itu telah puas memakan gandum yang ada di ladang itu dia terlihat gembira karena tidak
ada petani gandum menjaga ladangnya.
Ketika dia menuju hutan lebat di tengah jalan sang kuda melihat sesuatu dengan heran seperti
sebuah kulit harimau lalu kuda itu mendekatinya dan ternyata memang benar apa yang dia
lihat adalah sebuah kulit harimau yang tidak sengaja ditinggalkan oleh para pemburu
harimau. Kuda itu mencoba memakai kulit harimau itu dan ternyata pas ditubuhnya.
Lalu terlintas di benak kuda itu untuk menakuti hewan-hewan hutan yang melewati dirinya,
kuda itu bergegas mencari tempat untuk bersembunyi. Tempat itu harus terlihat gelap dan
sering dilalui oleh beberapa hewan hutan. Akhirnya dia menemukan semak-semak yang
cukup gelap untuk bersembunyi dan kuda itupun masuk ke semak-semak dengan
menggunakan kulit harimaunya, di semak-semak kuda itu bersembunyi menunggu hewan
hutan yang melewatinya dan tidak lama kemudian beberpa domba gunung berjalan ke arah
dirinya kuda itu kini bersiap-siap untuk meloncat.
Lalu sang kuda kembali bersembunyi kedalam semak-semak dia menunggu hewan lain
datang melewati semak-semak itu dari kejauhan terlihat seekor tapir berjalan sambil
mengunyah sesuatu dimulutnya, tapir itu berjalan dengan sangat lambat mendekati semak-
semak namun ketika kuda itu meloncat ke arah tapir itu sang tapir terkejut dan lari
sekencang-kencangnya menghindari menghindari kuda yang memakai kulit harimau itu. Sang
kuda kini semakin senang mengganggu hewan-hewan lainnya dan dia kembali ke semak-
semak itu menunggu hewan lain untuk dia kagetkan.
Kini sang kuda menunggu lebih lama dari biasanya namun hal itu tidak membuatnya bosan
tiba-tiba seekor kucing hutan berlari sambil membawa seekor tikus dimulutnya. Kucing itu
tidak melewati semak-semak kucing itu hanya duduk menyantap tikus yang ia tangkap di
dekat pohon besar, melihat hal itu sang kuda berinisiatif untuk mengagetkannya dari arah
belakang. Kuda itu keluar dari semak-semak dan berjalan dengan hati hati agar lebih dekat
dengan sang kucing ketika sudah sangat dekat dengan sang kucing, kuda itu mengaum seperti
halnya seekor harimau namun kuda itu tidak sadar bahwa suara aumannya bukanlah suara
harimau melainkan suara seekor kuda, mendengar hal itu sang kucing menoleh ke belakang
dan dia melihat kuda itu dengan kulit harimau namun bersuara kuda.
Hal itu membuat sang kucing tertawa terbahak-bahak “Apabila aku melihatmu memakai kulit
harimau itu aku akan lari ketakutan tapi auman suaramu itu tetap bukan suara harimau
melainkan suara seekor kuda”.
Pesan Moral dari Kumpulan Cerita Hewan Fabel : Kuda yang memakai kulit harimau
adalah sepandai-pandainya kita berpura-pura maka suatu saat akan terlihat juga
kebohongannya. Kejujuran merupakan kata yang paling indah di dunia ini.
Di musim panas yang hangat dan cerah sedikit menggoda Belalang untuk memainkan biola
kesayangan sambil bernyanyi dan menari. Hampir setiap harinya itulah yang dilakukan
belalang. Ia tidak terpikir untuk melakukan aktifitas lainnya seperti bekerja atau bersiap
untuk mengumpulkan bekal musim dingin.
Sedikit pun tidak pernah terlintas dalam benak belalang bahwa musim panas yang sedang
dinikmatinya sekarang sudah akan berakhir. Musim panas yang membuatnya ceria sudah
akan berganti ke musim dingin, dimana hujan akan turun dengan lebat disertai suhu udara
yang sangat rendah.
Disaat belalang sedang asiknya bermain biola, dia melihat semut yang sedang giat melewati
rumahnya. Belalang yang masih riang tersebut ingin mengajak semut bermain bersama dan
semut pun diundangnya untuk bersenang-senang ke kediaman belalang.
Tak disangka belalang ternyata semut menolak undangan belalang dengan santun, semut
berkata pada belalang,
“Berhentilah memikirkan hal yang tidak penting semut, mari kita bernyanyi dan bersenang-
senang, ayolah nikmati hidup kita”, Sanggah belalang. Belalang pun masih dengan
kebiasaannya untuk bersenang-senang tanpa memikirkan apapun.
Tidak disangka musim panas berakhir jauh lebih cepat dari pada biasanya. Belalang yang
terbiasa gembira lantas panik bukan main. Ia tidak memiliki persediaan makanan yang cukup
ditambah rumahnya yang rusak dan tidak layak huni karena diterjang badai.
Dengan harapan tinggi dan lunglai belalang menuju rumah semut dan meminta bantuan untuk
diperbolehkan tinggal bersama dan meminta makan. Mendengar permohonan tersebut semut
menjawab, “Maafkan aku belalang aku tidak bisa membantumu, rumahku terlalu sempit
untukmu, dan bekalku hanya cukup untuk keluargaku saja”.
Belalang akhirnya pun meninggalkan rumah semut dengan rasa menyesal dan sedih. Dalam
hati ia bergumam, “Andai saja aku mengikuti nasihat semut saat itu untuk bekerja keras, pasti
saat ini aku bisa kenyang dan tidur nyenyak di dalam rumah”.
