Pesan moral yang dapat diambil dalam cerita pinokio adalah jangan suka
berbohong kepada orangtua karena nantinya anda akan mendapat kesusahan dan
juga jangan menjadi anak yang bodoh karena bisa ditipu oleh orang yang licik.
Dongeng Rapunzel
Suatu ketika tersebutlah pasangan suami istri yang sangat mendambakan seorang anak.
Rasa sedih dan sepi selalu menyelimuti mereka saat itu. Tapi sekian lama berlalu, sang istri
pun menunjuka tanda bahwa di hamil. Mereka pun sangat senang akan hal itu.
Tapi kesenangan mereka tidak bertahan lama. Sang istri jatuh sakit. Sang suami pun
bingung karena tidak ada obat atau orang yang bias menyembuhkannya. Tapi tiba-tiba ada
seorang wanita tua yang menyarankan untuk memakan bunga rampion yang hanya tumbuh
di balik bukit.
Sang suami pun pergi untuk mengambil bunga tersebut untuk dijadikan obat untuk istrinya.
Ternyata tempat dimana bunga tersebut tumbuh merupakan wilayah dari seorang penyihir
jahat. Sang suami pun tidak mempuyai pilihan lain, jika dia tidak mendapatkan bunga
tersebut istrinya akan meninggal. Dia akhirnya memberanikan diri untuk mengambil bunga
tersebut. Tapi sayang usahanya gagal, penyihir jahat pemilik kebun dimana bunga rampion
itu tumbuh memergoki sang suami sedang mencuri bunga dikebunya.
"Berani sekali kamu, mencuri bunga di kebun kesayangan ku!!!" Kata sang penyihir murka.
"Ku mohon ampunilah saya. Istri saya sedang mengandung dan sekarang sedang jatuh
sakit. Hanya bunga rampion ini lah yang bisa menyembuhkannnya." Sang suami memohon
"Kamu boleh membawa bunga rampion dari kebun ku sebanyak yang kamu butuhkan. Dan
saya juga memaafkan atas tidakkan mu ini. Tapi dengan satu syarat. Kamu harus
menyerahkan anak yang kelak lahir kepada ku. Tenang saja, saya akan memperlakukan
anak itu seperti anak ku sendiri" Kata sang penyihir.
Sang suami pun bingung. Akhirnya dia memilih untuk menyetujui syarat tersebut untuk
keselamatan istri, dirinya sendiri dan anak yang kelak lahir. Dan ketika bayinya lahir, sang
penyihir pun muncul dan memberi bayi tersebut nama Rapunzel dan mengambilnya dari
pelukan orang tuanya.
Rapunzel tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Ketika dia berumur 12 tahun, sang
penyihir mengurungnya di sebuah menara di tengah hutan. Menara tersbut tidak memiliki
tangga atau pintu, hanya sebuah jenela kecil di bagian atas menara. Dan ketika sang
penyihir datang berkunjung, dia memerintahkan Rapunzel untuk menurunkan rambutnya.
Yup, Rapunzel dikaruniai rambut yang sangat cantik, panjang dan berkilau seperti emas.
Rapunzel harus menurukan rambutnya tersebut melalui jendela ke bawah dan dengan
rambut Rapunzel itu lah sang penyihir bisa naik ke atas menara.
Setelah beberapa tahun hidup dalam menara. Seorang pangeran tampan yang sendang
berburu di hutan tanpa sengaja mendengar nyanyian merdu yang berasal dari menara
tersebut. Dia mencoba mencari tahu dan ingin masuk ke dalam menara tersebut tapi dai
tidak menemukan pintu atau tangga untuk naik ke atas. Sang pangeran pun putus asa dan
memutuskan untuk pulang. Tapi nanyian yang dia dengar menyentuh hatinya. Oleh karena
itu setiap hari dia pergi ke hutan dan mendengarnya. Suatu waktu dia melihat seorang
penyihir datang ke menara tersebut dan berkata:
Seperti biasa Rapunzel pun menurunkan rambutnya untuk penyihir tersebut naik ke atas.
Ke esokan harinya, sang pangeran pun datang dan mecoba cara yang sama seperti yang si
penyihir itu lakukan. Dia berkata
"Rapunzel, Rapunzel,, Ulurkan rambutmu ke bawah untuk saya."
Berhasi! Rambut Rapunzel pun jatuh kebawah dan sang pangeran pun memanjat ke atas.
Rapuzel pun terkejut dan takut ketika ternyata sang pangeranlah yang naik ke atas.
Rapunzel belum pernah bertemu dengan orang selain si penyihir. Tapi tutur kata sang
pangeran yang halus dan sipatnya yang bershabat, rasa takut Rapunzel pun hilang. Sang
pangeran pun menceritakan kenpa dia sampai berani masuk ke menara tersebut. Rapunzel
sangat terkejut saat kemudian sang pangeran memintanya untuk menikah dengannya. Dan
Rapunzel pun berkata iya.
"Saya akan pergi bersama kamu, tapi saya tidak tahu bagaimana keluar dari sini. Bawakan
saya sebuah gulungan sutra setiap kamu datang. Dan aku akan menenun tali dari sutra
tersebut. Ketika tali itu sudah siap, saya akan turun dan bawa aku ke istana."
Mereka pun setuju dan meminta sang pangeran untuk datang malam hari karena sang
penyihir akan datang di siang hari. Tapi suatu ketika, ketika sang penyihir memanjat ke atas,
Rapunzel mengeira itu merupakan sang pangeran yang dia sayangi.
"Pangeran ku sayang, kenapa kamu begitu berat hari ini?" Rapunzel berkata.
"Pangeran???" sang penyihir terkejut. "Saya kira, saya sudah memisahkan mu dari dunia
luar. Ternyata saya salah." Kata sang penyihir dengan marah.
Dengan murka sang penyihir mengambil gunting dan munggunting rambut panjang Rapuzel
dan membuang Rapuzel ke gurun pasir. Kemudian sang penyihir mengikatkan rambut
Rapunzel di jendela untuk mencari tahu siapa orang yang mengunjungi Rapunzel setiap hari.
Benar saja sang pangeran pun datang, sang penyihir pun menurunkan rambut Rapunzel
yang telah dipotong tersebut.
Ketika sang pangeran naik ke atas, dia terkejut, bukan Rapunzel yang dia temukan malah
penyihir jahat yang ada.
"Ahhha..Rapunzel telah pergi. Kamu tidak akan pernah menjempainya lagi untuk
selamanya." Kata penyihir dengan jahat.
Sang pangeran sedih dan merasa putus asa. Akhirnya dia melompat dari menara untuk lari
dari penyihir tersebut. Tapi sayang, duri menusuk ke dua matanya ketika jatuh. Sang
pangeran pun menjadi buta. Dia merasa terluka dan berjalan tak tentu arah meratapi
nasibnya yang kehilangan wanita yang dia cintai. Sekian lama berjalan tak tentu arah,
samapi membawanya ke gurun pasir dimana Rapunzel di buang. Di situlah sang pangeran
mendengar nyanyian merdu yang tidak akan pernah dilupakannya. Ya, nyanyian merdu itu
milik kekasihnya, Rapuzel.