Anda di halaman 1dari 5

RANGK

UMAN
PELAJAR
AN
MULOK
BAHASA
PEMBELAJARAN I
CERITA LUCU BANJAR
GUT TUAN
PEMBELAJARAN II
HURUF KAPITAL

Ada beberpa fungsi huruf kapital digunakan dalam sebuah kata atau kalimat. Berikut
macam-macam penggunaan huruf kapital.

Huruf kapital digunakan untuk awalan kata dipermulaan kalimat.


- Contohnya:
Ading ulun babaju habang.

Huruf kapital digunakan untuk huruf permulaan petikan langsung


- Contohnya:
Lina Batakun “Ibu guru, besok kita jadikah kemuseum?”
Ibu Guru menjawab, “Inggih nak, esok kita jadi ke museum.”

Huruf kapital digunakan untuk kata yang bersifat kerohanian atau menyangkut tentang
agama.
- Contohnya:
Allah
Islam
Insya Allah

Huruf kapital digunakan untuk gelar kehormatan, keturunan.


- Contohnya:
Nabi Muhammad
Gusti Khairul

Huruf kapital digunakan untuk unsur jabatan, pangkat.


- Contohnya:
Lurah Dimas
Walikota Banjarbaru
Gubernur Kalimantan Selatan

Huruf kapital digunakan untuk nama orang


- Contohnya:
Halimatus Sa’diah
Nisa Anggraeni

Huruf kapital digunakan untuk nama suku, bangsa dan bahasa


- Contohnya:
Suku Dayak Manyan
Bahasa Banjar
Bangsa Indonesia
Huruf kapital digunakan untuk tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
- Contohnya:
tahun Hijriah
ari Arba

Huruf kapital digunakan untuk nama tempat


- Contohnya:
Pulau Kambang
Pulau Jawa

Huruf kapital digunakan untuk singkatan gelar, pangkat, dan sapaan


- Contohnya:
Gt (Gusti)
S.Pd (Sarjana Pendidikan)
Yth. (Yang terhormat)

Huruf kapital digunakan sebutan dalam kekeluargaan


- Contohnya
Wayahapa puan datang Julak?
Isuk Nini Iti datang dari Pangkalambun
PEMBELAJARAN III
PARIBAHASA

Peribahasa atau paribahasa adalah sebuah kalimat atau kata khiasan yang memiliki
arti sendiri. Biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari baik untuk memuji, atau
menasehati atau mengejek. Berikut contoh-contoh paribahasa banjar.

1. Asa ludah hantu = makanan atau minuman yang tidak sedap atau tidak enak
2. Bukah kada katahanan = orang yang terlalu takut akhirnya lari terbirit-birit
3. Digatuh gun rabah = orang yang lemah, tak punya tenaga lagi
4. Ganal suap pada muntung = mengingatkan pada kita bahwa jangan mengikuti
hawa nafsu, apa yang kita butuhkan harus menyesuaikan dengan keadaan
5. Diigut layat dibuang sayang = menggambarkan orang yang suka berteman, tapi
sering berkelahi.
6. Harat pada kumandan = mengibaratkan orang yang sombong, merasa dia yang
paling hebat
7. Jariji manyugi landak = mengibaratkan perempuan yang cantik, putih, bersih.
8. Kada titik banyu diganggam = mengibaratkan orang yang sangat pelit
9. Kaya api dikubui = orang yang marah-marah, ketika ada yang memberikan
informasi tiba-tiba diam
10. Kaya dayuhan lawan intingan = menasehati untuk kakak beradik harus saling
mengerti, jangan saling iri dengki seperti dayuhan dan intingan
11. Mancari bagandang nyiru = orang nang ngalih didapat
12. Pahabisan burung babunyi = mengibaratkan orang yang jauh berada tak pernah
terlihat lagi
13. Panas-panas tahi ayam = orang yang awalnya saja semangat, diakhir-akhir jadi
malas dan tidak semangat lagi
14. Tabuati jukung miris = masuk dalam perkumpulan/perusahaan/tempat kerja yang
memiliki banyak maslah, jadi orang yang ada didalamnya pun ikut punya
masalah juga.
15. Talinga rinjing= orang yang suka mendengar percakapan orang lain, kemudian
apa yang didengarnya diceritakan lagi ke orang lain.

Anda mungkin juga menyukai