Tamat.
Pesan moral : Gunakan waktumu sebaik baiknya untuk hal yang bermanfaat, karena apa
yang terjadi esok hari kita tidak pernah tahu.
Di suatu malam yang gelap, adalah waktu yang biasa bagi Rubah untuk berjalan-jalan di
sekitar hutan belantara. Malangnya, tepat malam itu rubah terjatuh ke dalam sumur yang
cukup dalam. Berbagai cara dilakukan rubah untuk dapat mengeluarkan dirinya dari sumur
itu seperti melompat, memanjat, bahkan meminta tolong dengan berteriak.
Sayangnya, usaha tersebut tidak ada yang berhasil. Dengan tidak adanya jalan keluar bagi si
rubah, pada akhirnya ia harus menerima bermalam di dalam sumur dan menunggu
pertolongan esok hari.
Esok paginya, seekor kambing melewati sumur yang dihuni rubah semalaman. Kambing
yang polos tertarik untuk melihat kedalam sumur dan alangkah terkejutnya kambing melihat
rubah ada di dalam sumur yang dalam itu. Kambing pun bertanya kepada rubah,
Dengan polosnya dan tanpa pikir panjang, kambing turun ke dalam sumur dan meminum air
sebanyak-banyaknya. Namun setelah kenyang, justru kambing panik karena tidak bisa keluar
dari dalam sumur tersebut. Akal licik rubah kembali muncul dan berkata, “ Kambing, aku
punya ide. Cobalah berdiri dengan kaki belakangmu dan antar aku keluar setelah itu aku akan
membantumu dari atas”.
Kambing pun tidak berpikir lagi dan segera menuruti ide rubah yang sebenarnya justru
mencelakainya. Dia membantu rubah keluar dengan kakinya, sementara rubah malah berkata,
“Andaikan saja kau cerdas, kau tidak akan masuk ke tempat tanpa berpikir cara keluar dari
tempat itu”. Rubah pun melenggang dengan meninggalkan kambing yang terjebak dalam
sumur.
Tamat.
Pesan moral : sebelum memutuskan sesuatu harus disertai dengan pemikiran yang matang
akan semua risiko, untuk menghindari penyesalan di kemudian hari.
Pada suatu hari di sebuah hutan, ada seekor Kura kura yang berniat untuk menantang seekor
kelinci yang dikenal sombong dalam pertandingan adu cepat berlari. Kura-kura berani
menantang kelinci karena sebelumnya telah dihina oleh kelinci. Kura-kura dianggap sebagai
binatang yang lamban dan bodoh.
Saat mendengar tantangan dari kura-kura, kelinci pun tanpa pikir panjang menerima
tantangan tersebut dengan penuh percaya diri. “Bodohnya kura-kura ini menantangku berlari,
padahal sudah jelas pemenangnya adalah aku”, ucap kelinci dalam hatinya. Kelinci pun
meninggalkan kura-kura dengan senyum sinisnya.
Keesokan harinya telah disiapkan jalur panjang yang akan dilewati keduanya untuk adu lari.
Hewan-hewan yang lain sudah penasaran untuk menonton perlombaan itu. Dukungan hewan
yang lain ditujukan kepada kura-kura yang memang baik hati sekaligus mereka juga kesal
dengan prilaku sombong kelinci.
Bertugas sebagai wasit, seekor kera yang didaulat pun memberikan aba-aba sebagai tanda
dimulainya perlombaan. Dalam waktu yang singkat kelinci jauh memimpin, namun kura-kura
tak menyerah begitu saja. Kura-kura semakin cepat berlari.
Beberapa waktu kemudian ia terbangun dan terkejut, kelinci berharap kura-kura masih
dibelakangnya. Dengan cepat kelinci berlari menuju garis finish. Kelinci masih yakin akan
kemenangannya menghadapi kura-kura. Namun kenyataan berkata lain, kura-kura sudah
sampai terlebih dulu di garis finish. Ternyata kelinci tertidur cukup lama di bawah pohon,
sehingga kemenangan pun didapatkan kura-kura. Semuanya bersorak gembira, kelinci
akhirnya pergi dengan malu.
Tamat.
Suatu hari seekor beruang berjalan di sepanjang hutan untuk mencari makanan. Beruang
berniat mencari buah-buahan untuk bekal makanan selama beberapa hari. Tanpa sengaja
beruang menemukan sebuah pohon yang tumbang. Pohon tersebut ternyata dihuni oleh lebah
yang tengah membuat sarang. Beruang pun penasaran dengan sarang lebah tersebut.
Malang bagi beruang ternyata pada saat ia menengok ke dalam sarang, kawanan lebah sedang
menuju ke sarangnya usai mencari sari makanan dari bunga-bunga. Tidak dapat dihindari
kawanan lebah yang berjumlah ribuan tersebut menyerang beruang.
Dengan keras beruang mencoba melawannya dan berlari untuk menuju rumahnya. Tetapi
kawanan lebah semakin ganas dan justru memanggil lebah dari beberapa sarang yang ada di
Tamat.
Pesan moral: tidak boleh tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu dan memikirkan perasaan
orang lain yang mungkin terganggu dengan apa yang akan kita lakukan.
Pada suatu hari di hutan lereng gunung, ada seekor burung gagak yang sedang mencari
makan. Burung gagak itu memiliki anak namanya Raga, seekor anak burung gagak yang
sangat periang dan pantang menyerah. Kemanapun orang tuanya pergi, Raga selalu ikut dan
membantu mencari makanan.
Ke esokan hari, Ibu Raga keluar ingin mencari makanan, Raga waktu itu yang masih tertidur
tiba-tiba terbangun.
“Ibu mau kemana?” tanya Raga.
“Ibu mau mencari makanan untuk keluarga kita” jawab Ibu gagak.
“Raga ikut, bu. Raga ingin mencari cacing kesukaan Raga” pinta Raga.
“Iya nak, tapi kamu harus tetap waspada, jangan jauh-jauh dari ibu” ucap ibu gagak.
“baik bu” jawab Raga.
Padi itu mereka terbang ke arah timur, mereka turun dari sawah-kesawah untuk mencari tikus
sawah. Raga dengan cerdiknya mendapatkan banyak cacing sawah. Namun tiba-tiba dari atas
ada seekor elang yang juga mencari makan, elang itu memang terkenal sering merebut
Pesan Moral: “Kebenaran harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Kalau tidak maka
kebenaran pasti dikalahkan oleh kebatilan.”
Disebuah pemukiman diujung bukit nan hijau ada seorang kakek yang memiliki keledai pagi
itu kakek tersebut menyuruh keledai untuk membawa kayu “nah keledai, sekarang pergilah
antarkan kayu ini ya, hati hati ya..” sang keledai pun segera pergi untuk mengantar kayu
tersebut.
Namun ditengah perjalanan, keledai bertemu dengan kambing “eh, keledai, mau kamu bawa
kemana kayu kayu itu?” tanya kambing “ah kambing aku mau membawa kayu–kayu ini
kepasar” jawab keledai, “apa tidak berat kayu-kayu itu?” tanya kambing lagi “aku sudah
terbiasa membawa kayu-kayu ini” kata keledai sambil melanjutkan perjalan “ya sudah hati
hati ya” ucap kambing menutup pembicaraan.
Diperjalanan berikutnya, keledai menemui sebuah sungai dan keledai pun tidak dapat
melewatinya jalan satu-satunya harus menyebrangi sebuah jembatan. Keledai sudah berhati-
hati saat melewati sungai terdebut namun karena jembatan itu kecil, jadi tak mampu
menopang tubuh keledai, hingga keledai pun terjatuh tercebur kedalam sungai tersebut,
“tolong, tolong, tolong aku….”
Lihat aku !, sepanjang hidupku aku berada di sungai, tapi aku tidak pernah mengeluh, dan
kami senang berada disini, kalau kau tidak sanggup naik, ya sudalah, tidak usah menangis,
kamu manja sih, berusaha yang lebih keras” si keledai menjawab “kamu jangan sombong
katak, kamu bisa bantu aku tidak?“ bukannya membantu malah mmengejekku. ”
Aku bilang kamu harus berusaha keledai” jawab katak mencari alasan “dari tadi aku sudah
berusaha, tapi tidak berhasil” katak mencari alasan lagi “tubuhmu kan besar, serahkan
tenagamu, katanya keledai binatang yang kuat, ayo tunjukan” si keledai pun menyahut “aku
memang binatang yang kuat, lihat saja di atas punggunku, aku bisa angkut banyak kayu
sekaligus, kalau kamu kuat tidak mengangkat kayu sebanyak ini?”
Dari kejahuan si kancil melihat ada keledai dan katak yang sedang berbincang-bincang, dan
kancil pun mendengar percakapan mereka, “hai teman-teman!“ sapa kancil!, “hai kancil”
jawab keledai dan katak bersamaan. “aku mendengar pembicaraan kalian sejak tadi loo,
bagaimana ceritanya dirimu bisa berada di sungai wahai si keledai?” keledai pun
menceritakan pada kancil “tadi sewaktu aku menyebrang sungai, jembatanya patah dan aku
tercebur, aku minta tolong pada katak, katak malah mengejeku”, katak pun meminta maaf
pada kancil “maaf deeh. aku kan tidak bermaksud mengejek. Kami hanya mencoba memberi
semangat kok, tubuh kami kecil, lalu apa yang bisa kami lakukan untuk menolong mu yang
berbadan besar, walaupun kami hidup disungai ini” si kancil tersenyum, “oww begitu
ketahuilah teman-teman, kita hidup di tempat yang berbeda katak harus hidup di air, karena
katak makan dan berkembang biak di air, sedangkan aku dan keledai hidup di daratan, makan
dan berkembang biak di daratan juga, tapi alangkah baiknya bila kita hidup di tempat yang
berbeda, kita tetap saling tolong menolong, setuju!” nah keledai sekarang kami akan
membantumu, aku akan mengangkat kayu itu satu persatu dari pundak mu agar beban mu
berkurang dan kamu bisa melangkah naik di dasar sungai, akhirnya si keledai bisa keluar dari
sungai tersebut dan keledai berterimah kasih kepada katak dan kancil “terimakasih ya katak
dan kancil kalian telah menolongku!” katak dan kancil menjawab “sama sama keledai”.
Pesan moral: “bahwasanya kita sesama makhluk hidup harus saling tolong menolong, tidak
peduli bagaimana cara kita hidup, dimanapun kita hidup, tidak peduli ras atau golongan
maupun agamanya.”
Pasa suatu hari, datanglah seekor anak singa yang sedang kelaparan. Si ayam yang sedang mencari
makan tak sadar bahwa dirinya diincar anak singa itu untuk dijadikan santapannya. Ketika sedang
lahapnya si ayam menikmati makanannya, tiba-tiba…
“Hahahaaa, makanlah sepuasmu karena sebentar lagi kamu akan aku makan” teriak anak singa.
Ayam kaget, dia sedikit gugup karena dia sendirian kali ini. Namun dia teringat pesan kudanil untuk
selalu tenang menghadapi sesuatu.
“Apa mau mu, singa kecil” ucap ayam.
“Yang aku mau?, kamu lucu sekali ayam, ya tentu saja aku mau memakan kamu karena aku sangat
lapar sekali. Kamu ketakutan ya?. Hahahahaha.” kata singa.
“Takut!!.. Buat apa aku takut. Kamu hanya singa kecil yang masih belajar makan” ejek ayam.
“Kurang ajar kamu ayam, kamu telah menghinaku, rasakan ini” teriak singa.
Tiba-tiba anak singa itu menerkam ayam, ternyata ayam menghindar, singa itu melakukan yang kedua
kali, ayam pun tetap bisa menghindar. Anak singa itu tampak kesal dan marah.
“Ternyata cuma segitu saja kemampuanmu hai singa kecil” ucap ayam.
“Asal kamu tahu, ayam. Aku lah yang paling jago menerkam dibanding anak-anak singa lainnya di
hutan ini.” kata singa.
“Haaahh, paling jago?..Tidak salah aku mendengarnya” ejek ayam.
“Kemampuan seperti itu kamu bilang yang paling jago, hahahahaa..Sombong sekali kamu singa kecil”
tambah ayam.
“Ayahku raja hutan, aku tak takut pada siapapun” kata singa.
Pesan Moral: “Beranilah karena benar dan takutlah karena salah. Kesombongan merupakan akar
dari penyakit yang suatu saat bisa menghancurkan.”
Pada suatu hari ada seekor gajah yang sangat baik, tubuhnya tinggi, besar dan gemuk,
belalainya sangat panjang dan kuat, sepasang gading yang kuat dan kokoh, gajah itu snagat
baik hati, dia selalu memberi makan binatang-binatang yang kelaparan, ia pun selalu
memberikan pertolongan pada mereka yang kesusahan, baik binatang itu yang besar maupun
binatang yang kecil seperti tikus dan semut
Pada suatu hari gajah mengadakan perjalanan yang sangat jauh ia berkeliling hutan dan
bertemu dengan harimau yang sedang kesakitan karena terkena pohon yang jatuh. “gajah-
gajah tolong aku” kata harimau dengan sedikit menahan sakit. mendengar teriakan harimau,
gajah langsung menolong dengan mengangkat pohon yang menghimpit tubuh harimau
dengan belalainya. “terima kasih kawan seandainya kamu tidak segera datang menolongku,
Sikancil berkeliling hutan mencari minum, kancil merasa kecewa karena saat tiba dipingir
rawah dan tepi danau tidak mendapatkan air sedikitpun. satu-satunya yang belum ia datangi
adalah sebuah kolam yang besar yang berada ditangah tengah hutan “sekarang aku harus
pergi ke kolam yang besar itu, mungkin saja disana masih banyak air yang bisa diminum,
mungkin disana aku akan mendapatkan air yang segar” kancil berkata dalam hati, setelah
beberapa saat si kancil berjalan melewati pohon jati, sampailah dikolam itu. “ternyata benar
dugaanku, masih ada air dikolam ini” gumam sikancil, sebenarnya kolam itu kecil dan sangat
dalam ketika musim hujan, tetapi karena musim kemarau air kolam tersebut tinggal separuh
sehingga terlihat seperti kolam yang besar tanpa berfikir panjang sikancil langsung terjun
kedalam. ia merasa sangat gembira karena mendapatkan air minum, ia meminum dengan
sepuas puas tenggorokannya sudah basah dan tenggorokanya sudah pulih kembali, badannya
kini menjadi segar. namun ketika dia akan kembali pulang ia terperosok kedalam kolam
tersebut tolong-tolong gajah mendengar teriakan itu dan langsung menolongnya.
Pesan moral: “mesipun berbadan besar dan kuat kita tidak boleh sombong dan senantiasa
harus saling menolong seperti apa yang dilakukan gajah”
Dahulu pada zaman Nabi Sulaiman, hidup banyak sekali lebah. Salah satu di antaranya
adalah Dodo. Dodo adalah anak lebah yang telah ditinggal mati ibunya. Waktu itu ibunya
meninggal digigit kalajengking. Kini ia hidup sebatang kara. Oleh karena itulah ia
memutuskan untuk hidup mengembara. Hingga akhirnya ia tiba di gurun pasir yang luas. Di
tengah gurun itu Dodo merasa haus dan lapar.
“Aku harus segera mencari makan dan air, tapi aku harus mencari di mana?” pikir Dodo.
Tetapi Dodo tidak mau menyerah. Ia bersikeras mencari makanan dan air. Setelah cukup
lama terbang, dari kejauhan Dodo melihat air dan makanan. Namun setelah mendekat,
ternyata yang dilihatnya hanyalah hamparan pasir yang luas. Maka dengan kekecewaan,
Dodo kembali terbang menyelusuri gurun. Tidak berapa lama kemudian ia bertemu dengan
seekor semut yang sedang kesusahan membawa telurnya. Dodo pun mendekati semut itu.
Mereka bergegas pergi untuk mencari makanan. Setelah cukup lama menyusuri gurun,
mereka menemukan sebuah mata air yang berair bersih dan segar. Di samping mata air itu
Setelah mereka benar-benar kenyang, mereka segera mencari tempat tinggal. Dua hari
kemudian mereka menemukan tempat tinggal yang menurut mereka tepat. Yaitu di sebuah
padang rumput yang luas. Mereka tidak akan kekurangan makanan karena di tepi padang
rumput itu terdapat banyak pohon buah-buahan dan sebuah mata air yang sangat bersih. Didi
dan Dodo hidup dengan rukun. Semakin hari persahabatan mereka semakin erat. Mereka pun
hidup dengan aman, tenteram dan bahagia.
Kelas : VII.
Di sebuah hutan, tinggallah seekor monyet yang sangat nakal dan suka membuat kerusuhan.
Dia bernama Moli. Suatu hari Moli sedang berebut makanan dengan monyet lainnya. Padahal
makanan itu bukan milik Moli, tetapi ia tetap berniat untuk mendapatkannya.
“Hai, Moli. Jangan kau merebut makananku. Kenapa kau suka mengambil milik orang lain?”
“Biar saja, memangnyatidak boleh.terserah saya, dong!” akhirnya monyet pemilik makanan
itu mengalah kemudian monyet itu pulang dan menceritakan sikap Moli kepada warga di
hutan. Monyet itu juga menasehati warga hutan agar tidak berteman dengan Moli dan
menjauhi Moli yang nakal.
Sewaktu Moli melanjutkan perjalanan, ia bertemu dengan monyrt yang pernah diganggunya.
Tetapi Moli enggan meminta maaf, ia malah membuat keributan lagi dengan monyet itu.
Mereka pun saling adu mulut hingga akhirnya terjadi pertengkaran antara mereka. Di tengah
pertengkaran yang kemudian berlanjut pada perkelahian, Moli jatu terpeleset ke jurang yang
sangat dalam. Mulai saat itu tidak terdengar lagi kabar Moli, si monyet yang
nakal.sepeninggal Moli, suasana dalam hutan terasa aman tenteram dan damai.
Di sebuah gurun pasir, hiduplah ular dan tikus pasir. Sebenarnya ular sangat ingin memangsa
tikus. Sedangkan tikus berusaha mencari akal agar ular tidak lagi berniat memangsanya. Saat
itu ular sangat lapar, padahal ia sedang tidak mempunyai sedikit pun makanan. Sedangkan
tikus yang berada tidak jauh dari ular sedang asyik melahap makanannya. Ular merasa tidak
senang melihat kelakuan tikus.
“Dengarkan ucapanku, wahai, tikus yang angkuh! Aku pasti akan mendapatkan tubuhmu
yang mungil dan lezat itu!” teriak ular mengancam tikus.
“Hei, Ular. Berusaha dan bekerjalah. Jangan hanya berani mengancam. Kalau hanya
mengancam, seekor semut pun bisa!” ular sangat marah mendengar ejekan tikus. Ia lalu
kembali ke sarangnya dengan perut yang lapar. Sedangkan tikus masih lahap dengan
makanannya.
Waktu terus berjalan, tetapi ular tidak juga menemukan makanan. Ia juga enggan untuk
keluar dari sarangnya. Sementara itu tikus sudah lelap dalam sarangnya. Ular yang masih
“Hei, Tikus. Aku sudah berada di sebelahmu dan siap untuk menyantapmu!” kata ular
mengagetkan tikus. Tikus segera terbangun dari tidurnya. Sambil berpura-pura menguap, ia
mulai memutar otak agar bisa lolos dari cengkraman ular.
“Tunggu dulu Ular, sahabatku. Kalau kau ingin memakanku, kau harus berpikir dulu. Kita
hanya berdua di sini, tidak ada hewan lain. Jika kau memakanku maka kau akan sendiri. Kau
tidak akan mempunyai teman yang dapat kauajak mencari makan. Kalau begitu kau tidak
akan makan dan akhirnya kau akan mati!” sejenak ular terdiam. Ia mencoba merenungkan
nasehat tikus.
“Jadi kita tidak bisa hidup sendiri?”
“Tentu. Bukankah kita bisa berteman dan tentunya kita dapat mencari makan bersama.
Bukankah itu lebih menyenangkan daripada nantinya setelah kau memakanku kau hanya
akan hidup sendiri.” Ular mengangguk tanda mengerti.
“Baiklah kalau begitu maafkan aku!” Tikus pun memaafkan ular. Mereka tersenyum bahagia,
kemudian beranjak mencari makanan bersama-sama.
Di sebuah tembok rumah yang indah, terdapat beberapa ekor cicak yang sedang melata. Salah
satunya adalah cicak buruk rupa yang nasibnya selalu malang. Ia selalu diejek oleh teman-
temannya.
Suatu hari, ia merambat pada sebuah dinding sambil merenung. Berbagai bayangan dan
impian menyatu dalam pikirannya.
“Nyamuk-nyamuk itu juga berhak hidup seperti kita. Jadi kita tidak berhak merampas
kehidupan yang diberikan Tuhan pada nyamuk nyamuk itu. Bukankah kita bisa mencari
makanan yang lain, yang tidak merugikan makhluk lain?” mendengar itu, cicak-cicak sadar
kalau selama ini mereka telah berbuat salah. Mereka segera meminta maaf pada cicak. Dan
mereka berjanji tidak akan menyakiti, bahkan memakan nyamuk lagi. Cicak merasa puas. Ia
bisa menyadarkan teman-temannya, juga melindungi nyamu, sahabatnya. Hari ini cicak
sangat senang, karena hari ini ia dapat berguna bagi makhluk lain.
Di sebuah sungai terdapat sekelompok katak yang sedang berenang. Salah satunya bernama
Kungkong. Kungkong mempunyai sifat baik hati. Suatu haru Kungkong bertemu dengan
Pori, siput yang hendak menyeberangi sungai. Padahal air sungai sedang meluap.Kungkong
pun berniat memberi bantuan.
“Tolong, tolong aku!” Kungkong yang telah pergi meninggalkan Pori mendengar teriakan
Pori. Sejenak ia terdiam sambil berusaha menangkap suara minta tolong yang datang dari
arah sungai. Kungkong berniat menolong, kemudian ia pun berlari menuju sungai.
“Untuk apa kita menyelamatkan Pori yang sombong dan tidak tahu terima kasih itu?” jawab
teman-temannya.
Dengan tekad yang bulat, kungkong menyelam dalam sungai seorang diri. Ia berusaha
mencari Pori yang ternyata ada di dekat bebatuan. Kungkong segera membawanya ke darat.
Setelah sadar dari pingsannya, Pori mengucapkan banyak terima kasih pada kungkong. Ia
juga meminta maaf atas perbuatannya. Pori juga merasa malu karena telah menghina maksud
baik Kungkong. Kungkong juga meminta maaf kata-katanya telah menyakiti hati Pori.
Mereka tersenyum bahagia. Mulai saat itu Kungkong dan Pori menjadi sahabat yang sangat
erat.
Di sebuah taman tinggallah seekor semut dan lebah. Mereka ingin sekali berebut
kemenangan. Pada pagi yang cerah ketika lebah sedang terbang ke sana-kemari, dia baru
menemukan ide untuk mempersiapkan kemenangan lomba dengan semut.
Lebah berkata,”Hai, semut aku sudah punya ide. Bagaimana kalau kita berlomba mencari
madu yang ada di taman ini?”
Semut menjawab,”Oke, aku setuju.”
Pada waktu perlombaan dimulai, semut berbuat curang. Dia memanggil teman-temannya
untuk menempatkan dirinya masing-masing di beberapa pohon. Ketika lebah sudah
menemukan madu di sebuah pohon, dia sangat bahagia. Lebah merasa dirinya yang paling
hebat dan cerdik, tapi dia terkejut ketika melihat seekor semut sedang menghisap madu di
pohon itu. Lebah merasa dipermainkan.
Pada suatu hari, lebah terbang ke sana-kemari mencari makanan. Tapi ketika lebah terbang di
dekat sarang semut, dia mendengar dan melihat sekelompok semut sedang membicarakan
perlombaan dengan lebah dan berniat jahat untuk mengalahkan lebah. Lebah baru tahu apa
yang dilakukan semut dalam perlombaan ini.
Ketika siang hari yang cerah, lebah membalas perbuatan kepada semut. Lebah memanggil
teman-temannya untuk menghancurkan sarang semut. Dengan tiba-tiba sekelompok lebah
menyerbu sekelompok semut. Akhirnya semut menyerah kepada lebah. Karena semut takut
kalau rahasianya akan terbongkar, dia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan semua ini.
Semut sadar kalau selama ini dia telah berbuat tidak baik kepada lebah, dia langsung
meminta maaf. Lebah juga minta maaf dan dia juga memaafkan semut. Akhirnya mereka
berjanji akan selalu menjadi sahabat yang baik dan setia.
Di sebuah hutan, tinggallah binatang-binatang yang kehidupannya aman dan tenteram. Tetapi
sejak kedatangan harimau buas, sering terjadi kerusuhan di hutan karena harimau itu sering
mengacau. Namun ada satu binatang yang berani menentang harimau, yaitu Pena si kucing
jantan.
Sampai suatu hari, harimau yang biasa dipanggil Harim, membuat keributan di rumah Pena.
Pena yang melihat kalau Harim sedang mengacau di rumahnya. Ia merasa sangat kasihan
pada orang tuanya karena itu ia segera mengambil tindakan. Pena berusaha mengalih kan
perhatia Harim
“He..Harim, keluarlah, kalau kamu jantan kejarlah aku!” Pena sengaja berkata dengan keras.
Mendengar teriakan Pena Harim merasa ditantang. Ia pun segera keluar dari rumah Pena dan
mulai mengejar Pena yang telah berlari cukup jauh. Sedangkan itu Pena yang sedang dikejar
“Sekarang kamu mau kemana, ha?” kata Harim sambil memamerkan giginya
“Tunggu dulu Harim! Kalau kau mau memangsaku, kau harus kalahkan dulu temanku yang
hendak menantangmu. Dan temanku itu bersembunyi dalamsana.” Kata Pena sambil
menunjuk pada sumur tua itu.
Kemudian Harim mendekati sumur dan ia segera menunjukkan giginya yang runcing. Tapi
alangkah kagetnya Harim, karena hewan yang ada dalam sumur itu mengikuti gerakannya
dengan sangat mirip. Harim memamerkan cakarnya yang tajam, tapi hewan itu juga
menirukannya dengan persis. Kini Hari sangat marah . tanpa berpikir panjang ia segera
melompat masuk dalam sumur. Dan tidak lama kemudian Harim telah mati.
Pena tersenyum puas karena dapat mengelabuhi Harim. Sebenanya ia tidak tega. Tetapi itu
adalah balasan yang setimpal atas perbuatannya pada binatang penghuni hutan. Karena
kecerdikannya itu, ia di kenal sebagai hewan yang cerdik, pandai, cerdas dan pemberani.
Di sebuah sungai, tinggallah sekelompok buaya yang dipimpin oleh seorang raja yang arif
bijaksana. Raja buaya selalu memikirkan kehidupan rakyatnya, sehingga raja sangat
disayangi dan dicintai rakyatnya. Rakyat buaya pun hidup makmur dan tenteram.
Pada musim penghujan, keadaan buaya sedang menderita karena banjir melanda sungai.
Rakyat buaya kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Melihat rakyat buaya menderita,
raja merasa harus bertanggung jawab atas rakyatnya. Semakin hari raja semakin prihatin
melihat pemderitaan yang dialami rakyatnya. Akhirnya raja memutuskan untuk membagikan
makanan yang disimpannya untuk berjaga-jaga sewaktu musim hujan tiba. Dengan segera
raja mengutus kedua patihnya untuk membagikan makanan itu pada rakyatnya secara adil.
Kedua patih kepercayaan raja buaya dengan senang hati menerima titah rajanya.
Kedua patih itu segera membagi-bagikan makanan seperti apa yang diperintahkan raja.
Namun pada waktu itu patih Karta melihat patih Narta mengurangi setengah dari makanan
yang akan dibagikan pada rakyat.
“Hai, Patih Narta. Kenapa kau memakan sebagian makanan yang seharusnya diberikan pada
rakyat?” Namun rupanya patih Narta tidak mempedulikan larangan patih Karta. Ia bahkan
Dengan sabar patih Karta menasehati patih Narta. Namun patih Narta justru mengejek
nasehat patih Karta sehingga terjadilah adu mulut antara keduanya.
“Apa hakmu melarangku berbuat sesuatu yang aku sukai?”
“Tapi ini makanan milik rakyat! Lihatlah di luar sana rakyat buaya sangat menderita. Mereka
sedang kelaparan! Kalau kau terus begini, kau akan kulaporkan kepada raja, agar kau
dihukum dengan setimpal!”
Namun belum sempat Patih Karta melapor ke raja, Patih Narta menyerangnya dari belakang.
Di antara mereka terjadi perkelahian hebat. Keduanya sama-sama kuat. Namun di mana pun
kejahatan pasti kalah oleh kebenaran. Begitu juga dengan patih Narta. Ia pun mati.
Kematiannya bukan karena serangan patih Karta, melainkan kepalanya membentur batu besar
di tepi sungai karena terlalu bernafsu menyerang Patih Karta.
Hari itu juga Patih Karta melaporkan kejadian itu pada raja buaya. Ia juga menceritakan
tingkah laku Patih Narta. Mendengar itu raja buaya sangat bangga pada Patih Karta yang
sangat setia padanya. Sejak itu kehidupan rakyat buaya semakin aman dan tenteram karena
dipimpin raja yang arif dengan seorang patih yang sangat setia.
Seekor Anjing
Pagi yang begitu patah dengan rasa si Anjing dalam menanamkan hatinya pada kupu-kupu
yang sedang menari-nari di taman saat si Anjing menjaga rumah majikannya yang bernama
pak Bolot. Keharuan si Anjing datang di saat tarian kupu-kupu semakin indah dan semakin
lucu.
Si Anjing mencoba untuk menirukan tarian kupu-kupu, namun tidak dapat dicapainya.
Anjing berkata.
“Kenapa aku tidak bisa seperti mereka., padahal kata pak Bolot aku cantik?” kata si Anjing
kesal
“Percuma aku cantik kalau tidak dapat menari.” Si Anjing tetap mencoba menirukan kupu-
kupu tetapi ia tetap tidak bisa.
Dengan keharuan itu si Anjing menangis. Si Kupu menangkap suara tangisan si Anjing, lalu
mendekatinya.
“Anjing, kenapa kau menangis?” tanya si Kupu.
“Aku tidak bisa menari dan terbang sepertimu! Padahal kata majikanku aku sangat cantik.”
Setelah beberapa hari. Si Anjing merusak taman di sekitar rumah pak Bolot, agar si Kupu
bersama teman-temannya tidak lagi dapat menari-nari di taman. Setelah beberapa lama,
datanglah si Kupu bersama teman-temannya. Si Kupu melihat si Anjing yang sedang
merusak taman menjadi marah.
Ternyata si Anjing telah menganggap kalau kupu-kupu telah mencuri madu yang ada pada
bunga. Pak Bolot tersenyum, ia kemudian menjelaskan bahwa kupu-kupu tidak mencuri
madu. Pandai menari, terbang dan menghisap madu adalah kodrat setiap kupu-kupu. Si
Anjing kini sadar akan kesalahannya. Ia segera minta maaf pada si Kupu dan teman-
temannya, maupun pada pak Bolot.
Disebuah danau hiduplah dua binatang bernama katak dan ular air. Katak tersebut
melompat lompat disekitar danau karena ia termasuk hewan yang suka ingin tahu. Katak
tersebut ingin mencari kegiatan baru dengan cara berpetualang disekitar danau. Dengan
senangnya sang katak melompat lompat menjauhi danau. Iapun terkejut karena ada semak
semak yang goyang. Ternyata dibalik semak semak tersebut muncullah ular piton. Katakpun
kaget dan berusaha menjauhi ular piton, kemudian ia berusaha kembali ke danau lagi.
Sebelum katak menjauhi ular, ternyata si piton menyadari keberadaan katak. Ular tersebut
berusaha mendekati katak dan merayap dengan cepat.
Setelah ular dekat dengan katak, ia segera mengangkat kepalanya dengan tinggi dan
berkata, “ Hai katak gemuk apa yang kau lakukan dihutan ini?” Katak tersebut takut dengan
ular dan berusaha untuk menjauh. Sang ular pun berkata bahwa ia tak akan memakan katak
karena ia sudah memakan kelinci kecil. Kemudian sang kata berkata, “ Aku ingin berpetulang
dan mencari kegiatan baru”. Sang ular menawarkan petualangan yang seru dan katakpun
mau. Apabila katak ingin mencoba petualangan baru, ia harus menjelajahi hutan sendirian.
Katakpun belum pernah menelusuri sekitar hutan karena ia takut dimangsa hewan hewan
buas lainnya.
Pesan moral dari contoh cerita fabel singkat diatas yaitu jauhilah niat buruk terhadap orang
lain karena dikemudian hari akan merugikan kita.
Pada jaman dahulu hiduplah dua binatang dihutan yang luas. Binatang itu ialah
kelinci dan siput. Kelinci tersebut memiliki sifat sangat sombong dan pemarah. Bahkan sang
kelinci sering meremehkan hewan hewan lainnya. Ketika ia berjalan jalan disekitar hutan,
kelinci itu bertemu sang siput berjalan dengan lambatnya. Kelinci berkata, “ Siput, apa yang
kamu lakukan disini?” Siput menjawab,” Aku sedang mencari penghidupan.” Kelinci tersebut
malah marah karena ia berpikir sang siput hanya berlagak mencari penghidupan. Si siput
berusaha menjelaskan maksud jawabannya tadi namun kelinci tetap saja marah bahkan ia
juga mengancam akan menginjak tubuh siput.
Akhirnya siput menantang adu kecepatan dengan kelinci. Mendengar tantangan
tersebut sang kelinci marah besar. Ia menerima tawaran siput dan berkata dengan keras agar
hewan hewan lain menjadi saksi perlombaan lari antara kelinci dengan siput. Hari
perlombaan tiba, kelinci dan siput tadi berlomba lari untuk sampai kefinish. Namun
sebelumnya si siput memiliki akal untuk meminta siput siput lainnya berada di titik titik jalur
lomba lari sampai ke finish. Hal ini dikarenakan cangkang semua siput memiiliki kesamaan,
Pesan moral contoh cerita fabel singkat diatas ialah jangan suka meremehkan orang lain
dengan kesombongan kita. Kesombongan tersebut akan membuat kita rugi dan menyesal
dikemudian hari.
Suatu hari ada seekor kerbau mencari gajah didalam hutan. Kerbau tersebut mencari
gajah untuk menemaninya mencari makanan dihutan. Setelah lama mencari akhirnya kerbau
melihat gajah yang sedang berjalan. Gajah tersebut mau menemani kerbau untuk mencari
makanan, tetapi sebelum bertemu gajah sang kerbau menemui harimau terlebih dahulu. Sang
kerbau juga meminta harimau untuk menemaninya mencari makanan dihutan dan harimau
menerima ajakannya. Setelah kerbau mengumpulkan gajah dan harimau. Kemudian mereka
berusaha melakukan perburuan makanan bersama. Mereka berusaha menangkap hewan
hewan lain dan merebut makanan hewan lain juga. Ketiga hewan itu bekerja sama untuk
memburu makanan dihutan.
Hewan hewan tersebut mulai dari pagi sampai sore mencari makanan. Mereka
berhasil menangkap hewan lain dan merebut makanannya. Berbagai jenis makanan
dikumpulkan mulai dari buah buahan sampai hewan hewan hidup. Harimau menunjuk kerbau
untuk membagi makanannya. Kerbau tersebut menghitung banyaknya makanan dan
Pesan moral dari contoh cerita fabel pendek diatas ialah jangan memiliki sifat serakah dan
kurang agar tidak dijauhi oleh orang lain. Karena pada suatu hari kita akan membutuhkan
bantuan orang lain juga. Namun pada akhirnya orang lain tidak mau untuk membantu kita.
Disebuah hutan ada pemburu yang ditemani anjingnya. Ia mencari hewan hewan
hutan untuk dimangsanya. Anjing tersebut dilatih untuk memburu hewan hewan dihutan.
Pemburu tersebut akhirnya mencari buruannya bersama sang anjing. Ditengah tengah
pemburuannya, ia melihat kancil sedang makan. Ia berusaha mengejar sang kancil sampai
akhirnya sang kancil tertangkap. Sang kancil berusaha keras mengindari pemburu dan
anjingnya. Namun apa daya dia malah tertangkap dan dimasukkan ke dalam kandang. Sang
kancil termasuk hewan yang cerdik dihutan. Ia berusaha keluar dari kandang tesebut. Sang
kancil berusaha menipu anjing tadi agar ia bisa membantu mengeluarkannya dari kandang.
Kancil berkata bahwa ialah yang disayang oleh pemburu karena kancil diberikan makanan
yang banyak dan diberikan kasih sayang lebih. Ia juga berkata bahwa anjing tadi akan
digantikan oleh kancil.
Dengan berpikir panjang akhirnya anjing berhasil ditipu oleh sang kancil. Ia termakan
kata katanya dan tidak terima atas perkataan kancil. Akhirnya anjing membuka pintu kandang
dan mengusir kancil dari tempatnya. Anjing juga mengancam kancil apaila ia masih
mendekati pemburu, ia akan dimangsa oleh anjing. Sang kancilpun menjauhi temoat pemburu
tadi dan berusaha meloloskan diri. Sang pemburu datang untuk mengambil buruannya.
Melihat buruannya yang lepas membuat pemburu sangat marah. Pemburu tadi akhirnya
Pesan moral dari contoh cerita fabel diatas ialah apabila kita mempunyai semangat dan
keinginan kuat untuk mewujudkannya. Maka cepat atau lambat pasti keinginan tersebut akan
terwujud.